Anda di halaman 1dari 14

JURNAL PIPETASI

DISUSUN OLEH :
NISSA NUR SEWASTIKA
AHMAD SANTOSO
BAYIN
FITRI YULIASTUTI
AMELIA SISKA
RAHMI

SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG


2016-2017

I.

TUJUAN
1. Mengetahui cara menggunakan pipet piston (clinipette), serta membandingkan
ketelitiannya dengan pipet gelas.
2. Mengetahui cara mengukur konsentrasi sampel dengan menggunakan alat
spektrofotometer.

II.

PRINSIP
1. Hukum Lambert Beer
Konsentrasi suatu zat berbanding lurus dengan jumlah cahaya yang diabsorpsi
(absorbansi)

dan

berbanding

terbalik

dengan

logaritma

cahaya

yang

ditransmisikan.
A = a.b.c = 100 log
%t T
Dimana: a = absorptivitas
b = tebal kuvet
c = konsentrasi sampel
A = absorbansi
T = transmitan
2. Suatu senyawa bila dikenai REM pada tertentu akan mengalami eksitasi ke
keadaan yang lebih tinggi. Pada saat terjadi eksitasi molekul menyerap energi
yang disebut sebagai nilai absorbansi (A).
A = Io
I
Dimana: Io = cahaya yang masuk
I = cahaya yang ditransmisikan

III.

TEORI
Pipet digunakan untuk memindahkan sejumlah larutan secara akurat dari suatu wadah

(biasanya beker) ke dalam tabung reaksi untuk pengenceran atau penetapan kadar, biasanya
bersama-sama dengan pengisi pipet (pipette fillers). Pipet ini bukanlah sedotan minuman, dan
sebaiknya jangan pernah ditempatkan dalam mulut, atau digunakan untuk larutan pipet mulut.
Praktik ini berbahaya dan tidak higienis. Ada dua jenis pipet yang utama (Cairns, 2009).
Pipet Pindah
Pipet ini hanya memiliki satu penanda volume dan digunakan untuk memindahkan
larutan sebanyak volume tersebut. Ukuran-ukuran yang biasa digunakan adalah 10, 20, dan 50
ml. Pipet ini diisi hingga sedikit di atas tanda dengan menggunakan pompa atau bola pipet.
Pompa ini dilepaskan dan larutan dibiarkan terus mengalir keluar hingga mencapai tanda, dan
aliran larutan tersebut dikendalikan dengan menggunakan jari telunjuk pada bagian ujung pipet.
Sebagian besar pipet pindah dikalibrasi untuk membiarkan sedikit larutan tetap tinggal pada
ujung pipet begitu pipet dikeringkan dan larutan tersebut sebaiknya tidak ditiup keluar dari
ujung pipet. Jenis pipet ini digunakan untuk semua prosedu kimia analitik (Cairns, 2009).
Pemasukan pipet ke dalam pengisi pipet (pipette filler) harus dilakukan secara hati-hati.
Jika pipet dihubungkan dengan pompa, dan terdorong ke dalam pengisi pipet, batang pipet dapat
pecah dan operator mungkin terluka. Ketika memasukkan pipet ke dalam pengisi pipet, pipet
harus selalu dipegang pada bagian yang dekat dengan ujungnya untuk mencegah semua
kecelakaan yang sering terjadi ini (Cairns, 2009).
Pipet Ukur
Pipet ukur merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume yang diketahui.
Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet ukur, diantaranya pipet berukuran 1 ml, 5 ml
dan 10 ml. Cara penggunaanya adalah cairan disedot dengan pipet ukur dengan bantuan filler
sampai dengan volume yang diingini. Volume yang dipindahkan dikeluarkan menikuti skala
yang tersedia (dilihat bahwa skala harus tepat sejajar dengan mensikus cekung cairan) dengan
cara menyamakan tekanan filler dengan udara sekitar (Awang, 2010).

Pipet ukur mempunyai fungsi hampir sama dengan pipet tetes biasa, kecuali :
1. Garis skala volum pada pipet ukur tidak hanya satu tapi ada beberapa skala, volum pipet
seukuran hanya ada satu.
2. Tingkat ketelitian pengukuran pipet ukur lebih kecil dari tingkat ketelitian pengukuran
pipet seukuran (Maya, 2010).
Cara kalibrasi pipet ukur dilakukan terhadap sekelompok volum tertentu, misalnya untuk
pipet ukur dengan kapasitas 25 mL, kalibrasi dilakukan pada volum 5 mL, 10 mL, 15 mL, 20
mL, dan 25 mL. Kalau memang diinginkan dan tersedia waktu luang, boleh juga dilakukan
kalibrasi pada volum diluar yang disebut diatas (Maya, 2010).
Pipet ukur dikalibrasi untuk memungkinkan sebuah alat gelas memindahkan satu interval
volume, dan ukurannya yang umum adalah 1 ml dan 10 ml. Pipet ini kurang akurat bila
dibandingkan dengan pipet pindah, dan pipet ini tidak digunakan di dalam laboratorium kimia
analitik. Jika ingin memindahkan suatu larutan dengan volume sangat kecil, digunakan alat
suntik gelas yang akurat (misalnya, alat suntik Hamilton) atau mikropipet otomatis (Cairns,
2009).
Pipet Gelas / Pipet Volume
Pipet volume atau pipet gondok adalah salah satu alat ukur kuantitatif dengan tingkat
ketelitian tinggi, ditandai dengan bentuknya yang ramping pada penunjuk volume dan hanya ada
satu ukuran volume. Pipet volume digunakan untuk memindahkan cairan dari satu wadah ke
wadah yang lain, biasanya untuk memindahkan larutan baku primer atau sample pada proses
titrasi. Pemindahan cairan dapat dilakukan secara manual dengan disedot menggunakan piller.

Mikropipet
Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya
kurang dari 1000 l. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya mikropipet yang
dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1l sampai 20 l, atau
mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume
pipette) misalnya mikropipet 5 l. dalam penggunaannya, mukropipet memerlukan tip (Awang,
2010).
Mikropipet digunakan untuk memindahkan secara akurat suatu larutan/cairan dalam
volume kecil. Pipet biasa seperti pipet gelas tidak memiliki keakuratan pada volume kurang dari
1 mililiter (1 ml), sedangkan mikropipet memiliki keakuratan dan ketepatan pada volume kurang
dari 1 mililiter (1 ml) (Umam, 2010).
Dalam menggunakan mikropipet, yang perlu diperhatikan adalah volume cairan yang
akan dipindahkan. Ada beberapa jenis mikropipet berdasarkan volumenya, jenis mikropipet yang
sering digunakan memiliki kisaran 10-100 mikro liter (l) dan 100-1000 mikro liter (l). Pada
penggunaanya, biasanya dilakukan kombinasi pemakaian kedua jenis mikropipet ini, misalnya
untuk memindahkan 1030 l cairan, maka digunakan pipet jenis pertama untuk memindahkan 30
l dan pipet jenis kedua untuk memindahkan cairan sebanyak 1000 l. Pemilihan jenis pipet
yang tepat ini penting untuk menghemat waktu (Umam, 2010).

Cara Penggunaan :

1. Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk memastikan


lancarnya mikropipet.
2. Masukkan Tip bersih ke dalam Nozzle / ujung mikropipet.
3. Tekan Thumb Knob sampai hambatan pertama / first stop, jangan ditekan lebih ke dalam
lagi.
4. Masukkan tip ke dalam cairan sedalam 3-4 mm.
5. Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb Knob maka
cairan akan masuk ke tip.
6. Pindahkan ujung tip ke tempat penampung yang diinginkan.
7. Tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua / second stop atau tekan semaksimal
mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung tip.
8. Jika ingin melepas tip putar Thumb Knob searah jarum jam dan ditekan maka tip akan
terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat tambahan yang berfungsi
mendorong tip keluar (Awang, 2010).

Spektrofotometri Ulraviolet-Cahaya Tampak (UV-VIS)


Spektrum elektronik senyawa dalam fase uap kadang-kadang menunjukkan struktur halus
dimana sumbangan vibrasi individu dapat teramati, namun dalam fase-fase mampat, tingkat
energi molekul demikian terganggu oleh tetangga-tetangga dekatnya, sehingga seringkali hanya
tampak pita lebar. Semua molekul dapat mengabsorbsi radiasi dalam daerah UV-tampak karena
mereka mengandung elektronik sekutu maupun menyendiri yang dapat dieksitasikan ke tingkat
energi yang lebih tinggi. Panjang gelombang dimana absorbsi itu terjadi, bergantung pada berapa
kuat elektron itu terikat dalam molekul itu. Elektron dalam suatu ikatan kovalen tunggal terikat

dengan kuat, dan diperlukan radiasi berenergi tinggi atau panjang gelombang pendek, untuk
eksitasinya. Misalnya alkana, yang mengandung hanya ikatan tunggal C-H dan C-C tak
menunjukkan absorpsi di atas 160 nm. Metana menunjukkan suatu puncak pada 122 nm. Ini
berarti bahwa suatu elektron dalam orbital ikatan (bonding) sigma dieksitasikan ke orbital antiikatan (antibonding) sigma (Day & Underwood, 2002).
Instrumentasi Spektrofotometer UV-Vis
Spektrofotometer yang sesuai untuk pengukuran di daerah spektrum ultraviolet dan sinar
tampak terdiri atas suatu sistem optik dengan kemampuan menghasilkan sinar monokromatis
dalam jangkauan panjang gelombang 200-800 nm (Sudjadi, 2007).
Suatu diagram sederhana spektrofotometer UV-Vis ditunjukkan oleh gambar berikut
dengan komponen-komponennya meliputi sumber-sumber sinar, monokromator, dan sistem
optik.
Celah (slit)

Sumber
lampu

Celah (slit) Detektor

Monokromator

Wadah
sampel

1. Sumber-sumber lampu
Lampu deuterium digunakan untuk daerah UV pada panjang gelombang dari 190-350
nm, sementara lampu halogen kuarsa atau lampu tungsten digunakan untuk daerah visibel
(pada panjang gelombang antara 350-900).
2. Monokromator
Digunakan untuk mendispersikan sinar ke dalam komponen-komponen panjang
gelombangnya yang selanjutnya akan dipilih oleh celah (slit). Monokromator berputar
sedemikian rupa sehingga kisaran panjang gelombang dilewatkan pada sampel sebagai
scan instrumen melewati spektrum.
3. Optik-optik
Dapat didesain untuk memecah sumber sinar sehingga sumber sinar melewati 2
kompartemen, dan sebagaimana dalam spektrofotometer berkas ganda (double beam),

suatu larutan blanko dapat digunakan dalam satu kompartemen untuk mengkoreksi
pembacaan atau spektrum sampel. Yang paling sering digunakan sebagai blanko dalam
spektrofotometri adalah semua pelarut yang digunakan untuk melarutkan sampel atau
pereaksi (Sudjadi, 2007).
Ada tiga macam proses penyerapan energi ultraviolet dan sinar tampak yaitu:
1. Penyerapan oleh transisi elektron ikatan dan elektron anti ikatan (elektron sigma, elektron
phi, dan elektron yang tidak berikatan atau non bonding elektron)
2. Penyerapan yang melibatkan elektron d dan f
a. Penyerapan oleh ion-ion golongan lantanida dan aktinida
b. Penyerapan oleh logam-logam golongan transisi pertama dan kedua
3. Penyerapan karena perpindahan muatan (Sudjadi, 2007).
Transisi-transisi elektronik yang terjadi diantara tingkat-tingkat energi di dalam suatu
molekul ada 4, yaitu transisi sigma-sigma star, tramsisi n-sigma star, transisi n-phi star, dan
transisi phi-phi star. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Efek pelarut pada transisi
Pelarut dapat mempengaruhi transisi n* dan *. Hal ini berkaitan dengan adanya
perbedaan kemampuan pelarut untuk mensolvasi antara keadaan dasar dengan keadaan
tereksitasi.
2. Kromofor-kromofor organik
Kromofor merupakan suatu gugus atau atom dalam senyawa organik yang mampu
menyerap sinar ultraviolet dan sinar tampak.
3. Pengaruh peristiwa konjugasi terhadap puncak serapan
Ikatan terkonjugasi merupakan ikatan rangkap yang berselang-seling dengan satu ikatan
tunggal. Dalam orbital molekul, elektron-elektron phi mengalami delokalisasi lanjut
dengan adanya ikatan terkonjugasi. Adanya efek delokalisasi ini akan menyebabkan
penurunan tingkat energi * dan memberikan pengurangan karakter anti ikatan. Sebagai
konsekuensinya panjang gelombang molekul yang mempunyai ikatan rangkap
terkonjugasi akan mengalami pergeseran batokromik (Sudjadi, 2007).
Spektroskopi ultraviolet-visible atau spektrofotometri ultraviolet-visible (UV-Vis atau
UV / Vis) melibatkan spektroskopi dari foton dalam daerah UV-terlihat. Ini berarti menggunakan
cahaya dalam terlihat dan berdekatan (dekat ultraviolet (UV) dan dekat dengan inframerah
(NIR)) kisaran. Penyerapan dalam rentang yang terlihat secara langsung mempengaruhi warna
bahan kimia yang terlibat (Hosniah, 2010).
Untuk mengukur risiko dari usul investasi digunakan standar deviasi, nilai bobot, dan
koefisien variasi. Semakin besar standar deviasi dibandingkan nilai bobot berarti semakin besar

risiko yang terkandung dalam usul investasi. Semakin tinggi koefisien variasi semakin tinggi
tingkat risiko investasi. Dalam memilih investasi diambil tingkat koefisien variasi yang rendah
atau tingkat risiko investasi yang rendah walaupun metode nilai sekarang bersih menunjukkan
tingkat positif yang tinggi (Nafarin, 2007).
Hukum Beer-Lambert menyatakan bahwa absorbansi larutan berbanding lurus dengan
konsentrasi spesies menyerap dalam larutan dan panjang jalan. Jadi, untuk tetap jalan panjang,
UV / VIS spektroskopi dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi dalam larutan penyerap.
Perlu untuk mengetahui seberapa cepat perubahan absorbansi dengan konsentrasi. Ini dapat
diambil dari referensi (tabel koefisien molar kepunahan), atau lebih tepatnya, ditentukan dari
kurva kalibrasi (Hosniah, 2010).
Para instrumen yang digunakan dalam spektroskopi ultraviolet-visible disebut UV / vis
spektrofotometer. Itu mengukur intensitas cahaya yang melewati sebuah sampel (I), dan
membandingkannya dengan intensitas cahaya sebelum melewati sampel (I o). Perbandingan I / I
o disebut pengiriman, dan biasanya dinyatakan sebagai persentase (% T). The Absorbansi, A,
didasarkan pada pengiriman:
A = - l o g (% T / 100%)

(Hosniah, 2010).

Bagian dasar dari sebuah Spektrofotometer adalah sumber cahaya, pemegang sampel,
sebuah kisi difraksi atau monochromator untuk memisahkan berbagai panjang gelombang
cahaya, dan sebuah detektor. Sumber radiasi seringkali merupakan Tungsten filamen (300-2500
nm), sebuah lampu busur deuterium yang kontinu di atas daerah ultraviolet (190-400 nm), dan
lebih baru-baru ini memancarkan dioda cahaya (LED) dan Xenon Arc Lamps untuk panjang
gelombang yang terlihat. Detektor biasanya sebuah fotodioda atau CCD. Photodiodes digunakan
dengan monochromators, yang menyaring cahaya sehingga hanya cahaya dari panjang
gelombang tunggal mencapai detektor. Kisi-kisi difraksi digunakan dengan CCD, yang
mengumpulkan cahaya pada berbagai panjang gelombang yang berbeda piksel. Spektrofotometer
dapat berupa sinar tunggal atau sinar ganda. Dalam berkas satu instrumen (seperti Spectronic
20), semua cahaya melewati sel sampel. I o harus diukur dengan membuang sampel. Ini adalah
desain awal, tetapi masih umum digunakan baik dalam pengajaran dan laboratorium industry
(Hosniah, 2010).
Dalam berkas ganda instrumen, cahaya dibagi menjadi dua berkas sebelum mencapai
sampel. Satu berkas digunakan sebagai acuan, yang lain melewati sinar sampel. Beberapa

instrumen double-beam memiliki dua detektor (photodiodes), dan sampel dan berkas referensi
diukur pada waktu yang sama. Dalam instrumen lain, kedua balok melewati sebuah balok
helikopter, yang menghambat satu berkas pada suatu waktu. Detektor-ubah antara mengukur
sampel balok dan balok referensi (Hosniah, 2010).
Sampel untuk UV / Vis spektrofotometri yang paling sering cairan, meskipun absorbansi
gas dan bahkan padatan juga dapat diukur. Sampel biasanya ditempatkan dalam transparan sel,
yang dikenal sebagai cuvette. Cuvettes biasanya berbentuk persegi panjang, biasanya dengan
lebar internal dari 1 cm. (Ini menjadi jalan lebar panjang, L, dalam hukum Beer-Lambert.) Uji
tabung juga dapat digunakan sebagai cuvettes dalam beberapa instrumen. Jenis wadah sampel
yang digunakan harus membiarkan radiasi untuk lewat di atas wilayah spektrum kepentingan.
Yang paling banyak diterapkan cuvettes terbuat berkualitas tinggi leburan silika atau kuarsa kaca
karena ini adalah transparan seluruh UV, yang kelihatan dan inframerah dekat daerah. Cuvettes
kaca dan plastik juga umum, meskipun sebagian besar plastik kaca dan menyerap di UV, yang
membatasi kegunaannya untuk terlihat panjang gelombang. Sebuah spektrum ultraviolet-pada
dasarnya adalah sebuah grafik cahaya versus absorbansi panjang gelombang dalam berbagai
ultraviolet atau terlihat daerah. Seperti spektrum sering dapat diproduksi langsung oleh
spektrofotometer yang lebih canggih, atau data dapat dikumpulkan satu panjang gelombang pada
suatu saat dengan instrumen sederhana. Panjang gelombang sering diwakili oleh simbol .
Demikian pula, untuk suatu substansi, grafik standar dari kepunahan koefisien () vs panjang
gelombang () dapat dibuat atau digunakan jika salah satu sudah tersedia. Seperti grafik standar
akan efektif "konsentrasi-dikoreksi" dan dengan demikian tergantung pada konsentrasi (Hosniah,
2010).
Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Spektrofotometri UV-Vis
Spektra UV-Vis dapat digunakan untuk informasi kualitatif dan sekaligus dapat
digunakan untuk analisis kuantitatif.
1. Aspek kualitatif
Data spektra UV-Vis secara tersendiri tidak dapat digunakan untuk identifikasi kualitatif
obat atau metabolitnya. Akan tetapi jika digabung dengan cara lain seperti spektroskopi
inframerah, resonansi magnet inti, dan spektroskopi massa, maka dapat digunakan untuk
maksud identifikasi/analisis kualitatif suatu senyawa tersebut. Data yang diperoleh dari

spektroskopi UV dan Vis adalah panjang gelombang maksimal, intensitas, efek pH, dan
pelarut yang kesemuanya itu dapat diperbandingkan dengan data yang sudah
dipublikasikan.
2. Aspek kuantitatif
Dalam aspek kuantitatif, suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan (larutan sampel)
dan intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur besarnya. Radiasi yang diserap oleh
cuplikan ditentukan dengan membandingkan intensitas sinar yang diteruskan dengan
intensitas sinar yang diserap jika tidak ada spesies penyerap lainnya (Sudjadi, 2007).
Aplikasi
UV / Vis spektroskopi secara rutin digunakan dalam kuantitatif penentuan solusi
dari logam transisi ion dan sangat dikonjugasikan senyawa organik.
Solusi ion logam transisi dapat berwarna (misalnya, menyerap cahaya) karena d elektron
dalam atom logam dapat tertarik dari satu negara elektronik lainnya. Warna larutan ion
logam sangat dipengaruhi oleh kehadiran spesies lain, seperti anion tertentu atau ligan.
Sebagai contoh, warna larutan encer tembaga sulfat adalah biru yang sangat terang;
menambahkan amonia meningkat dan perubahan warna panjang gelombang serapan
maksimum ( max) (Hosniah, 2010).
Senyawa organik, terutama mereka yang memiliki tingkat tinggi konjugasi, juga
menyerap cahaya pada daerah UV atau terlihat dari spektrum elektromagnetik. pelarut
untuk penentuan ini sering air untuk senyawa larut dalam air, atau etanol untuk senyawa
organik yang larut. (Pelarut organik mungkin memiliki penyerapan sinar UV yang
signifikan; tidak semua pelarut yang cocok untuk digunakan dalam spektroskopi UV.
Ethanol menyerap sangat lemah di paling panjang gelombang.) Solvent polaritas dan pH
dapat mempengaruhi penyerapan spektrum senyawa organik. Tirosin, misalnya,
peningkatan penyerapan maksimum dan koefisien molar kepunahan ketika pH meningkat
6-13 atau ketika polaritas pelarut berkurang (Hosniah, 2010).
Sementara kompleks transfer biaya juga menimbulkan warna, warna sering terlalu kuat
untuk digunakan untuk pengukuran kuantitatif (Hosniah, 2010).

PROSEDUR PIPETASI qiusi


1. Pertama tama buat larutan KmnO4 kadar 50 ppm dengan menimbang 0.005 gram
KmnO4 dilarutkan dengan 100ml aquades sebagai larutan baku. Ukur Absorban nya pada
panjang gelombang ()546.
2. Dari larutan baku, buat larutan KmnO4 kadar 25 ppm dengan mengencerkan
(menggunakan pipet ukur gelas) 1ml larutan baku ditambah 1ml aquadest. (kelompok . 1)
3. Dari larurtan baku, buat larutan kmno4 kadar 25ppm dengan mengencerkan 500 u larutan
baku di tambah 600 u aquadest (kelompok 2)
4. Dari larutan baku, buat larutan kmno4 kadar 20 ppm dengan mengencerkan 400u larutan
baku di tambah 600 u aquadest (kelompok 3)
5. Buatkan pula larutan kmno4 kadar 10ppm dengan mengencerkan 200u larutan baku di
tambah 800 u aquadest (kelompok 4)
Buat masing-masing 5 tabung untuk setiap larutan yang di encerkan
Ukur masing-masing larutan dan catat absorbannya
Hitung masing-masing larutan dengan menggunakan larutan baku sebagai standar
Hitung mean (nilai rata-rata) dari setiap konsentrasi dengan rumus X=x/n
Keterangan : X =nilai rata-rata
= jumlah
X = nilai tiap pengamatan
N= jumlah pengamatan
10. Hitung SD (standar Deviasi) / penyimpangan dari tiap pengukuran dengan rumus
( X x) 2
n1
SD = Akar

6.
7.
8.
9.

Hitung KV (koefisien Variasi)dari tiap pengukuran dengan rumus


KV =

SD .100
X

Dari data yang diperoleh dibuat grafik pemantapan ketelitian dengan ditentukannya batas
peringatan(x+2sd) dan batas kontrolnya (x+3sd)

PROSEDUR PIPETASI
1. Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk memastikan
lancarnya mikro pipet
2. Memasukan Tip bersih kedalam Nozzle/ ujung mikropipet
3. Tekan Thumb knob sampai hambatan pertama / first stop, jangan ditekan lebih kedalam
lagi
4. Masukin tip kedalam cairan yang akan dipipet
5. Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb Knob maka
cairan akan masuk ke tip
6. Pindahkan ujung tip ke tempat penampung yang di inginkan
7. Tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua / second stop atau tekan semaksimal
munkin maka semua cairan akan keluar dari ujung tip
Teknik pemipetan dan ketelitian sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan di dapat
Untuk pempetan sampel yang sangat kecil (< 50) maka sisa sampel yang menempel
sedikit saja, akan sangat berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan
PERCOBAAN PIPETASI
ALAT
- KUVET
- Labu ukur
- Pipet gelas
- Pipet piston

Sprektofotometer
BAHAN
-Aqua destilata
-KmnO4

Anda mungkin juga menyukai