Resume B3-1 2010 Final

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 76

RESUME

SKENARIO 1 BLOK 3
DAUR HIDUP
Oleh : KELOMPOK B

1. Dito Fadilla

(072010101057)

2. Ardita Fransiska P.
3. Sany Agnia

(102010101015)
(102010101016)

4. Vita Alfiatul Hasanah

(102010101017)

5. Ayu Waica Pratiwi

(102010101018)

6. Riswan Febrianto

(102010101019)

7. Mentari Puspa Handayani

(102010101020)

8. M. Ferry Nur Abadi

(102010101021)

9. Valentin Basuki Putri

(102010101022)

10.

Quritaayun Zendikia L.

(102010101023)

11.

Dewi Mukti Larasati


(102010101024)

12.

Derry Herdhimas

(102010101025)

13.

Febrian Naufaldi

(102010101026)

14.

Ika Kusuma W.

(102010101027)

15.

Alfi Kamalia

(102010101028)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER

2010
Skenario
Biologi Sel
Sssst........., ada berita bagus ruang tutorial kita sebentar lagi akan
di

hiasi

dengan gambar

sel secara

rinci,

gambar tersebut

akan

mempertontonkan komposisi membran sel, organela sel sampai dengan


inti sel, bahkan gambar tersebut akan dilengkapi dengan foto asli dari
sitoskeleton
menarik

beserta

juga

perangkat-perangkatnya.

menggambarkan

Animasi

gerakan-gerakan

yang

molekul

sngat

melintasi

membran, endositosis dan eksositosis. Bahkan skema pembelahan sel


juga akan dipasang lho. E....e....e yang tidak kalah asyiknya gambaran
reseptor obat juga bakal dipasang lengkap dengan transduksi sinyal yang
mengikutinya. Wah komplit bo.. janga tanya soal jaringan epitel dan
jaringan

ikat,

wah

itu

mesti

ada

pokoknya

jadi

selulermpasti bakalan terpajang abis deh, seru ya....

jaringan

hingga

Klarifikasi Istilah
1 SEL
- Setiap masa protoplasma kecil yang menyusun jaringan yang
terorganisir

terdiri

dari

sebuah

nucleus

yang

dikelilingi

oleh

sitoplama yang mengandung berbagai organel dan dibungkus oleh


-

membrane plasma (kamus Dorland).


Unit terkecil untuk makhluk hidup yang mempunyai fungsi tertentu
adalah

sel,

suatu

mempertahankan

kesatuan

keutuhannya,

organisasi
daya

yang

mampu

penyesuaian

terhadap

lingkungan diluar batas dirinya, serta susunan kimiawinya yang


khas. Pada dasarnya suatu wadah bagi susunan kimiawi yang rumit,
yang akan terganggu sifatnya jika lingkungannya bebas masuk ke
dalam sel itu (Dasar-dasar Histologi Edisi Kedelapan karya Gerrit
Bevelander University of Texas).
2 MEMBRAN
- Lapisan jaringan tipis yang menutupi permukaan, melapisi rongga,
atau membagi ruang atau organ (Kamus Dorland).
3 MEMBRAN SEL
- Lapisan jaringan tipis yang menutupi permukaan dan memisahkan
-

antara sel dengan lingkungan sekitarnya (Biologi Sel).


Membrane plasma disebut juga plasmalema, yang tebalnya hanya
7,5 nm, sehingga dianggap sebagai lapisan paling tipis yang dapat
dilihat dengan mikroskop cahaya pada permukaan sel, terdiri dari
lipid (lemak), protein dan karbohidrat, dengan sifatnya yang selektif
permeable yang mengatur transport bahan yang masuk dan keluar
sel (Buku Ajar Histologi = text of Histology karya Roland Leeson

[dkk]).
Membrane sel disebut juga membrane plasma, yang menyelubungi
sel, adalah suatu struktur yang elastic, fleksibel, tipis dengan

ketebalan 7,5 sampai 10 nanometer, 1 nanometer :

10

meter

(Buku Ajar Fisiologi Kedokteran karya Arthur C. Guyton, M. D).


4 ORGANELA SEL
- Salah satu dari struktur sitoplasma terorganisir yang terikat
membrane pada fungsi dan morfologi yang berbeda, terdapat pada
semua sel eukariotik (nucleus, mitokondria, lososom, peroksisom,
apparatus golgi, Retikulum Endoplasma, kloroplas pada tanaman,
-

silia, flagella, dan sitofaring pada protozoa (kamus Dorland).


Bangunan dalam sitoplasma yang dianggap sebagai organ atau alat
sel, serta merupakan substansi hidup yang berfungsi penting dalam
kehidupan sel. Substansi hidup dalam sitoplasma mempunyai
fungsi-fungsi

sendiri-sendiri

dan

berdasarkan

fungsinya

yang

berkaitan dengan metabolism sel (Biologi Sel).


5 INTI SEL
- suatu badan sferoid di dalam sel, terdiri dari sejumlah organel
karakteristik yang tampak dengan mikroskop optis, membrane inti
yang tipis, nucleolus, granul kromatin, dan linin regular serta
-

nukleoplasma difus (Kamus Dorland).


Bagian dari sel yang mempunyai fungsi utama mengadakan control

terhadap aktifitas sel organel (Biologi Sel).


6 SITOSKELETON
- Struktur penunjang yang kaku untuk bagian tertentu sel (Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran karya Arthur C. Guyton, M. D)
7 MOLEKUL
- Massa bahan yang kecil; jumlah substansi terkecil yang dapat
ditemukan tersendiri; agregasi atom, terutama kombinasi kimia dua
atau lebih atom yang membentuk substansi kimia spesifik (Kamus
Dorland)
8 ENDOSITOSIS
- Ambilan oleh sel bahan dari lingkungan oleh invaginasi membrane
plasmanya; endositosis mencakum fagositosis maupun pinositosis
(Kamus Dorland); invaginasi : pelipatan suatu bagian struktur
terhadap bagian struktur yang lain; fagositosis :proses memasukkan
materi padat, pinositosis : mekanisme yang digunakan sel untuk
mencerna cairan ekstra seluler dan isinya; mekanisme ini meliputi
pembentukan invaginasi oleh membrane sel, yang menutup dan

terlepas sehingga terbentuk vakuola berisi cairan dalam sitoplasma


-

(Kamus Dorland).
Proses pemasukan suatu bahan dari luar sel ke dalam sel dengan
cara melingkupi bahan tersebut dengan membrane plasma (Biologi

sel).
9 EKSOSITOSIS
- proses pengeluaran / pelepasan produk sel dari dalam sel ke luar sel
(ekstrasel).
10 PEMBELAHAN SEL
- Pembelahan sel berhubungan dengan keperluan pertumbuhan dan
pergantian

di

dalam

jaringan.

Pembelahan

sel

mencakup

pembelahan sitoplasma (sitokinesis) maupun pembelahan inti sel


(kariokinesis), keduanya umumnya terjadi bersama-sama (Textbook
of Histology : Buku Ajar Histologi karya Roland Leeson [dkk]).
11 RESEPTOR OBAT
- Proses perubahan bantuk sinyal yang berurutan dari sinyal
ekstraseluler

sampai

respon

dalam

komunikasi

antar

sel

(Departemen Biologi FK UI).


12 TRANSDUKSI SINYAL
- Suatu makromolekul target khusus berada pada permukaan sel atau
intraseluler yang mengikat suatu obat dan menimbulkan kerja
farmakologisnya.
13 JARINGAN EPITEL
- Sel-selnya tersusun rapat dengan sedikit substansi perekat di
antaranya dan merupakan lembaran-lembaran yang menutupi atau
membatasi permukaan, atau sebagai massa sel dalam kelenjar
(Textbook of Histology : Buku Ajar Histologi karya Roland Leeson
[dkk]).
14 JARINGAN IKAT
- Mempunyai sel-sel yang di pisahkan oleh relative banyak bahan
antar sel. Termasuk di dalamnya jaringan ikat khusus seperti darah,
jaringan lymphoretikuler, tulang, tulang rawan, dll. Fungsinya
mengisi rongga-rongga dan fiksasi (Histologi FK UNAIR).

Rumusan Masalah

1. Sejarah Perkembangan Biologi Sel


2. Sel
2.1 Definisi Sel
2.2 Karakteristik Sel
2.3 Struktur dan Fungsi Sel
2.3.1 Inti Sel
2.3.2 Sitoplasma
a. Mitokondria
b. Ribosom
c. Reticulum Endoplasma
d. Kompleks Golgi / Aparatus Golgi
e. Lisosom
f. Proteasom
g. Peroksisom / Badan Mikro
h. Vesikel / Granule Sekrotoris
i. Sitoskeleton
2.3.3 Inklusi-inklusi
2.4 Membran Sel
2.5 Klasifikasi Sel
3. Jaringan
3.1 Jaringan Epitel
3.2 Jaringan Ikat
3.3 Jaringan Otot
3.4 Jaringan Saraf
4. Komunikasi / Interaksi Antar Sel
4.1 Tujuan
4.2 Prinsip Utama
4.3 Tahapan
4.4 Jenis Reseptor

4.5 Jenis Signal


4.6 Metode atau Cara
5. Pengaruh Reseptor Obat
6. Siklus Sel
a. Pembelahan Sel
b. Defferensiasi Sel
c. Kematian Sel
7. Transportasi Zat
a. Definisi
b. Cara
Daftar Pustaka

Tujuan Belajar

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk

mengetahuai sejarah perkembangan biologi sel.


mengetahui struktur dan fungsi sel.
mengetahui jaringan dasar manusia.
mengetahui komunikasi antar sel.
mengetahui reseptor obat.
mengatahui siklus sel.
mengetahui reseptor obat.

SEJARAH PERKEMBANGAN BIOLOGI SEL

Biologi sel dulu dinamakan juga sitologi yaitu cabang biologi yang
baru diakui sebagai disiplin ilmu sejak akhir abad XIX, walaupun
sebenarnya penelitian-penelitian tentang hal ini telah dilakukan beberapa
abad sebelumnya.

Aristoteles dan Paracelcus :


Hewan dan tumbuh-tumbuhan walau nampaknya sangat rumit terdiri
atas beberapa unsur yang selalu terulang dalam tiap tubuh makhluk
hidup.
Beberapa abad kemudian ditemukan lensa pembesar, yang akhirnya
sekarang berkembang menjadi mikroskop. Terdapat beberapa penemuanpenemuan yang menunjang biologi sel, yaitu:
1. Tahun 1665, Robert Hooke

Melakukan percobaan pada sebuah gabus, lalu ia menemukan


ruangan atau rongga kosong yang disebut dengan sel, berasal dari
kata cella berarti kosong yang dibatasi dinding yang dinamakan
diafragma.
2. Grew dan malphigi
Melakukan penyelidikan pada tanaman yang berbeda, ternyata juga
ditemukan ruang-ruang yang dibatasi oleh dinding selulose yaitu
vesikula atau utrikula.
3. Tahun 1674, Anthony Van Leeuwenhoek
Melakukan penelitian terhadap sel-sel, dan ditemukan bangunan
yang terletak di tengan yaitu inti sel atau nukleus.
4. Tahun 1829, Hertwig
Dengan teori protoplasma yaitu sel merupakan suatu kumpulan
dari substansi hidup yang disebut protoplasma yang didalamnya
mengandung inti(nukleus) dan dibatasi oleh dinding sel.
5. Tahun 1831, Brown
Bahwa inti sel merupakan komonen dasar dan merupakan tetap
berasal

dari

sel.

Protoplasma

yang

ada

dalam

sel

disebut

sitoplasma, sedangkan protoplasma yang berada di dalam inti sel


disebut dengan karioplasma.
6. Tahun 1939, Schleiden dan Schwan (Bapak Sitologi Modern)
Teori sel, bahwa semua makhluk hidup tersusun atau terdiri atas
sel-sel.
7. Haeckel
Membagi dunia hewan menjadi dua kelompok besar, yaitu :
i. Protozoa : mempunyai sel tunggal
ii. Metazoa : mempunyai sel banyak
8. Tahun 1858, Albert Kolliker
Teori dibidang embriologi yang menyatakan bahwa spermatozoa
dan ovum merupakan unsur histologis yang merupakan asal dari
makhluk hidup baru.
9. Tahun 1858, Virchow
Omnis cellula e cellula, bahwa sel berasal dari sel lainnya dan sel
mempunyai kemampuan untuk berkembang biak atau membelah.

10.

Tahun 1875, Hertwig

Hakekat konsepsi yang menyatakan bahwa pada waktu pembuahan


terjadi peleburan antara inti sel telur dan spermatozoon.
11.

Fleming

Pembelahan sel pada hewan.


12.

Strassburger

Pembelahan sel pada tumbuhan.


13.

Tahun 1878, Schleiden

Terungkapnya proses kariokinesis.


14.

Tahun 1890, Waldeyer

Penemuan kromosom.

SEL

4.7
-

Definisi Sel
Unit fungsional terkecil dari makhluk hidup.
Setiap masa protoplasma kecil yang menyusun jaringan yang
terorganisir terdiri dari sebuah nucleus yang dikelilingi oleh

sitoplama yang mengandung berbagai organel dan dibungkus oleh


-

membrane plasma (kamus Dorland)


Unit terkecil untuk makhluk hidup yang mempunyai fungsi tertentu
adalah

sel,

suatu

mempertahankan

kesatuan

keutuhannya,

organisasi
daya

yang

mampu

penyesuaian

terhadap

lingkungan diluar batas dirinya, serta susunan kimiawinya yang


khas. Pada dasarnya suatu wadah bagi susunan kimiawi yang rumit,
yang akan terganggu sifatnya jika lingkungannya bebas masuk ke
dalam sel itu (Dasar-dasar Histologi Edisi Kedelapan karya Gerrit
Bevelander University of Texas).

4.8
-

Karakteristik Sel
Sel mengandung informasi genetic, (Gen : Blueprint [cetakan] untuk
mennyusun struktur sel, seluruh aktifitas sel dan fungsi-fungsi yang

dijalankan oleh sel terbut).


Sel bisa ber-reproduksi.
Sel itu memperoleh dan menggunakan energy,
Sel melakukan metabolism sel.
Terdapat aktifitas mekanis dalam sel yang dinamis (misalnya

perubahan bentuk sel akibat aksi dari protein-protein plasma).


Sel dapat memberikan respon terhadap stimulus (reseptor
hormone, reseptor factor tumbuh, reseptor matriks ekstraseluler,
reseptor lainnya respon:misalnya metabolism sel, proliferasi sel
atau

gerakan

memberikan
-

sel,
respon

reseptor

adalah

terhadap

ujung

berbagai

saraf
macam

sensorik

yg

rangsangan

(Dorland).
Sel mampu mengatur dirinya sendiri (self regulation, misalnya
mampu mengatur silkus sel).

4.9 Struktur dan Fungsi Sel


4.9.1 Inti Sel
- Fungus utama, mengadakan control terhadap aktivitas sel. Inti
sel melakukan control terhadap kegiatan sel tidak setiap saat
melainkan memberikan pengarahan jangka panjang terhadap
fungsi dan kerja sel. Misalnya sel darah merah.

Inti sel sel bersifat stabil. Yang menunjukkan stabilitas inti sel dan yg
memberikan

pengarahan

jangka

panjang

kepada

sel

adalah

kromosom yg jumlahnya berbeda-beda antara makhluk hidup yg


-

satu dengan makhluk hidup yang lain.


Umumnya dijumpai satu inti sel dalam setiap sel, kecuali beberapa
jenis sel mempunyai lebih dari satu (polinuclear), misalnya sel-sel

otot,
Letak inti sel dalam sel pada umunya di tengah sel kecuali pada selsel kelenjar yg intinya di dasar sel. (biologi Sel EGC)

Di dalam inti sel terdapat :


-

Nuclear membrane (selaput inti)


Nucleolus (anak inti)
Butir-butir kromatin
Nuclear sap / karyoplasma (cairan inti)

Nuclear envelope / Membran Inti:


-

Dilapisi oleh 2 selaput yang sejajar, disebut double triamellar


membrane atau disebut double bilipid layer yang masing-masing
setebal +/- 70 A.
terdapat

celah

7
1A= 10

yang

mm.

disebut

Diantara 2 selaput tersebut

perinuclear

space

cysterna

perinuclear setebal 250 A. membrane sebelah dalam ditempeli oleh


condensed

chromatin

yang

disebut

peripheral

chromatine,

sedangkan membrane sebelah luar ditempeli oleh ribosom dan REK.


NUCLEAR PORES / PORES COMPLEX
-

Adalah lubang-lubang pada inti yang berbentuk octagonal dengan


penampang

300-1000A.

Dengan

adanya

nuclear

pores

ini

memungkinkan hubungan antara inti dengan sitoplasma


dimana terjadi hubungan timbal balik terutama proses
biokimiawi. Banyak sedikitnya nuclear pores menentukan tingkat
permeabilitas dari nuclear envelope / membrane inti.
NUCLEOLUS / ANAK INTI
Mengandung bentukan-bentukan yang berupa:

Pars granulose mengandung Butir-butir dengan penampang 120-150


A terdiri atas RNA dan protein
Pars fibrilosa sebagai Fibril-fibril halus dengan penampang 50 A
Chromatine yang disebut nucleolus associated chromatine.
Bahan amorf yang merupakan matriks anak inti yang tampak
homogeny dan terdiri dari protein sebagai pengikat.
Fibril-fibril dan butir-butir membentuk nucleolonema (nucleolus yang
berbentuk

seperti

banang-benang

bergelung

yang

tampak

pada

pengecatan Ag) [Ag=tembaga]


Nucleolus mengandung RNA dan DNA
Pada saat mitosis, nucleolus menghilang dan pada stadium telophase dia
muncul kembali. Nucleolus yang besar dijumpai pada saat sel-sel muda
yang aktifitas proliferasinya masih tinggi dan juga pada sel-sel ganas.
Fungsi anak inti sebagai tempat pembuatan protein yang akan
digunakan untuk membuat ribosom dan juga sebagai tempat
mengadakan sintesis RNA.
(histology FK UNAIR dan Biologi Sel)
CHROMATINE dan CHROMOSOM
Chromatine mengandung DNA. Dengan mikroskop cahaya chromatine
tampak sebagai bintik-bintik halus, dengan mikroskop electron berupa
bentukan electron-elektron yang tersebar menjadi 3 kelompok, yaitu:
Pulau-pulau chromatine/ chromatine island, yang tersebar di
dalam cairan inti, kelompok kromatin yang membentuk pulaupulau dibagian tengan inti.
Peripheral chromatine, yang menempel di permukaan dalam
nuclear envelope, kelompok kromatin yang menempel pada
membrane inti.
Nucleolus associated
didalam nucleolus.

chromatine,

pada

permukaan

dan

Butir-butir kromatin sebenarnya adalah benang-benang kromosom yang


bergelung

sehingga

tampak

seperti

butir-butir

sedangkan

benang

kromosom sendiri karena sangat halus jadi tidak tampak. Jadi dengan
demikian kita kenal dua macam kromatin, yaitu:
Heterokromatin atau condensed chromatin : bagian kromosom
yang bergelung shg tampak seperti butir-butir kromatin yg
mempunyai sifat mengikat warna atau hetero piknotik positif.
Eukromatin atau extended chromatin, yaitu bagian kromosom
yang

tidak

bergelung

dan

tidak

tampak

karena

bersifat

heteropiknotik negative.
Komposisi kimia dari kromosom adalah sebagai berikut:
RNA 12%
DNA 16%
Protein 72%
Protein dalam kromosom ini berupa ikatan nucleoprotein, yaitu berbentuk
protamin

yg

mengelilingi

DNA

dan

histon

yg

mempunyai

fungsi

menghambat transkripsi DNA shg DNA tidak aktif selama stadium


interfase.
Karyoplasma (nuclear sap/cairan inti):
Merupakan suatu larutan koloid didalam inti dimana terdapat butirbutir chromatin dan anak inti,
Merupakan medium untuk difusi

bahan-bahan

metabolit

dan

makromolekul.
(Histology FK UNAIR dan Biologi Sel)

4.9.2 Sitoplasma
Sitoplasma mempunyai sifat-sifat fisiologis yang khas yang berhubungan
dengan fungsi sel, seperti:

Iritabilitas, yaitu kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsangan,


Konduktifitas, yaitu kemampuan untuk meneruskan rangsang, sel
saraf
Kontraktilitas, kemampuan merubah panjang, sel otot
Absorbsi dan Asimilasi, kemampuan sitoplasma untuk mengambil
bahan-bahan

di

sekitar

sel

(absorbs)

dan

kemudian

menggunakannya untuk membentuk energy yang diperlukan oleh


sel (asimilasi). Absorpsi = sel epitel usus, asimilasi = sel-sel hati,
Ekskresi dan sekresi, Ekskresi ialah kemampuan sitoplasma untuk
mengeluarkan bahan-bahan yang tidak dibutuhkan atau berbahaya
bagi sel missal sel epitel tubuli ginjal, sekresi ialah kemampuan
sitoplasma untuk mengeluarkan bahan-bahan yang dihasilkan oleh
sel untuk dipergunakan oleh sel lain atau jaringan lain misalnya sel
kelenjar.
Respirasi,kemampuan semua jenis sel untuk melaksanakan proses
respirasi, yaitu pengolahan bahan makanan menjadi energy dengan
bantuan oksigen.
(biologi sel EGC)
Sitoplasma terdiri dari:
-

Matriks sitoplasma
Organel-organel
Inklusi-inklusi

Matriks Sitoplasma
Merupakan basis fisik dari kehidupan.
Komposisi terdiri atas:

Air
Garam-garam (K, Mg, Phosphat, Bicarbonat)
Bahan-bahan makanan (protein, lipid, karbohidrat)
Vitamin

Merupakan larutan koloid hidrofilik dalam keseimbangan sol<>gel


memungkinkan pemindahan bahan-bahan. Dengan derajat kekentalan
tertentu, setengah cair.

Merupakan medium untuk metabolism sel. Bila metabolism terhenti,


akan terjadi kerusakan sel.
(Histologi FK UNAIR)
Organel-organel
j. Mitokondria
- Organel bulat dan lonjong, organel penghasil energy,
- Cenderung berkumpul di sitoplasma bagian tempat berlangsungnya
aktifitas metabolic yang lebih intensif, misalnya di ujung apical sel
bersilia, pada bagian tengah spermatozoa, di bagian dasar sel-sel
-

kelenjar. Terdapat banyak di sel hati, otot jantung, sel tubulus ginjal.
Merubah energy kimiawi menjadi energy yang bisa digunakan oleh
sel (50% energy ATP, 50% energy panas u/ menjaga suhu

tubuh)
Pada keadaan aerob, gabungan aktivitas glikolisi, siklus asam sitrat,

transport electron menghasilkan 36 ATP per molekul glukosa,


Pada keadaan anaeron glikoslisis menghasilkan 2 ATP,
Jumlah mitokondria dan jumlah Krista dalam setiap mitokondria

sebanding dengan aktifitas metabolic sel yang bersangkutan.


Struktur mitokondria:
Membrane mitokondria luar
Membrane mitokondria dalam
Membrane dalam menjulurkan lipatan-lipatan ke bagian dalam
Krista, Krista berguna untuk memperluas permukaan mitokondria
dan tempat enzim fosforilasi oksidatif dan system transport electron
Ruang intermembran ruang yang berada di antara 2 membran,
Matriks bagian yang di batasi oleh membrane dalam, bagian
diantara Krista,
Mengandung molekul sirkuler dari DNA, DNA untai ganda,
duplikasi DNA mitokondria tidak bergantung pada replikasi
DNA nuckeus.
3 variasi RNA, RNA ribosom, RNA massanger, RNA transfer
Granule bulat yang padat
Elaktron

Mengandung

konsentrasi

2+
Ca ,
2+

Ca

berhubungan

dengan

pemeliharaan

pada sitosol agar tetap rendah

Gambar : mitokondria
(Texs dan Atlas Histologi Dasar karya Luiz Carlos Junqueira)

k. Ribosom
- Partikel kecil yang mengandung RNA ribosom, protein, padat-

elektron.
2 golongan

ribosom

berdasarkan

ukuran,

golongan

pertama

terdapat pada prokariotik, kloroplas, dan mitokondria. Golongan


-

kedua terdapat pada sel eukariot.


Pada eukariotik,
RNA dibuat di nucleus
Sebagian besar poteinnya dibuat di sitoplasma memasuki
inti, dan bergabung dengan rRNA meninggalkan inti masuk

ke dalam sitoplasma ikut serta dalam pembuatan protein


Ribosom bersifat basofilik (kebiruan)
Ribosom ada yang bebas di sitoplasma protein yang dibutuhkan
untuk keperluan protein di dalam sel dan tetap berada di

sitosol sel , misalnya hemoglobin


Ribosom yang melekat pada permukaan

pembuatan protein integral membrane plasma.


Ribisom-ribosom bergabung melalui mRNA poliribosom

REK

misalnya

Ribosom berperan dalam memecahkan kode / menerjemahkan


pesan selama pembuatan protein.

Gambar : A : Ribosom membuat protein, B : Pembuatan protein di REK


(Texs dan Atlas Histologi Dasar karya Luiz Carlos Junqueira)

l. Reticulum Endoplasma
- Jalianan saluran dan kantung yang saling beranastomosis dan
berhubungan, yang dibentuk oleh membrane utuh.
Ada 2 macam : REK & REH

REK

Banyak terdapat pada sel yg di khususkan untuk sekresi protein,


misalnya sel asinine pancreas enzim pencernaan.
Tersusun atas tumpukan sisterna gepeng yang menyerupai kantung
dan dibatasi oleh membrane yang berhubungan langsung dengan
membrane luar dari selaput inti. (sisterna:saluran kantung yang saling
berhubungan dan beranastomosis dan dibentuk oleh membrane utuh
serta membentuk ruangan).
terdapat poliribosom .
fungsi utama memisahkan protein yang tidak diperuntukkan di
sitoplasma.

Fungsi lainnya, modifikasi protein yang baru dibentuk sehingga


bisa digunakan, perakitan protain dengan banyak rantai,
sintesis fosfolipid, glikosilasi awal glikoprotein.
Protein yang disintesisi di REK punya beberapa tujuan:
1. Penyimpanan intrasel (misalnya dalam lisosom dan granul spesifik
leukosit)
2. Penyimpanan protein intrasel yang bersifat sementara untuk
dikirim (bebrapa sel endokrin di pancreas)
3. Komponen membrane (protein integral)
REH

Jaringan bermembran di dalam sel


Tidak memiliki poliribosom
Berhubungan langsung dengan REK
REH mengandung sejumlah enzim untuk sintesis steroid
REH benyak dijumpai dalam sel hati u memecah hormone dan

menetralisir zat toksik tertentu.


REH berperan dalam sintesis fosfolipid untuk semua membrane
sel
REH kontraksi sel otot reticulum sarkoplasma, yang terlibat dalam
pemisahan dan pelepasan ion kalsium yang mengatur kontraksi otot

Gambar : REK (dengan bintik-bintik kecil, ribosom) dan REH


(Texs dan Atlas Histologi Dasar karya Luiz Carlos Junqueira)

m.Kompleks Golgi / Aparatus Golgi


- berfungsi untuk melengkapi modifikasi pasca translasi dan
mengemas serta menempatkan alamat produk yang di
sintesis oleh sel.

Dalam sitoplasma terletak antara inti dengan membrane plasma

apical
Dengan mikroskop electron : tumpukan vesikel-vesikel pipih yang
berbentukk seperti cawan / mangkuk dengan delatasi perifer yang

disebut cysterna golgi.


Apparatus golgi berperan dalam proses sintesis, pemekatan dan

penyimpanan hasil sekresi kebanyakan sel kelenjar.


Protein di sintesis di REK apparatus golgi (trans vesikel) protein
dikumpulkan menjadi partikel padat yang relative besar (di golgi) +
dibungkus oleh membrane granulasi sekresi di keluarkan dari
permukaan.

(Histologi FK UNAIR dan Texs dan Atlas Histologi Dasar karya Luiz Carlos
Junqueira)
n. Lisosom
- Tempat pencernaan intrasel dan penggantian komponen sel.
- Vesikel bermembran yang mengandung enzim hidrolitik, u/
pencernaan intrasitoplasma. Enzim lisosom beraktivitas optimal
-

pada PH asam.
Banyak terdapat pada sel-sel yang yang mempunyai aktifitas

fagositosis (makrofag, lukosit neutrofil)


Lisosom yang belum terlibat dalam pencernaan lisosom primer.
Lisosom mencerna materi yang masuk ke dalam sel dari
lingkungan,

materi

fagosom

vakuola

fagositotik

(masuk

dimasukkan) lisosom primer menempel pada fagosom dan


mengeluarkan enzim hidrolitik pencernaan struktur gabungan itu
-

disebut lisosom sekunder.


Fungsi lainnya : berhubungan

dengan

pergantian

organel

sitoplasma. Organel atau bagian sitoplasma dapat dibungkus


membrane lisosom primer menempel pada struktur tersebut
mengawali lisis autofagosom.
(Texs dan Atlas Histologi Dasar karya Luiz Carlos Junqueira)
o. Proteasom
- mencerna protein yang akan dihancurkan,
- proteasom menangani protein sebagai molekul tersendiri.
- lisosom mencerna organel / materi yang masuk ke dalam sel.

Degradasi protein itu penting u/ mengurangi kelebihan enzim dan

protein lain yang tidak berguna lagi.


Proteasom akan mencerna dengan melekatkan diri pada ubikuitin
(protein kecil dengan 76 asam amino) peptide 8 asam amino
dipindahkan ke sotisol (dengan metode yang belum diketahui).

(Texs dan Atlas Histologi Dasar Edisi 10 karya Luiz Carlos Junqueira)

p. Peroksisom / Badan Mikro

).

Berfungsi untuk mendegradasi hydrogen peroksida

Terdapat enzim katalase : mendegradasi sejumlah molekul toksik


dan obat yang dimakan.

2 H 2 O2 2 H 2 O+O2

Dengan enzim katalase,

Peroksisom di hati dan di ginjal memiliki variasi enzim lebih banyak


dari pada peroksisom organel lainnya.

(Texs dan Atlas Histologi Dasar karya Luiz Carlos Junqueira)


q. Vesikel / Granule Sekrotoris
- Terdapat di dalam sel dan

menimbun

produknya

hingga

pelepasannya berdasarkan isyarat metabolic, hormonal, atau neural


-

(sekresi terencana).
Mengandung isi dalam bentuk pekat.
Mengandung enzim pencernaan granule zimogen.

(Texs dan Atlas Histologi Dasar karya Luiz Carlos Junqueira)


r. Sitoskeleton
- Sitoskeleton sitoplasma jaringan komplek yang terdiri dari
mikrotubulus, filament aktin (mikrofilamen), dan filament
-

intermediate.
Berfungsi
u/ memberi bentuk pada sel
berperan dalam pergerakan organel
berperan dalam pergerakan vesikel transitoplasma
berperan dalam pergerakan seluruh sel

Mikrotubulus
-

terdapat pada matrik sitoplasma, tonjolan sitoplasma (silia dan

flagella)
subunit mikrotubulus heterodimer yang terdiri dari atas molekul
tubulin

berhimpitan.
Pada kondisi

dan
yang

yang tersusun dari asam amino yang


cocok

subunit

tubulin

berpolimerasi

mikrotubulus. (seluruhnya terdapat 13 unit dalam satuputaran


-

lengkap dari spiral)


Mikrotubulus sitoplasma srtuktur kaku untuk pembentukan
dan

mempertahankan

bentuk

sel,

(mempertahankan

asimetri sel)
Mikrotubulus dasar dari sentriol, badan basal, flagella dan silia

APLIKASI MEDIS
Beberapa mutasi telah dijumpai pada protein silia dan flagella. Mutasi ini
menyebabkan

terjadinya

sindrom

silia

imotil,

dengan

gejala

spermatozoa yang imotil, infertilitas pada pria dan infeksi pernafasan


menahun (kronis) akibat tidak adanya gerakan pembersih dari silia
saluran nafas.
SENTRIOL
-

Struktur silindris, dan terutama terdiri dari mikrotubulus pendek

yang sangat teratur.


Jika sel sedang tidak membelah sentrosom (sepasang sentriol

yang di kelilingi granul)


Pada periode interfase, setiap sentrosom berduplikasi , mitosis
sentrosom membelah menjadi 2 masing2 bergerak menuju kutub
yang berlawanan menjadi pusat pengatur bagi pembentukan
gelendong mitosis.

FILAMEN AKTIN (MIKROFILAMEN)


-

Dalam otot rangka, mikrofilamen berupa berkas parakristal, dan


berintegrasi dengan filament myosin tebal

Di kebanyakan sel, mikrofilamen membentuk selubung tipis, tepat

dibawah plasmalema korteks sel


Mikrofilamen berperan menggerakkan komponen sitoplasma
Di kebanyakan sel, mikrofilamen dijumpai tersebar dengan pola

yang tak beraturan dalam sel.


Kebanyakan aktivitas filament aktin bergantung pada interaksi
myosin dengan aktin, aktivitas kontraktil sel otot terutama terjadi
akibat interaksi 2 protein : myosin + aktin.

FILAMEN INTERMEDIET
Beberapa protein yang menyusun protein intermediet (filament yang
berukuran sedang):
-

Keratin
Filament vimentine
Desmin
Filament glia
Neuro filament

(Texs dan Atlas Histologi Dasar karya Luiz Carlos Junqueira)


4.9.3 Inklusi-inklusi
Inklusio juga disebut paraplasm yang merupakan benda-benda mati
yang terdapat dalam sitoplasma yng mungkin merupakan hasil aktivitas
sel atau aktivitas metabolism sel tetapi tidak ikut dalam proses
metabolism. Inklusio merupakan benda yg mati. Di bedakan menjadi:
Timbunan makanan
Butir-butir sekresi
Pigmen
Timbunan makanan
Protein = umumnya tidak disimpan karena sitoplasma sendiri merupakan
protein,
Karbohidrat = umumnya disimpan pada sel-sel tertentu, yaitu dalam sel
hati dan sel otot dalam bentok glokogen.
Lemak = umumnya disimpan pada sel-sel khusus , yaitu dalam sel lemak.

Butir-butir Sekresi
bahan yang akan di sekresikan di buat di ribosom, diangkut oleh re masuk
ke apparatus golgi vesikel sekretori keluar sel. Jadi bahan-bahan yg
akan diekskresikan itu terdapat dalam vesikel krn jika dibiarkan bebas
dalam sitoplasma maka akan merusak sitoplasma.
(biologi sel EGC)
Pigmen
-

Benda berwarna yang terdapat dalam sitoplasma walaupun tidak


diberi warna. Bibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Pigmen endogen pigmen yang memang terdapat dalam sel.
Hemoglobin dalam eritrosit
Mioglobin dalam sel otot
Melanin dalam sel epitel kulit
Lipofusin pada sel otot jantung, sel hati, sel saraf utama pada
usia lanjut
Bilirubin dan derivatnya yang mrupakan hasil pemecahan
hemoglobin.
2. Pigmen eksogen pigmen yang terdapat dalam sitoplasma
tetapi berasal dari luar sel.
Debuarang dalam sel paru-paru pada penderita anthrakosis
Debu lilikat pada penderita silikosis
Macam-macam logam dapat masuk ke dalam sel lewat kulit
ataupun selaput lender
Karotenoid dalam sel tanaman yang masuk bersama makanan

(biologi sel, EGC)

4.10 Membran Sel


- Berfungsi sebagai
masuknya

materi

sawar

selektif

tertentu

yang

dari

sel

mengatur
dan

keluar

membantu

transportasi molekul yang spesifik,


Mempertahankan lingkungan intrasel agar konstan, yang

berbeda dengan lingkungan cairan ekstrasel,


Menjalankan fungsi pengenalan dan pengaturan spesifik,
Berperan dalam interaksi sel dengan lingkungannya.

Makromolekul tidak bisa melewati membrane plasma sehingga

sitoplasma yang sebagian besar protein tidak bisa keluar.


Membrane plasma mampu melakukan invaginasi (pelipastan)

seperti pada proses fagositosis dan pinositosis.


Tebalnya membrane 7,5 10 nm (hanya tampaka dengan mikroskop

electron)
- Memuliki struktur trilaminer (tiga lapis) yg disebut unit membrane
- Struktur membrane plasma:
1. Lemak (lipidphospolipid+kolesterol)
2. Protein
3. Karbohidrat polisakarida
Fisfolipid
Fosfolipid tersusun sebagai lapisan ganda,
- Rantai hidrofobik (non polar) yang mengarah ke bagian tengah
membrane
- Gugus hidrofilik (polar) yang mengarah pada bagian luar membrane.
Kolesterol

juga

ikut

membentuk

membrane

sel,

kolesterol

ini

menyebabkan sifat membrane menjadi lebih cair. Sel mengontrol sifar cair
membrane dari jumlah kolesterol.

Gambar : Susunan molekul membrane plasma


Protein
Protein merupakan unsure molekuler utama dari membrane, dibagi
menjadi 2 kelompok:

-Protein integral disebut juga protein transmembran


a. terikat langsung pada lapisan lipid ganda, (menembus membrane
plasma)
b. dapat diektraksi dengan deterjen
c. protein integral bisa merentangi membrane plasma satu kali atau
lebih, dari satu sisi ke sisi yang lain, oleh karena itu bisa disebut
protein transmembran onepass atau multipass.
-Protein peripheral,
a. terikat tidak begitu erat dengan permukaan membrane,
b. mudah diektraksi dari membrane sel dengan larutan garam,
penyebaran

protein

membrane

berbeda

pada

kedua

permukaan

membrane sel, sehingga membrane sel bersifat asimestris.


Protein membrane plasma disintesis di REK, kemudian diangkut dalam
vesikel ke apparatus golgi, tempat protein dimodifikasi dan dihantarkan ke
membrane sel.
Model mosaic cair dari struktur membrane. Membrane terdiri atas
lapisan fosfolipid ganda dengan protein yang tertanam padanya
(protein integral) atau protein yang terikat pada sitoplasma
(protein poriferal). Protein membrane integral terbenam dengan erat
dalam lapisan lipid. Beberapa protein integral menembus seluruh lapisan
ganda protein transmembran, sedangkan yg lain terpendam dalam
lapisan lipid bagian dalam atau bagian luar. Banyak protein dan lipid
memiliki rantai oligosakarida yang terpapar keluar.
Karbohidrat
Pada

permukaan

membran

sebelah

luar,

terdapat

daerah

kaya

karbohidrat glikokalis, dibentuk dengan glikolipid (karbohidrat + lemak)


dan glikoprotein(karbohidrat + protein).
Glikokaliks berperan dalam pengenalan sel dan perlekatan dengan sel
lain dan perlekatan dengan molekul ekstrasel.

bagian

karbohidrat

dari

glikoprotein

dan

glikolipid

menonjol

dari

permukaan luar plasma. Karbohidrat tersebut sebagai reseptor yg ikut


serta dalam interaksi sel, seperti adhesi sel, pengenalan, dan proses
respon terhadap hormone.

Gambar : Struktur membrane plasma

Gambar : Skematis struktur molekul dari membran plasma


(Biologi Sel EGC, Texs dan Atlas Histologi Dasar karya

Luiz Carlos

Junqueira)

4.11 Klasifikasi Sel


Berdasarkan kejelasan inti sel maka sel-sel dibagi menjadi:

Sel prokariotik

Pro (yun) = sebelum, karyon (yun) = nuckleus. Hanya ditemukan pada


bakteri. Sel-sel nya berukuran kecil (panjang 1-5
sel

di

luar

plasmalema.

Tidak

dilengkapi

m). Dengan dinding

selaput

inti

yang

memisahkan materi genetic (DNA) dari unsure sel lainnya. Tidak


mempunyai histon (protein basa spesifik) yang terikat pada DNA.
Umumnya tidak memiliki organel bermembran. Contoh: Escherichia coli ,
memiliki ribosom)
Suatu benda dapat dikatakan benda hidup apabila:
Mempunyai

membrane

plasma,

mengandung

bahan-bahan

genetic,

mampu menyelenggarakan sintesis protein.

Sel eukariotik

Eu (yun) baik, karyon (yun) nucleus. Berukuran yang lebih besar. Dengan
inti yang jelas yang diliputi selaput inti. Histon berhubungan dengan
materi genetic. Terdapat banyak organel berlapis membrane di dalam
sitoplasma.
Mempunyai ukuran dan bentuk yang berbeda tergantung dari jenis dan
fungsinya masing-masing. sel yang bentuknya berubah-ubah seperti sel
lekosit, amoeba, dll. Sel dengan bentuk tetap misalnya sel spermatozoa,
sel saraf, sel eritrosit, sel epitel, sel-sel tanaman dll. bentuk dari sel
tergantung dari fungsi sel dan tegangan permukaan membrane sel,

viskositas sitoplasma, rigiditas membrane plasma, pengaruh mekanis


lainnya.
Ukuran sel tidak tergantung pada dari besarnya individu misalnya sel-sel
ginjal kuda dan sel-sel ginjal tikus mempunyai ukuran yang sama
walaupun besarnya ginjal kuda dan ginjal tikus berbeda. Ukuran sel bayi
dan manusia dewasa pada dasarnya sama. Besar kecilnya individu atau
jaringan tubuh makhluk hidup tidak tergantung dari volume selnya, tetapi
tergantung jumlah sel yang menyusunnya. Jadi volume sel adalah
bersifat tetap dan ini dikenal dengan hukum volume tetap
(Biologi Sel EGC, Texs dan Atlas Histologi Dasar karya
Junqueira)

JARINGAN

Pada masa janin terdapat 3 lapisan primitif:

Luiz Carlos

a. Ektoderm : epidermis kulit, sist. Saraf, jar. epitel


b. Endoderm : sal. Cerna, sal pernafasan, sal reproduksi
c. Mesoderm : jar. Ikat, jar. Penyangga, otot
4.12 Jaringan Epitel
Terdiri dari sel-sel yang sangat rapat tanpa adanya zat antar sel. Jaringan
ini tidak mengandung pembuluh darah (avascular) dan berdiri di atas
jaringan lain yang mengandung pembuluh darah. dari pembuluhpembuluh darah inilah epitel ini mendapat supply makanan. Terletak pada
membrane basal.
Fungsi-fungsi jaringan epitel:
1. Proteksi (pertahanan)
Contoh : epitel kulit dan epitel saluran keluar urine.
2. Absorpsi (penyerapan)
Contoh : epitel usus dan epitel paru-paru
3. Sekresi
Contoh : epitel kelenjar eksokrin dan endokrin
4. Ekskresi (pembuangan sisa metabolism)
Contoh : epitel kelenjar keringat
5. Menerima rangsang
Contoh : epitel olfaktorius (pembau)
6. Reproduksi
Contoh : epitel tubulus seminiferus dan epitel ovarium.
Jaringan epitel berasal dari 3 macam lapisan embrionik:
1. Ectoderm
Jaringan epitel pada epidermis, mukosa mulut, dan sense organ
(alat perasa).

2. Endoderm
Jaringan epitel pada tractus digestivus (saluran cerna) dan tractus
respiratorius.
3. Mesoderm
Jaringan epitel pada tractus urogenital (saluran kemih dan kelamin).
Berdasarkan fungsinya, jaringan epitel dibagi menjadi 2 bagian:
1. Epitel penutup
2. Epitel kelenjar
EPITEL PENUTUP
Berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Epitel pipih
Tinggi selnya yang jauh lebih kecil dibandingkan lebarnya.
Inti lonjong pipih dan terletak mendatar, pada bagian tengah sel.
2. Epitel kubis
Tinggi sel yang hampir sama dengan lebarnya
Intinya bulat berada di tengah
3. Epitel silindris
Tinggi sel yang jauh lebih besar dari pada lebarnya
Inti bulat lonjong dan letaknya vertical, letaknya cenderung kea
rah basal,
Berdasarkan bentuk dan susunannya dibedakan menjadi:
1. Epitel selapis pipih
Contoh : alveolua paru
Termasuk dalam epitel ini adalah:
ENDOTEL : melapisi permukaan dalam jantung, pembuluh darah dan
pembuluh getah bening.
MESOTEL : melapisi rongga peritoneal, pericardial, dan pleura
2. Epitel selapis kubis

Contoh : epitel kelenjar, epitel ovarium.


3. Epitel selapis selindris
Epitel ini dibedakan menjadi:
a. Epitel selapis silindris dengan striated border
Memiliki mikrovili
Contoh : epitel usus halus
b. Epitel selapis silindris dengan kinocilia
Memiliki silia
Contoh : epitel tuba valopii dan permukaan uterus
4. Epitel berderet silindris
Contoh : epitel saluran pernafasan
5. Epitel berlapis pipih
Ada 2 jenis epitel ini, yaitu:
a. Epitel berlapis pipih tanpa tanduk
Contoh : epitel rongga mulut, oesophagus, dan vagina
b. Epitel berlapis pipih bertanduk
Contoh : epitel pada kulit tipis dan kulit tebal
6. Epitel berlapis kubis
Contoh : epitel saluran kelenjar keringat, kelenjar lemak, dan sel-sel pada
tubulus seminiferus.
7. Epitel berlapis silindris
Ada 2 macam :
a. Epitel berlapis silindris tak bercilia

Contoh : sebagian pharynx dan epiglottis, pars cavenosa urethra pria


b. Epitel berlapis silindris bercilia
Contoh : permukaan masal palatum molle dan sebagian larynx.
8. Epitel peralihan
Peralihan antara epitel berlapis pipih dengan epitel berlapis silindris.
Bila keadaan tegang maka menjadi epitel pipih, sedangkan jika kosong
maka permukaan epitel menjadi lebih tinggi.
Tersusun dari 3 macam sel :
a. Sel paying
Terdapat

di

permukaan,

selnya

besar,

sehingga

seolah-olah

memayungi sel yang adal si bawahnya.


b. Sel raket
Bentuknya mirip raket, dan terletak di tengah.
c. Sel basal
Terletak pada bagian basal, biasanya berbentuk silindris.
EPITEL KELENJAR
Berfungsi khusus yaitu mensekresi atau mengekskresi suatu bahan.
Berdasarkan cara penyaluran secret dibagi menjadi :

kelenjar eksokrin
mengeluarkan sekrettnya melalui saluran keluar sendiri
Contoh : kelenjar pancreas, dsb.

kelenjar endokrin
mengeluarkan sekretnya melalui pembuluh darah, karena tidak
mempunyai saluran keluar, dan sekretnya berupa hormone.
Contoh : kelenjar hipofise, dsb.

kelenjar endo-eksokrin
gabungan dari kedua kelenjar diatas.

Contoh : kelenjar pancreas : eksokrin menghasilkan pancreatic juice,


sedangkan endokrinnya (pulau langerhans) menghasilkan hormone
insu;in dan glucagon
(histology FK UNAIR)

4.13 Jaringan Ikat


Bahan Antar Sel
Terdiri dari 2 macam
1.
Bahan antar sel berbentuk (BASB)
- Fungsi: menyangga, mengikat & mengisi
2.

Bahan antar sel amorf(BASA)


-

Fungsi: sebagai media difusi

BASB ada 3 macam:


1. Sabut kolagen Sabut paling besar dan tidak bercabang
2. Sabut elastis Lebih halus daripada sabut kolagen
3. Sabut retikuler Lebih halus dari sabut elastis, membentuk
anyaman
BASA: Konsistensi cair sampai padat
Macam-macam Jaringan Ikat
1. Jaringan Ikat Janin/ Embryonal:
a. Jaringan Ikat Mesenchym
-

Mengandung sel mesenchyme (multipotent)


Sifat:
i. Inti ovoid & pucat
ii. Sitoplasma pucat, mempy juluran2 yg beranastomose
iii. Organel2 belum berkembang

fibril-fibril kolagen sedikit

Terdapat pada: Plasenta & pertumbuhan gigi

b. Jaringan Ikat Mucous


-

Terdapat pada Whartons jelly tali pusat


Tidak berdiferensiasi lanjut
Sel-sel fibroblas muda
Sifat:
i. Bentuk seperti bintang (stellate fibroblast)
ii. Juluran sitoplasma membentuk anyaman

- Sabut kolagen yang halus


2. Jaringan Ikat Dewasa:
a. Jaringan Ikat sesungguhnya
1. Jaringan Ikat Umum
a. padat (teratur & tdk teratur)
padat teratur
- Sabut tersusun rapat & teratur saling sejajar
- Sedikit fibroblast
- Pada: tendon
- Ligamentum nuchae
padat tidak teratur
-

Dominasi sabut kolagen saling menyilang membentuk

anyaman
Sedikit sabut elastis, sabut retikuler, & fibroblas
Terdpt pd fascia, dermis, kapsul fibrous hepar, Kelenjar
Getah Bening, testis, periosteum & perikhondrium

b. Jaringan Ikat Kendor


- Terdapat pada fascia, stroma, ppembuluh darah, saraf

2. Jaringan Ikat Khusus


a.Jaringan Ikat limforetikuler

b.Jaringan lemak
c.Jaringan Ikat Berpigmen
d.Darah
b. Jaringan Ikat Penyangga
1.Jararingan Tulang Rawan:
Hyalin, elastis, fibrous
2.Jararingan Tulang:
Tulang muda dan tulang dewasa dewasa
Sel-sel pada Jaringan Ikat

Fibroblas membentuk BASB & BASA

Makrofag Fungsi untuk pertahanan tubuh

Mast cell Fungsi:


Membuat heparin: mencegah pembekuan drh
Membuat histamin: alergi
Membuat serotonin: vasokonstriksi

Sel plasma

Limfosit T

Tissue eosinophyl Berperan dlm reaksi alergi

(Histologi FK UNAIR)
4.14 Jaringan Otot
Selnya berbentuk lonjong / memanjang, sehingga biasanya disebut sabut
otot. Bentuk sel yang memanjang ini sesuai dengan fungsinya yaitu
mrngadakan kontraksi dan relaksasi. Ada 3 jenis otot yang terdapat dalam
tubuh manusia :
1. Otot bergaris

2. Otot polos
3. Otot jantung
OTOT BERGARIS
Jaringan ini disebut oto lurik, karena memiliki garis-garis gelap dan terang
pada sabut otot. Nama lain jaringan ini adalah jaringan otot skeletal,
karena otot ini berfungsi menggerakkan anggota gerak manusia dan
melekat pada tulang. Disebut juga voluntary muscles, karena geraknya
dikendalikan oleh kemauan kita.
Setiap sabut (sel) otot terdiri dari serabut-serabut yang disebut myofibril
(serabut otot). setiap myofibril yang berbentuk silinder ini dibungkus oleh
plasma membrane yang disebut sarkolema. Beberapa sabut otot akan
membentuk kelompokmyang disebut fesikelotot yang dibungkus oleh
perimysium. Selanjutnya beberapa fesikel otot akan membentuk otot
yang dibungkus oleh epimysium (fascia).
Setiap myofibril terdiri dari 1000 2000 myofilamen yang terbagi menjadi
myofilamen yang halus (protein actine) dan myofilamen kasar (terdiri dari
protein myosine).
Relaksasi :
Pada keadaan relaksasi pita A terdiri dari myofilamen halus dan kasar,
sehingga akan tampak gelap. Pita H hanya terdiri dari myofilamen kasar,
akan tampak sebagai daerah terang. Pita I hanya terdiri dari myofilamen
halus. Pita Z berupa bahan padat yang terdapat ditengah pita I.

Gambar : Relaksasi
Kontraksi :
Actin akan salling mendekat, sedangkan myosin tetap pada tempatnya,
sehingga akan terjadi perubahan-perubahan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Pita H akan menyempit atau menghilang bila kontraksi kuat.


Pita I juga akan menyempit atau samapai mengahilang.
Garis Z saling mendekat.
Pita A tidak berubah.

Pada proses kontraksi ini actin maupun myosin tidak mengalami


pemendekan.

Gambar : Kontraksi
OTOT POLOS
Jaringan ini disebut juga involunter muscle, karena kontraksinya diluar
kesadaran. Disebut juga visceral muscel karena pada umumnya terdapat
pada dinding organ.
Disebut otot polos karena tidak mempunyai garis-garis melintang. Bentuk
selnya paling sederhana yaitu spindle shape (seperti sekoci). Persarafan
pada otot polos dilayani oleh system saraf otonom, dimana semua sabut
sarafnya merupakan sabut saraf tak bermyelin dan merupakan sabut
saraf post ganglioner.

Pembuluh darah pada jaringan otot polos tidak terlalu banyak, dan
pembuluh darah ini terdapat pada jaringan ikat sekitar fesikel otot, tidak
langsung melayani masing-masing sabut otot.
OTOT JANTUNG
Jaringan otot jantung ini juga mempunyai garis-garis melintang seperti
otot bergaris. Otot ini mempunyai inti ditengah dengan sarkoplasma yang
cukup banyak mengelilingi myofibril. Sabut otot jantung bercabangcabang dan percabangan ini membentuk anyaman yang kompleks.
Dengan mikroskop cahaya akan tampak garis-garis melintang yang lebih
tebal yang disebut intercalated-disk. Intercalated-disk merupakan batas
antara sabut otot jantung yang satu dengan sabut otot yang lain. Dinding
jantung mengandung banyak pembuluh darah dan diantara sabut otot
jantung kaya dengan plexus pembuluh darah kapiler. Pembuluh darah ini
akan mensupply makanan dan oksigen untuk otot tersebut sehingga
jangtung bisa mempertahankan denyut jantung dengan teratur. Dan hal
ini ditunjang dengan banyaknya jumlah mitokondria yang baik.
Degenerasi otot jantung:
Pada keadaan dewasa, mitosis pada otot sudah terhenti, sehingga daya
regenerasi pada otot yang mengalami kerusakan, sangat terbatas sekali.
Otot jantung hanya bisa mengalami hypertropi (otot hanya akan
menambah diameternya saja tanpa menambah jumlah sel) tanpa
mengalami hiperplasi (penambahan sel).
(Histologi FK UNAIR)

4.15 Jaringan Saraf


Neuron
Neuron terdiri atas:
-

Badan sel saraf / cell body neuron / perikaryon


Julur sitoplasma (dendrite dan akson)

Badan sel safaf / cell body neuron / perikaryon


Mempunyai inti seperti gelembung (vesikuler) dengan nucleolus yang
jelas. Sitoplasma mengandung bentukan-bentukan khas :
1. Badan dari Nissl / Nissl Body / chromidial substance
Kumpulan ribosom, polusom, REK
Berfungsi sintesis protein sitoplasma
Terdapat pada perikaryon dan dendrite, tidak terdapat pada
akson dan akson hillock.
Trauma neuron, badan Nissl menghilang (chromatolysis)
2. Neurofibril
Kumpulan mucrotubulus dan mikrofilamen
Berfungsi sebagai sarana transportasi intraseluler dan sebagai
penyangga agar bentuk neuron tidak berubah.
Terdapat pada perikaryon, akson, dendrite.
Akson
-

Juluran panjang mulai dari akson hillock (biasanya tunggal)


Meneruskan rangsang dari perikaryon ke perifer (eferen)

Dendrite
-

Juluran pendek yang jumlahnya satu atau lebih


Menghantarkan rangsang dari perifer ke perikaryon (aferen)

Jenis neuron menurut fungsinya


1. Neuron aferen
Dendritnya panjang, bersifat sensoris
2. Neuron eferen
Dendritnya pendek, bersifat motoris
Pembagian jaringan saraf:
1. Sistem saraf tepi (SST)
- Ganglion
- Sabut-sabut saraf
2. System saraf pusat (SSP)
- Medulla spinalis / spinalis cord
- Cerebrum
- Cerebelum

(Histologi FK UNAIR)

KOMUNIKASI ATAU INTERAKSI ANTAR SEL

Tujuan
-

Untuk mengatur perkembangan sel sendiri menjadi jaringan.


Untuk mengendalikan pertumbuhan dan pembelahannya.
Mengkoordinasikan fungsinya.

Prinsip Utama
-

Molekul

sinyal

ekstraseluler

berikatan

dengan

reseptor

yang

spesifik.
Molekul sinyal ekstraseluler dapat bertindak pada jarak yang dekat

ataupun jauh.
Ada 2 tipe reseptor yaitu reseptor intraseluler dan reseptor
permukaan sel

Reseptor intraseluler ada yang lambat (mengubah ekspresi gen) dan


cepat (mengubah fungsi protein). (ex : sinyal gas nitrat oksida yang
berikatan secara langsung dengan enzim dibagian dalam sel target).
Tahapan
5. Reception (penerimaan sinyal); agak mirip dengan pengenalan
enzim dengan substratnya (kompleks enzim-substrat), sama dengan

hipotesis kunci dan gembok dari pengenalan enzim dan substrat.


Molekul ligan (biasanya larut dalam air) dikenal oleh hanya 1 protein
reseptor yang berikatan dengan membran sel.
6. Transduksi; menimbulkan perubahan konformasi pada reseptor.
Perubahan
dengan

konformasi

molekul

ini

menyebabkan

intraseluler

lainnya.

reseptor

berinteraksi

Transduksi

mungkin

menyebabkan banyak perubahan konformasi/struktural pada protein


seluler lainnya. Enzim yang tidak aktif menjadi aktif;
7. Respon; biasanya aktivitas seluler, sebagai katalisis enzim atau
penyusunan kembali sitoskeleton atau aktivitas gen yang spesifik.

Gambar : Tahapan komunikasi sel

Pada keadaan istirahatnya, protein G,


yg mengandung subunit alfa (), beta
(), dan gamma (), diikat oleh
nukleotida guanosin difosfat (GDP)
dan tidak memiliki kontak dengan
reseptor

Ketika hormon atau messenger


pertama lainnya terikat pada reseptor,
reseptor menyebabkan protein G
menukar GDP menjadi GTP, yang
mengaktivasi protein G

Protein G kemudian berdisosiasi,


setelah subunit alfa terikat- GTP
berdifusi di sepanjang membran dan
terikat pada efektor,
mengaktivasinya. Sekarang keadaan
menjadi hidup (the switch is on)

Setelah beberapa detik, subunit alfa


mengubah kembali GTP menjadi
GDP, dengan demikian
menonaktifkan dirinya sendiri.
Subunit alfa kemudian akan
berhubungan kembali dengan
subunit beta-gamma (non aktif)

(Texs dan Atlas Histologi Dasar karya Luiz Carlos Junqueira)

TRANSDUKSI SINYAL (SIGNAL TRANSDUCTION)

Merupakan proses di mana sinyal pada permukaan sel diubah menjadi


respon seluler spesifik, yang terdiri dari serangkaian langkah (jalur
transduksi sinyal) : Tahap transduksi dari pensinyalan sel biasanya

berupa jalur yang terdiri dari banyak langkah.


Salah satu keuntungan jalur seperti ini ialah penguatan sinyalnya. Jika
sebagian molekul dalam suatu jalur menghantarkan (mentransmisi)
sinyal ke beberapa molekul yang merupakan komponen berikutnya
dalam rangkaian itu, hasilnya dapat berupa sejumlah besar molekul

teraktivasi di akhir jalur itu.


Dengan kata lain, molekul sinyal ekstraseluler yang sangat sedikit
dapat menghasilkan respon seluler yang besar. Di samping itu, jalur
banyak

langkah

memberikan

lebih

banyak

kesempatan

untuk

melakukan koordinasi dan regulasi (pengaturan) daripada sistem yang


lebih sederhana.
JALUR TRANSDUKSI SINYAL
Secara umum proses tranduksi sinyal berlangsung melalui beberapa
tahapan sebagai berikut:
1. Jalur-jalur sinyal dari reseptor ke respon seluler
Seperti kartu domino yang rebah, reseptor yang diaktifkan sinyal akan
mengaktifkan molekul lain , dan seterusnya, hingga protein yang
menghasilkan respon seluler akhir diaktifkan. Molekul-molekul relai,
sebagian besar berupa protein. Interaksi protein-protein merupakan
tema yang menyatukan semua pengaturan pada tingkat seluler. Pada
setiap tahap, sinyal ditransduksi menjadi bentuk yang berbeda,
umumnya

berupa

perubahan

konformasi

dalam

suatu

protein

seringkali, perubahan konformasi tersebut disebabkan oleh fosfolirasi


2. Fosfolirasi protein

Fosfolirasi protein merupakan mekanisme seluler yang digunakan


secara luas untuk mengatur aktivitas protein. Nama umum untuk
enzim yang mentransfer gugus fosfat dari ATP ke suatu protein ialah
protein kinase. Sebagian besar protein kinase sitoplasmik bertindak
tidak pada dirinya sendiri, tetapi pada protein substrat lain; selain itu
protein ini memfosforilasi substratnya pada salah satu dari dua asam
amino, serin atau treonin. Setiap perubahan bentuk terjadi akibat
interaksi gugus fosfat bermuatan dengan asam amino polar dan asam
amino bermuatan. Penambahan fosfat seringkali mengubah protein
dari bentuk inaktif ke bentuk aktif. Agar sel dapat merespon sinyal
ekstraseluler

secara

normal,

sel

tersebut

haruslah

memiliki

mekanisme untuk menghentikan jalur transduksi sinyal ketika sinyal


awal tidak lagi ada. Suatu saat tertentu, aktivitas protein yang diatur
oleh fofolirasi bergantung pada keseimbangan antara molekul kinase
aktif

dan

fosfatase

aktif

di

dalam

sel.

Ketika

molekul

sinyal

ekstraseluler tidak ada, molekul fosfatase aktif akan lebih banyak, dan
jalur pensinyalan dan respon seluler berhenti. Tidak semua komponen
jalur transduksi-sinyal berupa protein. Banyak jalur transduksi-sinyal
juga melibatkan molekul atau ion kecil nonprotein yang terlarut air
yang disebut mesenjer kedua. (Molekul sinyal ekstraseluler yang
mengikat reseptor membran merupakan mesenjer pertama jalur).
Karena mesenjer kedua itu kecil dan terlarut air, mesenjer ini dapat
segera menyebar ke seluruh sel dengan berdifusi. Misalnya, AMP siklik
yang membawa sinyal yang diinisiasi reseptor terkait protein-G
maupun reseptor protein kinase. Banyak jenis protein relai sensitif
terhadap konsentrasi sitosolik pada salah satu dari mesenjer kedua ini.
Jalur-jalur tranduksi sinyal dapat dibagi sebagai berikut.
a.
b.
c.
d.
e.

Jalur
Jalur
Jalur
Jalur
Jalur

cyclic AMP
cyclic GMP
fosfolipid & kalsium
MAP kinase
JAK/STAT

a. Jalur cAMP
ATP disintesa oleh andenilil siklase menjadi cAMP (Adenosin
amonofosfat Siklik)
Aktivitas cAMP diperantarai oleh protein kinase A
Protein kinase A inaktif berstruktur tetramer, terdiri dari 2 sub unit
regulasi dan 2 sub unit katalitik
Berperan dalam
a) Regulasi metabolisme glikogen
b) Transkripsi gen spesifik
c) Fungsi pembauan
a. Jalur cGMP
Disintesa oleh guanilil siklase dr GTP & didegradasi oleh cGTP
fosfodiesterase menjadi GMP
Guanilil siklase diaktifkan oleh NO & ligand peptida
Aktivasi cGMP diperantarai oleh protein kinase bergantung cGMP &
channel ion
Berperan dalam fungsi penglihatan
b. Jalur Fosfolipid & Kalsium
PIP2 (phosphatidyl inositol 4,5-biphosphate) merupakan derivat dari
membran plasma
Beberapa hormon & faktor pertumbuhan merangsang fosfolipase u/
menghidrolisa PIP2 menjadi
a. DAG (diacylglycerol) protein kinase C
b. IP3 (inositol 1,4,5 triphosphate) mobilisasi Ca
PIP2 dpt difosforilasi o/ fosfatidil inositol 3 kinase mjd PIP3
Peranan PIP3 : regulasi dari fungsi pertahanan sel,

faktor

transkripsi, metabolisme sel, sintesa protein


c. Jalur Fosfolipid & Kalsium
DAG
a. Mengaktifkan famili protein kinase C
b. Berperan dlm kontrol pertumbuhan sel dan differensiasi sel
IP3
a. Suatu molekul polar kecil
b. Menembus membran plasma melalui ligand-Ca gated channel
merangsang retikulum endoplasma u/ mensekresi Ca
d. Jalur MAP kinase
Protein Raf
Raf protein serin/treonin kinase
Diikat o/ kompleks Ras-GTP
Memfosforilasi & mengaktivasi MEK (protein kinase kedua u/ MAP
kinase/ERK kinase)
MEK memfosforilase serin/treonin dr ERK shg keduanya terpisah

ERK memfosforilasi protein target,trmsk fc transkripsi & protein


kinase lain
e. Jalur JAK/STAT
Hubungan tidak langsung antara permukaan sel dan nukleus
dimana terjadi kaskade protein kinase u/ memfosforilasi protein
target
Komponennya adalah protein STAT (signal transducers and activator
of transcription)
Stimulus dari reseptor sitokin pengambilan protein STAT yang
terikat dengan fosfotirosin

Jenis Reseptor
Reseptor

protein yang berfungsi untuk mengikat ligan (molekul

pembawa sinyal) dan mengubah satu sinyal menjadi sinyal lain. Reseptor
ada di : inti sel, sitoplasma, protein integral (reseptor membrane).
Reseptor membrane = reseptor yang terdapat pada membrane sel,
masam-macamnya:
-

Ligand gated ion chennels (ion channel)


Integrin yang berkaitan dengan sitoskeleton
Reseptor enzim, ligan mengaktifkan enzim tertentu di dalam sel
G protein coupled reseptors

(Departemen Ilmu faal FKUI)


Jenis reseptor, yaitu :
1. Reseptor terkait-protein G
Merupakan reseptor membran plasma yang bekerja dengan bantuan
suatu protein yang disebut protein G.
Cara kerja:
a. tipe reseptor ini berupa protein membrane yang bekerja
bersamaan dengan protein G dan protein lainnya, biasanya
suatu enzim. Dalam ketiadaan molekul sinyal ekstraseluler
spesifik untuk reseptor, ketiga protein itu semuanya dalam

keadaan inaktif. Protein G inaktif memiliki satu molekul GDP


yang terikat padanya.
b. Apabila molekul sinyal terikat dengan reseptor, reseptor ini
akan berubah bentuk sedemikian rupa sehingga reseptor ini
mengikat dan mengaktifkan protein G. Satu molekul GTP
mengaktifkan GDP pada protein G. Protein G aktif (yang
bergerak leluasa di sepanjang membrane) mengikat pada dan
mengaktifkan enzimnya yang memicu langkah berikutnya
dalam

jalur

itu

yang

menimbulkan

respons

sel

yang

bersangkutan.
c. Protein G kemudian mengkatalisis hidrolisis GTP-nya dan
melepaskannya dari enzim, sehingga sekarang siap untuk
digunakan lagi.
2. Reseptor Tirosin-Kinase
Reseptor

ini

berfungsi

mengkoordinasikan

aktivitas

membantu
reproduksi

sel
sel

mangatur
yang

dan

melibatkan

beragam aktivitas yang dilakukan oleh bagian sel yang berbeda,


termasuk sintesis protein dalam sitoplasma, duplikasi kromosom
dalam nucleus dan penyusunan elemen-elemen sitoskeleton.
Cara kerja:
a. Pengikatan ligan menyebabkan dua polipeptida mengumpul,
dan membentuk dimer (protein yang terdiri dari 2 polipeptida)
b. Pengumpulan ini mengaktifkan bagian tirosin kinase dari kedua
polipeptida tersebut.
c. Masing-masing kemudian memfosforilasi tirosin pada ekor
polipeptida lainnya.
3. Reseptor Saluran-Ion
Reseptor ini merupakan pori protein dalam membran plasma yang
membuka atau menutup sebagai respons terhadap suatu sinyal
kimiawi, yang membiarkan atau menghalangi aliran ion tertentu,
seperti Na+ atau Ca2+. Protein saluran ini mengikat molekul sinyal
sebagai ligan pada tempat spesifik sisi ekstraselulernya. Perubahan
bentuk yang dihasilkan dalam protein saluran segera menyebabkan
perubahan pada konsentrasi ion tertentu di dalam sel. Seringkali

perubahan

ini langsung mempengaruhi fungsi-fungsi sel dengan

cara tertentu.
4. Reseptor Intraseluler
Merupakan reseptor yang agak berbeda dari reseptor-reseptor
sebelumnya, karena tidak berupa protein membran melainkan
berupa protein yang terletak di sitoplasma atau nukleus sel target.
Maka untuk dapat mencapai reseptor seperti itu, sejumlah molekul
sinyal (ligan) harus dapat menembus plasmalemma. Sejumlah
molekul sinyal penting dapat melakukan hal itu, disebabkan
ukurannya yang cukup kecil untuk dapat melewati fosfolipid
membrane atau karena molekul itu sendiri berupa lipid sehingga
terlarut dalam membran.
Contoh mesenjer kimiawi dengan reseptor intraseluler adalah
hormon steroid dan hormon tiroid hewan, yang berupa lipid; molekul
gas kecil oksida nitrat; dan molekul sinyal kecil tertentu yang
digunakan oleh bakteri.
Ada 2 jenis reseptor
1. Reseptor permukaan sel
-

tersisip dalam membran plasma


untuk molekul sinyal hidrofilik, yang besar

2. Reseptor intraseluler
- terdapat di dalam sel
- untuk molekul signal hidrofobik, yang kecil
- merupakan protein regulator yang mengaktifkan gen
- Contoh molekul sinyal: hormon steroid, hormon tiroid, retinoids,
vitamnin D.

Jenis Signal

Sinyal endokrin, hormone dibawa dalam darah ke sel sasaran di

seluruh tubuh
Sinyal parakrin, mediator kimia dengan cepat dimetabolisme

sehingga hanya bekerja pada sel setempat,


Sinyal sinaptik, neorotransmiter yang bekerja pada sel-sel saraf
yang berdekatan melalui darah kontak khusus yang disebut sinaps.

(Texs dan Atlas Histologi Dasar karya Luiz Carlos Junqueira)


Jenis Sinyal Antar Sel
Interaksi Langsung
Sel sel (cell junction)
1) occluding junctions
2) anchoring junctions
3) communicating junctions
Sel matriks ekstraseluler
Sekresi Molekul
Parakrin
Synaptic Signaling
Endokrin
Autokrin
Penjelasan
1. Occluding Junctions
- Tight junctions : menghubungkan membran plasma sel yang
bersebelahan, terbagi atas:
a. Barier selektif permeabilitas : mempertahankan perbedaan
komposisi cairan pada sisi sel yang berbeda.
b. Transmembran protein : claudin dan ocludin
c. Fungsi : Menjaga komposisi senyawa

dalam

rongga

saluran/lumen dan Transport nutrisi secara selektif


2. Anchoring junctions
- Banyak pada sel yang mendapatkan stress mekanik ( contoh :
-

kulit/otot )
Menghubungkan sitoskelet sel dengan sel lain atau dengan ECM

3. Communicating Junctions
- Komunikasi sitoplasma langsung dengan sel sekitar
Tipe Penyampaian Molekul Sinyal

Endokrin
Sel target jauh hormon dibawa melalui pembuluh darah

Parakrin
Mediator local mempengaruhi sel target sekitar/tetangga.
Dirusak oleh suatu enzim ekstraselular atau dimobilisasi oleh ECM

Autokrin/(contact dependent)
Sel responsif terhadap substansi yang dihasilkan oleh sel itu sendiri
atau sekitarnya

Sinaptik (neuronal)
Penyampaian sinyal dapat dilakukan dengan cara protein dari suatu sel
berikatan langsung dengan protein lain pada sel lain.

A. Paracrine Signaling

Bergantung pada sinyal-sinyal yang dikeluarkan ke dalam ruang


ekstraseluler dan menyebabkan terjadinya suatu proses secara lokal
atas sel-sel tetangga

Molekul sinyal yang disekresikan mungkin dibawa jauh untuk


bertindak berdasarkan target yang jauh, atau mungkin bertindak
sebagai perantara lokal yang hanya mempengaruhi sel-sel dalam
lingkungan yang dekat dari pemberian isyarat sel.

Gambar : Persinyalan Jarak Dekat


Keterangan :
Hewan memiliki dua jenis utama persinyalan kimiawi jarak dekat. Pada
persinyalan parakrin, sel pensekresi bertindak pada sel target di dekatnya
dengan melepas molekul pengatur local ke dalam fluida ekstraseluler.
Dalam

persinyalan

sinaptik,

sel

saraf

melepaskan

molekul

neurotransmitter ke dalam sinapsis, ruang sempit di antara sel pengirim


dan sel target, dalam hal ini sel saraf yang lain.
B. Synaptic Signaling
Dilakukan dengan neuron yang meneruskan sinyal-sinyal secara
elektrik sepanjang akson dan melepaskan neurotransmitter di sinapsis,
yang seringkali berlokasi jauh sekali dari sel
Neuron yang menyampaikan proses-proses

panjang

(akson)

memungkinkan sel saraf untuk kontak dengan sel target yang letaknya
jauh sekali
Ketika diaktivasi oleh sinyal dari lingkungan atau dari sel saraf lainnya,
neuron mengirimkan impuls elektrik secara cepat di sepanjang akson,
dan ketika impuls mencapai ujung akson, menyebabkan ujung saraf
mensekresikan sinyal kimiawi (neurotransmitter)
Ini disekresikan ke cell junctions khusus yang disebut chemical
synapses

C. Endocrine Signaling
Sel-sel endokrin yang mensekresikan molekul-molekul sinyal yang
disebut hormon ke aliran darah yang membawa sinyal ke sel target
yang didistribusikan secara luas ke seluruh tubuh.
Gambar : Persinyalan Jarak Jauh/hormonal

Keterangan :
Hormon mensinyal sel target pada jarak jauh. Pada hewan, sel endokrin
terspesialisasi mensekresi hormone ke dalam cairan tubuh, seringkali
darah. Hormon dapat mencapai hamper seluruh sel tubuh, tetapi jika
dengan pengatur lokal, hanya sel target spesifik yang mengenali dan
merespons sinyal kimiawi yang diberikan.
D. Autocrine Signaling

Sel mensekresikan molekul sinyal yang dapat berikatan kembali

dengan reseptornya sendiri


Merupakan tipe paling efektif ketika dilakukan secara serempak

dengan sel-sel tetangga yang tipenya sama


Merupakan mekanisme yang mungkin mendasari "efek komunitas"
yang diamati pada perkembangan awal (contoh : sel kanker)

Metode atau Cara

Di dalam tubuh, ada 3 cara/metode komunikasi antar sel, yaitu :


1. Komunikasi langsung
2. Komunikasi lokal
3. Komunikasi jarak jauh
KOMUNIKASI LANGSUNG
-

Komunikasi antar sel jarak antar sel berdekatan.


Terjadi dengan mentransfer sinyal listrik (ion-ion) atau sinyal kimia

antara sel yang berdekatan


Terdapat
GAP
junction

protein

saluran

khusus

yang

menghubungkan antara dua sel yang berdekatan.


Peranan GAP junction :
1. Memungkinkan terjadinya aliran ion (sinyal listrik) dan aliran
molekul kecil (sinyal kimia), seperti ATP, cAMP antara sitoplasma
kedua sel yg terhubung
2. Penghantaran sinyal listrik antara 2 sel yg berdekatan (ex: otot
jantung, otot polos, hepar, dan beberapa sel saraf)
3. Mengontrol pembelahan dan pertumbuhan sel

KOMUNIKASI LOKAL
-

Komunikasi yang terjadi melalui pelepasaan zat kimia ke cairan


ekstrasel (interstial) untuk berkomunikasi dengan sel-sel lain yang
berdekatan sinyal parakrin atau dengan sel itu sendiri (sinyal

autokrin).
Sinyal parakrin sinyal dilepaskan secara difusi ke cairan ekstrasel

(interstial) dan mengaktifkan sel target yang berdekatan.


Contoh sinyal parakrin histamine yang dilepaskan oleh jaringan
yang rusak. Misalnya terjadi luka, maka histamine dilepaskan ke
kapiler

dan

mengakibatkan

pelebaran

pembuluh

darah

permeabilitas terhadap cairan meningkat cairan di pembuluh


darah terkumpul di daerah interstial kemerah-merahan dan terjadi
pembengkakan.
KOMUNIKASI JARAK JAUH
-

Komuni kasih antar sel yang mencakup jarak yang cukup jauh,

Melalui sinyal listrik yang dihantarkan melalui sel saraf dan/atau


sinyal kimia (hormone atau neiro hormone) yang yang dialirkan
melalui darah.

(Departemen Ilmu faal FKUI)


APLIKASI MEDIS:
Beberapa

penyakit

akibat

defek

reseptor,

misalnya

pseudohipoparatrioidisme dan sejenis dwarfisme (cebol), timbul akibat


reseptor hormone paratiroid dan reseptor hormone pertumbuhan yang
tidak berfungsi. Pada kedua kondisi tersebut, kelenjar menghasilkan
hormone terkait, namun sel sasaran tidak bisa merespon karena tidak
memiliki reseptor yang normal.( Texs dan Atlas Histologi Dasar karya Luiz

Pengaruh Reseptor Obat Terhadap Parameter Farmakologi

Parameter-parameter Farmakologi
a. Farmakokinetika
Farmakokinetika merupakan aspek farmakologi yang mengkaji nasib obat
dalam tubuh yaitu absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresinya.
1. Absorpsi dan Bioavailabilitas
Absorpsi,

yang

merupakan

proses

penyerapan

obat

dari

tempat

pemberian, menyangkut kelengkapan dan kecepatan proses tersebut.


Secara

klinik,

yang

lebih

penting

ialah

bioavailabilitas.

Istilah

ini

menyatakan jumlah obat, dalam persen terhadap dosis, yang mencapai


sirkulasi

sistemik

menggambarkan

dalam

bentuk

kecepatan

utuh

dan

atau

kelengkapan

aktif.

Bioavailabilitas

absorpsi

sekaligus

metabolisme obat sebelum mencapai sirkulasi sistemik.


2. Distribusi
Setelah diabsorpsi, obat akan didistribusi ke seluruh tubuh melalui
sirkulasi darah. Distribusi obat dibedakan atas 2 fase berdasarkan
penyebarannya di dalam tubuh, yaitu:
a. Distribusi fase pertama terjadi segera setelah penyerapan, yaitu ke

organ yang perfusinya sangat baik misalnya jantung, hati, ginjal,


dan otak.
b. Distribusi fase kedua jauh lebih luas yaitu mencakup jaringan yang

perfusinya tidak sebaik organ di atas misalnya otot, visera, kulit,


dan jaringan lemak.
Obat yang mudah larut dalam lemak akan melintasi membran sel dan
terdistribusi ke dalam otak, sedangkan obat yang tidak larut dalam lemak
akan sulit menembus membran sel sehingga distribusinya terbatas
terurama di cairan ekstrasel. Distribusi juga dibatasi oleh ikatan obat pada
protein plasma, hanya obat bebas yang dapat berdifusi dan mencapai
keseimbangan. Derajat ikatan obat dengan protein plasma ditentukan
oleh afinitas obat terhadap protein, kadar obat, dan kadar proteinnya
sendiri. Pengikatan obat oleh protein akan berkurang pada malnutrisi
berat karena adanya defisiensi protein.

3. Biotransformasi / Metabolisme
Biotransformasi

atau

metabolisme

obat

ialah

proses

perubahan

struktur kimia obat yang terjadi dalam tubuh dan dikatalis oleh enzim.
Pada proses ini molekul obat diubah menjadi lebih polar, artinya lebih
mudah larut dalam air dan kurang larut dalam lemak sehingga lebih
mudah diekskresi melalui ginjal. Selain itu, pada umumnya obat menjadi
inaktif, sehingga biotransformasi sangat berperan dalam mengakhiri kerja
obat.
4. Ekskresi
Obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi dalam
bentuk metabolit hasil biotransformasi atau dalam bentuk asalnya.
b. Famakodinamik
Farmakodinamika

mempelajari

efek

obat

terhadap

fisiologi

dan

biokimia berbagai organ tubuh serta mekanisme kerjanya. Tujuan


mempelajari mekanisme kerja obat ialah untuk meneliti efek utama obat,
mengetahui interaksi obat dengan sel, dan mengetahui urutan peristiwa
serta spektrum efek dan respon yang terjadi.
1. Mekanisme Kerja Obat
Efek obat umumnya timbul karena interaksi obat dengan reseptor pada
sel suatu organisme. Interaksi obat dengan reseptornya ini mencetuskan
perubahan biokimiawi dan fisiologi yang merupakan respons khas untuk
obat

tersebut.

Reseptor

obat

merupakan

komponen

makromolekul

fungsional yang mencakup 2 konsep penting, yaitu:


a. Obat dapat mengubah kecepatan kegiatan faal tubuh
b. Obat

tidak

menimbulkan

suatu

fungsi

baru,

tetapi

hanya

memodulasi fungsi yang sudah ada


2. Reseptor Obat
Struktur kimia suatu obat berhubunga dengan afinitasnya terhadap
reseptor dan aktivitas intrinsiknya, sehingga perubahan kecil dalam

molekul obat, misalnya perubahan stereoisomer, dapat menimbulkan


perubahan besar dalam sidat farmakologinya.
3. Transmisi Sinyal Biologis
Penghantaran sinyal biologis ialah proses yang menyebabkan suatu
substansi ekstraseluler (extracellular chemical messenger) menimbulkan
suatu respons seluler fisiologis yang spesifik.
4. Interaksi Obat-Reseptor
Ikatan antara obat dan reseptor misalnya ikatan substrat dengan
enzim,

biasanya

merupakan

ikatan

lemah

(ikatan

ion,

hidrogen,

hidrofobik, van der Waals), dan jarang berupa ikatan kovalen.


5. Antagonisme Farmakodinamika
Secara farmakodinamika dapat dibedakan 2 jenis antagonisme, yaitu
a. antagonisme fisiologik dan
b. antagonisme pada reseptor.

Selain itu, antagonisme pada reseptor dapat bersifat kompetitif atau


nonkompetitif. Antagonisme merupakan peristiwa pengurangan atau
penghapusan efek suatu obat oleh obat lain. Peristiwa ini termasuk
interaksi obat.
-

Antagonis adalah obat yang menyebabkan pengurangan efek.

Agonis adalah obat yang efeknya dikurangi atau ditiadakan.

Obat objek adalah obat yang efeknya dipengaruhi oleh obat lain.

Presipitam adalah obat yang mempengaruhi efek obat lain.

(D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada)

SIKLUS SEL

Siklus sel, pada sel yang mampu membelah diri, mengacu pada
kejadian-kejadian dalam rentang kehidupan sel di periode antara waktu
sel tersebut terbentuk melalui pembelahan sel sampai waktu permulaan
pembelahan

sel

berikutnya.

Bagian

terbesar

siklus

(sekitar

90%)

digunakan untuk tumbuh dan bersintesis, yang disebut interfase. Dan


sebagian kecil untuk pembelahan nuclear dan sel atau mitosis.
c. Pembelahan Sel
INTERFASE
Dalam masa pertumbuhan sel akan mengalami perubahan-perubahan
tertentu dan umumnya akan melewati tahap-tahap pertumbuhan sel yang
meliputi:
1. Tahap
-

G1

(first gapphase)

Secara metabolic sel sangat aktif.


Dimulai dari sel muda yang baru saja membelah.
Membutuhkan waktu 3-4 jam.
Dalam nucleus setiap kromosom merupakan double heliks DNA
tunggal belum tereplikasi yang terikat dengan histondan protein

kromosom lain.
Terjadi sintesis RNA

Sintesis protein sehingga sitoplasma akan bertambah banyak dan

sel akan tumbuh.


2. Tahap S (Synthetic phase)
- Sintesis DNA, DNA bereplikasi, setiap kromosom berisi dengan dua
double heliks DNA identikyang disebut kromatid, menyatu pada
-

sentromer.
Sintesis RNA masih berlangsung namun tidak dominan
Berlangsung selama 7 8 jam
Terbentuk molekul histon yang merupakan protein dasar dari

kromosom
G2
3. Tahap

(Second gap phase)

Tahap akhir pertumbuhan sel akan disusul dengan pembelahan sel.


Kromosom belum menebal dan masih dalam bentuk benang-benang

panjang.
Sentriol membelah, dan spindle mitosis, di hasilkan dari serat
mikrotubulus sel, mulai terbentuk untuk persiapan pembelahan

selanjutnya.
Berlangsung 2-5 jam
Sintesis RNA berkurang dan akan terhenti saat pembelahan sel.

INTERPHASE
G1

S
(DNA synthesis)
G2

Figure 12.5
Gambar : Siklus sel
(Biologi sel)

MITOSIS
-

Jumlah kromosom keturunan sama dengan jumlah kromosom sel


induk

Fase diantara 2 mitosis interfase


Pembelahan sel ada 2 macam pembelahan yang berurutan:
Pembelahan inti (kariokinesis)
Pembelahan sitoplasma (sitokinesis)
Tahapan mitosis:
Profase (+ 1 jam), ada 2, yaitu
1. Praprofase kondensasi intranuklear kromosom
2. Profase kromosom tampak karena pemadatan, sitoplasma
-

mulai berbentuk bulat, muncul glendong mitotic.


sentriol mulai menjauh
membrane inti mulai menghilang
kromososm mengalami kondensasi (menebal dan memendek)
satu kromosom menjadi 2 kromatid
mkrotobulus mulai membentuk benang spindle.
kromosom ditangkap oleh benang spindle.

Prometafase
Selama

membran

nukleus

menghilang,

mikrotubulus

spindle

memperpanjang ke wilayah tengah sel, melekat pada kromosom


yang bergerak menuju ekuator (prometaphase). Kromosom, yang
melekat pada sentromernya, terlihat diatur dalam sebuah cincin bila
dilihat baik dari kutub sel, ataupun pada letak liniernya di bidang ini
bila dilihat dari atas.
Matafase kromosom tersusun dalam bidang ekuator, glendong
selesai terbentuk (< 1 jam)
penarikan dari kinetokor seimbang.
kromosom mulai bermigrasi ke ekuator spindle (kromosom
berjajar di ekuator), spindle tampak menempel pada benang
kinetokor.

Anaphase (< jam), ada 2, yaitu:


1. Anaphase awal pembelahan memanjang kromosom dan
kromosom bermigrasi ke kutub-kutub oleh aktifitas mikrotubulus.
2. Anaphase lanjutan pengelompokan kromosom di kutup, awal
-

pembelahan sel, dimuali alur pembelahan.


dimulai dengan pembelahan sentromer secara

mamanjang,

kinetokor yang melekat pada setiap kromatid yang terpisah yang

mengakibatkan kromatid terdorong secara perlahan-lahan menuju


-

ke kutub sel (kinetokor saling menarik ke kutub berbeda).


semua kromosom baru yang terpisah itu bergerak

dengan

kecepatan yang sama. Gerakan ini dibagi 2 kategori, yaitu selama


anaphase A mikrotobulus kinetokor memendek seiring dengan
mendekatnya kromosom ke kutub sel. Dan selama anaphase B
mikrotubulus polar memanjang dari B kutub pembelahan (kinetokor
yang terputus menarik sitoplasma shg membentuk membrane sel
memanjang (polar mikrotobulus).

Telofase

restitusi

nuclear,

pembentukan

selaput

inti,

pembentukan nucleolus, akhir pembelahan sel, sitoplasma mulai


terbelah (beberapa menit).

benang spindle hancur


envelope nucleus terbentuk dan mengelilingi kelompok kromosom
nucleus terbentuk kembali
kromatin menjadi difusi.

Terjadi sitokinesis (pemisahan plasma terjadi melalui peristiwa yang


disebut cleavage)
dimulai dengan invaginasi membrane plasma
proses ini melibatkan aktivitas mikrofilamen
spindle polar semakin memendek dan akhirnya hilang dan sel
terpisah menjadi 2 sel anak dengan kromosom sama dengan sel
induknya (biasanya terjadi pada sel hewan).
sitokinesis
yang
diawali
dengan
kompleks
mensekresikan

petin

di

ekuator

(biasanya

golgi

terjadi

pada

yang
sel

tumbuhan). Bagian ini membentuk lamella tengah kemudian diikuti


dengan pembentukan dinding primer. Semua bahan penyusun

dinding sel disekresi oleh kompleks golgi.


terjadi clearage furrow (alur pembelahan)
kromosom uncaled (terurai)
nucleolus dan membrane inti tampak
sitoplasma membelah.

(Texs dan Atlas Histologi Dasar karya

Luiz Carlos Junqueira dan Grays

Anatomy 39th edision)

Gambar : Proses Mitosis

MEIOSIS
Terjadi pada sel-sel kelamin
Memiliki kromosom separuh dari kromosom induknya
Pembelahan reduksi atau meiosis mempunyai tahapan sebagai berikut :
Meiosis I

Profase I
Preleptoten

Tahap awal dari profase I dimana benang-benang kromosom masih


tampak tipis dan sukar diamati, hanya kromosom seks yang tampak
agak nyata.

Leptoten
Benang-benang kromosom mulai kelihatan tebal sehingga tampak
sebagai benang panjang dengan penebalan yang lebih terlihat.

Zygoten
Kromosom yang homolog akan saling berpasangan

Pachyten
Dalam tahap ini terjadi pertukaran bahan-bahan genetika melalui
proses crossing over pada kromosom homolog

Diploten
Tahap

ini

terjadi

pemisahan

kromosom

homolog

yang

tadinya

menempel satu sama lain hingga akan menjadi renggang. Pemisahan


ini tidak terjadi secara sempurna karena diantara kedua kromosom ini
terdapat bagian yang menempel atau terjadi pelekatan yang disebut
kiasma dimana terjadi proses crossing over

Diakenesis
Pada tahap ini kromosom mengalami pemendekan sehingga tampak
lebih jelas dan tersebar dalam inti dan dalam masa ini terjadi
terminalisasi chiasma dimana chiasma akan bergerak menuju ujung
kromosom. Sementar itu nucleolus mulai menghilang.

Metafase I
Kromosom akan tampak tersususn di bidang ekuator dan mulai terjadi
pemisahan kromosom sama seperti pada mitosis namun pada meiosis
pasangan kromosom tidak terpisah tetapi tetap merupakan satu
kesatuan.

Anafase I
Kromosom yang berada pada bidang ekuator akan bergerak menuju
kekutub pembelahan sehingga akan semakuin jelas bahwa pasangan
kromosom sebelah kiri akan menuju kekutub kiri sedang psangan
homolognya akan menuju ke kutub sebelah kanan.

Telofase I
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari meiosi I tampak bahwa
kromosom telah berkumpul di kutub-kutub pembelahan. Keadaan ini
kemudian akan disusul dengan pembentukan membrane inti dan
pemisahan sitoplasma.

Interfase
Tahap ini merupakan tahap antara meiosis I dan meiosis II yang
berlangsung sangat pendek dan tidak terjadi replikasi kromosom.
Dengan demikian kromosom dalam sel ini merupakan kromosom
dalam sel ini merupakan kromosom hasil pembelahan meiosis I yang
jumlahnya hanya separuh dari kromosom induknya.

Meiosis II
Profase II
Tahap ini merupakan tahap awal dari meiosis II yang dimulai dengan
terbentuknya spindle, astes, pergeseran sentriol ke kutub pembelahan
dan perubahan lain seperti yang terjadi pada mitosis.

Metafase II
Terjadi pengumpulan kromosom pada bidang ekuator seperti yang
tejadi dalam mitosis sehingga terjadi pemisahan pasangan kromosom
yang masing-masing akan tersusun pada sisi berlawanan.

Anafase II
Seperti sama yang terjadi pada mitosis disini akan terjadi pergeseran
kromosom kea rah kutub pembelahan masing-masing. Membran sel
telah mulai berubah bentuk menjadi lebih lonjong.

Telofase II

Kromosom telah berkumpul pada kutub pembelahan masing-masing


dan diikuti pembentukan membrane inti dan pemisahan sitoplasma.
Dengan berakhirnya tahap ini maka selesailah pembelahan meiosis
dengan

menghasilkan

buah

sel

yang

masing-masing

jumlah

krromosomnya separuh dari sel induk.


(Biologi Sel)
d. Defferensiasi Sel
Ovum + spermatozoa zigot, zigot blastomer, yg sanggup membentuk
semua jenis sel orang dewasa, manusia memiliki 200 jenis sel yang
berbeda.
Diferensiasi sel sel-sel mensintesis protein-protein yg spesifik, mengubah
bentuknya, dan menjadi lebih efisien dalam fungsi yg spesifik.
(Texs dan Atlas Histologi Dasar karya Luiz Carlos Junqueira)
Diferensiasi adalah suatu proses yang teratur,sel yang berbeda
dalam

batas-batas

tertentu,dengan

disertai

cara

yang

dapat

diramalkan.selanjutnya sel yang berbeda bergabung dalam suatu


kelompok tertentu dan mempunyai struktur dasar yang sama yang
disebut multiseluler.
Diferensiasi sel adalah proses pematangan suatu sel menjadi sel
yang spesifik dan fungsional,terletak pada posisi tertentu di dalam
jaringan,dan mendukung fisiologis hewan.misalnya sebuah stem
cell mampu berdiferensiasi menjadi sel kulit.
Sel-sel mengalami diferensiasi sel.sel-sel di dalam setiap lapisan
menyusun organ tertentu:
a. Ektoderm berdiferensiasi menjadi lapisan terluar tubuh (kulit)
dari sistem saraf.
b. Endoderm

berdiferensiasi

menjadi

ephitelium

saluran

pencernaan beserta organ-organ pendukungnya dan saluran


pernapasan

c. Mesoderm berdiferensiasi menjadi penyusun dermis,jaringan


ikat,otot,tulang dan pembuluh darah.
-

Sel-sel tersebut mengalami diferensiasi yang spesifik sesuai dengan


fungsinya. Sel-sel dari anggota tubuh yang sedang regenerasi diatur
dan berdiferensiasi sekali lagi menjadi otot,tulang dan jaringan
lainnya yang menjadikan kaki fungsional.

AMITOSIS
Pembelahan secara amitosis berlangsung spontan tanpa melalui tahaptahap pembelahan sel. Cara pembelahan ini terdapat pada organisme
prokariotik (misalnya bakteri). Pembelahan amitosis terjadi, terutama
karena sel bakteri tidak memiliki membrane inti yang membatasi
nukleoplasma dengan sitoplasma.

e. Kematian Sel
1.

Apoptosis
Suatu proses kematian sel yang terprogram ketika sel tidak lagi

dibutuhkan atau menjadi ancaman bagi organisme. Proses ini melibatkan


suatu enzim proteolitik khusus yang menyebabkan sel mengerut dan
memadat, membongkar sitoskeleton dan mengubah permukaan selnya
sehingga

sel

fagositik

yang

berdekatan,

seperti

makrofag,

dapat

menempel pada membran sel dan mencerna sel tersebut. Tahap-tahap


apoptosisi adalah sebagai berikut:
a. fragmentasi DNA
b. volume sel mengecil
c. mitokondria tidak berfungsi
d. membran sel mengkerut

e. terbentuk pecahan-pecahan yang disebut apoptotic bodies (berisi


pecahan organel dan pecahan nucleus yang kemudian akan di
fagosit oleh sel fagosit).
2.

Nekrosis
Suatu proses kematian sel akibat jejas akut, biasanya membengkak

dan pecah akibat hilangnya integritas membran. Sel yang nekrotik dapat
mengeluarkan isi selnya, menyebabkan inflamasi dan jejas pada sel di
sekitarnya. Tahap-tahap nekrosis adalah sebagai berikut :
a. luka pada membran sel
b. pembengkakan pada membran sel
c. rupture (pecahnya) dari membran sel
d. sel mengalami disintegrasi (pecah-pecah) yang disertai dengan
inflamasi (peradangan).
(fisiologi kedokteran Guyton & Hall dan histology FK UNAIR)
Perbedaan antara Nekrosis dan Apoptosis

Nekrosis

Apoptosis

Kematian oleh faktor luar sel

Kematian diprogram oleh sel

Sel membengkak

Sel tetap ukurannya

Pembersihan debris oleh fagosit dan Pembersihan berlangsung cepat


sistem imun sulit
Sel sekarat tidak dihancurkan fagosit Sel sekarat akan ditelan fagosit
maupun sistem imun

karena ada sinyal dari sel

Lisis sel

Non-lisis

Merusak sel tetangga (inflamasi)

Sel tetangga tetap hidup normal

Tujuan terjadinya kematian sel, adalah sebagai berikut :


1. Untuk proses pembentukan morfologis
-

Telapak tikus dibentuk oleh kematian sel selama perkembangan


embrionik

2. Untuk proses pembuangan struktur yang tidak berguna


-

Kecebong kehilangan ekor karena struktur itu tidak lagi dibutuhkan

3. Meregulasi jumlah sel


sistem saraf sesuai dengan jumlah sel target
jaringan dewasa tidak membengkak atau menyusut
hati tikus dewasa yang dipotong sebagian akan tumbuh kembali
utuh sesuai ukuran awal, vice versa
Pada manusia dewasa, kematian sel setara dengan pembelahan sel
4. Sebagai respon sel terhadap infeksi, kerusakan sel, kerusakan DNA,
atau stress

Regulasi Kematian Sel


Apoptosis dimediasi oleh senyawa cascade proteolitik intraseluler
-

Protease dengan sistein pada situs aktifnya dan memotong target

protein pada asam aspartat spesifik.


Sering disebut sebagai caspase, disintesis dalam bentuk procaspase
Procaspase dipotong oleh caspase, berikatan dengan protein

adaptor menjadi aktif


Beberapa potong lamina inti, bebaskan DNAse, dst.

(Alberts B, Johnson A, Lewis J, Raff M, Roberts K, Walter P. 2002.


Molecular Biology of The Cell. New York and London)

TRANSPORTASI ZAT

Definisi

Pertukaran zat antara zat antara sel dengan lingkungannya.


Cara

1. Difusi
Difusi merupakan proses lewatnya zat-zat tertentu yang melewati suatu
membrane karena terjadi perbedaan konsentrasi (zat terlarut mengalir
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah)
Difusi dibagi menjadi 2:
1. Simple diffusion adl proses difusi bebas melalui membran tanpa
bantuan protein membran (pd molekul kecil tak bermuatan)
Di bagi menjadi 2, yaitu:
a. Difusi zat yang larut dalam lipid
i. Zat-zat yang larut dalam lipid akan berdifusi langsung melewati
celah dalam lapisan lipid ganda. Zat yang larut dalam lipid
adalah zat yang larut dalam lemak, yaitu oksigen, nitrogen,
karbon dioksida, dan alcohol.
b. Difusi zat yang tidak larut dalam lipid
ii. Zat yang tidak larut dalam lipid akan berdifusi melalui protein
kanal. Protein kanal adalah protein integral yang terdapat saluran
berbentuk tabung yang terbentang dari ekstrasel ke cairan
intrasel. Protein kanal ini bersifat selektif permeable, artinya
hanya zat-zat tertentu saja yang bias masuk melalui protein ini.
Zat tersebut adalah air, dan molekul-molekul yang larut dalam
air, biasanya berupa ion, seperti ion natrium dan kalium.
2. Facilitated diffusion adl proses difusi yg memerlukan bantuan transport
protein.

iii. Zat-zat lain yang tidak bisa masuk melalui difusi sedrhana akan
ditransport melalui membrane dengan bantuan protein pembawa
spesifik ( protein carier )
iv. Protein pembawa mempunyai pori-pori yang cukup besar, terdapat
juga reseptor-reseptor pengikat.
v. Molekul yang akan ditransfer memasuki pori-pori dan manjadi
terikat oleh reseptor pengikat. Terjadi perubahan bentuk dari protein
sehingga pori-pori terbuka ke arah sitoplasma, kemudian molekul
terlepas dan masuk ke dalam cairan intrasel.
vi. at-zat yang masuk melalui cara ini yaitu glukosa dan beberapa
asam amino.

3. Osmosis
Osmosis proses lewatnya zat pelarut melalui membrane sebagai akibat
perbedaan tekanan osmosis. Zat pelarut akan berpindah dengan melewati
membrane dari larutan dengan kadar rendah menuju larutan dengan
kadar yang lebih tinggi. Contohnya untuk transportasi air.
4. Transpor Aktif
- Memerlukan energy berupa ATP
- Transport aktif adl proses difusi yg perlu energi u/ melawan
-

konsentrasi gradient
Salah satu contoh proses transportasi aktif adalah proses sodium
pump, pada proses ini memerlukan energy (ATP) dan 2 karier, yang
berfungsi mengikat ion

+
Na

dan yang mengikat ion

+
K . Dan

proses ini juga tergantung pada kadar ino di dalam dan di luar sel.
Misalnya jika di luar sel kadar

terhadap ion

+
K

+
Na

berkurang, shg ion

tinggi daya ikat karier


+
K

yang masuk kedalam

sel menurun, sehingga terjadi keseimbangan elektrolit diluar sel

tetap terjaga. Begitu juga jika di dalam sel jumlah ion

daya ikat karier terhadap ion

+
Na

+
K

berkurang, shg ion

tinggi
+
Na

yg

keluar sel menurun shg terjadi keseimbangan elektrolit di dalam sel


tetap terpelihara.
- Contoh lainnya adalah transportasi glukosa
5. Transpor Pasif
Transport pasif adalah proses difusi yg tidak memerlukan energi &
berhubungan dg gradient konsentrasi
ENDOSITOSIS
Pemasukan zat-zat besar,
Proses pemasukan suatu bahan dari luar sel ke dalam sel dengan cara
melingkupi bahan tersebut dengan membrane plasma, dibagi menjadi 2:
1. Pinositosis (untuk benda cair)
2. Fagositosis (untuk benda padat)
PINOSITOSIS
Proses pinositosi misalnya, jika terdapat ligan (hormone dan factor
pertumbuhan) terikat pada reseptor permukaan membrane sel yang
spesifik, masuk melalui vesikel pinositotik yang diselubungi oleh clathrin
dan protein lainnya. Setelah molekul yang menyelubungi di lepas, vesikel
pinositotik menyatu dengan kompartebel endosom dengan PH rendah, yg
berakibat terbebasnya ligan dari reseptornya. Membrane dan reseptor
kembali ke permukaan sel. Ligannya di pindahkan ke lisosom. Sitoskeleton
dengan protein penggerak bertanggung jawab atas pergerakan dari
semua vesikel tersebut.
FAGOSITOSIS
Fagositosis sel memakan
Pinositosis sel meminum

Sel protozoa (bersel tunggal) usaha untuk mendapatkan makanan


sel-sel pada metazoan pertahanan diri terhadap benda asing misalnya
sel leukosit bergranula dan sel-sel makrofag, fagositosis terhadap bakteri,
debu, dan benda-benda lain yang dianggap berbahaya bagi sel.

Gambar : Skematis jalur endositosis


EKSOSITOSIS
Penggabungan sebuah struktur membrane dengan merman plasma, yang
diikuti dengan pelepasan isinya ke ruang ekstrasel tanpa merusak
integritas membrane plasma.
(Biologi Sel EGC, Texs dan Atlas Histologi Dasar karya
Junqueira)

Luiz Carlos

Gambar

Proses

pengeluaran/sekresi zat dari dalam


keluar sel yang berupa vesikel yang berasal dari badan golgi

DAFTAR PUSTAKA

Alberts B, Johnson A, Lewis J, Raff M, Roberts K, Walter P. 2002.


Molecular Biology of The Cell. New York and London
Dorland, W. A. Newman. 2002. Dorlands Ilustrate Medical Dictionary. Jakarta: EGC.

Guyton and Hall. 2007. Fisiologi Kedokteran edisi 11. Jakarta: EGC.
Ibrahim, Nurhadi. 2005. Fisiologi Komunikasi Antar dan Intra Sel. Jakarta : Departemen
FKUI.
Juwono dan Zulfa Juniarto, Achmad. Biologi sel. 2002. Jakarta: EGC.
Junquiera, Luiz Carlos. Carneiro, Jose. 2007. Teks&Atlas Histologi Dasar. Jakarta : EGC
Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : EGC.
Team Histologi Kakultas Kedokteran UNAIR. 2006. Histologi. Surabaya : Laboratorium
Anatomi-Histologi FKUNAIR.

Anda mungkin juga menyukai