Anda di halaman 1dari 3

Laporan Proses Penerimaan Pasien di Ruang Perawatan Umum

(Penyakit Dalam) RSPAD Gatot Soebroto


Di susun oleh:
Marinda Navy Septiana (1306377682)
Putri Syifa Humaira (1306377700)
Pasien adalah pemakai jasa pemeliharaan kesehatan yang mempunyai citra
pribadi yang mandiri yang mempunyai pilihan bebas dalam mencari dan memilih
bantuan. Seorang pasien bukan lagi seorang penerima pelayanan secara pasif, tetapi
seorang peserta yang aktif yang bertanggung jawab atas pilihannya dan juga memikul
akibat dari pilihannya (Carpenito, 2000). Pasien baru adalah pasien yang baru datang
dan didaftarkan untuk pertama kali pasien mendapat pemeriksaan dari dokter yang
merawatnya. Setelah selesai di bagian penerimaan pasien baru, pasien bersama
keluarganya pergi menuju ke bagian di mana dirinya ditempatkan. Menerima pasien
baru yang masuk ke Rumah Sakit untuk dirawat sesuai dengan aturan dan prosedur
yang berlaku sehingga pasien segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhannya merupakan hal penting yang harus dilakukan.
Penerimaan pasien baru merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan
yang komprehensif melibatkan pasien dan keluarga, dimana sangat mempengaruhi
mutu kualitas pelayanan. Penerimaan pasien baru termasuk bagian utama dari proses
keperawatan sebab sebelum melakukan tindakan medis selanjutnya, perawat harus
terlebih dahulu mengetahui identitas pasien yang di peroleh ketika perawat menerima
pasien baru tersebut, baik rujukan dari rumah maupun rujukan dari tempat lain
misalnya rumah sakit atau puskesmas. Orientasi terhadap pasien baru merupakan
usaha memberikan informasi/sosialisasi kepada pasien dan keluarga tentang segala
sesuatu yang berkaitan dengan pelayanan selama di rumah sakit (Notoatmodjo,
2003).
Ruang Perawatan Umum (Penyakit Dalam) di RSPAD Gatot Soebroto sangat
baik dalam hal penerimaan pasien. Sebelum pasien dirawat di ruang Perawatan
Umum (Penyakit Dalam), pertama-tama pasien di data terlebih dahulu. Pendataan ini
untuk mengetahui ada atau tidaknya surat rujukan rawat baik dari poli maupun rumah

sakit sebelumnya. Ada juga pasien langsung dan pindahan dari ruang bedah maupun
gawat darurat. Setelah di data dan klien benar dirujuk untuk dirawat di ruang
perawatan umum, kemudian dibawa ke ruang edukasi. Tidak hanya klien, tetapi
pendamping klien juga ikut untuk diberikan edukasi sebelum rawat inap di ruang
obstetri. Dalam hal ini, perawat di ruang perawatan umum telah melakukan proses
penerimaan pasien dengan baik.
Sebelum pasien baru memasuki kamar rawat inap, maka perawat perlu
melakukan edukasi pada pasien dan keluarga. Edukasi di ruang PU ini yaitu
pengarahan, penjelasan terkait segala hal yang ada di ruang PU. Edukasi ini bertujuan
agar pasien dan keluarga memahami tentang peraturan rumah sakit serta memahami
tentang semua fasilitas yang tersedia dan ara penggunaannya. Pengarahan yang
diberikan antara lain terkait peraturan yang ada di ruang PU. Peraturan tersebut
diantaranya terkait aturan cuci tangan, pemakaian tempat sampah, jumlah
pendamping hanya diperbolehkan 1 orang, jam besuk, dan anak dibawah umur tidak
dapat masuk ke ruang rawat inap. Setelah diberikan arahan dan peraturan terkait
ruangan, perawat meminta persetujuan pasien dengan formulir catatan edukasi
terintegrasi pasien/keluarga yang harus ditanda tangani oleh pasien ataupun keluarga
setelah proses edukasi selesai dan pasien telah mengerti. Selanjutnya pasien diantar
ke kamar rawat inap.
Di dalam ruang rawat, apabila klien berada di ruang rawat umum (1 ruangan
terdapat lebih dari 1 tempat tidur) dan kondisinya kosong, klien dapat memilih tempat
tidur yang diinginkan. Hal ini bertujuan untuk memberikan posisi yang nyaman bagi
pasien dan keluarga dan memberikan hak pasien untuk memilih didalam kamar rawat
inap. Saat tiba di ruang rawat perawat menjelaskan cara menggunakan bed yang ada
di ruang rawat dengan memencet remote yang ada disamping tempat tidur pasien,
seperti untuk meninggikan atau membuat lebih rendah bagian kepala atau kaki atau
seluruh badan. Kemudian perawat juga menjelaskan hal-hal terkait penggunaan AC,
TV, dan kamar mandi yang ada di ruang rawat inap. Setelah semua dilakukan, klien
diminta untuk menyerahkan KTP, KK dan surat jaminan kesehatan seperti BPJS atau
ASKES yang digunakan untuk proses administrasi. Selanjutnya, ketika proses

administrasi sudah selesai maka hal yang kemudian dilakukan oleh perawat adalah
mengkaji kondisi pasien baru tersebut. Hal ini bertujuan agar perawat dapat
mengetahui kebutuhan dasar apa saja yang harus dipenuhi dari pasien dan juga agar
perawat dapat menentukan rencana tindak lanjut untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan pasien. Selain hal tersebut, perawat juga mengkaji risiko jatuh pada pasien.
Tujuan dari pengkajian risiko jatuh tersebut adalah agar perawat dapat mengetahui
pasien yang berisiko rendah, sedang, atau tinggi sehingga dapat melakukan antisipasi
dan lebih waspada dalam mengawasi pasien-pasien dengan risiko jatuh yang juga
akan diberi tanda berupa pin berwarna kuning pada gelang identitas pasien.
Setelah proses penerimaan pasien dirasa sudah cukup, maka perawat dapat
segera mempersilahkan pasien untuk beristirahat di kamar rawat inap. Selanjutnya,
perawat mulai menyusun rencana asuhan keperawatan yang akan diberikan kepada
pasien untuk memenuhi kebutuhan kesehatan pasien. Selain itu, ada juga
kemungkinan kondisi pasien pulang dan pasien end of life. Pasien pulang akan
mendapatkan edukasi mengenai obat yang diresepkan, rujukan konsul/rehabilitasi
maupun edukasi mengenai perawatan dirumah. Smentara pasien end of life akan
mendapatkan Bantuan Hidup Dasar (BHD) apabila bukan pasien DNR. Namun
apabila apsien dinyatakan MBO maka akan dibawa ke kamar duka.
Maka dari itu, penting bagi perawat untuk melakukan tahapan penerimaan
pasien dengan baik dan benar agar informasi-informasi penting mengenai aturan
rumah sakit serta ruangan dapat tersampaikan dengan baik kepada pasien maupun
keluarga pasien.
Daftar Pustaka
Carpenito,

Lynda

Juall.

(2000).

Rencana

Asuha

dan

Pendokumentasian

Keperawatan. Edisi 1. Ahli bahasa: Monica Ester. Jakarta: EGC


Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.

Anda mungkin juga menyukai