Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PKN

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT


Disusun oleh (Tingkat IIIA Gizi) :
Desi Falita Sari

(PO711341114 007)

Ella Lastiar

(PO711341114 009)

Fachma Dini Hayati

(PO711341114 011)

Safitri

(PO711341114 029)

Syahida Harun

(PO711341114 034)

Dosen Pembimbimg :
Supentri S. Pd , M. Pd

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU
JURUSAN GIZI
2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap negara atau bangsa di dunia ini mempunyai sistem nilai
(filsafat) tertentu yang menjadi pegangan bagi anggota masyarakat dalam
menjalankan kehidupan dan pemerintahannya. Filsafat negara merupakan
pandangan hidup bangsa yang diyakini kebenarannnya dan diaplikasikan
dalam kehidupan masyarakat yang mendiami negara tersebut. Pandangan
hidup bangsa merupakan nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap bangsa. Nilainilai tersebut akan mempengaruhi segala aspek suatu bangsa. Nilai adalah
suatu konsepsi yang secara eksplisit maupun implisit menjadi milik atau ciri
khas seseorang atau masyarakat. Pada konsep tersembunyi bahwa pilihan
nilai merupakan suatu ukuran atau standar yang memiliki kelestarian yang
secara umum digunakan untuk mengorganisasikan sistem tingkah laku suatu
masyarakat.
Sistem nilai (filsafat) yang dianut suatu bangsa merupakan filsafat
masyarakat budaya bangsa. Bagi suatu bangsa, filsafat merupakan sumber
dari segala sumber hukum yang berlaku dalam suatu masyarakat, bangsa,
dan negara. Oleh karena itu, filsafat berfungsi dalam menentukan pandangan
hidup suatu masyarakat dalam menghadapi suatu masalah, hakikat dan sifat
hidup, hakikat kerja, hakikat kedudukan manusia, etika dan tata krama
pergaulan dalam ruang dan waktu, serta hakikat hubungan manusia dengan
manusia lainnya.
Indonesia adalah salah satu negara yang juga memiliki filsafat seperti
bangsa-bangsa lain. Filsafat ini tak lain adalah yang kita kenal dengan nama
Pancasila yang terdiri dari lima sila. Pancasila merupakan filsafat hidup
bangsa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Apakah yang dimaksud dengan makna nilai dan norma pancasila ?
Apakah yang dimaksud dengan norma etik dan hukum yang berdasarkan

pancasila ?
Apakah yang dimaksud dengan pancasila sebagai sistem filsafat ?
Apakah yang dimaksud dengan pancasila sebagai ideologi bangsa dan
negara ?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Makna Nilai dan Norma Pancasila
Menurut Djahiri (1985) nilai, adalah harga, makna, isi dan pesan,
semangat, atau jiwa yang tersurat dan tersirat dalam fakta, konsep, dan teori,
sehingga bermakna secara fungsional. Disini, nilai difungsikan untuk
mengarahkan, mengendalikan, dan menentukan kelakuan seseorang, karena
nilai dijadikan standar perilaku. Sedangkan menurut Dictionary dalam
Winataputra (1998), nilai adalah harga atau kualitas sesuatu. Artinya, sesuatu
dianggap memiliki nilai apabila sesuatu tersebut secara instrinsik memang
berharga. Adapun juga pengertian nilai menurut para ahli, sebagai berikut :
a. Kimball Young
disadari

: nilai adalah asumsi abstrak dan sering tidak


tentang apa yang benar dan apa yang

penting.
b. A.W. Green

: nilai adalah kesadaran yang secara relative


berlangsung disertai emosi terhadap objek.

c. Woods

: nilai merupakan petunjuk-petunjuk umum yang


telah berlangsung lama yang mengarahkan tingkah
laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam filsafat nilai dibedakan dalam tiga macam, yaitu :

Nilai Logika adalah nilai benar salah, contohnya jika seorang siswa

dapat menjawab suatu pertanyaan, ia benar secara logika.


Nilai Estetika adalah nilai indah tidak indakh, maksudnya apabila kita
melihat suatu pemandangan, menonton sebuah pentas pertunjukan, atau
merasakan makanan, nilai estetika bersifat subjektif pada diri yang

bersangkutan.
Nilai Moral adalah nilai baik buruk, yaitu suatu nilai yang menangani
kelakuan baik atau buruknya manusia. Karena moral selalu berhubungan
dengan nilai, tetapi tidak semua nilai adalah nilai moral. Moral
berhubungan dengan kelakuan atau tindakan manusia.
Sedangkan berikut ini adalah macam-macam nilai menurut

Prof.Dr.Notonagoro :
a. nilai material adalah segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia
4

b. nilai vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengandalkan kegiatan atau aktivitas
c. nilai Kerohanian adalah segala sesuatu yang berguna bagi rohani
manusia. Nilai Kerohanian dibedakan atas empat macam :

Nilai Kebenaran atau kenyataan, yakni bersumber dari unsur akal

manusia (Nalar, Ratio, Budi, Cipta)


Nilai Keindahan, yakni bersumber dari unsur rasa manusia

(Perasaan, Estetika)
Nilai Moral atau Kebaikan, yakni bersumber dari unsur kehendak

atau kemauan (Karsa, etika)


Nilai Regius, yakni merupakan nilai ketuhanan, kerohanian yang
tinggi, dan mutlak yang bersumber dari keyakinan atau kepercayaan
manusia.
Menurut Suseno (1987) moral, adalah ukuran baik-buruknya

seseorang, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat, dan


warga negara. Sedangkan pendidikan moral adalah pendidikan untuk
menjadaikan anak manusia bermoral dan manusiawi. Sedangkan menurut
Ouska dan Whellan (1997) moral adalah prinsip baik-buruk yang ada dan
melekat dalam diri individu/seseorang. Walaupun moral itu berada dalam
diri individu, tetapi moral berada dalam suatu sistem yang berwujut aturan.
Moral dan moralitas memiliki sedikit perbedaan, karena moral adalah
prinsip baik-buruk sedangkan moralitas merupakan kualitas pertimbangan
baik-buruk. Dengan demikian, hakekat dan makna moralitas bisa dilihat dari
cara individu yang memiliki moral dalam mematuhi maupun menjalankan
aturan.
Berikut ini adalah makna ilai dalam Pancasila, yaitu :
a. Nilai Ketuhanan
Nilai ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti adanya pengakuan dan
keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagi pencipta alam semesta.
Nilai ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang
religius bukan atheis. Nilai Ketuhanan ini juga memiliki arti bagi adanya
pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati

kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku


diskriminatif antar umat beragama.
b. Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusian yang adil dan beradab, mengandung arti kesadaran
sikap dan perilaku sesuai dengan nilai dan norma dalam hidup bersama
atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal
sebagaimana mestinya. Manusia perlu diperlakukan sesuai dengan harkat
dan martabatnya, sebagi makhluk Tuhan yang sama derajatnya dan sama
hak dan kewajiban asasinya. Berdasarkan nilai ini, secara mutlak ada
pengakuan terhadap hak asasi manusia.
c. Nilai Persatuan
Nilai Persatuan Indonesia, mengandung makna usaha kearah bersatu
dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara
kesatuan republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui
dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki
bangsa Indonesia. Adanya perbedaan bukan sebagai sebab perselisihan
tetapi justru dapat menciptakan kebersamaan.
d. Nilai Kerakyatan
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, mengandung makna suatu pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara bermusyawarah
mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan. Berdasarkan nilai ini,
diakui paham demokrasi yang lebih mengutamakan pengambilan
keputusan melalui musyawarah mufakat.
e. Nilai Keadilan
Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, mengandung makna
sebagai dasar sekaligus tujuan yaitu tercapainya masyarakat Indonesia
yang adil dan makmur secara lahiriah dan batiniah. Berdasar pada nilai
ini, keadilan adalah nilai yang amat mendasar diharapkan oleh seluruh
bangsa. Negara Indonesia yang diharapkan adalah Negara Indonesia
yang berkeadilan.

Merupakan

perwujudan

martabat

manusia

sebagai

makhluk

berbudaya, sosial, moral dan religi. Norma merupakan suatu kesadaran dan
sikap luhur yang dikehendaki oleh tata nilai untuk dipatuhi. Berikut ini
adalah macam-macam norma dan sanksinya :
a. Macam-macam norma dan sanksinya dilihat dari tingkat sanksi atau
kekuatan mengikatnya terdapat beberapa macam norma :
- Tata cara ( usage )
Tata cara merupakan norma yang menunjuk kepada satu bentuk
perbuatan dengan sangsi yang sangat ringan terhadap pelanggarnya.
-

Kebiasaan (folkways)
Kebiasaan atau Folkways merupakan cara-cara bertindak yang
digemari oleh masyarakat sehingga dilakukan berulang-ulang oleh
banyak orang. Folkways mempunyai kekuatan untuk mengikat yang
lebih besar dari pada cara.

Tata Kelakuan (mores)


Tata kelakuan merupakan norma yang bersumber kepada filsafat,
ajaran agama atau ideology yang dianut oleh masyarakat.

Adat ( customs )
Adat merupakan norma ynag tidak tertulis namun sangat kuat
mengikat, sehingga anggota-anggota masyarkat yang melanggar adat
istiadat akan menderita, karena sanksi keras yang kadang-kadang
secara tidak langsung dikenakan.

Hukum (laws)
Hukum merupakan norma yang bersifat formal dan berupa aturan
tertulis. Ketentuan sanksi terhadap pelanggar paling tegas apabila
dibandingkan dengan norma-norma yang disebut terdahulu.

b. Macam-macam norma dan sanksinya dibedakan berdasarkan jenis atau


sumbernya, yaitu :
Norma agama adalah norma mutlak yang berasal dari Tuhan Yang

Maha Kuasa. Sanksinya mendapat dosa


Norma kesusilaan adalah petunjuk hidup yang berasal dari akhlak
atau dari hati nurani sendiri tentang apa yang lebih baik dan apa yang
buruk. Sanksinya akan dikucilkan orang lain

Norma kesopanan adalah petunjuk hidup yang mengatur bagaimana


seseorang harus bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat .

Sanksinya akan dicemoohkan oleh masyarakat dalam pergaulan .


Norma hukum adalah himpunan petunjuk hidup atau peraturanperaturan oleh pemerintah. Sanksinya dipenjara atau denda.

2.2

Norma Etik dan Hukum Yang Berdasarkan Pancasila


Norma etik adalah penjabaran atas nilai dasar pancasila. Tujuan
norma etik ada 3, yaitu :
Meberikan landasan etik moral bagi seluruh komponen bangsa dalam

menjaga kehidupan kebangsaan dalam berbagai aspek


Menetukan pokok-pokok etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan

bermasyarakat
Menjadi kerangka acuan dalam mengevaluasi pelaksanaan nilai-nilai
etika dan moral dalam berbangsa, bernegara, dan bermasyarkat
Upaya lain dalam mewujudkan pancasila sebagai sumber nilai adalah

dengan menjadikan nilai dasar pancasila sebagai sumber pembentukan


norma etik (norma moral) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Nilai-nilai pancasila adalah nilai moral, oleh karena itu, nilai
pancasila juga dapat diwujudkan ke dalam norma-norma moral (etik).
Norma-norma etik tersebut selanjutnya dapat digunakan sebagai pedoman
atau acuan dalam bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
Bangsa Indonesia saat ini sudah berhasil merumuskan norma-norma
etik sebagai pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku. Norma-norma
etik tersebut bersumber pada pancasila sebagai nilai budaya bangsa.
Rumusan norma etik tersebut tercantum dalam ketetapan MPR No.
VI/MPR/2001

tentang

etika

kehidupan

berbangsa,

bernegara

dan

bermasyarakat. Ketetapan MPR No. VI/MPR/2001 tentang etika kehidupan


berbangsa, bernegara dan bermasyarakat merupakan penjabaran nilai-nilai
pancasila sebagai pedoman dalam berpikir, bersikap dan bertingah laku yang
merupakan cerminan dari nilai keagamaan dan kebudayaan yang sudah
mengakar dalam kehidupan bermasyarakat.

Upaya

mewujudkan pancasila

sebagai sumber

nilai

adalah

dijadikannya nilai-nilai dasar menjadi sumber bagi penyusunan norma


hukum di Indonesia. Dari nilai dasar pancasila itu adalah dijadikannya
pancasila sebagai norma dasar bagi penyusunan norma hukum di Indonesia.
Negara Indonesia memiliki hukum nasional yang merupakan satu kesatuan
sistem hukum Indonesia itu bersumber dan berdasar pada pancasila sebagai
norma dasar bernegara. Pancasila berkedudukan sebagai grundnorm (norma
dasar) atau staat fundamental norm (norma fondamental negara) dalam
jenjang norma hukum di Indonesia.
Nilai-nilai pancasila selanjutnya dijabarkan dalam berbagai peraturan
perundangan yang ada. Perundang-undangan, ketetapan, keputusan,
kebijaksanaan, pemerintah, program-program pembangunan dan peraturanperaturan lain. Pada hakikatnya merupakan nilai instrumental sebagai
penjabaran dari nilai-nilai dasar pancasila.
Sistem hukum di Indonesia membentuk tata urutan peraturan
perundang-undangan. Tata urutan perundang-undangan sebagaimana diatur
dalam ketetapan MPR No. III/MPR/2000 tentang sumber hukumdan tata
urutan perundang-undangan sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Undang Undang Dasar 1945


Ketetapan MPR RI
Undang Undang
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang (perpu)
Peraturan Pemerintah
Keputusan Presiden
Peraturan Daerah
Dalam Undang-undang No. 10 tahun 2004 tentang pembentukan

peraturan perundang-undangan juga meyebutkan adanya jenis dan hieraki


peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
Undang Undang Negara RI Tahun 1945
Undang Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang

(perpu)
Peraturan Pemerintah
Keputusan Presiden
Peraturan Daerah
Pasal 2 undang-undang No. 10 tahun 2004 menyatakan bahwa

pancasila meupakan sumber dari segala sumber hukum negara. Hal ini
9

sesuai dengan kedudukannya sebagai dasar (filosofis) negara sebagaimana


tertuang dalam pembukaan undang-undang dasar 1945 alinea IV.
2.3 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
2.4 Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara

DAFTAR PUSTAKA
Djahiri, A.K. 1985. Strategi Pengajaran Afektif Nilai Moral VCT dan Games
dalam VCT. Bandung : Jurusan PMP dan Kewarga Negara FIPS
Notonagoro, 1980. Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila, Cet. 9. Jakarta :
Pantjoran tujuh
Winataputra, U. S. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud
Von Magnis, Suseno. 1987 . Etika dan Moral Politik. Jakarta : PT. Gramedia
Ouska, Whellan 1997. Pengertian Pendidikan Moral. Jakarta: PT Gramedia

10

11

Anda mungkin juga menyukai