Paper
Paper
PENDAHULUAN
Ekonomi internasional adalah salah satu bagian dari ilmu ekonomi yang sangat
menarik untuk dipelajari. Ekonomi internasional mempelajari tentang transaksi dan
permasalahan ekonomi internasional (ekspor-impor). Perekonomian terbuka
ialah
perekonomian yang melibatkan diri dalam perdagangan internasional (ekspor dan impor)
barang dan jasa serta modal dengan negara-negara lain. Dalam teori ekonomi makro
perekonomian terbuka ini terdapat beberapa permasalahan salah satunya mengenai pengaruh
kebijakan dan peristiwa dalam perekonomian terbuka.
Dalam makalah ini akan diterangkan mengenai penawaran dan permintaan dana
pinjaman dan pertukaran valuta asing, keseimbangan perekonomian terbuka, bagaimana
kebijakan dan peristiwa memengaruhi perekonomian terbuka, krisis financial Asia serta
istilah-istilah penting yang diharapkan dapat mendukung pemahaman pembaca dalam
memahami paper ini.
II. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada pendahuluan diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
dalam paper ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penawaran dan permintaan dana pinjaman dan pertukaran valuta asing
dalam perekonomian terbuka ?
2. Bagaimana keseimbangan perekonomian terbuka?
3. Bagaimana kebijakan dan peristiwa memengaruhi perekonomian terbuka?
4. Bagaimana krisis finansial di Asia ?
III.
PEMBAHASAN
3.1 Penawaran dan Permintaan Dana Pinjaman dan Pertukaran Valuta Asing
dalam Perekonomian Terbuka
Untuk memahami kekuatan yang ada dalam perekonomian terbuka, kita akan
memfokuskan perhatian pada penawaran dan permintaan pada dua jenis pasar. Pasar
pertama adalah pasar dana pinjaman yang mengoordinasikan tabungan, investasi,
dan aliran dana pinjaman di luar negeri (di sebut dengan arus keluar modal neto).
Pasar kedua adalah pasar untuk pertukaran valuta asing yang mengoordinasikan
orang-orang yang ingin menukarkan mata uang domestik dengan mata uang Negara
lain.
1. Pasar Dana Pinjaman
Untuk dapat lebih mudah memahami pasar dana pinjaman ini maka dimulai
dengan identitas berikut :
S = I + NCO
Tabungan = Investasi + Arus Keluar Modal Neto
Penawaran dana pinjaman berasal dari tabungan (S) dan permintaan dana
pinjaman berasal dari Investasi (I) dan Arus keluar modal neto (NCO) atau
lebih jelasnya yaitu penawaran dana pinjaman berasal dari orang-orang yang
memiliki penghasilan tambahan yang ingin mereka simpan dan pinjamkan,
sedangkan permintaan terhadap dana pinjaman berasal dari rumah tangga dan
keseimbangan,
panawaran
dana
pinjaman
seimbang
dengan
Tingkat
Suku
Bunga
Supply
5%
Demand
0
$1,200
Dana Pinjaman
(in billions
of dollars)
Valuta asing atau yang biasa disebut dengan valas, atau yang dalam bahasa
asing dikenal dengan foreign exchange (Forex) merupakan mata uang yang di
keluarkan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Valuta asing akan
mempunyai suatu nilai apabila valuta tersebut dapat ditukarkan dengan valuta
asing.
Nilai tukar riil menyesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran dan
permintaan mata uang lokal seperti harga setiap barang menyesuaikan
penawaran dan permintaan untuk barang tersebut. Jika tingkat suku bunga riil
di bawah titik keseimbangan, jumlah penawaran mata uang lokal akan lebih
sedikit dari jumlah permintaan. Penurunan jumlah mata uang lokal akan
mendorong kenaikan nilai mata uang lokal. Sebaliknya, jika nilai tukar di atas
titik keseimbangan, jumlah mata uang lokal akan melebihi jumlah permintaan.
4
Kelebihan mata uang lokal akan menurunkan nilai mata uang lokal. Pada titik
keseimbangan nilai tukar riil, permintaan uang lokal dari luar negeri yang
berasal dari ekspor neto barang dan jasa domestic sama dengan penawaran
mata uang lokal dari penduduk yang berasal dari arus keluar modal neto
domestik.
Tingkat
Nilai mata uang local (untuk arus keluar modal neto)
Penawaran
Tukar Riil
S = I +NCO
dan
NCO = NX.
Pada
pasar
dana
pinjaman,
penawaran
berasal
dari
tabungan
nasional,permintaan berasal dari investasi domestik dan arus keluar modal neto, dan
tingkat suku bunga riil menyeimbangkan penawaran dan permintaan. Pada pasar
pertukaran valuta asing, penawaran berasal dari arus keluar modal neto, permintaan
berasal dari arus keluar modal neto, permintaan berasal dari ekspor neto,dan nilai
tukar riil menyeimbangkan penawaran dan permintaan.
Arus keluar modal neto adalah variabel yang menghubungkan kedua pasar
ini. Di pasar dana pinjaman,arus keluar modal neto adalah bagian dari permintaan.
Di pasar pertukaran valuta asing,arus keluar modal merupakan sumber penawaran.
Faktor utama yang menentukan arus keluar modal neto adalah tingkat suku bunga
riil.
menarik dan hal ini mengurangi arus keluar modal neto. Oleh karena itu, kurva arus
keluar modal neto di panel (b) menjadi miring ke bawah.
Panel (c) di atas menunjukan pasar pertukaran valuta asing. Karenakan aset
asing harus dibeli dengan mata uang asing, jumlah arus keluar modal neto dari panel
(b) menentukan penawaran mata uang lokal yang ditukarkan dengan mata uang
asing. Nilai tukar riil tidak memengaruhi arus keluar modal neto sehingga kurva
penawarannya vertikal. Permintaan untuk mata uang lokal berasal dari ekspor neto.
Karena penyusutan nilai tukar riil meningkatkan ekspor neto, kurva permintaan
untuk valuta asing miring ke bawah. Nilai tukar riil keseimbangan (E1)
menyeimbangkan jumlah penawaran mata uang dengan jumlah permintaan
mata uang lokal di pasar pertukaran valuta asing.
Tingkat suku bunga riil yang ditentukan di panel (a) adalah harga barang dan
jasa sekarang relatif terhadap barang dan jasa pada masa depan. Nilai tukar riil yang
ditentukan di panel (c) adalah harga barang dan jasa domestik relatif terhadap barang
dan jasa luar negeri. Kedua harga relatif ini disesuaikan secara bersamaan untuk
menyeimbangkan penawaran dan permintaan di dua pasar tersebut.
3.3 Pengaruh Kebijakan dan Peristiwa Terhadap Perekonomian Terbuka
1. Defisit Anggaran Pemerintah
Defisit anggaran pemerintah terjadi saat pengeluaran pemerintah melebihi
pendapatan pemerintah. Karena defisit anggaran pemerintah merepresentasikan
tabungan publik yang negatif, mengurangi tabungan nasional. Dengan demikian,
defisit anggaran pemerintah mengurangi penawaran dana pinjaman, meningktkan
tingkat suku bunga, membatasi investasi, dan menyebabkan investasi luar negeri
menurun.
Dampak-dampak defisit anggaran pemerintah: Ketika pemerintah mengalami
defisit anggaran, jumlah penawaran dana pinjaman berkurang dari S1 ke S2 pada
panel (a). Tingkat suku bunga naik dari r1 menjadi r2 untuk menyeimbangkan
penawaran dan permintaan dana pinjaman. Pada panel (b), tingkat suku bunga yang
lebih tinggi mengurangi arus keluar modal neto. Berkurangnya arus keluar modal
neto, pada akhirnya, mengurangi penawaran mata uang lokal di pasar pertukaran
valuta asing dari S1 ke S2 pada panel (c).
menyebabkan nilai tukar riil terapresiasi E1 ke E2. Apresiasi nilai tukar mendorong
neraca perdagangan ke arah defisit.
2. KEBIJAKAN PERDAGANGAN
Kebijakan perdagangan (trade policy) merupakan kebijakan pemerintah yang
secara langsung memengaruhi jumlah barang dan jasa yang diimpor atau diekspor
oleh suatu Negara. Setiap negara akan melindungi perekonomian di dalam negerinya
dan pengaruh pelaksanaan perdagangan internasional. OIeh karena itu, ada beberapa
kebijakan yang akan diarnbil oleh setiap negara. Kebijakan ini berkaitan dengan
proteksi (perlindungan) industri dalam negeri karena pengaruh perdagangan
internasional tersebut. Kebijakan-kebijakan tersebut, antara lain tarif, kuota,
larangan ekspor, larangan impor, subsidi, premi, diskriminasi harga, dan dumping.
1. Tarif
Tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang yang
melewati baras suatu negara. Tarif dapat dikenakan terhadap barang impor
ataupun ekspor. Akan tetapi, dalam analisis ekonomi, tarif impor lebih penting
dan pada tarifekspor.
Ada beberapa macam penggolongan tarif,antara lain sebagai berikut :
a Bea ekspor (export duties) adalah pajak atau bea yang dikenakan terhadap
barang yang diangkut menuju ke negara lain.
b Bea transito (transit duties) adalah pajak atau bea yang dikenakan
terhadap barang yang hanya melewati negara tersebut karena tujuan
akhirnya negara lain (sebagai transit).
c Bea impor (impor duties) adalah pajak atau bea yang dikenakan terhadap
barang yang masuk dalam daerah pabean suatu negara dengan ketentuan
bahwa negara tersebut sebagai tujuan akhir.
Pembebanan tarif atas suatu barang dapat menimbulkan pengaruh terhadap
perekonomian suatu negara, khususnya terhadap pasar barang yang dikenai tarif
tersebut. Pengenaan tarif terhadap barang-barang impor biasanya ditujukan
Untuk melindungi produksi barang sejenis yang dihasilkan di dalam negeri.
Pengaruh pembebanan terhadap harga barang impor dapat digambarkan
dalam kurva berikut :
Keterangan :
OP merupakan harga produsen di luar negeri sebelum ada pembebanan tarif
OQ1
OQ4
Keterangan :
QQ1 besarnya produksi dalam negeri sebelum ada kuota impor
QQ4 besarnya konsumsi dalam negeri sebelum ada kuota impor
Q1Q1 besarnya impor barang dan luar negeri sebelum ada kuota impor
OP
Ketika
pemerintah
Malaysia
menerapkan kuota impor mobil dari Jepang, tidak terjadi apa apa di pasar
dana pinjaman pada panel (a) atau pada arsu keluar modal neto pada panel
(b). Satu satunya dampak adalah meningkatnya ekspor neto (ekspor
dikurangi impor) untuk setiap nilai tukar riil. Akibatnya permintaan ringgit
Malaysia di pasar pasar pertukarang valuta asing meningkat, seperti
ditunjukan oleh pergeseran dari D1 D2 pada panel (c). Peningkatan
permintaan ringgit ini mengapresiasi nilai mata unag ringgit dari E1 ke E2.
Apresiasi mata uang ringgit cenderung mengurangii ekspor neto sehingga
mengimpaskan dampak langsung dari kuota impor terhadap neraca
perdagangan.
b. Kuota Ekspor
11
Keterangan :
OQ
Keterangan :
QQ2
Q1Q3
OQ3
OP
BC
OQ2
Q2Q3
Besarnya impor barang setelah ada subsidi untuk produksi dalam negeri
PP1BC Besarnya subsidi total yang diberikan kepada produsen dalam negeri
Setelah ada subsidi, harga barang tetap sebesar OP dan jumlah konsumsi
barang juga tetap sebesar OQ2.
6. Premi
Premi dalam kebijakan perdagangan internasional berupa kemudahankemudahan yang diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan daiam
meningkatkan ekspornya. Misalnya, penghargaan untuk kualitas barang yang
memenuhi standar kualitas ekspor, penyederhanaan prosedur ekspor, biaya
ekspor yang murah, dan penyediaan fasilitas pelabuhan ekspor yang memadai.
7. Diskriminasi Harga dan Dumping
Salah satu kebijakan dalam perdagangan inrernasional yang cukup banyak
mendapar sorotan adalah dumping. Kebijakan ini merupakan salah satu benruk
diskriminasi harga. Suaru negara dikatakan melakukan damping jika
mengekspor hasil produksinya ke suatu negara dengan harga yang lebih rendah
daripada harga di dalam negeri.
Misalnya, Jepang menjual mobil-mobilnya ke Indonesia dengan harga
yang murah, padahal harga mobil dengan merek dan tipe yang sama di Jepang
sendiri harganya mahal. Kebijakan menaikkan harga di dalam negeri ini
biasanya dirujukan unruk menutupi kerugian yang mungkin terjadi di luar
negeri.
Dalam menjalankan kebijakan ini, harus memenuhi persyararanpersyararan rerrenru, anrara lain sebagai berikut :
a. Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar daripada di luar negeri atau
dengan kata lain bahwa kurva permintaan di dalam negeri relatif kurang
elastis dibandingkan dengan luar negeri yang keadaan pasarnya persaingan
sempurna.
b. Konsumen di dalam negeri tidak dapat membeli barangnya dan luar negeri.
14
Juli. Akibatnya, baht turun drastis dan memicu krisis perbankan domestik. Pada 1
Agustus, Internasional Monetary Fund (IMF) memberikan paket penyelamatan sebesar
$16 miliar, diikuti dengan dana talangan sebesar $3,9 miliar pada 20 Agustus.
Pada awal September, mata uang Indonesia, Malaysia, Filipina dan Thailand
masing-masing turun sebesar 20 persen atau lebih, dan ini diiringi oleh gelombang
penjualan pada pasar saham regional. Penurunan mata uang Indonesia dan dilanjutkan
dengan kenaikan harga bahan pokok mengarah pada kerusuhan di seluruh negeri dan
memaksa Presiden Soeharto yang telah lama berkuasa mundur. Bahkan ekonomi seperti
Singapura dan Hongkong, yang termasuk ekonomi terkuat diwilayah ini dan memiliki
sistem finansial yang kuat, menyerah pada krisis ini. Dolar Singapura turun 15 persen
terhadap dolar AS antara Juli 1997 sampai dengan Maret 1999, membalikkan kenaikan
jangka panjang saat pertumbuhan PDB turun menjadi -0,1 persen pada 1998 setelah
pertumbuhan yang kuat sebesar 5,6 persen pada tahun sebelumnya. Dolar Hongkong,
yang berada di bawah spekulasi spekulasi intensif dan kurs tetap dimana ia terpatok pada
dolar AS hanya diselamatkan oleh tindakan ekstrem otoritas moneter serta oleh tingkat
cadangan valuta asing Hongkong yang tertinggi. Di Malaysia, pada akhir 1997 pasar
saham telah kehilangan lebih dari 50 persen nilainya dan pada tahun berikutnya ekonomi
tersebut mengalami resesi pertamanya dalam beberapa tahun.
Ada dua penjelasan dasar atas krisis finansial Asia. Pada dasarnya yang
pertama menghubungkannya dengan kepanikan finansial. Menurut pandangan ini,
sebagian besar pesimisme pemerintah diri dari pemberi pinjaman internasionallah yang
merupakan akar penyebabnya. Setelah kepanikan dimulai, bank-bank internasional mulai
menarik pinjaman dan modal asing keluar dari wilayah tersebut. Hal ini sama dengan
bank lari saat para investor tiba-tiba panik dan meminta pembayaran dengan segera.
Bank kemudian dipaksa untuk menjual aset jangka panjang dengan kerugian. Tidak
seperti kasus bank domestik lari dimana bank sentral dapat menghentikan krisis dengan
bertindak sebagai pemberi pinjaman sebagai upaya terakhir pada sebuah krisis
internasional dimana cadangan valuta asing terbatas sehubungan dengan utang eksternal
jangka pendek, seperti kasus di banyak negara Asia, hanya sedikit hal yang dapat
dilakukan otoritas moneter. Saat bank sentral menaikkan tingkat suku bunga riil untuk
menghentikan arus keluar modal dan mempertahankan mata uang pinjaman domestik
menjadi lebih mahal; dan jika nilai mata uang turun, hal ini meningkatkan biaya
16
pembayaran utang luar negeri dan mengarah pada tidak kembalinya pinjaman dan
kegagalan bank.
Pandangan krisis ini didukung oleh fakta bahwa banyak negara yang krisis
seperti Singapura dan Hongkong, pada dasarnya secara ekonomi dalam keadaan baik,
sebelum krisis, tetapi belum terhindar gelombang kepanikan penjualan dan penarikan
investasi internasional. Dengan kata lain, krisis ini menular, sama-sama menyerang
negara lemah ataupun kuat. Akhirnya, negara-negara telah menjadi bagian darikeajaiban
asia dan dalam perjalanannya, hanya sedikit bukti dari badan internasional, seperti Bank
Dunia, yang menyebutkan bahwa sebuah krisis itu sangat besar.
Akan tetapi, menurut pandangan fundamentalis, krisis Asia, bersama dengan
krisis sebelumnya, disebabkan oleh kelemahan ekonomi fundamental yang tetap
tersembunyi hingga krisis tersebut tidak bergerak. Thailand dan Malaysia contohnya,
memiliki defisit rekening akumulasi yang cukup besar pada keseimbangan pembayaran
mereka dan ada tanda peringatan bahwa Thailand kehilangan daya saing ekspor di ekspor
padat karya dan tidak cukup cepat mendiversifikasi ke dalam produk bernilai tambah
yang lebih tinggi, seperti alat-alat elektronik dan chip komputer.
Kebanyakan pemerintah Asia, seperti Korea Selatan dan Indonesia, juga
menyediakan jaminan implisit terhadap sektor perbankan, yang mendorong pemberian
pinjaman beresiko kepada perusahaan besar dengan tata kelola perusahaan yang buruk,
yang mengarah pada meningkatnya saham untuk pinjaman bermasalah. Pada beberapa
kasus, hal ini diterjemahkan menjadi gelembung pada saham dan pasar properti, dan
overheating in the economy. Hal ini di perparah dengan pengawasan yang lemah,
asuransi deposit yang tidak mencukupi, penilaian proyek yang buruk, dan terkadang
korupsi. Di Thailand contohnya, perusahaan keuangan yang tumbuh dengan cepat pada
awal 1990-an hampir tanpa regulasi.
Apakah masalah-masalah ini terbatas pada sektor dalam negeri. Mungkin
dapat diselesaikan, tetapi faktor baru pada tahun 1990-an adalah naiknya keterbukaan
finansial ekonomi Asia dan kenaikan pinjaman asing dengan drastis. Pinjaman jangka
pendek hingga pemberian pinjaman uang pada proyek yang kurang dapat dipercaya
menjadi lebih umum, khususnya Korea, Malaysia dan Thailand. Hal ini menciptakan
ketidaksesuaian kematangan yang besar pada laporan keuangan institusi keuangan
17
SIMPULAN
Dari hasil pembahasan diatas, maka dapat ditarik simpulan bahwa ilmu ekonomi
internasional merupakan topik yang semakin penting. Semakin banyak orang membeli
barang yang dihasilkan di luar negeri dan menghasilkan barang untuk dijual di luar
negeri. Melalui reksa dana dan institusi financial lain, mereka meminjam dan
meminjamkan uang di pasar financial dunia. Sebagai hasilnya, sebuah analisis yang utuh
mengenai suatu perekonomian membutuhkan pemahaman mengenai bagaimana
perekonomian tersebut berinteraksi dengan perekonomian lain di dunia.
Tabungan yang rendah menghalangi pertumbuhan modal, produktivitas, dan
standar hidup, tanpa menghiraukan apakah perekonomian tersebut terbuka atau tertutup.
Pihak asing merupakan sasaran empuk bagi para politisi karena menyalahkan pihak asing
18
19