BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
6
SKRIPSI
KHARISMA NISA
berhubungan dengan pulpa yang telah nekrotik, stimulasi termal juga akan
menunjukkan respon yang negatif (Crawford, 2008, p.148).
7
SKRIPSI
KHARISMA NISA
8
SKRIPSI
KHARISMA NISA
Respon
imun
humoral
bertanggung
jawab
terhadap
serangan
9
SKRIPSI
KHARISMA NISA
10
SKRIPSI
KHARISMA NISA
2.2 Mastosit
Mastosit adalah sel mobile, yang berasal dari sumsum tulang (bone
marrow). Mastosit terdiri dari granula yang mengandung sel imun. Mastosit dapat
ditemukan pada seluruh jaringan ikat, mukosa, dan pada sistem saraf. Dalam
rongga mulut, mastosit ditemukan pada seluruh jaringan termasuk pada pulpa,
namun pada pulpa keberadaan mastosit sulit untuk dideteksi. (Laurence, 2003
p.188).
Mastosit juga mempunyai fungsi sebagai sel yang mampu melepaskan
mediator kemotaktik dan menstimulasi sel imun yang lain, seperti makrofag dan
neutrofil. Selain itu mastosit juga bisa berperan sebagai Antigen Presenting Cell
(APC) yang mengekspresikan Major Histocompability Complex (MHC) klas I dan
klas II bagi sel T (Laurence, 2003, p.188).
Pada lesi inflamasi rongga mulut, granula mastosit dapat teridentifikasi
dari granula eksterna dan pelepasan kandungan granula mastosit pada jaringan
interseluler, yang terlihat dengan pewarnaan toulidin blue staining dan chymase
immunohistochemistry (Laurence, 2003, p.190).
11
SKRIPSI
KHARISMA NISA
Gambar 2.4. Sel mastosit dengan pewarnaan Giemsa, dan dilihat dengan oil emmerse
pada pembesaran 1000x, pada kasus ini terdapat lima sel mastosit pada satu
lapangan pandang (Mahjoub et al, 2009 p.2).
12
SKRIPSI
KHARISMA NISA
Gambar 2.5 Sel Mastosit (tanda panah) pada pasien hypersensitivity pneumonitis (HP) dengan
pewarnaan Giemsa pada perbesara 400x (Taniuch et al, 2009, p. 6)
Gambar 2.6 Morfologi karakteristik dari mastosit yang diambil dari endotel
pembuluh darah vena pada perut, diwarnai dengan toluidine blue (E) adalah
epitel sel basal (Laurence, 2003 p.189)
13
SKRIPSI
KHARISMA NISA
Gambar 2.7 (A) Granula mastosit yang diwarnai dengan toluidine blue (B) Kimase, (C)
TNF (Laurence, 2003 p.189)
14
SKRIPSI
KHARISMA NISA
dari periapikal granuloma dan kista radikuler. Peran mastosit pada pertahanan
tubuh sebagai sel efektor yang membangkitkan imunitas dan respons terhadap
mikroorganisme. Mastosit juga memainkan peran penting dalam imunopatologi
dan reaksi hipersensitifitas tipe cepat dan lambat. Selain itu juga memainkan
peran pada patogenesa dari inflamasi kronik dalam membangkitkan dan menjaga
keseimbangan mekanisme pertahanan tubuh melawan infeksi (Rodini, 2004,
p.59).
15
SKRIPSI
KHARISMA NISA
Bersamaan dengan rangsangan antigen terhadap sel T, sel B juga akan tersensitasi
(Roeslan, 2002, pp. 48-52). Di bawah pengaruh IL-4, akan terjadi proses
perubahan isotip rantai berat sel B menjadi sel plasma dan memproduksi IgE
(Gambar 2.7). Selanjutnya IgE akan berikatan dengan reseptor Fragment
Cystalitin (Fc) pada permukaan mastosit (disebut FcRI). IgE akan berfungsi
sebagai reseptor antigen pada permukaan mastosit (Abbas, 2002,pp.440-4).
Gambar 2.8 Skema mekanisme respons imun yang menggambarkan pentingnya limfosit T
dalam sistem imunoregulator. Sel Th yang teraktivasi antigen, mengaktifkan sel B yang
diikuti bangkitnya imunitas humoral. (Abbas, 2002, p.440)
16
SKRIPSI
KHARISMA NISA
Gambar 2.9 Aktivasi sel B mensekresi IgE dan selanjutnya terikat pada mastosit,
terjadi degranulasi dan diikuti pelepasan mediator-mediator (Abbas, 2002, p.444)
17
SKRIPSI
KHARISMA NISA
b. Granula makromolekul
Granula makromolekul yang dihasilkan adalah neutral serine
protease dan proteoglikan yang termasuk neutral serine protease, seperti
triptase dan kimase (Abbas, 2002,p. 434). Kimase adalah mediator
spesifik mastosit yang tidak ditemukan pada basofil (Laurence, 2003
p.189).
18
SKRIPSI
KHARISMA NISA
Fungsi dari enzim ini secara in-vivo belum diketahui secara jelas,
namun secara in-vitro aktivitas enzim ini sangat penting. Triptase dapat
membelah fibrinogen dan aktifitas kolagenase, lebih dan itu dapat
menyebabkan kerusakan jaringan (Abbas, 2002, p.434). Kimase dapat
merubah angiotensin I menjadi angiotensin II. Angiotensin II mempunyai
efek yang penting pada regulasi mikrosirkulasi termasuk kontraksi otot
halus dan peningkatan permiabilitas vaskuler (Toru, 1997, p.67). Kimase
dan triptase mastosit dianggap mempunyai peranan yang penting pada
kerusakan struktur protein membran basal pada oral lichen planus
(Laurence, 2003, p 190). Rodini, et al (2004, p. 60) menyebutkan triptase
yang dihasilkan oleh mastosit pada kista berperan dalam proses resorbsi
tulang selama proses pertumbuhan dan pembesaran kista.
Prostaglandin D2 (PGD2)
ii.
iii.
19
SKRIPSI
KHARISMA NISA
b. Sitokin
Sitokin adalah mediator peptida yang penting dalam sistem
imun. Sitokin berfungsi mengatur naik-turunnya respons imunologik,
inflamasi, dan penyembuhan host dari kerusakan. Dalam fungsinya
sebagai sinyal interseluler, sitokin mengatur respons inflamasi lokal
dan sistemik. Sitokin mengatur reaksi host terhadap antigen asing
dengan cara mengatur pertumbuhan, mobilitas, diferensiasi leukosit
serta sel-sel lainnya, dan juga interaksi yang kompleks antara limfosit,
sel radang, elemen seluler di dalam jaringan (Roeslan, 2003, p.55).
Beberapa
biologinya,
sitokin
misalkan
diberi
nama
macrophage
sesuai
activation
dengan
aktivitas
factor
(MAF),
20
SKRIPSI
KHARISMA NISA
21
SKRIPSI
KHARISMA NISA
22
SKRIPSI
KHARISMA NISA