Anda di halaman 1dari 10

Mengenal perbedaan ukuran sensor dan kualitasnya

Mengatur kualitas gambar (RAW dan JPG)

Mengenal plus minus berbagai jenis kamera digital

Mengenal fokal lensa, zoom dan contohnya

Tips memilih mode kamera untuk berbagai situasi

Memahami auto fokus dan manual fokus

Pengaturan setting flash, WB, drive mode, picture style, efek kreatif

Tips menghadapi cahaya yang kontras

Tips merawat kamera

Bahas aksesoris penunjang : Tripod, filter

Mengenal kelebihan kelemahan berbagai jenis kamera

Mengatur setting dasar kamera digital

Membuat foto yang baik untuk berbagai situasi

Paham cara menangani kamera, merawat dan menyimpan

Paham memilih berbagai jenis filter dan kapan pemakaiannya.

Kamera
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kamera

Kamera adalah alat paling populer dalam aktivitas fotografi. Nama ini didapat dari camera
obscura, bahasa Latin untuk "ruang gelap", mekanisme awal untuk memproyeksikan
tampilan di mana suatu ruangan berfungsi seperti cara kerja kamera fotografis yang
modern, kecuali tidak ada cara pada waktu itu untuk mencatat tampilan gambarnya selain
secara manual mengikuti jejaknya. Dalam dunia fotografi, kamera merupakan suatu peranti
untuk membentuk dan merekam suatu bayangan potret pada lembaran film. Pada kamera
televisi, sistem lensa membentuk gambar pada sebuah lempeng yang peka cahaya.
Lempeng ini akan memancarkan elektron ke lempeng sasaran bila terkena cahaya.
Selanjutnya, pancaran elektron itu diperlakukan secara elektronik. Dikenal banyak jenis
kamera potret.
Kamera berawal dari sebuah alat serupa yang dikenal dengan Kamera Obscura yang
merupakan kotak kamera yang belum dilengkapi dengan film untuk menangkap gambar
atau bayangan. Pada abad ke 16 Girolamo Cardano melengkapi kamera obscura dengan
lensa pada bagian depan kamera obscura tersebut. Meski demikian, bayangan yang
dihasilkan ternyata tidak tahan lama, sehingga penemuan Girolamo belum dianggap
sebagai dunia fotografi. Pada tahun 1727 Johann Scultze dalam penelitiannya menemukan
bahwa garam perak sangat peka terhadap cahaya namun dia belum menemukan konsep
bagaimana langkah untuk meneruskan gagasannya.
Pada tahun 1826, Joseph Nicepore Niepce mempublikasikan gambar dari bayangan yang
dihasilkan kameranya, yang berupa gambaran kabur atap-atap rumah pada sebuah
lempengan campuran timah yang dipekakan yang kemudian dikenal sebagai foto pertama.
Kemudian, pada tahun 1839, Louis Daguerre mempublikasikan temuannya berupa gambar
yang dihasilkan dari bayangan sebuah jalan di Paris pada sebuah pelat tembaga berlapis
perak. Daguerre yang mengadakan kongsi pada tahun 1829 dengan Niepce meneruskan
program pengembangan kamera, meski Niepce meninggal dunia pada 1833,
mengembangkan kamera yang dikenal sebagai kamera daguerreotype yang dianggap
praktis dalam dunia fotografi, dimana sebagai imbalan atas temuannya, Pemerintah
Perancis memberikan hadiah uang pensiun seumur hidup kepada Daguerre dan keluarga
Niepce. Kamera daguerreotype kemudian berkembang menjadi kamera yang
dikembangkan sekarang.

Komponen
Sebuah kamera minimal terdiri atas:

Kotak yang kedap cahaya (badan kamera)

Sistem lensa

Pemantik potret (shutter)

Pemutar film

Sistem lensa
Sistem lensa dipasang pada lubang depan kotak, berupa sebuah lensa tunggal yang terbuat
dari plastik atau kaca, atau sejumlah lensa yang tersusun dalam suatu silinder logam.
Tingkat penghalangan cahaya dinyatakan dengan angka f, atau bukaan relatifnya. Makin
rendah angka f ini, makin besar bukaannya atau makin kecil tingkat penghalangannya.
Bukaan ini diatur oleh jendela diafragma. Bukaan relatif diatur oleh suatu diafragma. Untuk
kamera SLR, lensa dilengkapi dengan pengatur bukaan diafragma yang mengatur
banyaknya cahaya yang masuk sesuai keinginan fotografer. Jenis lensa cepat ataupun lensa

lambat ditentukan oleh rentang nilai F yang dapat digunakan. Disamping lensa biasa,
dikenal juga lensa sudut lebar (wide lens), lensa sudut kecil (tele lens), dan lensa
variabel (variable lens, atau oleh kalangan awam disebut dengan istilah lensa zoom. Lensa
sudut lebar mempunyai jarak fokus yang lebih kecil daripada lensa biasa. Namun sebutan
itu bergantung pada lebarnya film yang digunakan. Untuk film 35 milimeter, lensa 35
milimeter akan disebut lensa sudut lebar, sedangkan lensa 135 milimeter akan disebut lensa
telefoto. Lensa variabel dapat diubah-ubah jarak fokusnya, dengan mengubah kedudukan
relatif unsur-unsur lensa tersebut. Lensa akan memfokuskan cahaya sehingga dihasilkan
bayangan sesuai ukuran film. Lensa dikelompokkan sesuai panjang focal length (jarak
antara kedua lensa). Focal length memengaruhi besar komposisi gambar yang mampu
dihasilkan. Dalam masyarakat umum, lebih dikenal dengan istilah zoom.

Pemantik potret
Tombol pemantik potret atau shutter dipasang di belakang lensa atau di antara lensa.
Kebanyakan kamera SLR mempunyai mekanisme pengatur waktu untuk memungkinkan
mengubah-ubah lama bukaan shutter. Waktu ini ialah singkatnya pemetik potret itu
membuka, sehingga memungkinkan berkas cahaya mengenai film.[1].
Beberapa masyarakat awam menganggap kemampuan kamera sebanding dengan besarnya
nilai maksimum shutter speed yang bisa digunakan.

Bagian lain
Bagian lain sebuah kamera, antara lain:
1. Mekanisme memutar film gulungan agar bagian-bagian film itu bergantian dapat
disingkapkan pada objek
2. Mekanisme fokus yang dapat mengubah-ubah jarak antara lensa dan film,
3. Pemindai komposisi pemotretan (range finder) yang menunjukkan apa saja yang
akan terpotret serta apakah objek utama akan terfokuskan
4. lightmeter untuk membantu menetapkan kecepatan pemetik potret dan atau
besarnya bukaan, agar banyaknya cahaya yang mengenai film cukup tepat sehingga
diperoleh bayangan atau gambar yang memuaskan.
Beberapa kamera, terutama jenis kamera poket biasanya tidak memiliki salah satu dari
bagian-bagian tersebut.

Jenis kamera berdasarkan media penangkap cahaya


Kamera film menggunakan pita seluloid (atau sejenisnya, sesuai perkembangan teknologi).
Butiran silver halida yang menempel pada pita ini sangat sensitif terhadap cahaya. Saat
proses cuci film, silver halida yang telah terekspos cahaya dengan ukuran yang tepat akan
menghitam, sedangkan yang kurang atau sama sekali tidak terekspos akan tanggal dan larut
bersama cairan pengembang (developer).

Kamera film
Jenis kamera film yang digunakan adalah dari jenis 35 milimeter, yang menjadi populer
karena keserbagunaan dan kecepatannya saat memotret, karena kamera ini berukuran kecil,

kompak dan tidak mencolok. Lensa kadang dapat dipertukarkan, dan kamera itu dapat
memuat gulungan film untuk 36 singkapan, bahkan kadang lebih.
Jenis film
Pembagian film berdasarkan ukuran:

Small format (35mm)

Medium format (100-120mm)

Large format

Angka di atas berarti ukuran diagonal film yang digunakan. Setiap jenis ukuran film harus menggunakan
kamera yang berbeda pula.

Pembagian film berdasarkan jenis bahan dan kesensitifannya:

Film hitam putih

Film warna

Film positif

Film negatif

Film daylight

Film tungsten

Film infra merah (sensitif terhadap panas yang dipantulkan permukaan objek)

Kamera polaroid
Kamera jenis ini memakai lembaran polaroid yang langsung memberikan gambar positif
sehingga pemotret tidak perlu melakukan proses cuci cetak film.

Kamera digital
Kamera jenis ini merupakan kamera yang dapat bekerja tanpa menggunakan film. Si
pemotret dapat dengan mudah menangkap suatu objek tanpa harus susah-susah
membidiknya melalui jendela pandang karena kamera digital sebagian besar memang tidak
memilikinya. Sebagai gantinya, kamera digital menggunakan sebuah layar LCD yang
terpasang di belakang kamera. Lebar layar LCD pada setiap kamera digital berbeda-beda.
Sebagai media penyimpanan, kamera digital menggunakan internal memory ataupun
external memory yang menggunakan memory card.

Jenis kamera berdasarkan mekanisme kerja


Kamera single lens reflex

Kamera ini memiliki cermin datar dengan singkap 45 derajat di belakang lensa, sehingga
apa yang terlihat oleh pemotret dalam jendela pandang adalah juga apa yang akan di
tangkap pada film. Umumnya kamera ini digunakan setinggi pinggang ketika dipotretkan.

Kamera instan
Istilah instan adalah dimilikinya mekanisme automatik pada kamera, sehingga berdasar
pengukur cahaya (lightmeter atau fotometer), lebar diafragma dan kecepatan pemetik potret
secara otomatis telah diatur.

Pembagian kamera berdasarkan teknologi viewfinder


Viewfinder memainkan peranan penting dalam penyusunan komposisi fotografi. Fotografer
ahli biasanya akan lebih memilih viewfinder dengan kualitas baik dan mampu memberikan
gambaran tepat seperti apa yang akan tercetak.

Kamera saku
Jenis yang paling populer digunakan masyarakat umum. Lensa utama tak bisa
diganti,umumnya otomatis atau memerlukan sedikit penyetelan. Cahaya yang melewati
lensa langsung membakar medium. Kelemahan film ini adalah gambar yang ditangkap oleh
mata akan berbeda dengan yang akan dihasilkan film, karena ada perbedaan sudut pandang
jendela bidik (viewfinder) dengan lensa.

Kamera TLR

Kelemahan kamera poket diperbaiki oleh kamera TLR. Jendela bidik diberikan
lensa yang identik dengan lensa di bawahnya. Namun tetap ada kesalahan paralaks
yang ditimbulkan sebab sudut dan posisi kedua lensa tidak sama.

SEJARAH MUNCULNYA KAMERA DIGITAL Bing Crosby Laboratorium (tim


peneliti yang didanai oleh seorang insinyur bernama Vrosby dan dipimpin oleh
John Mullin) membuat versi awal dari VTR. Pada tahun 1956, teknologi VTR
telah disempurnakan (VR1000 yang dibuat oleh Charles P. Ginsburg dan Ampex
Corporation) dan umum dipakai oleh industri televisi. Antara televisi/kamera
video dan kamera digital yang menggunakan CCD (Charged Couple
Device)untuk mengatur warna dan intensitas cahaya. Pada saat itu pula era
kamera digital telah dimulai dengan sangat pesat.
Gambar slide 3
Pada tahun 1981, Sony memperkenalkan kamera elektronik komersil
pertama mereka yang disebut Mavica. Gambar yang direkam ke mini disc dan
kemudian dimasukkan ke dalam video reader yang terhubung ke monitor atau

televisi warna. Walaupun Mavica belum dapat dikatakan kamera digital, itu
sebenarnya merupakan modifikasi kamera video yang mengambil foto secara
spontan.
Gambar slide 4
Sejak pertengahan tahun 1970-an, Kodak memiliki beberapa penemuan
tentang solid-state/kejernihan untuk sensor gambar yaitu mengubah cahaya ke
gambar digital untuk penggunaan pada tingkat profesional dan konsumen
rumah tangga. Pada tahun 1886, ilmuwan Kodak untuk pertama kalinya di
dunia mengenalkan sensor megapixel, dimana sensor ini mampu merekam 1,4
juta pixel yang dapat menghasilkan 5x7 inci foto digital cetak berkualitas baik
pada saat itu. Pada tahun 1987, Kodak merilis tujuh produk untuk merekam,
menyimpan, memanipulasi, transmisi elektronik, dan mencetak sesuatu seperti
gambar suatu objek.
Gambar slide 5
Pada tahun 1990, Kodak mengembangkan sistem foto CD dan mengusulkan
pertama kalinya di seluruh dunia untuk menetapkan standar warna digital
dalam lingkungan komputer dan peripheral komputer. Pada tahun 1991, Kodak
merilis pertama kalinya untuk para profesional, suatu sistem dalam
pemotretan yaitu Digital Camera System (DCS), yang bertujuan untuk photo
journalist. Kamera tersebut adalah Nikon F-# yang dilengkapi dengan sensor
1.3 Megapixels.
Gambar slide 6
Kamera digital yang pertama untuk tingkat konsumen pasar yang bekerja
dengan komputer rumah melalui USB (Unit serial Bus) adalah kamera
QuickTake 100 Aplle (17 Februari 1994), kamera Kodak DC40 (28 maret 1995),
Casio QV-11 (dengan monitor LCD, akhir 1995), dan Sony Cyber-Shot Digital
Still Camera (1996). Namun, kodak memasuki era tersebut dengan agresif
kampanye pemasaran untuk memajukan DC40 dan membantu
memperkenalkan gagasan digital fotografi kepada masyarakat.
Gambar slide 7
Kinko's dan Microsoft bekerja sama dengan Kodak Digital untuk membuat
gambar digital yang menggunakan software di berbagai tempat kerja dan kios
foto, dimana para pelanggan diizinkan untuk memproduksi CD foto, gambar
digital, dan kemudian dapat menambahkan ke dokumen komputer mereka.
IBM bekerja sama dengan Kodak membaut internet berbasis jaringan
pertukaran gambar.

Gambar slide 8
FUNGSI CAMERA DIGITAL Pada kamera digital, anda akan menemui fungsi
standar dari kamera atau juga sering disebut Mode. Pada umumnya jika anda
ingin belajar mengenai fungsi kamera digital, anda akan memulai dari Mode
terlebih dahulu. Ada beberapa standar mode yang akan anda temui di kamera
digital. P (program AE) berfungsi untuk mengatur kamera secara otomatis baik
ISO, Speed, WB, metering mode, dan Afmode. Pada mode ini, anda masih bisa
mengontrol flash sesuka anda. Selain itu juga anda akan menemui yang
disebut Av (Aperture Priority) yang dapat membantu anda untuk mengatur
diafragma namun speed akan berjalan secara otomatis. Tv (Shutter Speed
Priority) berfungsi untuk membantu anda dalam mengatur speed namun
diafragma berjalan secara automatis. Pada mode ini, anda masih bisa
mengatur Flash sesuai dengan apa yang anda inginkan. Jika anda ingin
mengatur keseluruhan funsgi sendiri, anda dapat memilih M (manual
exposure) yang berarti bahwa anda mengatur keseluruhan fungsi kamera
digital baik iso, speed, dan diafragma.fungsi standar dari kamera
Gambar slide 9
KELEBIHAN KAMERA DIGITAL Kelebihan: 1. Objek akan dipotret oleh kamera
digital dapat dilihat langsung melalui layar monitor LCD. 2. Objek yang salah
dapat diperbaiki atau diulang tanpa biaya tambahan. 3. Kamera digital dapat
digunakan didalam atau diluar ruangan, untuk membuat gambar untuk
keperluan penerbitan. 4. Kamera digital waktu memroses hasilnya tidak
memerlukan kamar gelap, berbeda dengan kamera yang menggunakan film. 5.
Pengoperasian kamera digital sangat mudah. 6. Pemotretan dengan bantuan
komputer dapat menghasilkan efek-efek khusus sesuai dengan yang
diinginkan. 7. Hasil pemotretan dengan kamera digital permanen, mudah
disimpan, tidak memerlukan banyak tempat, dan dapat disimpan untuk jangka
panjang. 8. Kamera digital tidak menggunakan bahan kimia, jadi sangat ramah
lingkungan.
Gambar slide 10
KEKURANGAN KAMERA DIGITAL Kekurangan: 1. Harga jual kamera digital
sangat mahal bila dibandingkan dengan harga jual kamera konvensional. 2.
Kamera digital memerlukan dukungan peralatan komputer untuk pengolah
gambar. 3. Pemotret harus memahami spesifikasi peralatan pendukung
komputer, alat percetakan, dan lain-lain agar dapat menghasilkan gambarr
yang diinginkan. 4. Kamera digital dioperasikan dengan menggunakan baterai
khusus, karena itu pemotret haruas mempunyai baterai cadangan. 5. Untuk
menghasilkan cetakan gambar yang baik diperlukan tinta dan kertas yang
baik. 6. Pengembangan ukuran gambar masih terbatas.

EVOLUSI KAMERA DARI MASA KE MASA

Kamera berasal dari istilah Qamara (dalam bahasa arab).


Kamera merupakan alat yang berfungsi dan mampu untuk menangkap
dan mengabadikan gambar/image. Camera yang pertama kali adalah
kamera Obscura yang dibuat oleh ilmuan muslim bernama Abu
Muhammad Ibn Al Hasan Ibn Al Haytham atau Ibnu Haitam, yang lahir di
Basra, Irak (965 - 1039 M). Salah satu teori dalam buku tersebut yaitu
mengenai fenomena kamar gelap yang menjadi konsep dasar kamera
sekarang ini. Bradley Steffens dalam karyanya yang berjudul Ibnu
Haitam : First scientist mengungkapkan, kitab Al Manazir merupakan
buku pertama yang menjelaskan prinsip kerja kamera obscura.
Kemudian, pada tahun 1839, Louis Daguerre mempublikasikan
temuannya berupa gambar yang dihasilkan dari bayangan sebuah jalan
di Paris pada sebuah pelat tembaga berlapis perak. Niepce
mengembangkan kamera yang dikenal sebagai kamera daguerreotype
yang dianggap praktis dalam dunia fotografi. Kamera daguerreotype
kemudian berkembang menjadi kamera yang dikembangkan sekarang.
Pada tahun 1970an, dunia jurnalistik turut mempengaruhi
kemunculan kamera digital. Saat itu, terdapat sebuah tuntutan untuk
menghadirkan foto dari suatu peristiwa yang terjadi, secepat mungkin.
Maka digunakanlah media pemindai foto (scanner). Pada bulan
Desember tahun 1975,seorang teknis dari perusahaan Kodak yang
bernama Steven Sasson, menjadi orang pertama yang menemukan
kamera digital.
JENIS-JENIS KAMERA
Kamera TLR
Kamera Twin Lens Reflex atau yang biasa disingkat TLR merupakan
kamera yang memiliki dua lensa dengan panjang fokal sama.
Kamera SLR
Kamera SLR (Single Lens Reflex atau Cermin Lensa Tunggal), disebut SLR
karena cara kerja kamera ini karena pembidikannya dipantulkan melalui
prisma dan cermin lalu diteruskan pada lensa utama sehingga tidak
terjadi efek paralax (perbedaan bidikan dan hasil gambar yang
ditangkap kamera) seperti yang terjadi pada kamera jenis range finder.
Kamera Pocket
Kamera pocket bisa disebut kamera saku, karena bentuknya yang kecil
dan mudah dibawa kemana-mana serta sangat praktis dan mudah
menggunakannya karena tidak perlu menyetel apa-apa. Jadi dalam hal
ini sang fotografer tidak perlu ikut campur masalah teknis kamera.
Namun pada saat ini kamera pocket telah cukup berkembang dengan
berbagai macam fasilitas seperti penambahan lensa.
Kamera Polaroid
Kamera jenis ini memakai lembaran polaroid yang langsung memberikan
gambar positif sehingga pemotret tidak perlu melakukan proses cuci
cetak film.
Kamera Range Finder
Pembidikan kamera ini secara langsung tanpa melalui lensa utama
(sama dengan kamera pocket) beberapa fasilitasnya mirip dengan
kamera SLR, seperti pengaturan diafragma, kecepatan rana, penyetelan
fokus serta dapat ditambah asesoris seperti filter dll.

Kamera Go Pro
Kamera ini biasanya digunakan untuk aktifitas outdoor seperti sepeda,
motorcross, surfing, terjun payung, dll. Perbedaannya dengan kamera
biasa terletak pada daya tahannya pada guncangan, air, tekanan dan
cuaca extreme.
Kelebihan Dan Kekurangan
Kekurangan Kamera Zaman Dahulu

Bentuknya yang besar menjadikan kurang efisien

Butuh waktu 8 jam untuk membuat 1 foto

Menggunakan bubuk mesiu sebagai pencahayaan/flash

Tidak menggunakan memori sebagai media penyimpanan

Hasil gambar agak kabur/buram

Kelebihan Kamera Zaman Sekarang

Bentuknya yang kecil lebih memudahkan user

Bisa menghasilkan banyak foto dalam waktu yang singkat

Hasil gambar yang tajam dan jernih

Mempunyai autofocus & lampu flash

Menggunakan memori sebagai media penyimpanan

Dari uraian tersebut, dapat dilihat bahwa proses secara digital lebih
banyak memberikan peluang untuk memanipulasi foto dan pilihan
untuk
mencetak foto (
langsung dengan
printer
atau setelah melalui
proses pengolahan di komputer
), sedangkan proses konvensional
(murni) hanya memberi dua pilihan dan mempunyai keterbatasan
dalam
melakukan manipulasi. Oleh karena itu, dalam fotografi
konvensional
keterampilan, akurasi pencahayaan, dan pengaturan komposisi
pada saat

pemotretan menjadi salah satu kunci mendapatkan foto yang


bernilai.

Anda mungkin juga menyukai