Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL PENYULUHAN PROFESI KEPERAWATAN MATERNITAS

DAN ANAK DI RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA


BUKITTINGGI TAHUN 2010
Mata Kuliah

: Praktek Profesi Keperawatan Anak

Sasaran

: Pasien dan Keluarga di Poli Kebidanan RSI Ibnu Sina


Bukittinggi

Target

: Ibu dan Balita di Poli Kebidanan RSI Ibnu Sina


Bukittinggi

Hari/tanggal

: Sabtu/ 15 Desember 2010

Jam

: 09.00-09.30

Judul

: Manfaat ASI Ekslusif

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat mutu
hidup, produktifitas tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian yang tinggi pada
bayi dan anak-anak, menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya
perkembangan mental adalah akibat langsung atau tidak langsung dari masalah
gizi kurang.
Terjadinya kerawanan gizi pada bayi disebabkan karena selain makanan
yang kurnag juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu botol
dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini pertanda adanya
perubahan sosial dan budaya yang negatif dipandang dari segi gizi.
Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh
jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung
di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan
pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah itu ASI hanya berfungsi
sebagai sumber protein vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat
makanan tambahan yang tertumpu pada beras.
Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus dimulai
sedini mungkin yaitu sejak dini yaitu sejak masih bayi, salah satu faktor yang

memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah


pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan
kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di
masa depan. Akhir-akhir ini sering dibicarakan tentang peningkatan penggunaan
ASI.
ASI merupakan makanan yang bergizi sehingga tidak memerlukan
tambahan komposisi. Disamping itu ASI mudah dicerna oleh bayi dan
langsung terserap. Diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata
mampu menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya
secara penuh tanpa makanan tambahan. Selama enam bulan pertama. Bahkan ibu
yang gizinya kurang baikpun sering dapat menghasilkan ASI cukup tanpa
makanan tambahan selama tiga bulan pertama.
ASI sebagai makanan yang terbaik bagi bayi tidak perlu diragukan lagi,
namun akhir-akhir ini sangat disayangkan banyak diantara ibu-ibu meyusui
melupakan keuntungan menyusui. Selama ini dengan membiarkan bayi terbiasa
menyusu dari alat pengganti, padahal hanya sedikit bayi yang sebenarnya
menggunakan susu botol atau susu formula. Kalau hal yang demikian terus
berlangsung, tentunya hal ini merupakan ancaman yang serius terhadap upaya
pelestarian dari peningkatan penggunaan ASI.
Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibu mengapa keliru dalam
pemanfaatan ASI secara Eksklusif kepada bayinya, antara lain adalah produksi
ASI kurang, kesulitan bayi dalam menghisap, keadaan puting susu ibu yang tidak
menunjang, ibu bekerja, keinginan untuk disebut modern dan pengaruh
iklan/promosi pengganti ASI dan tdak kalah pentingnya adalah anggapan bahwa
semua orang sudah memiliki pengetahuan tentang manfaat ASI.
B. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang manfaat ASI Ekslusif di harapkan
pasien dan keluarga yang berada diruang perinatologi RSI Ibnu Sina Bukittinggi
dapat mengetahui tentang manfaat ASI Ekslusif.

C. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan ini pasien dan keluarga mampu :
a. Memahami tentang pengertian ASI
b. Mengetahui tentang komponen dan macam-macam ASI
c. Mengetahui tentang hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI
d. Mengetahui tentang manfaat ASI
e. Mengetahui tentang dampak tidak diberikan ASI kepada bayi
D. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit
Sebagai

bahan masukan

bagi rumah

sakit dalam

upaya

meningkatkan manajemen laktasi


2. Bagi Klien
Sebagai masukan dan pengetahuan tentang manfaat eksklusif.
3. Bagi mahasiswi
Untuk sarana menambah wawasan dan mengaplikasikan ilmu
pengetahuan yang didapat dibangku kuliah.
E. Strategi Pelaksanaan Kegiatan
a. Topik

: penyuluhan kesehatan tentang

eksklusif.
b. Metode

: ceramah, diskusi dan demonstrasi

c. Media dan alat

: flip chart, leaflet dan alat peraga

d. Waktu dan tempat

Hari/tanggal

: Sabtu / 15 desember 2010

Jam

: 09.00-09.30 WIB

Tempat

: Poli Kebidanan RSI Ibnu Sina Bukittinggi

e. Setting Tempat

ASI

Keterangan :
: moderator
: flipchart
: Audients
: Penyaji
: Fasilitator &observer
: CI klinik dan CI Akademik

F. Pengorganisasian

Penanggung Jawab

: Kelompok

Tugas

: Mengkoordinir kegiatan penyuluhan

Moderator

: Annike Kurnia Illahi, S.Kep

Tugas

:- Mengarahkan jalannya penyuluhan


- Membuka dan menutup acara penyuluhan,
membuat

kontrak

waktu,

menjelaskan

tujuan kegiatan penyuluhan, memimpin


diskusi dan mengevaluasi kegiatan yang
telah dilakukan.
Penyaji
Tugas

: Rysa Amanda Azalia, S.Kep


:- Menyampaikan materi penyuluhan
:- Menggali pengetahuan audiens tentang
materi penyuluhan
-

Menjawab pertanyaan

Menyimpulkan kegiatan yang telah


dilakukan

Observer dan
Fasilitator

: Mona Yolanda, S.Kep dan Hayati Rahma,


S.Kep

Tugas

: - mengamati jalannya penyuluhan dari awal


sampai akhir kegiatan/acara
:- memotivasi audiens untuk bertanya
:- menjawab pertanyaan.

G. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu
1.
5 menit

Kegiatan Mahasiswa
Pembukaan
a.
Orientasi
Memberi salam/mengucapkan

Kegiatan Klien

Menjawab salam

Mendengarkan dan

salam
Memperkenalkan diri

memperhatikan
Menjelaskan topik dan tujuan

penyuluhan
Menjelaskan kontrak waktu
2.

20 menit

Mendengarkan dan
memperhatikan

Menyepakati kontrak

Ikut serta memberi

Pelaksanaan
Pemberian materi penyuluhan :
a. Menggali pengetahuan audien
tentang manfaat ASI eksklusif

Beri reinforcement
positif

pendapat

memperhatkan

Menjelaskan tentang
pengertian ASI

macam ASI

Mendengarkan dan
memperhatikan

b. Menggali pengetahuan audiens


tentang komponen dan macam-

Mendengarkan dan

Ikut serta memberi


pendapat

Beri reinforcement
positif

Menjelaskan tentang

memperhatikan

komponen dan macammacam ASI

Mendengarkan dan

Mendengarkan dan

c. Menggali pengetahuan audiens

memperhatikan

tentang hal-hal yang


mempengaruhi produksi ASI

Mengemukakan pendapat

Memperhatikan dan

Beri reinforcement
positif

Menjelaskan tentang
hal-hal yang

mendengarkan

mempengaruhi

Memperhatikan dan
mendengarkan

produksi ASI
d. Menggali pengetahuan audiens
tentang manfaat ASI

Beri reinforcement

Mengemukakan pendapat

Memperhatikan dan

positif

Menjelaskan tentang

mendengarkan

manfaat ASI
e. Menggali pengetahuan klien

Memperhatikan dan
mendengarkan

Mengemukakan pendapat

Mendengarkan dan

tentang dampak tidak diberikan


ASI kepada bayi

Berikan reinforcement
positif

Menjelaskan dampak

memperhatikan

Mendengarkan dan
memperhatikan

tidak diberikan ASI


kepada bayi
f. Membuka sesi tanya jawab

Berikan kesempatan
audiens untuk bertanya

Berikan reinforcement
positif

Menjawab pertanyaan
audiens

Menanyakan materi

Mengajukan pertanyaan

Mendengarkan dan
memperhatikan

Mendengarkan dan
memperhatikan

yang telah di berikan

3.

10 menit

Penutup
a.

Menyimpulkan materi yang

dibahas bersama peserta

melalui Tanya jawab

b. Melakukan evaluasi bersama

klien dan keluarga


c. Menutup

perjumpaan

Ikut memberikan pendapat


Menyimpulkan materi
penyuluhan

dan

Menjawab salam

memberi salam
H. Materi
Terlampir
I. Kriteria hasil
1.

2.

Evaluasi standar

Peserta menghadiri penyuluhan

Peserta mengikuti dari awal sampai akhir penyuluhan

Tersedianya alat media untuk melakukan penyuluhan

Setting tempat sesuai dengan perencanaan

Peserta memberikan respon terhadap pelaksanaan

Evalusi proses

Peserta berpartisipasi selama kegiatan penyuluhan

Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan

Pelaksanaan sesuai rencana

Peserta menyampaikan perasaan setelah penyuluhan

Peserta serta dalam penyimpulan pertemuan

Audiens, moderator, penyaji, dan observer serta fasilitator


berperan aktif selama kegiatan berlangsung

3.

Evaluasi hasil

Audiens yang mengikuti penyuluhan dapat menjelaskan


pengertian ASI

Audiens dapat menyebutkan komponen dan macam-macam


ASI

Audiens yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan


hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI

Audiens yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan


manfaat ASI

Audiens yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan


dampak tidak diberikan ASI kepada bayi.

J. Penutup
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan ini, diharapkan pasien
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu mengetahui tentang apa
saja yang berhubungan dengan ASI
Bukittinggi , 15 Desember 2010
Ketua Kelompok

(Annike Kurnia Illahi, S.Kep)


Disetujui Oleh :
Pembimbing Akademik

Pembimbing Klinik

MATERI
ASI EKSLUSIF

A. Pengertian
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang
berguna sebagai makanan bagi bayinya.
Air susu ibu (ASI) adalah minuman alamiah untuk semua bayi cukup
bulan selama usia bulan-bulan pertama. ASI selalu mudah tersedia pada suhu yang
sesuai dan tidak memerlukan waktu untuk persiapannya. Susunya segar dan bebas
dari

kontaminasi

bakteri,

yang

akan

mengurangi

peluang

gangguan

gastrointestinal.
Asi Eksklusif adalah pemberian Air Susu Ibu saja kepada bayi umur 0 6
bulan tanpa diberikan makanan atau minuman tambahan selain obat untuk terapi
(pengobatan penyakit).
ASI Ekslusif adalah perilaku dimana hanya memberikan Air Susu Ibu
(ASI) saja kepada bayi sampai umur 4 (empat) bulan tanpa makanan dan ataupun
minuman lain kecuali sirup obat.

B. Komponen dan Macam-Macam ASI


ASI mempunyai kandungan yang sangat bervariasi. ASI yang dikeluarkan
pada 7 hari pertama setelah bayi lahir disebut kolostrum. Kolostrum sangat baik
diberikan pada bayi baru lahir karena mengandung banyak anti bodi dan sel darah
putih, serta vitamin A yang diperlukan bayi karena dapat memberikan
perlindungan terhadap infeksi dan alergi.
Kandungan colostrum berbeda dengan air susu yang mature, karena
colostrum mengandung ber Air susu ibu (ASI) adalah minuman alamiah untuk
semua bayi cukup bulan selama usia bulan-bulan pertama. ASI selalu mudah
tersedia pada suhu yang sesuai dan tidak memerlukan waktu untuk persiapannya.
Susunya segar dan bebas dari kontaminasi bakteri, yang akan mengurangi peluang
gangguan gastrointestinal. (3) beda dengan air susu yang mature, karena

colostrum dan hanya sekitar 1% dalam air susu mature, lebih banyak mengandung
imunoglobin A (Iga), laktoterin dan sel-sel darah putih, terhadap, yang
kesemuanya sangat penting untuk pertahanan tubuh bayi, terhadap serangan
penyakit (Infeksi) lebih sedikit mengandung lemak dan laktosa, lebih banyak,
mengandung vitamin dan lebih banyak mengandung mineral-mineral natrium
(Na) dan seng (Zn).
Berdasarkan sumber dari food and Nutrition Boart, National research Council
Washington tahun 1980 diperoleh perkiraan komposisi Kolostrum ASI dan susu
sapi untuk setiap 100 ml seperti tertera pada tabel berikut:
Tabel 1
Komposisi

Kolostrum

ASI

Susu Sapi

ml Zat-zat Gizi
Energi (K Cal)

58

70

65

Protein (g)

2,3

0,9

3,4

- Kasein/whey

140

1 : 1,5

1 : 1,2

- Kasein (mg)

218

187

- Laktamil bumil

330

161

- Laktoferin (mg)

364

167

- Ig A (mg)

5,3

142

Laktosa (g)

2,9

7,3

4,8

Lemak (g)

151

4,2

3,9

- Vit A (mg)

1,9

75

41

- Vit B1 (mg)

30

14

43

- Vit B2 (mg)

75

40

145

-Asam Nikotinmik -

160

82

- Vit B6 (mg)

183

12-15

64

- Asam pantotenik

0,06

246

340

- Biotin

0,05

0,6

2,8

- Asam folat

0,05

0,1

,13

Kolostrum,

ASI

dan

sapi

susu

untuk setiap 100

Vitamin

- Vit B12

5,9

0,1

0,6

- Vit C

1,1

- Vit D (mg)

1,5

0,04

0,02

- Vit Z

0,25

0,07

- Vit K (mg)

39

1,5

- Kalsium (mg)

85

35

130

- Klorin (mg)

40

40

108

- Tembaga (mg)

70

40

14

- Zat besi (ferrum)

100

70

- Magnesium (mg)

14

12

- Fosfor (mg)

74

15

120

- Potassium (mg)

48

57

145

- Sodium (mg)

22

15

58

Mineral

Perbandingan komposisi kolostrum, ASI dan susu sapi dapat dilihat pada
tabel 1. Dimana susu sapi mengandung sekitar tiga kali lebih banyak protein
daripada ASI. Sebagian besar dari protein tersebut adalah kasein, dan sisanya
berupa protein whey yang larut. Kandungan kasein yang tinggi akan membentuk
gumpalan yang relatif keras dalam lambung bayi. Bila bayi diberi susu sapi,
sedangkan ASI walaupun mengandung lebih sedikit total protein, namun bagian
protein wheynya lebih banyak, sehingga akan membetuk gumpalan yang lunak
dan lebih mudah dicerna serta diserapoleh usus bayi.
Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam ASI berasal dari
lemak, yang lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi dibandingkan dengan
lemak susu sapi, sebab ASI mengandung lebih banyak enzim pemecah lemak
(lipase). Kandungan total lemak sangat bervariasi dari satu ibu ke ibu lainnya, dari
satu fase lakatasi air susu yang pertama kali keluar hanya mengandung sekitar 1
2% lemak dan terlihat encer. Air susu yang encer ini akan membantu memuaskan
rasa haus bayi waktu mulai menyusui. Air susu berikutnya disebut Hand milk,
mengandung sedikitnya tiga sampai empat kali lebih banyak lemak. Ini akan
memberikan sebagian besar energi yang dibutuhkan oleh bayi, sehingga penting
diperhatikan agar bayi, banyak memperoleh air susu ini.

Laktosa (gula susu) merupakan satu-satunya karbohidrat yang terdapat


dalam air susu murni. Jumlahnya dalam ASI tak terlalu bervariasi dan erdapat
lebih banyak dibandingkan dengan susu sapi.
Disamping fungsinya sebagai sumber energi, juga didalam usus sebagian
laktosa akan diubah menjadi asam laktat. Didalam usus asam laktat tersebut
membantu mencegah pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dan juga
membantu penyerapan kalsium serta mineral-mineral lain.
ASI mengandung lebih sedikit kalsium daripada susu sapi tetapi lebih
mudah diserap, jumlah ini akan mencukupi kebutuhan untuk bahan-bahan pertama
kehidupannya ASI juga mengandung lebih sedikit natrium, kalium, fosfor dan
chlor dibandingkan dengan susu sapi, tetapi dalam jumlah yang mencukupi
kebutuhan bayi.
Apabila makanan yang dikonsumsi ibu memadai, semua vitamin yang
diperlukan bayi selama empat sampai enam bulan pertama kehidupannya dapat
diperoleh dari ASI. Hanya sedikit terdapat vitamin D dalam lemak susu, tetapi
penyakit polio jarang terjadi pada aanak yang diberi ASI, bila kulitnya sering
terkena sinar matahari. Vitamin D yang terlarut dalam air telah ditemukan terdapat
dalam susu, meskipun fungsi vitamin ini merupakan tambahan terhadap vitamin D
yang terlarut lemak.

C. Macam-Macam ASI
Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Colostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar

mamae yang mengandung tissue debris dan redual material yang terdapat
dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum dan segera sesudah
melahirkan anak.
-

Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari ketiga
atau keempat, dari masa laktasi

Komposisi colostrum dari hari ke hari berubah.

Merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuningkuningan, lebih kuning dibandingkan ASI Mature.

Merupakan suatu laxanif yang ideal untuk membersihkan meconeum


usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi
untuk menerima makanan selanjutnya.

Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI Mature, tetapi


berlainan dengan ASI Mature dimana protein yang utama adalah casein
pada colostrum protein yang utama adalah globulin, sehingga dapat
memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi.

Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI Mature yang


dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama.

Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan dengan


ASI Mature.

Total energi lebih rendah dibandingkan ASI Mature yaitu 58 kalori/100


ml colostrum.

Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam air
dapat lebih tinggi atau lebih rendah.

Bila dipanaskan menggumpal, ASI Mature tidak.

PH lebih alkalis dibandingkan ASI Mature.

Lemaknya lebih banyak mengandung Cholestrol dan lecitin di


bandingkan ASI Mature.

Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein di dalam usus


bayi menjadi krang sempurna, yangakan menambah kadar antobodi
pada bayi.

Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.

2. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)


-

Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI Mature.

Disekresi dari hari ke 4 hari ke 10 dari masa laktasi, tetapi ada pula
yang berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi pada minggu ke
3 ke 5.

Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat


semakin tinggi.

Volume semakin meningkat.

3. Air Susu Mature

ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, yang dikatakan


komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa
minggu ke 3 sampai ke 5 ASI komposisinya baru konstan.

Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang
mengatakan pada ibu yangs ehat ASI merupakan makanan satusatunya yang diberikan selama 6 bulan pertamabagi bayi.

ASI merupakan makanan yang mudah di dapat, selalu tersedia, siap


diberikan pada bayi tanpa persiapan yang khusus dengan temperatur
yang sesuai untu bayi.

Merupakan cairan putih kekuning-kuningan, karena mengandung


casienat, riboflaum dan karotin.

Tidak menggumpal bila dipanaskan.

Volume: 300 850 ml/24 jam

Terdapat anti microbaterial factor, yaitu:


Antibodi terhadap bakteri dan virus.
Cell (phagocyle, granulocyle, macrophag, lymhocycle type T)
Enzim (lysozime, lactoperoxidese)
Protein (lactoferrin, B12 Ginding Protein)
Faktor resisten terhadap staphylococcus.
Complecement ( C3 dan C4)

D. Hal-Hal yang Mempengaruhi Produksi ASI


a. Makanan Ibu
Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui
tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang
dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat
digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu terus
menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya
kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak akan dapat bekerja
dengan sempurna, dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI.
Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat dalam
2 piring nasi ditambah 1 butir telur. Jadi diperlukan kalori yang setara dengan

jumlah kalori yang diberikan 1 piring nasi untuk membuat 1 liter ASI. Agar Ibu
menghasilkan 1 liter ASI diperlukan makanan tamabahan disamping untuk
keperluan dirinya sendiri, yaitu setara dengan 3 piring nasi dan 1 butir telur.
Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat tamabahan
makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih jika
pada masa kehamilan ibu mengalami kurang gizi.
b. Ketentraman Jiwa dan Pikiran
Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu yang
selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan dan berbagai
bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya.
Pada ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan keberhasilan dalam
menyusui bayinya, reflek tersebut adalah:
- Reflek Prolaktin
Reflek ini secara hormonal untuk memproduksi ASI. Waktu bayi
menghisap payudara ibu, terjadi rangsangan neorohormonal pada putting
susu dan aerola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke hypophyse melalui
nervus vagus, terus kelobus anterior. Dari lobus ini akan mengeluarkan
hormon prolaktin, masuk ke peredaran darah dan sampai pada kelenjar
kelenjar pembuat ASI. Kelenjar ini akan terangsang untuk menghasilkan
ASI.
- Let-down Refleks (Refleks Milk Ejection)
Refleks ini membuat memancarkan ASI keluar. Bila bayi didekatkan pada
payudara ibu, maka bayi akan memutar kepalanya kearah payudara ibu.
Refleks memutarnya kepala bayi ke payudara ibu disebut :rooting reflex
(reflex menoleh). Bayi secara otomatis menghisap putting susu ibu dengan
bantuan lidahnya. Let-down reflex mudah sekali terganggu, misalnya pada
ibu yang mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa dan gangguan
pikiran. Gangguan terhadap let down reflex mengakibatkan ASI tidak
keluar. Bayi tidak cukup mendapat ASI dan akan menangis. Tangisan bayi
ini justru membuat ibu lebih gelisah dan semakin mengganggu let down
reflex.
c. Pengaruh persalinan dan klinik bersalin

Banyak ahli mengemukakan adanya pengaruh yang kurang baik terhadap


kebiasaan memberikan ASI pada ibu-ibu yang melahirkan di rumah sakit atau
klinik bersalin lebih menitik beratkan upaya agar persalinan dapat berlangsung
dengan baik, ibu dan anak berada dalam keadaan selamat dan sehat. Masalah
pemberian ASI kurang mendapat perhatian. Sering makanan pertama yang
diberikan justru susu buatan atau susu sapi. Hal ini memberikan kesan yang tidak
mendidik pada ibu, dan ibu selalu beranggapan bahwa susu sapi lebih dari ASI.
Pengaruh itu akan semakin buruk apabila disekeliling kamar bersalin dipasang
gambar-gambar atau poster yang memuji penggunaan susu buatan.
d. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progesteron.
Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan
kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat
mengurangi jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI
secara keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat digunakan
adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau spiral. Karena
AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga secara tidak langsung dapat
meningkatkan kadar hormon oxitoksin, yaitu hormon yang dapat merangsang
produksi ASI.
e. Perawatan Payudara
Perawatan fisik payudara menjelang waktu laktasi perlu di lakukan yaitu
dengan mengurut payudara selama 6 minggu terakir masa kehamilan. Pengurutan
tersebut diharapkan apabila ada penyumbatan duktus laktiferus sehingga ASI
dapat keluar sesuai waktu nya dengan lancar.

E. Manfaat ASI Eksklusif


Ditinjau dari aspek gizi
Kandungan gizi lengkap
Mudah dicerna dan diserap
Mengandung lipase untuk pencernaan lemak
Mempertinggi penyerapan kalsium
Mengandung zat kekebalan tubuh (imunitas)
Ditinjau dari aspek psikologis

Mendekatkan hubungan ibu dan bayi


Menimbulkan rasa aman bagi bayi
Mengembangkan dasar kepercayaan (Basic sence of trust)
Ditinjau dari aspek KB
Menunda kembalinya kesuburan
Menjarangkan kehamilan
Bagi ibu

Mengurangi insiden kanker leher rahim dan kanker payudara

Mengurangi insiden HPV (Human Papilo Virus)

Mempercepat involusi uterus

Bagi keluarga
Aspek Ekonomi : hemat karena tidak membeli susu formula dan bayi
jarang sakit sehingga biaya pengobatan dapat dihemat
Aspek kemudahan : tidak perlu mengganggu orang lain
Bagi bangsa dan negara
Menurunkan angka kematian dan kesakitan anak
Mengurangi subsidi rumah sakit untuk perawatan ibu dan anak
Meningkatkan kualitas generasi penerus

F. Dampak Tidak Di Berikan Nya ASI pada Bayi


1. Bayi akan lebih mudah terserang Penyakit, karena ASI merupakan salah
satu sumber imunitas tubuh bayi.
2. Bayi akan megalami kurang nutrisi yang baik,karena didalam ASI
terkandung berbagai macam nutrisi yang tidak bisa di dapatkan dari
makanan pengganti ASI.

G. Larangan Pemberian ASI


Sekalipun upaya untuk memberikan ASI digalakkan tetapi pada beberapa
kasus pemberian ASI tidak dibenarkan yaitu :
1. Faktor Ibu

Ibu dengan penyakit jantung yang berat karena akan menambah


beratnya penyakit ibu.
Ibu dengan pre eklampsi dan eklampsi karena banyaknya obat-obatan
yang diberikan sehingga dapat mempengaruhi bayinya.
Penyakit infeksi berat pada payudara, sehingga kemungkinan menular
pada bayinya
Karsinoma payudara mungkin dapat menimbulkan menimbulkan
metastasis
Ibu dengan psikosis, dengan pertimbangan kesadaran ibu sulit
diperkirakan sehingga dapat membahayakan bayi.
Ibu dengan infeksi virus.
Ibu dengan TBC atau lepra.
2. Faktor Bayi
Bayi dalam keadaan kejang-kejang yang dapat menimbulkan bahaya
aspirasi ASI
Bayi yang menderita sakit berat dengan pertimbangan dokter anak
tidak dibenarkan untuk mendapatkan ASI
Bayi dengan berat badan lahir rendah, karena refleks menelannya sulit
sehingga bahaya aspirsi mengancam
Bayi dengan cacat bawaan yang tidak mungkin menelan (labiokisis,
palatoknakisis, labioknatopalatokisis)
Bayi yang tidak menerima ASI, penyakit metabolisme seperti alergi
ASI
Pada kasus tersebut di atas untuk memberikan ASI sebaiknya
dipertimbangkan dengan dokter anak.
3. Patologis Payudara
Pada rawat gabung dapat diharapkan bahwa kemungkinan stagnasi ASI
yang dapat menimbulkan infeksi dan abses dapat dihindari.sekalipun
demikian masih ada keadaan patologis payudara yang memerlukan
konsultasi dokter sehingga tidak merugikan ibu dan bayinya. Keadaan
patologis yang memerlukan konsultasi adalah :
Infeksi payudara

Terdapat abses yang memerlukan insisi


Terdapat benjolan payudara yang membesar saat hamil dan menyusui
ASI yang bercampur dengan darah

H. Cara Pemberian
Dalam memberikan ASI Eksklusif, sebaiknya memperhatikan hal hal di
bawah ini :
1. Teknik menyusui
Teknik

menyusui

perlu

diperhatikan,

karena sangat

menentukan

keberhasilan dalam mempertahahankan menyusui dan memperbanyak


produksi ASI
2. Posisi ibu menyusui
Duduklah dengan posisi enak dan santai kalau perlu pakailah kursi
yang ada sandaran punggung dan lengan
Gunakan bantal untuk mengganjal bayi, agar jarak bayi tidak terlalu
jauh dari payudara
3. Memasukkan putting susu
Bila menyusukan mulai dengan payudara kanan, letakkanlah kepala
bayi pada siku bagian dalam lengan kanan, badan bayi mengahadap ke
badan ibu
Lengan kiri bayi di letakkan di seputar pinggang ibu, tangan kanan ibu
memegang pantat / paha kanan bayi
Sanggahlah payudara kanan ibu dengan keempat jari tangan kiri
dibawahnya, dan ibu jari diatasnya, tetapi tidak diatas bagian yang
berwarna hitam ( aerola mamae )
Sentuhlah mulut bayi dengan putting susu
Tunggu sampai bayi membuka mulut lebar-lebar
Masukkan putting susu secepatnya kedalam mulut sampai daerah
berwarna hitam

4. Melepaskan hisapan bayi


Setelah selesai menyusukan bayi selama 10 menit, lepaskanlah isapan bayi
dengan cara :
Masukkan jari kelingking ibu yang bersih ke sudut mulut bayi atau
Dengan menekan dagu bayi kebawah
Dengan menutup lubang hidung bayi
Jangan menarik putting susu untuk melepaskannya
5. Menyendawakan bayi
Setelah hisapan bayi dilepaskan . sendawakan bayi sebelum menyusukan
dengan payudara yang lain, dengan cara :
Sandarkan bayi dipundak ibu tepuklah punggungnya dengan pelan
sampai keluar sendawa
Bayi ditelungkupkan dipangkuan ibu, sambil digosok punggungnya.
6. Tanda-tanda menyusui yang benar
Bayi cukup tenang
Mulut bayi terbuka lebar
Bayi menempel betul pada ibu
Mulut dan dagu bayi menempel betul pada payudara ibu
Seluruh areola tertutup mulut bayi
Bayi nampak pelan-pelan menghisap dengan kuat
Putting susu ibu tidak terasa nyeri
Kuping dengan lengan bayi berada pada satu garis
Posisi ibu menyusui duduk, berbaring, berdiri dan digendong
7. Hal-hal yang perlu diingat
Susukanlah bayi dengan kedua payudara secara bergantian
Sebelum menyusui minumlah 1 gelas air putih / teh
Selama menyusui berikanlah perhatian yang penuh pada bayi

I. Masalah Dalam Menyusui


1. Asi Kurang
Seringkali ibu merasa produksi ASInya kurang padahal sebenarnya tidak,
apalagi bila bayinya seing menangis, ibu tergesa-gesa ingin memberikan
tambahan susu formula.
Penanggulangannya :

Ibu harus mengkonsumsi makanan yang bergizi

Menyusuilah dengan sabar

Menyusui secara bergantian antara kedua payudara

Minimalkan penggunaan alat (misal : dot) karena akan


membingungkan bayi dan akhirnya mengurangi rangsangan untuk
memproduksi ASI

2. Bayi Bingung Putting


Bayi yang mendapatkan susu formula bergantian dengan ASI akan
mengalami nipple confusion sehingga waktu menyusu ibunya sering
terputus-putus bahkan kadang-kadang menolak menyusu ibunya.
Penanggulangan :

Ibu harus mengusahakan pemberian ASI eksklusif

Menyusui dengan cara yang benar

Menyusui lebih lama dan sering

3. Payudara Bengkak
Pada hari-hari pertama, seringkali menyusui kurang efektif sehingga ASI
mengumpul di dalam payudara, menekan pembuluh darah dan saluran
limfe. Hal ini mengakibatkan payudara menjadi bengkak dan nyeri.
Untuk menghindari hal tersebut lakukanlah :

Susui bayi segera setelah bayi lahir

Susui menurut kehendak bayi, jangan dijadwalkan

Susui bayi dengan menggunakan tehnik menyususi yang benar

Keluarkan sisa ASI dengan tangan atau pompa

Penanggulangan :

Bayi disusukan untuk menghindari pembengkakan

Berikan kompres dingin untuk menguragi nyeri

Lakukan pengurutan atau massage payudara

4. Putting Susu Nyeri Atau Lecet


Rasa nyeri timbul karena waktu menyusui hanya putting susu yang masuk
ke dalam mulut bayi sedangkan areola tidak masuk mulut. Disamping itu
juga disebabkan karena perawatan yang tidak benar pada payudara.
Penanggulangan :

Lakukan tehnik menyususi yang benar

Menyususi pada payudara yang tidak lecet

Jangan membersihkan putting dengan sabun atau alcohol

5. Mastitis
Mastitis adalah peradangan payudara akibat infeksi. Biasanya terjadi pada
minggu-minggu pertama setelah melahirkan yang tersumbat atau luka
pada putting yang terinfeksi.
Penanggulangan :

Kompres air hangat

Ibu tetap menyusui bayinya pada payudara yang tidak terinfeksi

Cukup istirahat

Minum air putih minimal 2 liter/hari

Minum anti biotik

Lakukan perawatan payudara

DAFTAR PUSTAKA
Manssjoer, Arif. Et all.(1999). Kapita selekta. Kedokteran. Fakultas Kedokteran
UI. Media Ascullpius.
Pitano Soeparto. Dkk. (1007). Gastroenterologi Anak. Surabaya : Garamik
Fakultas Kedokteran Unifersitas Erlangga.
Price, Anderson Sylvia. (1997) Patofisiologi. Edisi. 1. Jakarta. EGC
Mochtar,R, Prof.Dr,MPH (1998). Sinopsis Obstetri. Edisi 2.EGC.Jakarta.
Ida Bagus Gde Manuaba, Sp.OG, (1998).Prof. Ilmu kebidanan,Penyakit
Kandungan dan Keluarga berencana.EGC.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai