Disusun Oleh :
Ahmad Ridhoni
03021281419190
03021181419
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang Pertambangan Bauksit PT. Bukit Merah Indah.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Pertambangan Bauksit PT.
Bukit Merah Indah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
Penambangan yaitu kegiatan yang ditujukan untuk membebaskan dan mengambil
bahan galian dari dalam kulit bumi untuk dimanfaatkan. Penentuan cara penambangan sangat
tergantung pada berbagai faktor dan pertimbangan. Pertimbangan utama dalam menentukan
sistem penambangan adalah keadaan endapan, sifat fisik dan kimia endapan bahan galian,
sifat fisik dan kimia batuan samping, keadaan topografi, morfologi dan geologi sekitar
endapan. Pada umumnya penambangan dibagi menjadi 3, yaitu (1) sistem penambangan
tambang terbuka, (2) penambangan tambang bawah tanah dan (3) penambangan bawah air.
Bauksit adalah salah satu bahan galian logam yang keterdapatannya tidak jauh dari
permukaan bumi dengan kata lain keadaan tanah penutup tidak terlalu tebal, hal ini bisa kita
lihat dari genesa bauksit itu sendiri dimana bauksit merupakan hasil pelapukan yang
terlarutkan. sehingga dalam proses penambangannya dapat dilakukan dengan Metoda
Penambangan Terbuka.
Bauksit terbentuk dari batuan yang mengandung unsur Al. Batuan tersebut antara lain
nepheline, syenit, granit, andesit, dolerite, gabro, basalt, hornfels, schist, slate, kaolinitic,
shale, limestone dan phonolite. Apabila batuan-batuan tersebut mengalami pelapukan,
mineral yang mudah larut akan terlarutkan, seperti mineral mineral alkali, sedangkan
mineral mineral yang tahan akan pelapukan akan terakumulasikan.
Di daerah tropis, pada kondisi tertentu batuan yang terbentuk dari mineral silikat dan
lempung akan terpecah-pecah dan silikanya terpisahkan sedangkan oksida alumunium dan
oksida besi terkonsentrasi sebagai residu. Proses ini berlangsung terus dalam waktu yang
cukup dan produk pelapukan terhindar dari erosi, akan menghasilkan endapan lateritik.
Kandungan alumunium yang tinggi di batuan asal bukan merupakan syarat utama
dalam pembentukan bauksit, tetapi yang lebih penting adalah intensitas dan lamanya proses
laterisasi.
Kondisi kondisi utama yang memungkinkan terjadinya endapan bauksit secara
optimum adalah ;
1. Adanya batuan yang mudah larut dan menghasilkan batuan sisa yang kaya
alumunium
2. Adanya vegetasi dan bakteri yang mempercepat proses pelapukan
3. Porositas batuan yang tinggi, sehingga sirkulasi air berjalan dengan mudah
4. Adanya pergantian musim (cuaca) hujan dan kemarau (kering)
5. Adanya bahan yang tepat untuk pelarutan
6. Relief (bentuk permukaan) yang relatif rata, yang mana memungkinkan terjadinya
pergerakan air dengan tingkat erosi minimum
7. Waktu yang cukup untuk terjadinya proses pelapukan
1
BAB II
ISI
A. Keadaan Umum
PT. Bukit Merah Indah adalah sebuah perusahaan pertambangan yang bergerak
dalam bidang tambang bauksit. Perusahaan ini mulai beroperasi pada tahun 2007 untuk
mulai mengeksploitasi bauksit. PT. Bukit Merah Indah ini terletak di Pulau Kas, Pulau
Beneh, Kecamatan Durai, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau. Namun akhirakhir ini PT. Bukit Merah Indah terkena kasus, sehingga direktur utama PT. Bukit Merah
Indah harus menjadi terdakwa atas kasus pertambangan tanpa Izin Usaha Pertambangan
(IUP), kegiatan pertambangan yang mencemari dan merusak lingkungan, kegiatan
pertambangan diluar dari lokasi yang diizinkan sehingga menyalahi prosedur dan dapat
dinyatakan pertambangan tanpa izin dan kasus reklamasi lahan yang tidak dilakukan
seperti yang terdapat di dalam dokumen AMDAL. Dengan dakwaan-dakwaan tersebut
maka direktur utama PT. Bukit Merah Indah ditahan dan divonis penjara 1 tahun 6 bulan.
B. Ganesa
Alumina dapat bersumnber dari batuan primer (magnetik dan hidrothermal) maupun
dari batuan sekunder (pelapukan dan metamorfosa). Namun secara luas yang berada di
permukaan bumi ini berasal dari batuan sekunder hasil proses pelapukan dan pelindian.
1. Magnetik
Alumina yang bersumber dari proses magnetik dijumpai dalam bentuk batuan yang
kaya akan kandungan alumina yang disebut dengan alumina-rick rock. Sebagai
contoh adalah mineral anortosite dan mineral nefelin pada batuan syenit yang
mengandung lebih dari 20%Al2O3. Sumber alumina di Rusia yang pontensial dan
telah dilakukan penambangan adalah bersumber dari proses magnetik.
2. Hidrothermal
Alumina produk alterasi hidrothermal dari trasit dan riolit pada beberapa daerah
vulkanik misalnya mineral alunit mengandung sampai 75% Al 2O3 dan dapat
ditambang sebagai sumber alumina
3. Metamirfosa
Alumina yang bersumber dari proses metamorfosa adalah sumber alumina yang tidak
ekonomis. Saat ini masih dalam penelitian ekstraksi yang lebih maju. Diharapkan
dimas mendatang akan menjadi alumina yang potensial dan bernilai ekonomis.
Sebagai contoh adalah alumina silikat andalusit, silimanit dan kianit
4. Pelapukan
Alumina yang bersumber dari proses pelapukan, dijumpai sebagai cebakan residual
dan disebut sebagai bauksit. Terbaentuk oleh pelapukan feldspatik atau batuan yang
mengandung nefelin.
dalam waktu yang cukup dan produk pelapukan terhindar dari erosi, akan menghasilkan
endapan lateritik.
Kandungan alumunium yang tinggi di batuan asal bukan merupakan syarat utama
dalam pembentukan bauksit, tetapi yang lebih penting adalah intensitas dan lamanya
proses laterisasi.
Kondisi kondisi utama yang memungkinkan terjadinya endapan bauksit secara
optimum adalah :
1. Adanya batuan yang mudah larut dan menghasilkan batuan sisa yang kaya
alumunium
2. Adanya vegetasi dan bakteri yang mempercepat proses pelapukan
3. Porositas batuan yang tinggi, sehingga sirkulasi air berjalan dengan mudah
4. Adanya pergantian musim (cuaca) hujan dan kemarau (kering)
5. Adanya bahan yang tepat untuk pelarutan
6. Relief (bentuk permukaan) yang relatif rata, yang mana memungkinkan terjadinya
pergerakan air dengan tingkat erosi minimum
7. Waktu yang cukup untuk terjadinya proses pelapukan
C. Mineral Komersial
Bauksit merupakan bahan yang heterogen, yang mempunyai mineral dengan
susunan terutama dari oksida aluminium, yaitu berupa mineral buhmit (Al2O3H2O) dan
mineral gibsit (Al2O3 .3H2O). Secara umum bauksit mengandung Al2O3 sebanyak 45
65%, SiO2 1 12%, Fe2O3 2 25%, TiO2 >3%, dan H2O 14 36%.
Bijih bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika dengan memungkinkan
pelapukan sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai kadar Al
nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan kadar kuarsa (SiO2) bebasnya sedikit atau bahkan tidak
mengandung sama sekali. Batuan tersebut (misalnya sienit dan nefelin yang berasal dari
batuan beku, batu lempung, lempung dan serpih. Batuan-batuan tersebut akan mengalami
proses lateritisasi, yang kemudian oleh proses dehidrasi akan mengeras menjadi bauksit.
Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi kedudukannya di
kedalaman tertentu. Potensi dan cadangan endapan bauksit terdapat di Pulau Bintan,
Kepulauan Riau, Pulau Bangka, dan Pulau Kalimantan.
D. Karakteristik Endapan
Adapun mineral yang merupakan sumber aluminium hanyalah bauksit
(Al2O3.nH2O).Di Indonesia bijih aluminium (bauksit) terdapat di pulau bintan Riau dan
Kalimantan Barat. Bauksit (Al2O3.2H2O) bersistem octahedral terdiri dari 35 65 %
Al2O3 , 2 10 % SiO2, 2 - 20 % Fe 2O3, 1 - 3 % TiO2 dan 10 - 30 % air. Sebagai bijih
alumina, bauksit mengandung sedikitnya 35 % Al2O3, 5 % SiO2, 6 % Fe2O3, dan 3 %
TiO2. Sebagai mineral industri % silica kurang penting, tetapi besi dan titanium oksida
tidak lebih dari 3 %. Sebagai abrasive diperlukan silika dan besi oksida lebih dari 6 %.
Merupakan suatu campuran bahan-bahan yang kaya akan hidrat oksida aluminium, dan
bahan-bahan tersebut dapt diambil logam aluminium secara ekinomis.
Bauxite adalah batuan sedimen, sehingga tidak memiliki rumus kimia yang tepat.
Pembentukan bauxites laterit terjadi di seluruh dunia di 145 - 2-juta-tahun yang lalu yaitu
di pesisir Kapur dan Tersier; Endapan bauxites berbentuk sabuk memanjang, kadangkadang panjangnya mencapai ratusan kilometer, sejajar dengan garis pantai Tersier
5
Bawah di India dan Amerika Selatan; distribusi mereka tidak terkait dengan komposisi
mineralogi tertentu dari batuan induknya.Bijih bauksit merupakan mineral oksida yang
sumber utamanya adalah:
1. Al2O3.3H2O, Gibbsit yang sifatnya mudah larut
2. Al2O3.3H2O, Bohmit yang sifarnya susah larut dan Diaspore yang tidak larut.
Hal ini terutama terdiri dari mineral alumina yang terhidrasi seperti gibsit
Al(OH)3 atau Al2O3. 3H2O)] dalam deposit (endapan) tropis yang lebih baru, atau
keadaan subtropis, endapan bauksit memiliki mineral utama boehmite -AlO(OH) atau
Al2O3.H20] dan beberapa-diaspore -AlO(OH) atau Al2O3.H20]. Komposisi kimia ratarata bauksit, berat, adalah 45 sampai 60% Al2O3 dan 20 sampai 30% Fe2O3. Berat
sisanya terdiri dari silika (kuarsa, kalsedon dan kaolinit, karbonat (kalsit dan magnesit
dolomit, titanium dioksida dan air).
E. Penambangan
Metoda penambangan bauksit dilakukan dengan metoda tambang terbuka sistem
open pit dimana open pit ini diterapkan untuk endapan bijih yang mengandung logam.
Open pit dan open cut dapat dibedakan dari arah penambangannya, penambangan dengan
metoda open pit dilakukan dari permukaan yang relatif mendatar ke bawah mengikuti
endapan bijih, sedangkan open cut dilakukan pada lereng suatu bukit. Jadi penerapan
open pit dan open cut sangat tergantung pada letak dan bentuk endapan bijih yang akan
ditambang.
Dalam sistem penambangan dibatasi oleh beberapa faktor faktor kendala antara
lain :
1.
2.
Faktor keamanan dan keselamatan kerja yang diwujudkan dalam usaha memperkecil
kemungkinan terjadinya kecelakaan dalam melaksanakan kegiatan penambangan
3.
Pengangkutan (Hauling)
Material hasil pembongkaran yang telah dimuat kembali diangkut ke lokasi
pengolahan (Crushing Plant) untuk dimasukkan ke mesin penghancur. Operator
pengangkutan material produktivitasnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
8
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
F. Pengolahan
Penambangan bauksit dilakukan dengan penambangan terbuka diawali dengan
land clearing. Setelah pohon dan semak dipindahkan dengan bulldozer, dengan alat yang
sama diadakan pengupasan tanah penutup. Lapisan bijih bauksit kemudian digali dengan
shovelloader yang sekaligus memuat bijih bauksit tersebut kedalam dump truck untuk
diangkut ke instalansi pencucian.
Bijih bauksit dari tambang dilakukan pencucian dimaksudkan untuk
meningkatkan kualitasnya dengan cara mencuci dan memisahkan bijih bauksit tersebut
dari unsur lain yang tidak diinginkan, missal kuarsa, lempung dan pengotor lainnya.
Partikel yang halus ini dapat dibebaskan dari yang besar melalui pancaran air (water jet)
yang kemudian dibebaskan melalui penyaringan (screening). Disamping itu sekaligus
melakukan proses pemecahan (size reduction) dengan menggunakan jaw crusher.
Cara-cara Leaching :
1. Cara Asam (H2SO4)
Hanya dilakukan untuk pembuatan Al2(SO4)3 untuk proses pengolahan air minum
dan pabrik kertas.
Reaksi dapat dipercepat dengan menaikkan temperatur sampai 180 C (Autoclaving)
KalsinasiCocok untuk lowgrade Al2O3 tetapi high SiO2 yang tidak cocok
dikerjakan dengan cara basa.
Hasil Basic-Al-Sulfat dikalsinansi menjadi Al2O3, kelemahan cara ini adalah
Fe2O3 ikut larut.
2. Cara Basa (NaOH), Proses Bayers (Th 1888)
Ada 2 macam produk alumina yang bisa dihasilkan yaitu Smelter Grade Alumina
(SGA) dan Chemical Grade Alumina (CGA). 90% pengolahan bijih bauksit di dunia
ini dilakukan untuk menghasilkan Smelter Grade Alumina yang bisa dilanjutkan
untuk menghasilkan Al murni.
Reaksi Pelindian:
Mineral Bijih: Al2O33H2O + 2 NaOH = Na2OAl2O3 + 4 H2O (T =140 C, P= 60
psi)
Impurities:
SiO2 + 2 NaOH = Na2OSiO2 + H2O (Silika yang bereaksi adalah silika reaktif)
2(Na2OSiO2) + Na2OAl2O3+2H2O = Na2OAl2O3SiO2 (Tidak larut) + 4 NaOH
Dalam proses ini dibatasi jumlah silika reaktifnya karena sangat mengganggu dengan
menghasilkan doubel Na-Al-Silikat yang mempunyai sifat tidak larut. Fe2O3 dan
TiO2 tidak bereaksi dengan NaOH dan tetap dalam residu (Red Mud), sedangkan
V2O5, Cr2O3, Ga2O3 larut sebagai by product.
- Reaksi Presipitasi:
Dilakukan dengan memanfaatkan hidrolisa karena pendinginan T=60-65 C sampai
38-43 C, t = 100 jam
Na2O33H2O + 4 H2o = Al2O33H2O(s) + 2 NaOH
- Kalsinasi:
10
Al2O33H2O
3.
Al2O3(pure)
H2O(g)
(T=1200
C)
4.
H. Manfaat
Utamanya biji bauksit akan di lelehkan dan kemudian di olah untuk menjadi
alumunium. Proses tersebut memakan proses yang panjang dan memerlukan tenaga
listrik yang banyak sekali. Sejauh ini Negara yang memproses pengolahan bauksit
menjadi alumunium adalah Australia. Negeri kanguru tersebut menjadi produsen bauksit
dan alumina terbesar di dunia.
11
Sejauh ini Negara tujuan yang membutuhkan alumunium dari Australia adalah
Negara-negara asia seperti jepang dan termasuk Indonesia. Cukup ironi memang,
mengingat kita memiliki bahan biji bauksit namun kita tidak mampu mengolahnya
dengan optimal untuk di jadikan alumunium. Sifat yang dimiliki alumunium sangat khas
yaitu mampu mengahantar panas dengan efisien.
2.
3.
4.
5.
6.
8.
Di Industry rekaman, bauksit menjadi bahan utama untuk pembuatan pita kaset
9.
10.
Kandungan alumina pada bauksit juga di jadikan penyannga katalis pada proses
penambangan lain untuk menghilangkan kotoran pada hasil tambang seperti minyak
bumi, nitrogen, dan sulfur.
I. Tempat Terdapat
12
13
Lokasi
P. Bintan, Bebek, Searang
Kabupaten
Bintan
(Bintan Barat)
P. Bintan, T. Merah, B. Abu,
Bintan
3
4
5
6
B. Bayur-Bintan Utara
Wacopek
Air Mas II
Sigembir, P. Bangka
Sei Raya
Bintan
Lingga
Bangka
Bengkayang dan
Landak
Singkawang
Landak
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Mempawah
Mempawah Hulu
Balai Berkuak
Kendawangan
Sandai
Simpang Dua
Tanah Merah
Air Upas
Munggu Pasir
Pantas
Taraju
Pontianak
Landak
Ketapang
Ketapang
Ketapang
Ketapang
Ketapang
Ketapang
Sanggau
Sanggau
Sanggau
19
20
21
22
23
Gn. Tuba
Tayan Menukung
Subah
Senaning
Mentaya Hulu
Sanggau
Sanggau
Sanggau
Sintang
Kotawaringin Timur
Propinsi
Kepulauan Riau
Bijih
Cadangan
Logam
Bijih
Logam
19.243.757,00
9.929.778,61
79.956.605,00
40.178.735,94
8.500.000,00
1.643.147,00
-
4.411.500,00
2.200.000,00
3.100.000,00
2.199.858,00
1.133.000,00
852.500,00
10.99.930,00
75.200.000,00
32.442.000,00
23.500.000,00
10.600.000,00
25.000.000,00
5.900.000,00
95.541.397,00
136.200.000,00
11.500.000,00
58.200.000,00
10.500.000
30.330.000,00
10.379.500,00
4.611.000,00
9.975.000,00
1.852.600,00
29.713.374,47
52.573.200,00
5.801.750,00
25.864.080,00
4.319.740,00
-
71.903.546,00
53.900.000,00
-
22.534.571,32
24.851.400,00
-
Kalimantan Tengah
17.270.000,00
76.057.500,00
13.200.000,00
8.866.418,00
39.663.986,00
5.719.560,00
51.800.000,00
53.500.000,00
41.790.528,00
24.777.600,00
25.810.000,00
-
700.342.407,00
240.898.678,00
280.393.932,00
100.959.000,32
Bangka Belitung
Kalimantan Barat
Jumlah
15
16
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
PT. Bukit Merah Indah adalah sebuah perusahaan pertambangan yang bergerak dalam
bidang tambang bauksit. Perusahaan ini mulai beroperasi pada tahun 2007 untuk mulai
mengeksploitasi bauksit. PT. Bukit Merah Indah ini terletak di Pulau Kas, Pulau Beneh,
Kecamatan Durai, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.
Kemudian Sumber daya dan cadangan mineral bauksit yang dimiliki Indonesia sangat
besar, bauksit sumber daya sebesar 941.241.085,02 ton serta cadangan sebesar
381.352.932,00 ton. (Pusat Sumber Daya Geologi tahun, 2013). Namun besarnya sumber
daya dan cadangan mineral yang dimiliki Indonesia, tidak memberikan manfaat yang
signifikan bagi perekonomian nasional, maupun bagi perekonomian daerah.
Jumlah ekspor bauksit mentah pada tahun 2007 sebesar 17.031.809 ton, nilai
ekspor yang diperoleh sebesar US$ 545.017.888, harga rata-rata sebesar US$ 32,12 per ton.
Sementara impor alumina hanya 514.180 ton dengan nilai impor sebesar US$ 625.191.462,
mencapai harga US$ 1.215 per ton.
Pada tahun 2012, jumlah ekspor bauksit mentah meningkat sangat besar
mencapai 29.688.890 ton, nilai ekspor yang diperoleh sebesar US$ 948.889.000 dengan harga
ekspor rata-rata sebesar US$ 32,00 per ton. Sementara impor alumina mencapai 1.000.715 ton
dengan nilai impor US$ 1.281.852.300, dengan harga US$ 1.280 per ton.
18
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2013. Konsumsi Bauksit Pada Industi di Indonesia. Jakarta : BPS.
Dianjiwa, Vicharius. 2014. Asosiasi Bauksit Susun Syarat Ekspor Mineral. [online] :
http://www.tambang.co.id/asosiasi-bauksit-susun-syarat-ekspor-mineral-2239/.
Diakses pada 10 Oktober 2016.
Eva. 2016. Bauksit. [online] : http://www.slideshare.net/085753889956/batu-bauksit?
from_action=save. Diakses pada 10 Oktober 2016.
Kementrian
ESDM.
2005.
Bauksit.
[online]
http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Bauksit/ulasan.asp?
xdir=Bauksit&commId=6&comm=Bauksit. Diakses pada 10 Oktober 2016.
Negoro, Adi. 2011. Teknologi Penambangan Endapan Bauksit. [online]
http://adinegoromining.blogspot.co.id/2011/05/teknologi-penambangan-endapanbauksit.html. Diakses pada 10 Oktober 2016.
Pusat Sumber Daya Geologi. 2013. Jumlah Cadangan Bauksit di Indonesia. Jakarta : PSDG.
Sudarmi. 2008. Mineralogi dan Petrologi. Bandar Lampung : Universitas Lampung.