"Analisis ini bukan sebagai alat diagnostik yang berdiri sendiri, tetapi sebagai alat lain
untuk membantu diagnosis. Anda mungkin memiliki setumpuk tanda-tanda klinis yang
menunjuk pada penyakit tertentu, dan pendekatan ini mendukung keseluruhan
penjelasan," ujarnya seperti dilansir News.com.
Sebelum memahami analisis tersebut, Leach memberikan pemahaman tentang masingmasing individu dan karakteristiknya. Termasuk, genotipe yang mengungkapkan jenis
dan proses patologis tertentu, yang mungkin terjadi pada setiap individu.
Secara garis besar, ia menggunakan tiga warna mata atau iris untuk menganalisis risiko
kesehatan.
Mata biru
Mata biru disebut juga limfatik. Warna mata ini biasanya dimiliki oleh orang-orang
dengan pigmen kulit rendah. Orang-orang dengan mata biru memiliki kecenderungan
pada masalah air, tubuhnya cenderung menahan air dan mengalami gangguan limfatik.
Meski secara umum kondisi tubuh mereka lebih sehat dibanding orang bermata cokelat,
tetapi penyakit yang sering mengganggu para pemilik mata biru adalah gangguan sistem
pernapasan dan saluran kencing.
Orang bermata biru juga rentan terhadap alergi, penyakit kulit seperti eksim, dan
dermatitis seborrea, sinus kronis, sesak napas, nyeri serta infeksi telinga, pembengkakan
kelenjar getah bening, sakit tenggorokan, stres, ginjal, dan gangguan kandung kemih.
Mata cokelat
Mata cokelat dikenal dengan hematogenic. Pigmen cokelat pada mata biasanya berbentuk
mirip karpet yang mengelilingi iris. Orang dengan mata cokelat kerap mengalami
gangguan komposisi darah, hati, dan pencernaan.
Selain itu, penyumbatan vena, kekurangan mineral, intoleransi laktosa, dan penurunan
kadar sel darah putih.
Mata cokelat kehijauan
Orang dengan mata cokelat kehijauan sering dikaitkan dengan gangguan empedu dan
pencernaan akibat masalah liver. Karakteristik mata ini tersusun dari bahan-bahan aliran
darah yang telah rusak, karena ketidakseimbangan liver.
Masalah yang paling sering dialami adalah gangguan pencernaan, hati, usus, kantung
empedu, dan gangguan pencernaan. (art)