Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN HASIL WAWANCARA

INFORMASI BUDIDAYA TANAMAN PISANG (Musa sp)

Disusun Oleh:

Miftahurroyan 160401057

Rayendra putra 160401089

M. Junizar Adi Saputra 160401071

TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU PEKANBARU

2017
Kata Pengantar

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga laporan wawancara ini dapat

terselesaikan. Penulisan laporan wawancara ini bertujuan untuk memenuhi tugas

Sistem Informasi Manajemen. Kami menyadari begitu banyak pihak yang membantu,

memberi semangat, dan dorongan sehingga laporan wawancara ini dapat

terselesaikan. Pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada

Bapak Evan Fuad S.komM.eng selaku Dosen Sistem Informasi Manajemen yang

telah memberi kesempatan untuk menyelesaikan laporan wawancara ini, juga yang

telah memberikan arahan dan bimbingan serta ketelitian dalam proses penyusunan

laporan wawancara.

Pekanbaru, 15 November 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. 1

KATA PENGANTAR.. 2

DAFTAR ISI.. 3

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......... 4

1.2 Kegiatan dan Tujuan wawancara. 4

1.3 Metode yang digunakan.. 4

II. ISI PEMBAHASAN


2.1. Profil Narasumber. 5

2.2. Tanaman Pisang (Musa sp.). 5

2.2.1 Klasifikasi. 5

2.2.2 Syarat tumbuh.. 7

2.2.3 Varietas Pisang Komersil. 9

2.2.4 Alur Agribisnis Pisang. 9

2.2.5 Penyediaan Bibit dengan Kultur Jaringan 10

2.2.6 Penyiapan Lahan.. 10

2.2.7 Penanaman 11

2.2.8 Irigasi/Pengairan... 11

2.2.9 Penjarangan Anakan 12

2.2.10 Pemupukan dan Pertumbuhan. 13

2.2.11 Sanitasi Lahan . 14

2.2.12 Panen .. 16

3
2.2.13 Pengkelasan Buah Pisang. 18

2.2.14 Ketentuan Mengenai Ukuran... 20

III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan.. 21

4
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang

Kegiatan wawancara ini merupakan di bidang kuliah Sistem Informasi

Manajemen yang dilakukan untuk memperoleh Data, Proses dan Pengetahuan dari

narasumber yang berstatus mahasiswa/i dengan pembahasan Informasi Produktifitas

Tanaman Musiman / Tahunan oleh karena itu saya dan rekan-rekan mewawancarai

salah satu narasumber di Universitas Riau dengan jurusan Agroteknologi fakultas

Pertanian.

Dengan terlaksananya kegiatan wawancara ini, maka saya dan rekan-rekan

berharap telah memenuhi tugas Sistem Informasi Manajemen. Serta bermanfaat bagi

kita semua.

1.2 .Kegiatan dan Tujuan Wawancara

Tujuan dari wawancara ini agar dapat memahami kegiatan dari topik

narasumber selama masa Praktek Kerja Profesi dan mengetahui Data, Proses dan

Informasi dari wawancara yang di lakukan. Serta menguasai kegiatan wawancara ini.

1.3.Metode yang digunakan

Metode yang digunakan adalah dengan mewawancarai lansung narasumber

mahasiswa/i yang bersangkutan dengan topik pembahasan dan mencatat rangkuman

informasi yang di berikan .

5
BAB II

ISI PEMBAHASAN

2.1 Profil Narasumber:

NAMA : Putri Erfiani

NIM : 1406118525

JURUSAN : Agroteknologi

FAKULTAS : Pertanian (Universitas Riau)

SEMESTER : 7

2.2. Tanaman Pisang (Musa sp.)

2.2.1.Klasifikasi

Tanaman pisang termasuk dalam golongan Monocotyledonae, famili

Musaceae, genus Musa. Tanaman pisang merupakan tanaman herbaceous dan

berkembang biak secara vegetatif (Nakasone & Paull, 1988).

Subandi et al.(1988) mengatakan bahwa tanaman pisang termasuk ke dalam

Ordo Scitaminea yang meliputi tiga famili yaitu Musaceae, Canaceae dan

6
Zingiberaceae.Famili Musaceae terdiri atas dua genus yaitu Musa dan Ensete.Genus

Musa terdiri atas empat kelompok yaitu Australiamusa, Callimusa,Rhodochlamys dan

Eumusa.Sebagian besar tanaman pisang yang buahnya dapat dimakan termasuk

dalam kelompok Eumusa dengan spesies-spesiesnya Musaacuminata, Musa

balbisiana, atau persilangan antara kedua spesies ini. Menurut jenisnya, tanaman

pisang yang buahnya dapat dimakan dikelompokkan dalam tiga golongan besar,

yaitu: (1) Musa paradisiaca var.sapientum dan Musa nona L. atau Musa cavendishii;

(2) Musa paradisiaca var.formatika; dan (3) Musa brochycarpa. Pisang dari

golongan 1, buahnya enakdimakan dalam keadaan segar seperti pisang mas, pisang

ambon, pisang raja,pisang susu, dan lainnya. Pisang dari golongan 2, buahnya enak

dimakan setelahdimasak dulu (direbus atau digoreng), seperti pisang kepok, pisang

sobo, pisangsiem, dan pisang tanduk.Pisang dari golongan 3 termasuk golongan

pisang yangmempunyai biji, misalnya pisang klutuk atau pisang batu.

2.2.2. Syarat Tumbuh

Pisang termasuk tanaman yang mudah tumbuh.Pisang

merupakantanamanyang terdapat di daerah dataran rendah di lingkungan yang

basah(Nakasone & Paull, 1998).

Tanaman ini dapat tumbuh di sembarang tempat namun agar produktivitasnya

optimal, sebaiknya ditanam di daerah dataran rendahdengan ketinggian tempat di

bawah 1000 mdpl (di atas permukaan laut) (Satuhu& Suriyadi 1999).Pada umumnya,

7
tanaman pisang tumbuh dan berproduksisecara optimal di daerah yang mempunyai

ketinggian antara 400 600 m dpl(Rukmana, 1999).

Menurut Nakasone & Paull (1998), suhu yang baik untuk perkembangan buah

pisang adalah berkisar antara 15 380C dengan suhu optimum 270C. Tipe iklim yang

cocok adalah iklim basah sampai kering dengan curah hujan 1400 2500 mm per

tahun dan merata sepanjang tahun.Tempatpenanaman pisang yang baik adalah tempat

yang mendapat sinar matahari atauterbuka. Di daerah atau tempat yang terlindung,

tanaman pisang akan terhambat pertumbuhannya. Tiupan angin yang terlalu kencang

kurang baik terhadap tanaman pisang karena dapat menyebabkan helaian daun sobek.

Tanaman pisang mempunyai sistem perakaran yang dangkal, sehinggauntuk

pertumbuhan yang optimal dibutuhkan lapisan tanah atas (top soil) yangsubur,

gembur, dan mengandung bahan organik (Rukmana, 1999).

Tanaman initahan terhadap kekeringan atau kekurangan air karena

perakarannya banyakmengadung air.Pemberian air pada waktu musim kemarau

sangat diperlukanterutama bila tanaman sedang berbuah dan berbunga.Pisang yang

ditanam ditanah yang kritis juga dapat menghasilkan. Jenis tanah yang sesuai untuk

tanamanpisang adalah tanah liat yang mengandung kapur atau tanah alluvial dengan

pHantara 4,5 7,5 sehingga tanaman pisang yang tumbuh di tanah berkapur

sangatbaik. Di daerah yang memiliki musim kering antara 4 5 bulan, tanaman

pisangmasih dapat tumbuh subur apabila kedalaman air tanah tidak lebih dari 150 cm

8
dibawah permukaan tanah.Kedalaman air tanah yang sesuai untuk tanaman pisang

adalah 50 200 cm di bawah permukaan tanah (Satuhu & Supriyadi 1999).

2.2.3. Varietas Pisang Komersil

Varietas pisang komersial di dunia adalah: Cavendish, Baby banana, Monkey


banana. Varietas pisang komersial di Indonesia : Ambon, Raja, Tanduk, Barangan,
Uli, Mas, dll. Koleksi pisang Indonesia sekitar 420 jenis.

2.2.4. Alur Agribisnis Pisang

Penentuan dan Penyediaan Penentuan dan Penyiapan

Bibit Lahan
Penanaman

Pengairan

Penjarangan Anakan

Pemupukan

Sanitasi Lahan

Pemungkusan Buah

Pengendalian HPT

Panen

Pencucian dan Desinfeksi

Sortasi dan Pengkelasan

Pengemasan

Distribusi

9
2.2.5. Penyedian Bibit dengan Kultur Jaringan

Kultur jaringan merupakan suatu teknik perbanyakan tanaman, untuk

mendapatkan bahan tanam yang seragam secara massal dan diharapkan sifatnya sama

dengan tanaman asal. Jaringan yang sering digunakan dalam teknik kulturjaringan

tanaman adalah kalus, sel, dan protoplas, sedangkan organ tanaman meliputi pucuk,

bunga dan akar (Zulkarnain, 2009).

Teknik kultur jaringan sangat efektif dalam mengantisipasi perbaikan

tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung sebagai perubahan dalam

metode konvensional. Perbanyakan tanaman pisang secara konvensional sangat

kurang efektif karena proses yang lama dan banyak kendala. Maka dari itu

penggunaan teknik kultur jaringan sangat berpengaruh besar dalam produksi dan

kualitas dari pisang, sehingga teknik ini memungkinkan produksi yang cepat

menghasilkan kultivar yang unggul bebas dari hama penyakit dan mempunyai potensi

genetik yang baik (Marlin et al., 2012)

2.2.6. Penyiapan Lahan

Pembersihan lahan. Lahan harus dibersihkan dari dari hal-hal yang dapat

menganggu pertumbuhan tanaman. Lahan dibersihkan mulai dari membuang batu

besar, gulma, tunggul batang dan sebagainya yang dapat menganggu sistem

perakaran tanaman dan penyerapan unsur hara. Selain itu juga disiapkan bedengan

dan akses jalan.Pengaturan jarak tanam. Jarak tanam tergantung varietas, varietas

ukuran kecil sekitar 2X2.5 m, besar 3X3. Bisa juga berupa barisan 1.5-2 X 4-6 m.

10
Populasi tanaman per ha, tergantung dari layout tanah. Arah barisan dalam

pengaturan jarak tanam harus sejajar dengan arah terbit metahari.

2.2.7. Penanaman

Penanaman dilakukan sebaiknya pada awal musim hujan atau akhir musim

kemarau, agar tanaman pada saat pertumbuhan awal tidak mengalami kekeringan.

Sebelum ditanam bibit yang sudah disiapkan terlebih dahulu diberi perlakuan dengan

cara merendam dalam agens antagonis seperti bakteri Pseudomonas fluorescens dan

Bacillus substilis dengan konsentrasi 109/ml selama 24 jam. Kalau agens antagonis

sulit diperoleh, bibit dapat direndam dulu ke dalam larutan fungisida Benlate atau

Duthane M-45 selama 2 jam. Sementara menunggu bibit direndam, lubang tanam

yang sudah ditutup, dilubangi kembali seukuran dengan bonggol atau bibit. Setelah

bibit direndam, bibit siap ditanam. Bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan

posisi tegak dan ditanam sampai sebatas 5 10 cm di atas pangkal tanah, kemudian

lubang ditutup kembali dengan tanah galian. Penanaman pisang dapat dilukukan

dengan baris tunggal dan baris ganda.

2.2.8. Irigasi/Pengairan

Pengairan dilakukan untuk membantu penyediaan air yang cukup untuk

pertumbuhan dan produksi tanaman. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam

penyediaan air adalah air yang digunakan untuk penyiraman tidak tercemar zat

berbahaya dan limbah pabrik serta bibit penyakit. Pengairan harus disesuaikan

dengan musim, umur tanaman dan fase pertumbuhan tanaman. Pengairan dapat

11
dilakukan dengan penyiraman, irigasi sprinkle, irigasi tetes dan pembuatan selokan di

antara bedengan tanaman. Namun biasanya teknik pengairan yang banyak dilakukan

adalah dengan penyiraman. Irigasi tetes dan sprinkle banyak digunakan untuk

perkebunan besar.

Pengairan lahan harus dilakukan paling lambat 3 4 hari setelah tanam jika

ditanam pada saat tidak turun hujan. Penyiraman dilakukan dengan gembor atau

selang dari atas permukaan tanah sekitar pohon sampai tanah terlihat basah pada

kedalaman minimal 20 cm. Penyiraman dapat dilakukan pada pagi atau sore hari,

sekurang-kurangnya 2 kali seminggu apabila tidak turun hujan. Tanaman pisang yang

kekurangan air dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat. Kekurangan air

pada fase pertumbuhan vegetative dapat mempengaruhi kecepatan perkembangan

daun dan jumlah bunga menjadi sedikit, sehingga produksi buah menjadi rendah.

Kekurangan air pada fase pembungaan dapat menurunkan jumlah buah dan

kekurangan air pada periode pembentukan buah dapat mempengaruhi ukuran dan

kualitas buah, tandan buah pendek dan ukuran kecil.

2.2.9. Penjarangan Anakan

Penjarangan anakan dilakukan dengan tujuan mengurangi persaingan hara

antar tanaman dan meningkatkan pertumbuhan tanaman, produktivitas dan kualitas

hasil. Membiarkan anakan pada tanaman pisang dapat mengurangi produksi.

Penjarangan anakan dapat dilakukan dengan cara mematikan anakan dengan metode

sebagai berikut:

12
Potong anakan sebatas permukaan tanah, congkel bagian tengah

batang lalu tuangkan 2 3 ml ( sendok teh) minyak tanah.

Dapat juga menggunakan 2,4 D 50% sebanyak 2 12 tetes pada

batang semu anakan yang telah mencapai tinggi 30 60 cm. Anakan

yang lebih kecil dosisnya dapat dikurangi.

2.2.10. Pemupukan dan Pembumbunan

Pemupukan dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan unsure hara

tanaman dan mendapatkan pertumbuhan tanaman yang optimum, produksi yang

tinggi dan kualitas yang baik sesuai dengan standar yang ditetapkan serta

memperkuat pertumbuhan tanaman pisang. Jenis pupuk yang digunakan adalah:

Bahan organik: pupuk kandang, kompos

Pupuk kimia yang terdiri dari N (urea, ZA, KNO3, NPK), N (urea, Za,

Membuat parit di sekeliling rumpun dengan jarak minimal 50 cm dari

pohon dengan kedalaman 10-15 cm

Pupuk ditebarkan disepanjang parit sesuai dosis

Setelah pupuk diberikan parit ditutup dan dilanjutkan dengan

pembumbunan

Lingkaran tajuk diusahakan bersih dari rumput/gulma

13
2.2.11. Sanitasi Lahan

Sanitasi lahan dilakukan bertujuan untuk membersihkan gulma dan tanaman

sakit di sekitar pertanaman agar tanaman dapat tumbuh optimal. Gulma yang tumbuh

di sekitar pertanaman pisang kalau tidak dibersihkan dapat menimbulkan persaingan

hara antara gulma dan tanaman, sehingga akan mengurangi suplai hara ke tanaman.

Sementara tanaman yang sakit kalau tidak dibersihkan dapat menjadi sumber

penyakit bagi tanaman lainnya.

Pengendalian gulma penting dilakukan pada 3 bulan pertama. Pengendalian

gulma pada tanaman pisang umumnya dilakukan secara manual atau mekanis.

Pengendalian secara manual dilakukan dengan membuang gulma minimal 100 cm

sekeliling tanaman pisang. Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan alat

14
seperti cangkul, kored dan parang. Parang yang digunakan untuk memotong tanaman

yang sakit tidak boleh digunakan lagi.

Untuk tanaman sehat, kecuali parang tersebut dibersihkan dahulu dengan

klorox ataupun bayclin agar penyakit tidak menular ke tanaman yang sehat.

Pengendalian secara manual atau mekanis harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak

melukai perakaran tanaman.

Untuk perkebunan skala luas, dengan alas an pertimbangan ekonmi

penyiangan dapat dilakukan dengan penyemprotan herbisida. Penyemprotan herbisida

dapat dilakukan apabila tanaman sudah cukup tinggi (1- 1.5 m) dan apabila tanaman

sudah ada yang terserang layu fusarium. Penyemprotan dengan herbisida dapat

dilakukan 4-5 kali dalam satu tahun. Herbisida yang digunakan dari herbisida yang

berbahan aktif Ametryne, simazine, diuron, paraquat dan glyphosate. Pemelihan

masing-masing bahan aktif tergantung pertumbuhan tanaman. Umur tanaman 1 4

bulan dapat menggunakan ametryne, umur tanaman 5 6 bulan menggunkan

paraquat, umur diatas 6 bulan menggunakan glyphosate.

Kegiatan penyiangan sebaiknya diikuti dengan pembersihan kebun, terutama

pemotongan daun-daun yang telah tua dan juga daun-daun yang kering. Hal ini

dilakukan untuk memberikan sirkulasi udara dan masuknya cahaya matahari yang

baik ke dalam pertanaman. Daun yang dibuang adalah daun dengan lebih dari 50%

terserang bercak penyakit, daun tua yang telah menguning dan daun yang menaungi

dan menggesek jantung dan atau buah yang dalam masa tumbuh dan berkembang.

15
2.2.12. Panen

Kegiatan panen yang baik dilakukan bertujuan untuk mendapatkan buah segar

dengan kualitas semaksimal mungkin. Sebelum melakukan pemanenan terbaik

dahulu harus diketahui indikator atau petunjuk bahwa.Pisang tersebut sudah dapat

dipanen. Beberapa indikator panen pisang diantaranya adalah umur sejak muncul

jantung, pola lingkar buah, kuran dan kekerasan buah.

Contoh kriteria panen untuk pisang Cavendish dengan tujuan pemasaran pasar lokal:

Tepi buah pisang tidak bersudut tetapi rata

Buah tampak berisi/padat

Bunga yang mengering pada ujung buah muda dipatahkan

Warna kulit buah dari hijau muda menjadi hijau tua

Daun bendera pada tanaman sudah mengeri

Pisang seperti ini akan matang penuh dalam waktu 1 2 minggu

Secara umum pada dataran rendah waktu panen pisang berkisar 85 100 hari setelah

muncul jantung, sedangkan di dataran tinggi dapat mencapai 98 115 hari setelah

muncul jantung.

Cara pemanenan pisang yang baik adalah sebagai berikut:

1. Untuk panen pisang digunakan parang/golok yang tajam dan bersih

2. Panen dilakukan pada waktu pagi (7.00 10.00) atau sore (15.00 17.00)

dalam keadaan cerah

16
3. Kayu/bambu penyangga pohon diturunkan perlahan-lahan

4. Batang ditebang setinggi 2/3 dari tinggi batang agar tandan tidak menyentuh

tanah

5. Tandan dipotong pada sebelah atas buku tandan atau kira-kira 30 cm diatas

sisir pertama

6. Setelah dipotong, tandan dibalikan supaya getah yang menetes keluar tidak

mengenai buah

7. Tandan pisang diangkut dengan gerobak atau alat angkut lainnya ke tempat

pengumpulan. Waktu pengangkutan, letakan posisi tandan pisang tegak

lurus(posisi tangkai buah menghadap ke bawah). Diantara tandan diberi sekat

busa atau daun pisang kering.

8. Pada tempat pengumpulan tandan pisang diberi alas untuk menghindari buah

rusak/tergores

Standar kematangan buah dapat ditentukan dengan beberapa indeks kematangan:

Indeks 1 (bentuk buah terisi penuh, warna hijau segar, 100-200 hari

setelah bunga mekar)

Indeks 2 ( warna buah hijau terang)

Indeks 3 (warna buah hijau semburat kuning)

Indeks 4 (warna buah kuning semburat hijau)

Indeks 5 (warna buah kuning dengan ujung hijau)

Indeks 6 (warna buah kuning merata)

17
2.2.13. Pengkelasan buah pisang

Dalam perdagangan Internasional, buah pisang dikelompokkan menjadi tiga

kelas mutu yaitu kelas super, kelas A dan kelas B. Buah untuk kelas Super dan A

pada umumnya banyak dipasarkan untuk ekspor dan supermarket. Sedangkan buah

kelas B merupakan buah yang tidak termasuk kelas super dan A, tetapi masih

memenuhi syarat untuk diperdagangkan. Buah kelas B hanya untuk konsumen lokal.

1. Kelas Super

Pisang yang masuk dalam kelas ini haruslah berkualitas super. Buah harus

sesuai dengan karakteristik varietas, memiliki bentuk sempurna, bebas dari cacat

kecuali cacat yang sangat kecil pada permukaan yang tidak tampak serta tidak

mempengaruhi penampilan umum, kualitas, kualitas simpan dan keberadaan produk

dalam kemasan.

2. Kelas A

Pisang dalam kelas ini haruslah berkualitas baik dan berkarakter sesuai

dengan varietas dan memiliki bentuk sempurna. Kerusakan kecil sebagai berikut yang

masih dapat ditoleransi pada buah.

Kerusakan pada bentuk dan warna buah, asal tidak mempengaruhi penampilan

umum, kualitas dan penampilan dalam kemasan.

Kerusakan kulit buah seperti lecet dan goresan tidak lebih dari 2% dari total

permukaan.

18
Seluruh cacat dan kerusakan tidak boleh mempengaruhi daging buah.

3. Kelas B

Pisang yang masuk dalam kelas ini adalah pisang yang tidak masuk Kelas

Super dan Kelas A tapi masih memenuhi kriteria minimum. Kerusakan sebagai

berikut masih diperbolehkan asalkan tidak mempengaruhi penampilan umum,

kualitas, dan penampakan kemasannya.

Kerusakan pada bentuk dan warna, selama masih mempertahankan sifat-sifat

varietasnya

Kerusakan kulit buah seperti goresan, memar, burik asalkan tidak melebihi

5% dari total permukaan

Seluruh kerusakan tidak boleh mempengaruhi daging buah.

19
2.2.14. Ketentuan Mengenai Ukuran

Ukuran ditentukan berdasarkan rata-rata panjang jari buah, denganpanjang

minimum 5 cm, sesuai dengan tabel berikut.

Kode Ukuran Panjang Jari Buah (cm)

I 20.0

II 15.0 19.9

III 10.0 14.9

IV 5.0 9.9

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil wawancara tentang Informasi Budidaya Tanaman Pisang (

Musa sp) maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pembentukan tunas pada kultur jaringan dipengaruhi oleh varietas pisang,

komposisi media tumbuh dan zat pengatur tumbuh yang ditambahkan ke

dalam media.

2. Pisang varietas Raja Kinalun memiliki multiplikasi lebih baik sebab jumlah

tunas-tunasnya lebih banyak dan tinggi tunasnya merupakan yang tertinggi

dibandingkan dengan varietas lainnya.

21

Anda mungkin juga menyukai