PORTOFOLIO IKM Skabies
PORTOFOLIO IKM Skabies
KASUS IKM
SKABIES DENGAN INFEKSI SEKUNDER
OLEH:
CHINDHIA RIMA ROCHMATIKA BUNGA LESTARI, dr.
INTERNSIP PUSKESMAS PANARUKAN SITUBONDO
Panarukan
Data Utama Untuk Bahan Diskusi : ANAMNESIS
15 Januari 2016
1. Keluhan Utama :
Gatal di sela-sela jari tangan,telapak tangan, pergelangan tangan, leher,
dada dan perut.
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Wanita usia 65 tahun datang di PUSKESMAS Panarukan dengan keluhan
utama gatal di sela-sela jari dan telapak tangan. Gatal juga dirasakan di area
pergelangan yangan, leher, dada bawah, dan perut. Keluhan ini dirasakan
sejak 2 bulan yang lalu. Awalnya pasien mengeluh timbul bintik-bintik
kemerahan di sela-sela jari. Namun semakin hari semakin gatal terutama saat
malam hari. Bintik-bintik kemerahan tersebut akhirnya menjadi seperti luka
lecet karena sering digaruk dan menyebar ke telapak tangan serta pergelangan
2|Page
tangan. Gatal-gatal di area leher, dada bawah, dan perut hanya kemerahan dan
ada bintik-bintik sedikit. Sekitar 2 minggu yang lalu gatal-gatal juga disertai
seperti keluar air dari sela-sela jari dan telapak tangan pasien. Pasien juga
mengeluh badannya meriang beberapa hari terakhir.
Sekitar 2 bulan yang lalu, seorang kerabat pasien ada yang menumpang
tidur di rumah pasien selama 1 bulan. Kerabat tersebut selalu meminjam
handuk pasien. Menurut pasien, saat itu kerabatnya sedang sakit gatal-gatal di
area tangan yang bentuknya sama seperti keluhan pasien.
Pasien mencuci baju menggunakan detergen dan mandi menggunakan
sabun hijau. Setelah mencuci baju pasien merasa tangan agak perih karena
tangan sedang gatal-gatal.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan/obat. Pasien tidak pernah
memiliki alergi sabun. Pasien tidak pernah mengalami penyakit seperti ini
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien yang pernah menginap di rumah pasien ada yang sakit
gatal seperti pasien.
5. Riwayat Pengobatan
Pasien sudah sering berobat ke mantri dan juga diberi salep. Menurut
pasien, obat tersebut untuk menghilangkan keluhan gatal-gatal. Namun
keluhan tidak berkurang.
6. Riwayat Pekerjaan
Sehari-hari pasien berjualan rujak dan kopi di depan rumahnya.
7. Riwayat Sosial dan Lingkungan
Pasien tinggal sendiri di rumahnya yang berukuran sekitar 5x7 meter.
Dinding rumah terbuat dari anyaman bambu, lantai dari tanah serta tidak
terdapat jendela pada kamar. Terdapat 2 kamar, dengan alas tidur tikar dan
kasur kapuk. Pasien mandi menumpang di sumur anaknya dan mandi
menggunakan sabun cuci hijau. Pasien biasanya mandi 2 x dalam sehari,
mengganti pakaiannya 1 x dalam sehari termasuk pakaian dalam dan
menggunakan handuk sendiri. Pasien mencuci menggunakan deterjen, baju
3|Page
tidak pernah diseterika setelah dicuci. Pasien jarang menjemur alas tidurnya,
sprei jarang diganti, dicuci, dan dijemur, kasur juga jarang dijemur.
Anak-anak pasien tinggal di rumah sendiri yang terletak di belakang
rumah pasien. Pasien tinggal di lingkungan yang padat penduduk, antara satu
rumah dan rumah yang lain cukup rapat, dan hubungan sosialnya cukup dekat
antar tetangga, namun pasien agak sedikit tertutup dengan keluarganya.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum: Cukup
Kesadaran: Compos mentis
Tekanan darah = 140/80 mmHg; Nadi = 84x/menit RR = 20x/menit Suhu: 36,5oC
Kepala/leher: anemis/ikterik/cyanosis/dyspnea = -/-/-/Thorak: Cor= S1S2 tunggal , ekstrasistole/gallop/murmur -/-/Pulmo = vesikuler +/+ rhonki -/- wheezing -/Abdomen: Flat, Bising usus (+) normal, soepel, timpani. Hepar tidak teraba. Splen
tidak teraba
Extremitas: teraba hangat pada keempat ekstremitas dan tidak oedema.
Status Dermatologi
Distribusi
: Regional
Ad Regio
Lesi
Efloresensi
4|Page
DIAGNOSIS BANDING
-
DIAGNOSIS KERJA
Skabies dengan sekunder infeksi
TERAPI
Medikamentosa:
-
Non-medikamentosa:
Edukasi pasien untuk:
-
Merendam sprei, baju, handuk dengan air hangat, lalu dicuci dengan
detergen , lalu dijemur dibawah sinar matahari.
Subyektif
Pasien Ny. R datang ke BP PUSKESMAS Panarukan dengan keluhan gatal di
sela-sela jari tangan, telapak tangan dan sedikit pergelangan tangan maupun kiri,
area leher, dada bawah, dan perut. Keluhan ini dirasakan sekitar 2 bulan yang
lalu. Gatal disertai keluar nanah dan air di area tangan. Pasien mencuci baju
menggunakan detergen, mandi menggunakan sabun hijau. Riwayat alergi dingin
dan ekzem disangkal. Riwayat gatal-gatal dan perih setelah mencuci disangkal.
Riwayat pernah mengalami sakit seperti ini disangkal.
Obyektif
Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat gatal pada malam
hari, keluarga yang sakit seperti penderita dan didapatkan efloresensi polimorf di
tempat-tempat predileksi.
6|Page
Assesment
Diagnosis
ditegakkan
berdasarkan
anamnesis,
gejala
klinik,
dan
anterior, abdomen, palmar dan dorsum manus bilateral. Lesi multiple, diskret,
bilateral, batas tegas, bentuk bulat, ukuran miliar sampai lentikuler diameter 0,3
0,7 cm, menimbul dari permukaan kulit, kering. Efloresensi papul eritematosa,
krusta dengan pus. Hal ini sesuai untuk diagnosis skabies, dimana di dalam teori
7|Page
dikatakan bahwa predileksi terjadinya pada daerah dengan stratum korneum yang
tipis. Selain itu pada pasien ini pada daerah sela jari kedua tangan juga didapatkan
effloresensi berupa krusta dengan pus, bentuk bulat, berbatas tegas, penyebaran
diskrit dan multiple, maka sesuai dengan teori yang ada maka diduga pada pasien
ini telah timbul infeksi sekunder.
Pada kasus ini dipikirkan diagnosis banding yaitu dermatitis kontak iritan
sabun. Kejadian dermatitis kontak iritan lebih sering pada wanita dibanding pria.
Pada wanita faktor lingkungan lebih berperan dibanding faktor genetik yang lebih
berperan pada pria. Kejadian dermatitis kontak iritan lebih sering pada umur > 50
tahun karena keadaan kulit yang lebih kering dan tipis. Bahan-bahan iritan yang
dapat digolongkan sebagai penyebab DKI antara lain bahan pelarut, deterjen,
minyak pelumas, asam alkali, serbuk kayu, bahan abrasif, enzim, minyak, larutan
garam konsentrat, plastik berat molekul rendah, dan bahan kimia higroskopik.
Gejala klasik berupa kulit kering, eritema, skuama, lambat laun menjadi tebal
(hiperkeratosis), likenifikasi dan difus. Bila kontak berlangsung terus, kulit dapat
retak seperti luka iris. Keluhan penderita umumnya rasa gatal atau nyeri karena
kulit retak (fisur). Contoh pekerjaan yang berisiko tinggi untuk DKI yaitu: tukang
cuci, juru masak, montir di bengkel, tukang kebun dan penata rambut.
Planning
Penatalaksanaan pada kasus scabies dapat dilakukan baik dengan nonmedikamentosa dan medikamentosa. Penatalaksanaan non medikamentosa yaitu
dengan memberikan edukasi seperti rajin melakukan pengobatan dan seluruh
keluarga harus diobati, menjaga kebersihan pasien dan keluarga, seluruh pakaian
di rumah dicuci dengan menggunakan air hangat, kasur, bantal, dan benda-benda
8|Page
lain yang tidak bisa dicuci dapat dijemur, kontrol seminggu lagi untuk melihat
hasil terapi dan perkembangan penyakit .
Pada pasien ini penatalaksanaan yang dilakukan adalah dengan
memberikan obat secara topikal dan sistemik. Obat topikal yang diberikan adalah
Salep 2-4 dioleskan ke seluruh tubuh dua kali sehari selama 3-4 hari, diulang
seminggu kemudian. Salep 2-4 ini mengandung Acidum salicycum 2% dan sulfur
precipitatum 4% yang efektif untuk mengurangi keluhan gatal gatal. Dan obat
sistemik yang diberikan adalah amoxicillin 500 mg dan paracetamol 500mg, obat
ini diminum sebanyak 3 kali sehari setelah makan. Pemberian obat sistemik ini
sesuai dengan indikasi bahwa pada pasien mengalami infeksi sekunder sehingga
perlu diberikan antibiotika berupa amoksisilin serta paracetamol untuk
menurunkan demam. Pasien juga diberikan obat dexamethason 3x0,5mg untuk
mengurangi reaksi peradangan. Selain itu untuk mengurangi gatal yang dialami
pasien terutama pada malam hari juga diberikan obat antihistamin yaitu
Klorfeniramin maleat 3x1 tablet. Obat ini murah dan mudah didapat namun
memiliki efek mengantuk karena efek sedatif.
9|Page