BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kejadian osteoartritis cukup sering dijumpai dokter dalam menjalankan
profesinya sehari-hari. Angka kejadian merupakan penyakit reumatik yang
paling sering dijumpai pada primary health care.
Artritis ditandai dengan nyeri yang dirasakan pada persendian terkhusus
pada lutut, dan penyakit osteoartritis merupakan penyakit yang banyak
ditemukan pada orangtua. Pada dasarnya diakibatkan oleh kerusakan
permukaan sendi sehingga permukaan sendi menjadi irreguler.
Demi kesadaran masyarakat yang lebih tinggi maka dibutuhkan adanya
penyuluhan pada masyarakat dan terkhusus kepada warga di kecamatan
carangki, juga refresh ilmu petugas kesehatan di puskesmas tanralili.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan permasalahan
penelitian Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Osteoartritis di
Puskesmas Tanralili Kabupaten Maros.
C. TUJUAN PENELITIAN
A.Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan kepada warga mengenai osteoartritis
B.Tujuan Khusus
1. Menjelaskan pengertian osteoartritis
2. Menjelaskan penyebab osteoartritis
3. Menjelaskan patogenesis dari osteoartritis
1
D. MANFAAT PENELITIAN
1
puskesmas.
Manfaat bagi pasien (siswa-siswi):
a. Sebagai bahan masukan kepada
masyarakat tentang
osteoartritis.
b. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat dan tenaga
kesehatan tentang osteoartritis.
c. Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan agar dapat
berperan aktif dalam proses pengurangan angka kejadian
osteoartritis.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
inflamasi arthritis atau gout atau pseudogout mungkin terjadi, dimana gout dan
pseudogout juga dapat diidentifikasi dengan adanya kristal.
Diagnosis OA seringkali bisa didasarkan pada pemeriksaan fisik, namun bisa
dilakukan pemeriksaan radiologis berupa foto sinar-x untuk memastikan
diagnosis. MRI dapat mengungkapkan tingkat patologi pada sendi osteoarthritis,
namun tidak diindikasikan sebagai bagian dari pemeriksaan diagnostik.
Temuan radiologis dari osteoarthritis antara lain menyempitnya celah antar sendi,
terbentuknya osteofit, terbentuknya kista, dan sklerosis subchondral.
H. Tatalaksana
Samapai saat ini tidak ada terapi yang bisa mengobati osteoarthritis. Tujuan terapi
osteoarthritis adalah untuk mengurangi rasa nyeri dan meminimalisasi hilangnya
fungsi fisik. Pengobatan OA dilakukan secara komprehensif yaitu menangani
semua gangguan yang dialami dan meningkatkan fungsi. Pengobatan
komprehensif tersebut dapat dilakukan dengan terapi farmakologis dan atau terapi
nonfarmakologis. Pasien dengan gejala ringan yang hilang timbul mungkin perlu
perawatan nonfarmakologis saja. Namun, pasien dengan nyeri hebat yang
mengganggu aktivitas sehari-hari mungkin membutuhkan terapi komprehensif,
baik terapi nonfarmakologis maupun terapi farmakologis.
a)Farmakoterapi
Paracetamol merupakan analgesik yang dapat dipilih dalam terapi OA. Untuk
sebagian pasien, efek obat ini sudah adekuat dalam menghilangkan nyeri sehingga
penggunaan OAINS yang memiliki efek lebih toksik terhadap tubuh dapat
dihindari.
OAINS merupakan obat paling populer untuk mengobat i osteoarthritis. Obat ini
dapat diberikan secara topikal atau oral. Dalam uji klinis, OAINS oral
menghasilkan efek analgesik 30% lebih besar daripada paracetamol dosis tinggi.
Sebagian pasien yang diobati dengan OAINS mengalami efek yang signifikan,
sedangkan sebagian lain mengalami sedikit perbaikan. OAINS harus diberikan
secara topikal atau per oral sesuai kebutuhan karena efek samping akan berkurang
jika obat digunakan dosis intermiten rendah. Jika penggunaan obat sesekali adalah
kurang efektif, maka pengobatan setiap hari dapat diindikasikan. OAINS peroral
sering menimbulkan efek samping, yang paling banyak adalah efek toksisitas pada
saluran cerna, termasuk dispepsia, mual, kembung, perdarahan gastrointestinal,
dan tukak gastrointestinal.
b) Nonfarmakoterapi
Tujuan utama dari terapi nonfarmakologis berkaitan dengan
mengurangi beban pada sendi yang sakit dan meningkatkan fungsi mekanisme
protektif sendi sehingga dapat mengurangi pembebanan pada sendi. Beberapa cara
yang dilakukan untuk mengurangi pembebanan sendi antara lain :
1. Menghindari/mengurangi aktivitas yang menyebabkan kerja berlebihan
pada sendi dan terbukti mengakibatkan nyeri pada sendi tersebut.
2. Meningkatkan kekuatan otot penunjang kerja sendi untuk mengoptimalkan
fungsinya sebagai faktor protektif sendi. Mengurangi beban yang
diperoleh sendi dengan menggunakan alat bantu seperti memasang splint
pada sendi yang sakit, menggunakan tongkat untuk berjalan pada pasien
OA lutut, dan sebagainya
c) Tindakan Operasi
Ketika pasien dengan OA lutut atau pinggul telah gagal menjalani
pengobatan medis dan tetap kesakitan dengan keterbatasan fungsi fisik yang
menurunkan kualitas hidup, pasien harus dirujuk untuk artroplasti total. Ini adalah
operasi yang sangat efektif dalam menghilangkan rasa sakit dan meningkatkan
fungsi pada sebagian besar pasien. Saat ini tingkat kegagalan 1% per tahun.
Kemungkinan keberhasilan operasi ini lebih besar di pusat- pusat kesehatan
dimana sedikitnya 25 operasi tersebut dilakukan setiap tahun atau dengan ahli
bedah yang berpengalaman dalam melakukan operasi tersebut. Waktu penggantian
lutut atau pinggul sangat penting. Jika pasien menderita selama bertahun-tahun
hingga status fungsional mereka telah menurun secara substansial dengan otototot yang sudah cenderung melemah, status fungsional pasca operasi tidak dapat
meningkat setara dengan yang dicapai oleh orang lain yang menjalani operasi
pada tahapan awal dalam perjalanan penyakitnya.
BAB 3
PEMBAHASAN KASUS
BAB 4
KESIMPULAN