ADMINISTRASI DAN
KEBIJAKAN
KESEHATAN
Program Evaluation
Review Technique
(PERT)
PAPER
(Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan)
Oleh Kelompok 1:
1. ABDIANA KUSUMA A
(132110101129)
(152110101018)
(152110101040)
4. ANGGI MEITASARI
(152110101067)
(152110101084)
(152110101105)
(152110101115)
(152110101144)
(152110101159)
(152110101176)
(152110101209)
(152110101225)
(152110101249)
Kelas A
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
2016
PROGRAM EVALUATION REVIEW TECHNIQUE
(PERT)
Jadi, dari pengertian yang dikemukakan oleh dua orang tersebut di atas,
dapat kita simpulkan bahwa Program Evaluation and Review Technique (PERT)
adalah suatu alat manajemen proyek yang membantu memudahkan pemetaan
penjadwalan kegiatan secara acak dan pengorganisasian bagian pekerjaan
sehingga dapat meminimalisir hambatan-hambatan yang mungkin terjadi dalam
proyek tersebut.
.2 Metodologi PERT (Program Evaluation and Review Technique)
Metodologi PERT divisualisasikan dengan suatu grafik atau bagan yang
melambangkan ilustrasi dari sebuah proyek. Diagram jaringan ini terdiri dari
beberapa titik (nodes) yang merepresentasikan kejadian (event) atau suatu titik
tempuh (milestone). Titik-titik tersebut dihubungkan oleh suatu vektor (garis yang
memiliki arah) yang merepresentasikan suatu pekerjaan (task) dalam sebuah
proyek. Arah dari vektor atau garis menunjukan suatu urutan pekerjaan. Ada dua
pendekatan untuk menggambarkan jaringan proyek, yaitu:
a. Kegiatan pada titik (activity on node - AON)
Pada AON, titik menunjukkan kegiatan.
Pada diagram diatas dapat diamati bahwa setiap arah panah akan
menunjukan suatu urutan pengerjaan. Seperti pekerjaan 1 dilakukan
terlebih dahulu (start), kemudian bisa dilanjutkan oleh pekerjaan 2, 3, 4,
setelah itu pekerjaan 5,6. Titik 7 adalah titik finish dimana pekerjaan
terakhir dilakukan dan merupakan akhir dari sebuah proyek. Selain
menunjukkan suatu urutan pengerjaan diagram PERT juga menunjukan
suatu keterikatan antar pekerjaan yang tidak dapat dipisahkan. Keterikatan
itu dapat dilihat dengan contoh pekerjaan 2, 3, 4 hanya dapat dilakukan
jika pekerjaan 1 sudah selesai dilakukan. Sebuah pekerjaan yang dapat
dilakukan bersamaan dengan pekerjaan lain disebut juga sebagai pekerjaan
pararel (pararel task atau concurrent task).
Selain itu terdapat juga sebuah aktivitas yang diwakili oleh garis putusputus yang disebut dengan dummy activities. Dari sebuah diagram PERT
dapat digunakan untuk mengetahui suatu urutan aktivitas kritis atau
aktivitas yang harus dilakukan sebagai prioritas utama (critical path),
penjadwalan dengan aktivitas lain dan jumlah pekerja yang dibutuhkan.
Pada diagram PERT diatas dapat kita amati adanya kegiatan dummy,
dimana kegiatan A dan B harus sudah selesai sebelum kegiatan C dapat
dimulai. Sedangkan kegiatan D dapat dimulai segera setelah kegiatan B
selesai tanpa bergantung dengan selesainya kegiatan A.
.3 Komponen dalam PERT (Program Evaluation Review Technique)
Komponen-komponen dalam PERT adalah;
a. Kegiatan (activity)
Suatu pekerjaan/tugas dimana penyelesaiannya memerlukan rentang waktu,
biaya, serta fasilitas tertentu. Kegiatan ini diberi simbol tanda panah.
b. Peristiwa (event)
Menandai awal dan akhir dari suatu kegiatan. Peristiwa diberi simbol
lingkaran (nodes) dan nomor, dimana nomor dimulai dari nomor yang terkecil
untuk awal peristiwa yang mendahului.
Dalam membuat diagram jaringan PERT, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu;
1) Sebelum suatu kegiatan dimulai, semua kegiatan yang mendahului harus
sudah selesai dikerjakan.
2) Anak panah menunjukkan urutan dalam mengerjakan pekerjaan.
e. Penjadwalan Proyek
Untuk menjadwalkan proyek, kita harus mengetahui dua waktu paling awal
dan dua waktu paling akhir, yaitu:
1) Earliest Start (ES): early start atau memulai awal adalah waktu paling
awal dimana suatu kegiatan sudah dapat dimulai, dengan asumsi semua
kegiatan sebelumnya sudah selesai dilakukan.
2) Earliest Finish (EF): early finish atau selesai awal adalah waktu paling
awal suatu kegiatan dapat selesai dikerjakan.
3) Latest Start (LS) atau mulai terakhir adalah waktu terakhir suatu kegiatan
dapat dimulai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan
proyek, hal ini menunjukkan waktu toleransi terakhir dimana suatu
kegiatan harus mulai dilakukan.
4) Latest Finish (LF) atau selesai terakhir adalah waktu toleransi terakhir
suatu kegiatan harus dapat selesai sehingga tidak menunda waktu
penyelesaian kegiatan berikutnya dan keseluruhan proyek.
Dalam menentukan jadwal proyek dapat menggunakan proses two-pass
yang terdiri dari forward pass dan backward pass. ES dan EF ditentukan
selama forward pass, sedangkan LS dan LF ditentukan selama backward pass.
1) Forward Pass
Forward pass digunakan untuk mengidentifikasi waktu-waktu terdahulu.
Sebelum suatu kegiatan dapat dimulai, semua pendahulu langsungnya
harus diselesaikan. Jika suatu kegiatan hanya mempunyai satu pendahulu
langsung, ES-nya sama dengan EF dari pendahulunya. Jika suatu kegiatan
mempunyai beberapa pendahulu langsung, ES-nya adalah nilai maksimum
dari semua EF pendahulunya, dengan rumusan;
ES = Max (EF semua pendahulu langsung)
Waktu selesai terdahulu (EF) dari suatu kegiatan adalah jumlah dari waktu
mulai terdahulu (ES) dan waktu kegiatannya, dengan rumusan;
EF = ES + waktu kegitan
Meskipun forward pass memungkinkan untuk menentukan waktu
penyelesaian proyek lebih dulu, tetapi tetap tidak dapat mengidentifikasi
ditemukan float/slack yaitu sisa waktu atau waktu mundur aktivitas, sama
dengan LS-ES atau LF-EF. Float/slack memberikan sejumlah kelonggaran
waktu dan elastisitas pada sebuah jaringan kerja. Slack time akan selalu
muncul pada rangkaian kegiatan yang bukan merupakan jalur kritis, dan tidak
akan pernah muncul pada jalur kritis. Slack time menjadi perhatian
manajemen karena slack time akan menjadi sumber daya yang bisa digunakan
dan sumber penghematan yang mungkin dilakukan oleh manajemen. Ini
dipakai pada waktu penggunaan jaringan dalam praktek, atau digunakan pada
waktu mengerjakan penentuan jumlah material, peralatan, dan tenaga kerja.
Slack terbagi menjadi dua jenis, yaitu;
1) Total float/slack (S)
Jumlah waktu di mana waktu penyelesaian suatu aktivitas dapat diundur
tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari penyelesaian proyek secara
keseluruhan.
2) Free float/slack (SF)
Jumlah waktu di mana penyelesaian suatu aktivitas dapat diundur tanpa
mempengaruhi saat paling cepat dari dimulainya aktivitas yang lain atau
saat paling cepat terjadinya event lain pada network.
.4 Langkah-langkah Perencanaan PERT (Program Evaluation Review
Technique)
Dalam melakukan perencanaan dengan PERT dibutuhkan beberapa langkah,
yaitu:
a. Mengidentifikasi aktivitas (activity) dan titik tempuhnya (milestone).
Sebuah aktivitas adalah pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
sebuah proyek. Titik tempuh (milestone) adalah penanda kejadian pada awal
dan akhir satu atau lebih aktivitas. Untuk mengidentifikasi aktivitas dan titik
tempuh dapat menggunakan suatu tabel agar lebih mudah dalam memahami
dan menambahkan informasi lain seperti urutan dan durasi.
b. Menetapkan
urutan
pengerjaan
dari
aktivitas-aktivitas
yang
telah
direncanakan.
b.
Jalur yang tidak memiliki tenggang waktu antara selesainya suatu tahap
kegiatan dengan mulainya suatu tahap kegiatan berikutnya.
10
c.
Tidak adanya tenggang waktu tersebut yang merupakan sifat kritis dari
jalur kritis.
.5 Kelebihan dan Kekurangan PERT
a. Kelebihan pada metode PERT
1) Berguna pada tingkat manajemen proyek.
2) Secara matematis tidak terlalu rumit.
3) Menampilkan
secara
grafis
menggunakan
jaringan
untuk
11
a. Manfaat PERT:
1) Mengetahui ketergantungan dan keterhubungan tiap pekerjaan dalam
suatu proyek.
2) Dapat mengetahui implikasi dan waktu jika terjadi keterlambatan
suatu pekerjaan.
3) Dapat mengetahui kemungkinan untuk mencari jalur alternatif lain
yang lebih baik untuk kelancaran proyek.
4) Dapat mengetahui kemungkinan percepatan dari salah satu atau
beberapa jalur kegiatan.
5) Dapat mengetahui batas waktu penyelesaian proyek pernah diketahui
sebelumnya.
b. Tujuan PERT:
1) Mengurangi penundaan pekerjaan
2) Mengurangi gangguan
3) Mengurangi konflik produksi
3. Studi Kasus
Simulasi:
Pemerintah Bondowoso, melalui dinas kesehatan meminta bantuan kepada
mahasiswa Universitas Jember Fakultas Kesehatan Masyarakat untuk mengubah
kebiasaan melakukan MCK di aliran sungai khususnya pada desa Mandiro,
kecamantan Tegalampel, Bondowoso melalui pendidikan dan promosi kesehatan
sebelum dimulainya pelaksanaan
12
C. Survey lokasi
D. Perijinan dengan pejabat setempat
E. Analisis masyarakat
F. Pencarian data penduduk
G. Rapat koordinasi dengan pejabat setempat
H. Penentuan waktu dan tempat pendidikan dan promosi kesehatan
I. Pembuatan media pendidikan dan promosi kesehatan
J. Promosi program pendidikan dan promosi kesehatan pada masyarakat
K. Persiapan tempat lokasi pendidikan dan promosi kesehatan
L. Briefing
M. Pelaksanaan program pendidikan dan promosi kesehatan
N. Evaluasi kegiatan
Dengan waktu penyelesaian program selama dua minggu, maka kita dapat
menyusun tabel kegiatan sebagai berikut;
Kegiatan
A
B
C
D
E
F
G
Deskripsi
Kegiatan
Sebelumnya
Rapat pembentukan
Waktu
Waktu
Optimis
Pesimis
(a)
(b)
panitia
Rapat persiapan
Survey lokasi
Perijinan dengan pejabat
A
B
2
1
5
4
setempat
Analisis masyakat
Pencarian data penduduk
Rapat koordinasi dengan
B
B
2
1
6
4
D, E, F
pejabat setempat
Penentuan waktu dan
promosi kesehatan
Pembuatan media
E, F
13
kesehatan
Promosi program
pendidikan dan promosi
kesehatan pada
I, H
masyarakat
Persiapan tempat lokasi
K
kesehatan
Briefing
Melakukan program
kesehatan
Evaluasi kegiatan
Selanjutnya, yang harus kita lakukan adalah menghitung expected time dan
varians dengan rumus yang telah dicantumkan di atas;
Waktu
Expected
Varians
Time (t)
(v)
2,00
0,11
3,17
0,25
2,17
0,25
2,00
0,11
3,33
0,44
2,17
0,25
2,00
0,11
2,17
0,25
Realistik
(m)
14
3,17
0,25
3,00
0,11
2,33
0,44
2,00
0,11
2,00
0,11
2,00
0,11
C
B
E
I
J
15
Daftar Pustaka
Anonim.
http://keuanganlsm.com/apa-itu-pert-program-evaluation-and-review-
16