Anda di halaman 1dari 17

Makalah Studi Islam

Masa Kemajuan dan Kemunduran Umat Islam (masa


klasik, abad pertengahan, dan zaman modern)
Dosen Pembimbing : Prof.Idzam

Disusun Oleh :
Brenda Marsalia / NIM. 11120910001117
Elysa Hardiyanti / NIM. 11120910001117
Taufik Indra / NIM. 11120910001117

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2012

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas segala rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami selaku penulis makalah
ini dapat menyelesaikan dalam waktu yang singkat. Maksud dari makalah ini
adalah untuk memberikan sebuah informasi kepada pembaca mengenai
tema yang diambil Tim penulis, agar pembaca mengetahui mengenai Masa
Kemajuan dan Kemunduran umat Islam. Dalam pembuatan makalah ini tim
pemula mendapat bantuan dan masukan dari berbagai pihak terutama
kepada Prof.Idzam

selaku dosen dan juga kepada pihak-pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian makalah ini.


Tim Penulis menyadari bahwa makalah yang dibuat ini jauh dari
kesempurnaan, untuk itu tim penulis mengharapkan saran serta kritik yang
membangun dari berbagai pihak terutama pembaca agar penulisan makalah
ini dapat lebih sempurna lagi. Akhir kata semoga penulisan makalah

ini

dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan khususnya bagi
tim pemula sendiri.

Jakarta, Desember 2012

Tim penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II Pembahasan
II.1 Islam pada Masa Klasik I (650 1250 M)
II.2 Islam pada Abad Pertengahan (1250-1800 M)
II.3 Islam pada Masa Modern (1800 Sekarang)
BAB III Penutup
III.1 Kesimpulan
III.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam pertama kali muncul yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW
sangat menarik dan santun sehingga banyak orang yang berbondongbondong masuk Islam (QS: 110: 2), ketika Islam dipimpin para khalifah yang
empat, islam mengalami perluasan-perluasan wilayah, sehingga Islam tidak
hanya dianut oleh orang-orang arab dan sekitarnya. Sepeninggalnya para
khalifah yang empat Islam dipimpin dinasti umayah yang berfokus pada
pembenahan administrasi Negara.
Sedangkan ketika dinasti abbasiyah maju sebagai pimpinan, Islam
mengalami kemajuan-kemajuan dalam bidang sains dan teknologi yang
diambilkan dari al-Quran yang berkaiatan dengan ayat-ayat kauniyah (alam
semesta) yang dipadukan dengan filsafat yunani. Tetapi setelah beberapa
abad lamanya Islam mengalami kemunduran sehingga tradisi keilmuan
pindah ke negeri barat.

Dalam buku Ensiklopedi Islam, Jilid 2 (Jakarta, Ichtar Baru Van Hoeve)
dijelaskan bahwa sejarah Islam telah melalui tiga periode, yaitu periode
klasik (650-1250), periode pertengahan (1250-1800 M), dan periode
modern(1800-sekarang).
B.
1.
2.
3.

Rumusan Masalah
Bagaimanakah perkembangan ajaran islam ?
Apa saja faktor-faktor kemajuan dan kemunduran umat Islam?
Bagaimanakah perkembangan kebudayaan Islam ?

BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Islam pada Masa Klasik I (650 1250 M)


Masa klasik dalam periodisasi islam yaitu masa dimana ketika nabi
Muhammad SAW diutus menjadi Rasul. Ada juga yang mengatakan bahwa
masa klasik yaitu masa dimana hijrahnya Rasul Allah ke Madinah.
Nabi Muhammad diutus dengan al-Quran sebagai penyangga utamanya.
Oleh karena masyarakat jahiliyah sangat menyukai dengan kesusastraan.
Maka, al-Quran diturunkan dengan bahasa sastra yang lazim dipakai
masyarakatnya. Itu semua didasarkan yaitu :
1. untuk

menyesuaikan

diri

dengan

tradisi

masyarakatnya

(agar

komunikatif)
2. untuk menantang dan mengungguli syair-syair jahiliyah.
Dalam menyampaikan risalah Tuhan, nabi Muhammad SAW menemui
gangguan dan rintangan yang keras. Rintangan itu dapat berupa ancaman

pembunuhan

dari

masyarakat

kafir

Quraisy.

Oleh

karena

beratnya

penderitaan yang ditanggung kaum muslimin, Nabi Muhammad SAW


memerintahkan sahabatnya mencari suaka ke Ethiopia. Pemimpin negeri
Ethiopia Raja Negus menolak ekstradisi para imigran islam yang dituntut
oleh kaum Quraisy.[1]
Demikian keadaan Nabi Muhammad SAW selama berdakwah di Mekkah,
sampai kemudian ia melakukan perjanjian dengan beberapa orang utusan
dari

masyarkat

mengantarkannya
membangun

kota

Yastrib,

berhijrah

masyarakat

ke

dan

yang

tidak

Madinah.

Di

meneruskan

berapa

lama

tempat

baru

dakwahnya.

Ia

kemudian
ini,

beliau

menyebut

pernduduk asli dengan Anshor, sedangkan penduduk yang bermigrasi


disebut Muhajirin.[2]
Selama 10 tahun Rasul Allah SAW tinggal di Madinah hingga akhirnya ia
dan kaum muslimin berhasil mendapatkan kesempatan menaklukan kota
Mekkah dan membebaskan Kabah dari berbagai berhala.
Setelah wafatnya Rasul, kepemimpinan diambil alih oleh para khalifah.
Mulai dari khalifah Abu Bakar hingga Ali, yang disebut sebagai masa alKhualafa al-Rashidun. Berikut ini adalah urutan khalifah yang memimpin
setelah Rasul wafat, yaitu :
a.

Abu Bakar al-Shidiq (w. 634M/11 H)

Kebijakan pertama yang ia lakukan adalah memerangi orang-orang yang


murtad dan golongan orang yang menolak membayar zakat. Ia juga
melanjutkan kebijakan Rasul SAW dengan mengirim pasukan pemimpin
Usamah bin Zayd ke Syria, yang sebelumnya sampai tertunda karena sakit
keras

yang

menderanya,

mengumpulkan Al-Quran

menjelang

kewafatannya.

Ia

juga

berhasil

dalam satu mushaf yang berserakan pada

pelepah kurma, batu tipis, tulang dan lembaran kain atau kulit binatang.[3]
b.

Umar bin Khattab (w. 644 M/23 H)

Pada masa pemerintahannya ia melakukan ekspansi ke negeri Persia, Iraq,


Palestina, Syria hingga Mesir. Hal ini ia lakukan demi membebaskan wilayah
jajahan-jajahan tersebut dari jajahan Romawi. Ia meninggal di usia 63 tahun
akibat dibunuh oleh Abu Luluah al-Majusi yang berasal dari Persia.[4]
c.

Usman bin Affan (w. 656 M/35 H)

Pada masa pemerintahannya ia berhasil menyusun al-Quran dalam satu


bentuk bacaan yang sebelumnya memilki banyak versi. Ia juga berhasil
memperluas wilayah islam ke Turki, Siprus, Afrika Utara, Asia Tengah,
Khurasan dan Balkh di Afganistan. Pasukan tangguh dan kuat pertahanannya .
[5]

Usman meninggal dunia dalam usia 82 tahun ketika membaca al-Quran,

akibat ketidakpuasan rakyatnya atas kebijakan politiknya yang cenderung


nepotisme.
d.

Ali bin Abi Thalib (w. 661 M/40 H)

Pada waktu pemerintahan Ali bin Abi Thalib, terjadi berbagai kerusuhan dan
kekacauan setelah terbunuhnya Usman. Rakyat menuntutnya untuk segera
menghukum pembunuh Usman. Itu sulit diwujudkan,karena kondisi negara
yang tidak stabil. Ia hanya menetapkan yaitu memerangi kelompok
pembangkang tersebut yang berujung pada terjadinya perang Jamal
pimpinan Aisyah yang didukung Zubair dan Talhah dan perang Siffin
pimpinan Muawiyah.[6] Dalam perang Siffin, Ali menerima arbitrasi yang
menyebabkan pasukannya terbelah menkadi dua. Satu menolak, sedang
yang lain menerimanya. Kelompok yang menolak inilah disebut Khawarij
yang bertanggung jawab atas terbunuhnya sang Khalifah.
Setelah pemerintahan yang dipimpin oleh para khalifah, pemerintahan islam
itu berganti menjadi Monarchy heredits (kerajaan turun-temurun). Dinastidinastinya terdiri dari :
1. Dinasti Amawi (Bani Ummayah)
2. Dinasti Abbasiyah (Bani Abbasiyah)
Pada periode klasik (650-1250 M), Islam mengalami dua fase penting:
(1) Fase ekspansi, integrasi dan puncak kemajuan (650-1000 M). Di fase
inilah Islam di bawah kepemimpinan para khalifah mengalami perluasan
pengaruh yang sangat signifikan, kearah Barat melalui Afrika Utara Islam
mencapai Spanyol dan kearah Timur melalui Persia Islam sampai ke India.
Masa ini juga ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan (di bidang
agama maupun non agama) dan kebudayaan. Dalam bidang hukum dikenal
para imam mazhab seperti Malik, Abu Hanifah, Syafii, dan Ibn Hanbal. Di

bidang teologi dikenal tokoh-tokoh seperti Abu Hasan al-Asyari, al-Maturidi,


Wasil ibn Atha al-Mutazili, Abu al-Huzail, al-Nazzam dan al-Jubai. Di bidang
ketasawwufan dikenal Dzunnun al-Misri, Abu Yazid al-Bustami, al-Hallaj dan
lainnya lagi. Sementara dalam bidang filsafat dan ilmu pengetahuan kita
mengenal al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina, Ibn Miskawaih, Ibn al-Haytsam, Ibn
Hayyan, al-Khawarizmi, al-Masudi dan al-Razi; (2) Fase disintegrasi (10001250 M) yang ditandai dengan perpecahan dan kemunduran politik umat
Islam hingga berpuncak pada terenggutnya Baghdad oleh bala tentara
Hulagu di tahun 1258 M.

II.2 Islam pada Abad Pertengahan (1250-1800 M)


Periode pertengahan (1250-1800 M) dapat dibaca juga dalam dua fase
penting: (1) Fase kemunduran (1250-1500 M) yang penuh diwarnai
perselisihan yang terus meningkat dengan sentimen mazhabiyah (antara
Sunni dan Syiah) maupun sentimen etnis (antara Arab dan Persia). Pada
masa inilah dunia Islam terbelah yang kemudian diperparah dengan
meluasnya pandangan bahwa pintu ijtihad telah tertutup. Sementara
perhatian terhadap dunia ilmu pengetahuan melemah, kekuatan Kristen
(dimana Perang Salib telah dimaklumatkan oleh Paus Urbanus II sejak dalam
Konsili Clermont tahun 1095 M) justru kian menekan dunia Islam; (2) Fase
Masa Tiga Kerajaan Besar (1500-1800). Keadaan perkembangan Islam secara
keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali walaupun tidak sebanding

dengan masa sebelumnya (klasik) setelah berkembangnya tiga kerajaan


besar yaitu kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Mughal di India dan kerajaan
Safawi di Persia. Diantara ketiga kerajaan tersebut yang terbesar dan paling
lama bertahan adalah kerajaan Usmani.
A.

Kerajaan Usmani

Kerajaan Utsmani didirikan oleh bangsa Turki dari kabilah Oghuz yang
mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina yang bernama
Usmani atau Usmani I dan memproklamirkan diri sebagai Padisyah al Usman
atau raja besar keluarga Usman tahun 1300 M (699 H). Kerajaan yang
didirikan oleh Usmani ini selanjutnya memperluas wilayahnya ke bagian
Benua Eropa. Ia menyerang daerah perbatasan Bizantium dan menaklukkan
kota Broessa tahun 1317 M sehingga tahun 1326 M dijadikan sebagai Ibukota
Negara.
Kerajaan Usmani untuk masa beberapa abad masih dipandang sebagai
Negara yang kuat terutama dalam bidang militer. Kemajuan-kemajuan
kerajaan Usmani yaitu dalam bidang pemerintahan dan kemiliteran, bidang
ilmu pengetahuan dan budaya misalnya kebudayaan Persia, Bizantium dan
arab,

pembangunan

Masjid-Masjid

Agung,

sekolah-sekolah,

rumah

sakit, gedung, jembatan, saluran air villa dan pemandian umum dan di
bidang keagamaan.misalnya seperti fatwa ulama yang menjadi hukum yang
berlaku.

Kerajaan Usmani sepeninggal Sultan Al Qanuni, mengalami kemunduran


yang disebabkan oleh berbagai problema yaitu:

Tidak dapat menguasai

wilayah yang luas, Kepemimpinannya lemah, Krisis ekonomi

B.

Kerajaan Safawi Di Persia

Kerajaan Syafawi, mulanya adalah sebuah gerakan tarekat yang berdiri di


Ardabil (Azerbaijan). Tarekatnya bernama tarekat Safawiyah, nama ini
diambil dari nama pendirinya yang bernama Safi-Al Din dan nama Syafawi
dilestarikan setelah gerakannya berhasil mendirikan kerajaan.
Jalan hidup yang ditempuh Al Din adalah jalan sufi dan mengembangkan
tasawuf Safawiyah menjadi gerakan keagamaan yang sangat berpengaruh di
Persia, Syiria dan Anatolia. Yang semula bertujuan memerangi orang-orang
yang ingkar dan memerangi orang-orang yang ahli bidah. Lama kelamaan
pengikut tarekat Syafawiyah berubah menjadi tentara dan fanatik dalam
kepercayaan dan menentang keras terhadap orang selain Syiah
Dalam perkembangannya, kerajaan Syafawi selanjutnya dipimpin oleh Ismail
yang baru berusia tujuh tahun. Ismail beserta pasukannya yang bermarkas di
Gilan

selama

lima

belas

tahun

mempersiapkan

kekuatannya

dan

mengadakan hubungan dengan para pengikutnya di Azerbeijan, Syiria dan


Anatolia dan pasukan tersebut dinamai baret merah.
Saat kepemimpinan Ismail, pada
mengalahkan

AK

Koyunlu

di

tahun 1501

Sharur

dan

M, pasukannya dapat
Tabriz

sehingga

Ismail

memproklairkan dirinya menjadi raja pertama dinasti Syafawi dan berkuasa


selama 23 tahun.
Masa keemasan kerajaan Syafawi terjadi pada masa kepemimpinan Abbas I
yaitu di bidang pilitik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan bidang pembangunan
fisik dan seni. Kemajuan yang dicapainya membuat kerajaan Syafawi
menjadi salah satu dari tiga kerajaan besar Islam yang diperhitungkan oleh
lawan-lawannya terutama dibidang politik dan militer. Setelah mengalami
kejayaan, kerajaan Safawi tidak lama kemudian mengalami kemunduran
penyebabnya adalah antara lain: Kemerosotan moral para pemimpin
kerajaan, Konflik yang berkepanjangan dengan kerajaan Usmani dan Pasukan
yang dibentuk Raja Abbas I yaitu pasukan Ghulam tidak memiliki jiwa
pratirotik
C.

Kerajaan Mughal di India

Kerajaan Mughal adalah kerajaan yang termuda diantara tiga kerajaan besar
Islam. Kerajaan ini didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530). Babur
dengan bantuan Raja Safawi dapat menaklukkan Samarkhad tahun 1494 M.
Tahun 1504 M dapat menduduki Kabul ibukota Afganistan. Setelah itu, Raja
Babur mengadakan ekspansi terus-menerus.

Kemajuan kemajuan kerajaan mughal diantaranya:


Di bidang Ekonomi, mengembangkan program pertanian, pertambangan,
dan perdagangan. Masalah sumber keuangan Negara lebih banyak bertumpu
pada sektor pertanian
Di bidang seni dan budaya misalnya karya sastra gubahan penyair istana,
penyair yang terkenal yaitu Malik Muhammad Jayazi dengan karyanya
padmavat (karya yang mengandung pesan kebajikan jiwa manusia), karyakarya arsitektur seperti istana fatpur Sikri di Sikri, vila dan masjid-masjid
Pada tahun 1858 M kerajaan Mughal juga mengalami kemerosotan,
penyebabnya

antara

lain:

Kemerosotan

moral

dan

para

pejabatnya

bermewah-mewahan, Pewaris kerajaan dalam kepemimpinannya sangat


lemah dan Kekuatan mililernya juga lemah.
Yang dimaksud disini adalah kerajaan Usmani (Ottoman Empire) di Turki,
kerajaan Safawi di Persia dan kerajaan Mughal di India. Pada masa
kejayaannya, masing-masing kerajaan ini memiliki keunggulan khas di
bidang literatur dan arsitektur sebagaimana terlihat melalui keindahan
masjid-masjid dan bangunan lainnya yang lahir ketika itu. Sedangkan
perhatian pada riset ilmu pengetahuan masih terbilang sangat kurang
sehingga turut memberi kontribusi pada menurunnya kekuatan militer
sekaligus politik umat Islam. Sisi lain, dunia Kristen dengan kekayaan yang
terus berlimpah yang diangkut dari Amerika dan Timur Jauh semakin maju
baik dalam bidang ilmu pengetahuan dan kekuatan militernya. Maka sejarah

akhirnya mencatat, kerajaan Usmani terpukul kalah di wilayah Eropa,


kerajaan Safawi terdesak oleh suku-suku Afghan, dan kerajaan Mughal kian
mengkerut ditekan raja-raja India. Puncaknya, Mesir sebagai salah satu
simbol dan pusat peradaban Islam ketika itu runtuh di bawah penaklukan
Napoleon di tahun 1798 M.

II.3 Islam pada Masa Modern (1800 Sekarang)


Periode modern (1800 M dan seterusnya) dikenal sebagai era kebangkitan
kembali

umat

Islam.

Kekalahan

demi

kakalahan

tampaknya

mulai

menyadarkan dunia Islam bahwa dunia Barat telah mengalami kemajuan


sedemikian tinggi yang takkan mungkin terlawan dengan mengandalkan
kekuatan di berbagai aspeknya yang berada dalam keadaan lemah ketika
itu.

Dari

sinilah

merekonstruksi

muncul

keadaan

dan

ide-ide
kualitas

pembaharuan
umat

Islam

yang

bermaksud

sehingga

memiliki

kepercayaan diri dalam menghadapi ekspansi militer, politik imperialis, dan


juga peradaban kolonial Barat yang semakin passif.

BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Perkembangan Islam pada abad pertengahan ini dilakukan melalui tiga jalan
yang dilalui untuk memperkenalkan Islam pada masyarakat Eropa. Ketiga
jalan tersebut adalah Jalan Barat , Jalan Tengah , Jalan Tiimur. Perkembangan
Islam, mengalami dua fase yaitu fase kemajuan dan fase kemunduran.
Keadaan

perkembangan

Islam

secara

keseluruhan

baru

mengalami

kemajuan kembali walaupun tidak sebanding dengan masa sebelumnya


( klasik) setelah berkembangnya tiga kerajaan besar yaitu kerajaan Usmani
di Turki, kerajaan Mughal di India dan kerajaan Safawi di Persia. Ada
beberapa sektor penting yang muncul sebagai pengaruh perkembangan
Islam di abad pertengahan. Beberapa sektor tersebut diantaranya bidang
Politik, bidang Ekonomi Sosial, bidang Kebudayaan, bidang Pendidikan.
III.2 Saran
1.

Kita dapat meneladani sikap intelektual dan semangat keislaman para

2.
3.

Khalifah
Kita dapat mengambil berbagai tauladan dari para Khalifah
Kita dapat memahami dan menghayati sejarah kebudayaan Islam atau

4.

dijadikan pandangan hidup dalam kegiatan sehari hari


Membentuk nilai melalui pengambilan hikmah dikehidupan sehari-hari
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan.

DAFTAR PUSTAKA
[1]

Syed Mamudannasir, Islam Its Concepts & History, terj. Adang Affandi

(Bandung : Remaja Rosdakarya, 1994), 124


[2]

Tim penyusun studi islam IAIN Sunan Ampel Surabaya, Pengantar Studi

Islam,Surabaya : IAIN Sunan Ampel Press, 2004, h. 131


[3]

Muhammad al-Khudai Bik, Tarikh al-Tashri al Islami (Mesir :Matbaah al-

Saadah, 1954),12
[4]

Ahmad bin Hanbal, al-Musnad, vol. 1 (Beirut : Dar al-Fikr)

[5]

Ibn al-Athir, al-Kamil fi al Tarikh, vol 3 (Beirut : Dar al Sadir, 1965), 111

[6]

Abu Amr Khalifah Khayyat al-Laythi, Tarikh Khalifat Ibn Khayyat (Beirut:

Dar al-Kuttub al-Ilmiyyah, 1995), 115

http://matematikaboy.wordpress.com/2011/01/21/sejarah-islam-padamasa-pra-islam-dan-masa-klasik/?

blogsub=confirming&blogsub=confirming#blog_subscription-3
http://saminsyb.blogspot.com/2012/01/ski-perkembangan-islam-pada-

periode.html
http://adevioktavianingeblog.blogspot.com/2011/11/makalah-

perkembangan-islam-abad.html
http://sejarah.kompasiana.com/2010/10/05/perkembangan-islam-abadpertengahan/

Anda mungkin juga menyukai