Resume B3-1 2010 Final
Resume B3-1 2010 Final
Resume B3-1 2010 Final
SKENARIO 1 BLOK 3
DAUR HIDUP
Oleh : KELOMPOK B
1. Dito Fadilla
(072010101057)
2. Ardita Fransiska P.
3. Sany Agnia
(102010101015)
(102010101016)
(102010101017)
(102010101018)
6. Riswan Febrianto
(102010101019)
(102010101020)
(102010101021)
(102010101022)
10.
Quritaayun Zendikia L.
(102010101023)
11.
12.
Derry Herdhimas
(102010101025)
13.
Febrian Naufaldi
(102010101026)
14.
Ika Kusuma W.
(102010101027)
15.
Alfi Kamalia
(102010101028)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2010
Skenario
Biologi Sel
Sssst........., ada berita bagus ruang tutorial kita sebentar lagi akan
di
hiasi
dengan gambar
sel secara
rinci,
gambar tersebut
akan
beserta
juga
perangkat-perangkatnya.
menggambarkan
Animasi
gerakan-gerakan
yang
molekul
sngat
melintasi
ikat,
wah
itu
mesti
ada
pokoknya
jadi
jaringan
hingga
Klarifikasi Istilah
1 SEL
- Setiap masa protoplasma kecil yang menyusun jaringan yang
terorganisir
terdiri
dari
sebuah
nucleus
yang
dikelilingi
oleh
sel,
suatu
mempertahankan
kesatuan
keutuhannya,
organisasi
daya
yang
mampu
penyesuaian
terhadap
[dkk]).
Membrane sel disebut juga membrane plasma, yang menyelubungi
sel, adalah suatu struktur yang elastic, fleksibel, tipis dengan
10
meter
sendiri-sendiri
dan
berdasarkan
fungsinya
yang
(Kamus Dorland).
Proses pemasukan suatu bahan dari luar sel ke dalam sel dengan
cara melingkupi bahan tersebut dengan membrane plasma (Biologi
sel).
9 EKSOSITOSIS
- proses pengeluaran / pelepasan produk sel dari dalam sel ke luar sel
(ekstrasel).
10 PEMBELAHAN SEL
- Pembelahan sel berhubungan dengan keperluan pertumbuhan dan
pergantian
di
dalam
jaringan.
Pembelahan
sel
mencakup
sampai
respon
dalam
komunikasi
antar
sel
Rumusan Masalah
Tujuan Belajar
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
Biologi sel dulu dinamakan juga sitologi yaitu cabang biologi yang
baru diakui sebagai disiplin ilmu sejak akhir abad XIX, walaupun
sebenarnya penelitian-penelitian tentang hal ini telah dilakukan beberapa
abad sebelumnya.
dari
sel.
Protoplasma
yang
ada
dalam
sel
disebut
10.
Fleming
Strassburger
Penemuan kromosom.
SEL
4.7
-
Definisi Sel
Unit fungsional terkecil dari makhluk hidup.
Setiap masa protoplasma kecil yang menyusun jaringan yang
terorganisir terdiri dari sebuah nucleus yang dikelilingi oleh
sel,
suatu
mempertahankan
kesatuan
keutuhannya,
organisasi
daya
yang
mampu
penyesuaian
terhadap
4.8
-
Karakteristik Sel
Sel mengandung informasi genetic, (Gen : Blueprint [cetakan] untuk
mennyusun struktur sel, seluruh aktifitas sel dan fungsi-fungsi yang
gerakan
memberikan
-
sel,
respon
reseptor
adalah
terhadap
ujung
berbagai
saraf
macam
sensorik
yg
rangsangan
(Dorland).
Sel mampu mengatur dirinya sendiri (self regulation, misalnya
mampu mengatur silkus sel).
Inti sel sel bersifat stabil. Yang menunjukkan stabilitas inti sel dan yg
memberikan
pengarahan
jangka
panjang
kepada
sel
adalah
otot,
Letak inti sel dalam sel pada umunya di tengah sel kecuali pada selsel kelenjar yg intinya di dasar sel. (biologi Sel EGC)
celah
7
1A= 10
yang
mm.
disebut
perinuclear
space
cysterna
chromatin
yang
disebut
peripheral
chromatine,
300-1000A.
Dengan
adanya
nuclear
pores
ini
seperti
banang-benang
bergelung
yang
tampak
pada
chromatine,
pada
permukaan
dan
sehingga
tampak
seperti
butir-butir
sedangkan
benang
kromosom sendiri karena sangat halus jadi tidak tampak. Jadi dengan
demikian kita kenal dua macam kromatin, yaitu:
Heterokromatin atau condensed chromatin : bagian kromosom
yang bergelung shg tampak seperti butir-butir kromatin yg
mempunyai sifat mengikat warna atau hetero piknotik positif.
Eukromatin atau extended chromatin, yaitu bagian kromosom
yang
tidak
bergelung
dan
tidak
tampak
karena
bersifat
heteropiknotik negative.
Komposisi kimia dari kromosom adalah sebagai berikut:
RNA 12%
DNA 16%
Protein 72%
Protein dalam kromosom ini berupa ikatan nucleoprotein, yaitu berbentuk
protamin
yg
mengelilingi
DNA
dan
histon
yg
mempunyai
fungsi
bahan-bahan
metabolit
dan
makromolekul.
(Histology FK UNAIR dan Biologi Sel)
4.9.2 Sitoplasma
Sitoplasma mempunyai sifat-sifat fisiologis yang khas yang berhubungan
dengan fungsi sel, seperti:
di
sekitar
sel
(absorbs)
dan
kemudian
Matriks sitoplasma
Organel-organel
Inklusi-inklusi
Matriks Sitoplasma
Merupakan basis fisik dari kehidupan.
Komposisi terdiri atas:
Air
Garam-garam (K, Mg, Phosphat, Bicarbonat)
Bahan-bahan makanan (protein, lipid, karbohidrat)
Vitamin
kelenjar. Terdapat banyak di sel hati, otot jantung, sel tubulus ginjal.
Merubah energy kimiawi menjadi energy yang bisa digunakan oleh
sel (50% energy ATP, 50% energy panas u/ menjaga suhu
tubuh)
Pada keadaan aerob, gabungan aktivitas glikolisi, siklus asam sitrat,
Mengandung
konsentrasi
2+
Ca ,
2+
Ca
berhubungan
dengan
pemeliharaan
Gambar : mitokondria
(Texs dan Atlas Histologi Dasar karya Luiz Carlos Junqueira)
k. Ribosom
- Partikel kecil yang mengandung RNA ribosom, protein, padat-
elektron.
2 golongan
ribosom
berdasarkan
ukuran,
golongan
pertama
REK
misalnya
l. Reticulum Endoplasma
- Jalianan saluran dan kantung yang saling beranastomosis dan
berhubungan, yang dibentuk oleh membrane utuh.
Ada 2 macam : REK & REH
REK
apical
Dengan mikroskop electron : tumpukan vesikel-vesikel pipih yang
berbentukk seperti cawan / mangkuk dengan delatasi perifer yang
(Histologi FK UNAIR dan Texs dan Atlas Histologi Dasar karya Luiz Carlos
Junqueira)
n. Lisosom
- Tempat pencernaan intrasel dan penggantian komponen sel.
- Vesikel bermembran yang mengandung enzim hidrolitik, u/
pencernaan intrasitoplasma. Enzim lisosom beraktivitas optimal
-
pada PH asam.
Banyak terdapat pada sel-sel yang yang mempunyai aktifitas
materi
fagosom
vakuola
fagositotik
(masuk
dengan
pergantian
organel
(Texs dan Atlas Histologi Dasar Edisi 10 karya Luiz Carlos Junqueira)
).
2 H 2 O2 2 H 2 O+O2
menimbun
produknya
hingga
(sekresi terencana).
Mengandung isi dalam bentuk pekat.
Mengandung enzim pencernaan granule zimogen.
intermediate.
Berfungsi
u/ memberi bentuk pada sel
berperan dalam pergerakan organel
berperan dalam pergerakan vesikel transitoplasma
berperan dalam pergerakan seluruh sel
Mikrotubulus
-
flagella)
subunit mikrotubulus heterodimer yang terdiri dari atas molekul
tubulin
berhimpitan.
Pada kondisi
dan
yang
subunit
tubulin
berpolimerasi
mempertahankan
bentuk
sel,
(mempertahankan
asimetri sel)
Mikrotubulus dasar dari sentriol, badan basal, flagella dan silia
APLIKASI MEDIS
Beberapa mutasi telah dijumpai pada protein silia dan flagella. Mutasi ini
menyebabkan
terjadinya
sindrom
silia
imotil,
dengan
gejala
FILAMEN INTERMEDIET
Beberapa protein yang menyusun protein intermediet (filament yang
berukuran sedang):
-
Keratin
Filament vimentine
Desmin
Filament glia
Neuro filament
Butir-butir Sekresi
bahan yang akan di sekresikan di buat di ribosom, diangkut oleh re masuk
ke apparatus golgi vesikel sekretori keluar sel. Jadi bahan-bahan yg
akan diekskresikan itu terdapat dalam vesikel krn jika dibiarkan bebas
dalam sitoplasma maka akan merusak sitoplasma.
(biologi sel EGC)
Pigmen
-
materi
sawar
selektif
tertentu
yang
dari
sel
mengatur
dan
keluar
membantu
electron)
- Memuliki struktur trilaminer (tiga lapis) yg disebut unit membrane
- Struktur membrane plasma:
1. Lemak (lipidphospolipid+kolesterol)
2. Protein
3. Karbohidrat polisakarida
Fisfolipid
Fosfolipid tersusun sebagai lapisan ganda,
- Rantai hidrofobik (non polar) yang mengarah ke bagian tengah
membrane
- Gugus hidrofilik (polar) yang mengarah pada bagian luar membrane.
Kolesterol
juga
ikut
membentuk
membrane
sel,
kolesterol
ini
menyebabkan sifat membrane menjadi lebih cair. Sel mengontrol sifar cair
membrane dari jumlah kolesterol.
protein
membrane
berbeda
pada
kedua
permukaan
permukaan
membran
sebelah
luar,
terdapat
daerah
kaya
bagian
karbohidrat
dari
glikoprotein
dan
glikolipid
menonjol
dari
Luiz Carlos
Junqueira)
Sel prokariotik
di
luar
plasmalema.
Tidak
dilengkapi
selaput
inti
yang
membrane
plasma,
mengandung
bahan-bahan
genetic,
Sel eukariotik
Eu (yun) baik, karyon (yun) nucleus. Berukuran yang lebih besar. Dengan
inti yang jelas yang diliputi selaput inti. Histon berhubungan dengan
materi genetic. Terdapat banyak organel berlapis membrane di dalam
sitoplasma.
Mempunyai ukuran dan bentuk yang berbeda tergantung dari jenis dan
fungsinya masing-masing. sel yang bentuknya berubah-ubah seperti sel
lekosit, amoeba, dll. Sel dengan bentuk tetap misalnya sel spermatozoa,
sel saraf, sel eritrosit, sel epitel, sel-sel tanaman dll. bentuk dari sel
tergantung dari fungsi sel dan tegangan permukaan membrane sel,
JARINGAN
Luiz Carlos
2. Endoderm
Jaringan epitel pada tractus digestivus (saluran cerna) dan tractus
respiratorius.
3. Mesoderm
Jaringan epitel pada tractus urogenital (saluran kemih dan kelamin).
Berdasarkan fungsinya, jaringan epitel dibagi menjadi 2 bagian:
1. Epitel penutup
2. Epitel kelenjar
EPITEL PENUTUP
Berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Epitel pipih
Tinggi selnya yang jauh lebih kecil dibandingkan lebarnya.
Inti lonjong pipih dan terletak mendatar, pada bagian tengah sel.
2. Epitel kubis
Tinggi sel yang hampir sama dengan lebarnya
Intinya bulat berada di tengah
3. Epitel silindris
Tinggi sel yang jauh lebih besar dari pada lebarnya
Inti bulat lonjong dan letaknya vertical, letaknya cenderung kea
rah basal,
Berdasarkan bentuk dan susunannya dibedakan menjadi:
1. Epitel selapis pipih
Contoh : alveolua paru
Termasuk dalam epitel ini adalah:
ENDOTEL : melapisi permukaan dalam jantung, pembuluh darah dan
pembuluh getah bening.
MESOTEL : melapisi rongga peritoneal, pericardial, dan pleura
2. Epitel selapis kubis
di
permukaan,
selnya
besar,
sehingga
seolah-olah
kelenjar eksokrin
mengeluarkan sekrettnya melalui saluran keluar sendiri
Contoh : kelenjar pancreas, dsb.
kelenjar endokrin
mengeluarkan sekretnya melalui pembuluh darah, karena tidak
mempunyai saluran keluar, dan sekretnya berupa hormone.
Contoh : kelenjar hipofise, dsb.
kelenjar endo-eksokrin
gabungan dari kedua kelenjar diatas.
anyaman
Sedikit sabut elastis, sabut retikuler, & fibroblas
Terdpt pd fascia, dermis, kapsul fibrous hepar, Kelenjar
Getah Bening, testis, periosteum & perikhondrium
b.Jaringan lemak
c.Jaringan Ikat Berpigmen
d.Darah
b. Jaringan Ikat Penyangga
1.Jararingan Tulang Rawan:
Hyalin, elastis, fibrous
2.Jararingan Tulang:
Tulang muda dan tulang dewasa dewasa
Sel-sel pada Jaringan Ikat
Sel plasma
Limfosit T
(Histologi FK UNAIR)
4.14 Jaringan Otot
Selnya berbentuk lonjong / memanjang, sehingga biasanya disebut sabut
otot. Bentuk sel yang memanjang ini sesuai dengan fungsinya yaitu
mrngadakan kontraksi dan relaksasi. Ada 3 jenis otot yang terdapat dalam
tubuh manusia :
1. Otot bergaris
2. Otot polos
3. Otot jantung
OTOT BERGARIS
Jaringan ini disebut oto lurik, karena memiliki garis-garis gelap dan terang
pada sabut otot. Nama lain jaringan ini adalah jaringan otot skeletal,
karena otot ini berfungsi menggerakkan anggota gerak manusia dan
melekat pada tulang. Disebut juga voluntary muscles, karena geraknya
dikendalikan oleh kemauan kita.
Setiap sabut (sel) otot terdiri dari serabut-serabut yang disebut myofibril
(serabut otot). setiap myofibril yang berbentuk silinder ini dibungkus oleh
plasma membrane yang disebut sarkolema. Beberapa sabut otot akan
membentuk kelompokmyang disebut fesikelotot yang dibungkus oleh
perimysium. Selanjutnya beberapa fesikel otot akan membentuk otot
yang dibungkus oleh epimysium (fascia).
Setiap myofibril terdiri dari 1000 2000 myofilamen yang terbagi menjadi
myofilamen yang halus (protein actine) dan myofilamen kasar (terdiri dari
protein myosine).
Relaksasi :
Pada keadaan relaksasi pita A terdiri dari myofilamen halus dan kasar,
sehingga akan tampak gelap. Pita H hanya terdiri dari myofilamen kasar,
akan tampak sebagai daerah terang. Pita I hanya terdiri dari myofilamen
halus. Pita Z berupa bahan padat yang terdapat ditengah pita I.
Gambar : Relaksasi
Kontraksi :
Actin akan salling mendekat, sedangkan myosin tetap pada tempatnya,
sehingga akan terjadi perubahan-perubahan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
Gambar : Kontraksi
OTOT POLOS
Jaringan ini disebut juga involunter muscle, karena kontraksinya diluar
kesadaran. Disebut juga visceral muscel karena pada umumnya terdapat
pada dinding organ.
Disebut otot polos karena tidak mempunyai garis-garis melintang. Bentuk
selnya paling sederhana yaitu spindle shape (seperti sekoci). Persarafan
pada otot polos dilayani oleh system saraf otonom, dimana semua sabut
sarafnya merupakan sabut saraf tak bermyelin dan merupakan sabut
saraf post ganglioner.
Pembuluh darah pada jaringan otot polos tidak terlalu banyak, dan
pembuluh darah ini terdapat pada jaringan ikat sekitar fesikel otot, tidak
langsung melayani masing-masing sabut otot.
OTOT JANTUNG
Jaringan otot jantung ini juga mempunyai garis-garis melintang seperti
otot bergaris. Otot ini mempunyai inti ditengah dengan sarkoplasma yang
cukup banyak mengelilingi myofibril. Sabut otot jantung bercabangcabang dan percabangan ini membentuk anyaman yang kompleks.
Dengan mikroskop cahaya akan tampak garis-garis melintang yang lebih
tebal yang disebut intercalated-disk. Intercalated-disk merupakan batas
antara sabut otot jantung yang satu dengan sabut otot yang lain. Dinding
jantung mengandung banyak pembuluh darah dan diantara sabut otot
jantung kaya dengan plexus pembuluh darah kapiler. Pembuluh darah ini
akan mensupply makanan dan oksigen untuk otot tersebut sehingga
jangtung bisa mempertahankan denyut jantung dengan teratur. Dan hal
ini ditunjang dengan banyaknya jumlah mitokondria yang baik.
Degenerasi otot jantung:
Pada keadaan dewasa, mitosis pada otot sudah terhenti, sehingga daya
regenerasi pada otot yang mengalami kerusakan, sangat terbatas sekali.
Otot jantung hanya bisa mengalami hypertropi (otot hanya akan
menambah diameternya saja tanpa menambah jumlah sel) tanpa
mengalami hiperplasi (penambahan sel).
(Histologi FK UNAIR)
Dendrite
-
(Histologi FK UNAIR)
Tujuan
-
Prinsip Utama
-
Molekul
sinyal
ekstraseluler
berikatan
dengan
reseptor
yang
spesifik.
Molekul sinyal ekstraseluler dapat bertindak pada jarak yang dekat
ataupun jauh.
Ada 2 tipe reseptor yaitu reseptor intraseluler dan reseptor
permukaan sel
konformasi
molekul
ini
menyebabkan
intraseluler
lainnya.
reseptor
berinteraksi
Transduksi
mungkin
langkah
memberikan
lebih
banyak
kesempatan
untuk
berupa
perubahan
konformasi
dalam
suatu
protein
secara
normal,
sel
tersebut
haruslah
memiliki
dan
fosfatase
aktif
di
dalam
sel.
Ketika
molekul
sinyal
ekstraseluler tidak ada, molekul fosfatase aktif akan lebih banyak, dan
jalur pensinyalan dan respon seluler berhenti. Tidak semua komponen
jalur transduksi-sinyal berupa protein. Banyak jalur transduksi-sinyal
juga melibatkan molekul atau ion kecil nonprotein yang terlarut air
yang disebut mesenjer kedua. (Molekul sinyal ekstraseluler yang
mengikat reseptor membran merupakan mesenjer pertama jalur).
Karena mesenjer kedua itu kecil dan terlarut air, mesenjer ini dapat
segera menyebar ke seluruh sel dengan berdifusi. Misalnya, AMP siklik
yang membawa sinyal yang diinisiasi reseptor terkait protein-G
maupun reseptor protein kinase. Banyak jenis protein relai sensitif
terhadap konsentrasi sitosolik pada salah satu dari mesenjer kedua ini.
Jalur-jalur tranduksi sinyal dapat dibagi sebagai berikut.
a.
b.
c.
d.
e.
Jalur
Jalur
Jalur
Jalur
Jalur
cyclic AMP
cyclic GMP
fosfolipid & kalsium
MAP kinase
JAK/STAT
a. Jalur cAMP
ATP disintesa oleh andenilil siklase menjadi cAMP (Adenosin
amonofosfat Siklik)
Aktivitas cAMP diperantarai oleh protein kinase A
Protein kinase A inaktif berstruktur tetramer, terdiri dari 2 sub unit
regulasi dan 2 sub unit katalitik
Berperan dalam
a) Regulasi metabolisme glikogen
b) Transkripsi gen spesifik
c) Fungsi pembauan
a. Jalur cGMP
Disintesa oleh guanilil siklase dr GTP & didegradasi oleh cGTP
fosfodiesterase menjadi GMP
Guanilil siklase diaktifkan oleh NO & ligand peptida
Aktivasi cGMP diperantarai oleh protein kinase bergantung cGMP &
channel ion
Berperan dalam fungsi penglihatan
b. Jalur Fosfolipid & Kalsium
PIP2 (phosphatidyl inositol 4,5-biphosphate) merupakan derivat dari
membran plasma
Beberapa hormon & faktor pertumbuhan merangsang fosfolipase u/
menghidrolisa PIP2 menjadi
a. DAG (diacylglycerol) protein kinase C
b. IP3 (inositol 1,4,5 triphosphate) mobilisasi Ca
PIP2 dpt difosforilasi o/ fosfatidil inositol 3 kinase mjd PIP3
Peranan PIP3 : regulasi dari fungsi pertahanan sel,
faktor
Jenis Reseptor
Reseptor
pembawa sinyal) dan mengubah satu sinyal menjadi sinyal lain. Reseptor
ada di : inti sel, sitoplasma, protein integral (reseptor membrane).
Reseptor membrane = reseptor yang terdapat pada membrane sel,
masam-macamnya:
-
jalur
itu
yang
menimbulkan
respons
sel
yang
bersangkutan.
c. Protein G kemudian mengkatalisis hidrolisis GTP-nya dan
melepaskannya dari enzim, sehingga sekarang siap untuk
digunakan lagi.
2. Reseptor Tirosin-Kinase
Reseptor
ini
berfungsi
mengkoordinasikan
aktivitas
membantu
reproduksi
sel
sel
mangatur
yang
dan
melibatkan
perubahan
cara tertentu.
4. Reseptor Intraseluler
Merupakan reseptor yang agak berbeda dari reseptor-reseptor
sebelumnya, karena tidak berupa protein membran melainkan
berupa protein yang terletak di sitoplasma atau nukleus sel target.
Maka untuk dapat mencapai reseptor seperti itu, sejumlah molekul
sinyal (ligan) harus dapat menembus plasmalemma. Sejumlah
molekul sinyal penting dapat melakukan hal itu, disebabkan
ukurannya yang cukup kecil untuk dapat melewati fosfolipid
membrane atau karena molekul itu sendiri berupa lipid sehingga
terlarut dalam membran.
Contoh mesenjer kimiawi dengan reseptor intraseluler adalah
hormon steroid dan hormon tiroid hewan, yang berupa lipid; molekul
gas kecil oksida nitrat; dan molekul sinyal kecil tertentu yang
digunakan oleh bakteri.
Ada 2 jenis reseptor
1. Reseptor permukaan sel
-
2. Reseptor intraseluler
- terdapat di dalam sel
- untuk molekul signal hidrofobik, yang kecil
- merupakan protein regulator yang mengaktifkan gen
- Contoh molekul sinyal: hormon steroid, hormon tiroid, retinoids,
vitamnin D.
Jenis Signal
seluruh tubuh
Sinyal parakrin, mediator kimia dengan cepat dimetabolisme
dalam
rongga
kulit/otot )
Menghubungkan sitoskelet sel dengan sel lain atau dengan ECM
3. Communicating Junctions
- Komunikasi sitoplasma langsung dengan sel sekitar
Tipe Penyampaian Molekul Sinyal
Endokrin
Sel target jauh hormon dibawa melalui pembuluh darah
Parakrin
Mediator local mempengaruhi sel target sekitar/tetangga.
Dirusak oleh suatu enzim ekstraselular atau dimobilisasi oleh ECM
Autokrin/(contact dependent)
Sel responsif terhadap substansi yang dihasilkan oleh sel itu sendiri
atau sekitarnya
Sinaptik (neuronal)
Penyampaian sinyal dapat dilakukan dengan cara protein dari suatu sel
berikatan langsung dengan protein lain pada sel lain.
A. Paracrine Signaling
persinyalan
sinaptik,
sel
saraf
melepaskan
molekul
panjang
(akson)
memungkinkan sel saraf untuk kontak dengan sel target yang letaknya
jauh sekali
Ketika diaktivasi oleh sinyal dari lingkungan atau dari sel saraf lainnya,
neuron mengirimkan impuls elektrik secara cepat di sepanjang akson,
dan ketika impuls mencapai ujung akson, menyebabkan ujung saraf
mensekresikan sinyal kimiawi (neurotransmitter)
Ini disekresikan ke cell junctions khusus yang disebut chemical
synapses
C. Endocrine Signaling
Sel-sel endokrin yang mensekresikan molekul-molekul sinyal yang
disebut hormon ke aliran darah yang membawa sinyal ke sel target
yang didistribusikan secara luas ke seluruh tubuh.
Gambar : Persinyalan Jarak Jauh/hormonal
Keterangan :
Hormon mensinyal sel target pada jarak jauh. Pada hewan, sel endokrin
terspesialisasi mensekresi hormone ke dalam cairan tubuh, seringkali
darah. Hormon dapat mencapai hamper seluruh sel tubuh, tetapi jika
dengan pengatur lokal, hanya sel target spesifik yang mengenali dan
merespons sinyal kimiawi yang diberikan.
D. Autocrine Signaling
protein
saluran
khusus
yang
KOMUNIKASI LOKAL
-
autokrin).
Sinyal parakrin sinyal dilepaskan secara difusi ke cairan ekstrasel
dan
mengakibatkan
pelebaran
pembuluh
darah
Komuni kasih antar sel yang mencakup jarak yang cukup jauh,
penyakit
akibat
defek
reseptor,
misalnya
Parameter-parameter Farmakologi
a. Farmakokinetika
Farmakokinetika merupakan aspek farmakologi yang mengkaji nasib obat
dalam tubuh yaitu absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresinya.
1. Absorpsi dan Bioavailabilitas
Absorpsi,
yang
merupakan
proses
penyerapan
obat
dari
tempat
klinik,
yang
lebih
penting
ialah
bioavailabilitas.
Istilah
ini
sistemik
menggambarkan
dalam
bentuk
kecepatan
utuh
dan
atau
kelengkapan
aktif.
Bioavailabilitas
absorpsi
sekaligus
3. Biotransformasi / Metabolisme
Biotransformasi
atau
metabolisme
obat
ialah
proses
perubahan
struktur kimia obat yang terjadi dalam tubuh dan dikatalis oleh enzim.
Pada proses ini molekul obat diubah menjadi lebih polar, artinya lebih
mudah larut dalam air dan kurang larut dalam lemak sehingga lebih
mudah diekskresi melalui ginjal. Selain itu, pada umumnya obat menjadi
inaktif, sehingga biotransformasi sangat berperan dalam mengakhiri kerja
obat.
4. Ekskresi
Obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi dalam
bentuk metabolit hasil biotransformasi atau dalam bentuk asalnya.
b. Famakodinamik
Farmakodinamika
mempelajari
efek
obat
terhadap
fisiologi
dan
tersebut.
Reseptor
obat
merupakan
komponen
makromolekul
tidak
menimbulkan
suatu
fungsi
baru,
tetapi
hanya
biasanya
merupakan
ikatan
lemah
(ikatan
ion,
hidrogen,
Obat objek adalah obat yang efeknya dipengaruhi oleh obat lain.
SIKLUS SEL
Siklus sel, pada sel yang mampu membelah diri, mengacu pada
kejadian-kejadian dalam rentang kehidupan sel di periode antara waktu
sel tersebut terbentuk melalui pembelahan sel sampai waktu permulaan
pembelahan
sel
berikutnya.
Bagian
terbesar
siklus
(sekitar
90%)
G1
(first gapphase)
kromosom lain.
Terjadi sintesis RNA
sentromer.
Sintesis RNA masih berlangsung namun tidak dominan
Berlangsung selama 7 8 jam
Terbentuk molekul histon yang merupakan protein dasar dari
kromosom
G2
3. Tahap
panjang.
Sentriol membelah, dan spindle mitosis, di hasilkan dari serat
mikrotubulus sel, mulai terbentuk untuk persiapan pembelahan
selanjutnya.
Berlangsung 2-5 jam
Sintesis RNA berkurang dan akan terhenti saat pembelahan sel.
INTERPHASE
G1
S
(DNA synthesis)
G2
Figure 12.5
Gambar : Siklus sel
(Biologi sel)
MITOSIS
-
Prometafase
Selama
membran
nukleus
menghilang,
mikrotubulus
spindle
mamanjang,
dengan
Telofase
restitusi
nuclear,
pembentukan
selaput
inti,
petin
di
ekuator
(biasanya
golgi
terjadi
pada
yang
sel
MEIOSIS
Terjadi pada sel-sel kelamin
Memiliki kromosom separuh dari kromosom induknya
Pembelahan reduksi atau meiosis mempunyai tahapan sebagai berikut :
Meiosis I
Profase I
Preleptoten
Leptoten
Benang-benang kromosom mulai kelihatan tebal sehingga tampak
sebagai benang panjang dengan penebalan yang lebih terlihat.
Zygoten
Kromosom yang homolog akan saling berpasangan
Pachyten
Dalam tahap ini terjadi pertukaran bahan-bahan genetika melalui
proses crossing over pada kromosom homolog
Diploten
Tahap
ini
terjadi
pemisahan
kromosom
homolog
yang
tadinya
Diakenesis
Pada tahap ini kromosom mengalami pemendekan sehingga tampak
lebih jelas dan tersebar dalam inti dan dalam masa ini terjadi
terminalisasi chiasma dimana chiasma akan bergerak menuju ujung
kromosom. Sementar itu nucleolus mulai menghilang.
Metafase I
Kromosom akan tampak tersususn di bidang ekuator dan mulai terjadi
pemisahan kromosom sama seperti pada mitosis namun pada meiosis
pasangan kromosom tidak terpisah tetapi tetap merupakan satu
kesatuan.
Anafase I
Kromosom yang berada pada bidang ekuator akan bergerak menuju
kekutub pembelahan sehingga akan semakuin jelas bahwa pasangan
kromosom sebelah kiri akan menuju kekutub kiri sedang psangan
homolognya akan menuju ke kutub sebelah kanan.
Telofase I
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari meiosi I tampak bahwa
kromosom telah berkumpul di kutub-kutub pembelahan. Keadaan ini
kemudian akan disusul dengan pembentukan membrane inti dan
pemisahan sitoplasma.
Interfase
Tahap ini merupakan tahap antara meiosis I dan meiosis II yang
berlangsung sangat pendek dan tidak terjadi replikasi kromosom.
Dengan demikian kromosom dalam sel ini merupakan kromosom
dalam sel ini merupakan kromosom hasil pembelahan meiosis I yang
jumlahnya hanya separuh dari kromosom induknya.
Meiosis II
Profase II
Tahap ini merupakan tahap awal dari meiosis II yang dimulai dengan
terbentuknya spindle, astes, pergeseran sentriol ke kutub pembelahan
dan perubahan lain seperti yang terjadi pada mitosis.
Metafase II
Terjadi pengumpulan kromosom pada bidang ekuator seperti yang
tejadi dalam mitosis sehingga terjadi pemisahan pasangan kromosom
yang masing-masing akan tersusun pada sisi berlawanan.
Anafase II
Seperti sama yang terjadi pada mitosis disini akan terjadi pergeseran
kromosom kea rah kutub pembelahan masing-masing. Membran sel
telah mulai berubah bentuk menjadi lebih lonjong.
Telofase II
menghasilkan
buah
sel
yang
masing-masing
jumlah
batas-batas
tertentu,dengan
disertai
cara
yang
dapat
berdiferensiasi
menjadi
ephitelium
saluran
AMITOSIS
Pembelahan secara amitosis berlangsung spontan tanpa melalui tahaptahap pembelahan sel. Cara pembelahan ini terdapat pada organisme
prokariotik (misalnya bakteri). Pembelahan amitosis terjadi, terutama
karena sel bakteri tidak memiliki membrane inti yang membatasi
nukleoplasma dengan sitoplasma.
e. Kematian Sel
1.
Apoptosis
Suatu proses kematian sel yang terprogram ketika sel tidak lagi
sel
fagositik
yang
berdekatan,
seperti
makrofag,
dapat
Nekrosis
Suatu proses kematian sel akibat jejas akut, biasanya membengkak
dan pecah akibat hilangnya integritas membran. Sel yang nekrotik dapat
mengeluarkan isi selnya, menyebabkan inflamasi dan jejas pada sel di
sekitarnya. Tahap-tahap nekrosis adalah sebagai berikut :
a. luka pada membran sel
b. pembengkakan pada membran sel
c. rupture (pecahnya) dari membran sel
d. sel mengalami disintegrasi (pecah-pecah) yang disertai dengan
inflamasi (peradangan).
(fisiologi kedokteran Guyton & Hall dan histology FK UNAIR)
Perbedaan antara Nekrosis dan Apoptosis
Nekrosis
Apoptosis
Sel membengkak
Lisis sel
Non-lisis
TRANSPORTASI ZAT
Definisi
1. Difusi
Difusi merupakan proses lewatnya zat-zat tertentu yang melewati suatu
membrane karena terjadi perbedaan konsentrasi (zat terlarut mengalir
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah)
Difusi dibagi menjadi 2:
1. Simple diffusion adl proses difusi bebas melalui membran tanpa
bantuan protein membran (pd molekul kecil tak bermuatan)
Di bagi menjadi 2, yaitu:
a. Difusi zat yang larut dalam lipid
i. Zat-zat yang larut dalam lipid akan berdifusi langsung melewati
celah dalam lapisan lipid ganda. Zat yang larut dalam lipid
adalah zat yang larut dalam lemak, yaitu oksigen, nitrogen,
karbon dioksida, dan alcohol.
b. Difusi zat yang tidak larut dalam lipid
ii. Zat yang tidak larut dalam lipid akan berdifusi melalui protein
kanal. Protein kanal adalah protein integral yang terdapat saluran
berbentuk tabung yang terbentang dari ekstrasel ke cairan
intrasel. Protein kanal ini bersifat selektif permeable, artinya
hanya zat-zat tertentu saja yang bias masuk melalui protein ini.
Zat tersebut adalah air, dan molekul-molekul yang larut dalam
air, biasanya berupa ion, seperti ion natrium dan kalium.
2. Facilitated diffusion adl proses difusi yg memerlukan bantuan transport
protein.
iii. Zat-zat lain yang tidak bisa masuk melalui difusi sedrhana akan
ditransport melalui membrane dengan bantuan protein pembawa
spesifik ( protein carier )
iv. Protein pembawa mempunyai pori-pori yang cukup besar, terdapat
juga reseptor-reseptor pengikat.
v. Molekul yang akan ditransfer memasuki pori-pori dan manjadi
terikat oleh reseptor pengikat. Terjadi perubahan bentuk dari protein
sehingga pori-pori terbuka ke arah sitoplasma, kemudian molekul
terlepas dan masuk ke dalam cairan intrasel.
vi. at-zat yang masuk melalui cara ini yaitu glukosa dan beberapa
asam amino.
3. Osmosis
Osmosis proses lewatnya zat pelarut melalui membrane sebagai akibat
perbedaan tekanan osmosis. Zat pelarut akan berpindah dengan melewati
membrane dari larutan dengan kadar rendah menuju larutan dengan
kadar yang lebih tinggi. Contohnya untuk transportasi air.
4. Transpor Aktif
- Memerlukan energy berupa ATP
- Transport aktif adl proses difusi yg perlu energi u/ melawan
-
konsentrasi gradient
Salah satu contoh proses transportasi aktif adalah proses sodium
pump, pada proses ini memerlukan energy (ATP) dan 2 karier, yang
berfungsi mengikat ion
+
Na
+
K . Dan
proses ini juga tergantung pada kadar ino di dalam dan di luar sel.
Misalnya jika di luar sel kadar
terhadap ion
+
K
+
Na
+
Na
+
K
tinggi
+
Na
yg
Luiz Carlos
Gambar
Proses
DAFTAR PUSTAKA
Guyton and Hall. 2007. Fisiologi Kedokteran edisi 11. Jakarta: EGC.
Ibrahim, Nurhadi. 2005. Fisiologi Komunikasi Antar dan Intra Sel. Jakarta : Departemen
FKUI.
Juwono dan Zulfa Juniarto, Achmad. Biologi sel. 2002. Jakarta: EGC.
Junquiera, Luiz Carlos. Carneiro, Jose. 2007. Teks&Atlas Histologi Dasar. Jakarta : EGC
Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : EGC.
Team Histologi Kakultas Kedokteran UNAIR. 2006. Histologi. Surabaya : Laboratorium
Anatomi-Histologi FKUNAIR.