Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI

OLEH :
Ni Komang Putri Swantari, S.Kep
15.901.1201

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI
2015

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI

A. Konsep Dasar Teori


1. Konsep Lansia
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi:
a. Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
b. Lanjut usia (elderly) antara 60 74 tahun.
c. Lanjut usia tua (old) antara 75 90 tahun.
d. Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun.
Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang
telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa dan masa
tua. Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis.Memasuki
masa tua berarti mengalami kemuduran secara fisik maupun psikis.Kemunduran
fisik ditandai dengan kulit yang mengendor, rambut memutih, penurunan
pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan lambat, kelainan berbagai fungsi
organ vital, sensitivitas emosional meningkat dan kurang gairah.
Meskipun secara alamiah terjadi penurunan fungsi berbagai organ, tetapi tidak
harus menimbulkan penyakit oleh karenanya usia lanjut harus sehat. Sehat dalam
hal ini diartikan:
a. Bebas dari penyakit fisik, mental dan sosial,
b. Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari hari,
c. Mendapat dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat
Akibat perkembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan perubahan yang
menuntut dirinya untuk menyesuakan diri secara terus menerus. Apabila proses
penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang berhasil maka timbullah berbagai
masalah. Masalah masalah yang menyertai lansia yaitu:
a.
Ketidakberdayaan fisik yang menyebabkan ketergantungan pada orang
b.

lain
Ketidakpastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan total dalam

c.

pola hidupnya,
Membuat teman baru untuk mendapatkan ganti mereka yang telah

d.

meninggal atau pindah,


Mengembangkan aktifitas baru untuk mengisi waktu luang yang
bertambah banyak

e.

Belajar memperlakukan anak anak yang telah tumbuh dewasa.


Berkaitan dengan perubahan fisik, perubahan fisik yang mendasar adalah

perubahan gerak.
Lanjut usia juga mengalami perubahan dalam minat. Pertama minat terhadap
diri

makin

bertambah.Kedua

minat

terhadap

penampilan

semakin

berkurang.Ketiga minat terhadap uang semakin meningkat, terakhir minta


terhadap kegiatan kegiatan rekreasi tak berubah hanya cenderung menyempit.
Untuk itu diperlukan motivasi yang tinggi pada diri usia lanjut untuk selalu
menjaga kebugaran fisiknya agar tetap sehat secara fisik. Motivasi tersebut
diperlukan untuk melakukan latihan fisik secara benar dan teratur untuk
meningkatkan kebugaran fisiknya.
Berkaitan dengan perubahan, perubahan yang dialami oleh setiap orang akan
mempengaruhi

minatnya

terhadap

perubahan

tersebut

dan

akhirnya

mempengaruhi pola hidupnya. Bagaimana sikap yang ditunjukkan apakah


memuaskan atau tidak memuaskan, hal ini tergantung dari pengaruh perubahan
terhadap peran dan pengalaman pribadinya. Perubahan ynag diminati oleh para
lanjut usia adalah perubahan yang berkaitan dengan masalah peningkatan
kesehatan, ekonomi/pendapatan dan peran sosial. Dalam menghadapi perubahan
tersebut diperlukan penyesuaian. Ciri ciri penyesuaian yang tidak baik dari
lansia adalah:
a. Minat sempit terhadap kejadian di lingkungannya.
b. Penarikan diri ke dalam dunia fantasi
c. Selalu mengingat kembali masa lalu
d. Selalu khawatir karena pengangguran,
e. Kurang ada motivasi,
f. Rasa kesendirian karena hubungan dengan keluarga kurang baik, dan
g. Tempat tinggal yang tidak diinginkan.
Di lain pihak ciri penyesuaian diri lanjut usia yang baik antara lain adalah:
minat yang kuat, ketidaktergantungan secara ekonomi, kontak sosial luas,
menikmati kerja dan hasil kerja, menikmati kegiatan yang dilakukan saat ini dan
memiliki kekhawatiran minimal trehadap diri dan orang lain.
2. Definisi Hipertensi

Hipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah diastolik dan sistolik


yang

intermiten atau menetap.Pengukuran tekanan darah serial 150/95 mmHg

atau lebih tinggi pada orang yang berusia diatas 50 tahun memastikan hipertensi.
Insiden hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia.
Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh
darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. WHO (World Health
Organization) memberikan batasan tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg,
dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.
Batasan ini tidak membedakan antara usia dan jenis kelamin.
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.Pada populasi
lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan
diastolik 90 mmHg.
3. Epidemiologi Hipertensi
Walaupun peningkatan tekanan darah bukan merupakan bagian normal dari
ketuaan, insiden hipertensi pada lanjut usia adalah tinggi. Setelah umur 69 tahun,
prevalensi hipertensi meningkat sampai 50%. Pada tahun 1988-1991 National
Health and Nutrition Examination Survey menemukan prevalensi hipertensi pada
kelompok umur 65-74 tahun sebagai berikut: prevalensi keseluruhan 49,6% untuk
hipertensi derajat 1 (140-159/90-99 mmHg), 18,2% untuk hipertensi derajat 2
(160-179/100-109 mmHg), dan 6.5% untuk hipertensi derajat 3 (>180/110
mmHg). Prevalensi HST adalah sekitar berturut-turut 7%, 11%, 18% dan 25%
pada kelompok umur 60-69, 70-79, 80-89, dan diatas 90 tahun. HST lebih sering
ditemukan pada perempuan dari pada laki-laki. Pada penelitian di Rotterdam,
Belanda ditemukan: dari 7983 penduduk berusia diatas 55 tahun, prevalensi
hipertensi ( 160/95 mmHg) meningkat sesuai dengan umur, lebih tinggi pada
perempuan (39%) dari pada laki-laki (31%). Di Asia, penelitian di kota Tainan,
Taiwan menunjukkan hasil sebagai berikut: penelitian pada usia diatas 65 tahun
dengan kriteria hipertensi berdasarkan JNVC, Penatalaksanaan Hipertensi pada
Lanjut Usia ditemukan prevalensi hipertensi sebesar 60,4% (lakilaki 59,1% dan

perempuan 61,9%), yang sebelumnya telah terdiagnosis hipertensi adalah 31,1%


(laki-laki 29,4% dan perempuan 33,1%), hipertensi yang baru terdiagnosis adalah
29,3% (laki-laki 29,7% dan perempuan 28,8%). Pada kclompok ini, adanya
riwayat keluarga dengan hipertensi dan tingginya indeks masa tubuh merupakan
faktor risiko hipertensi. Ditengarai bahwa hipertensi sebagai faktor risiko pada
lanjut usia. Pada studi individu dengan usia 50 tahun mempunyai tekanan darah
sistolik terisolasi sangat rentan terhadap kejadian penyakit kardiovaskuler.
4. Etiologi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan-perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, datadata penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan
terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan
lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
1) Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
2) Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
3) Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
4) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
1) Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)
2) Kegemukan atau makan berlebihan
3) Stress
4) Merokok

5) Minum alcohol
6) Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah penyakit-penyakit seperti
Ginjal, Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut, Tumor, Vascular,
Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma, Emboli kolestrol, Vaskulitis,
Kelainan endokrin, DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme, Saraf, Stroke,
Ensepalitis. Selain itu dapat juga diakibatkan karena Obatobatan Kontrasepsi
oral Kortikosteroid.
5. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak.Dari pusat vasomotor ini bermula jaras
saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui
system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan
dapat

mempengaruhi

respon

pembuluh

darah

terhadap

rangsang

vasokonstriksi.Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin,


meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi.Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi.Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid
lainnya,

yang

dapat

darah.Vasokonstriksi

memperkuat

yang

respons

mengakibatkan

vasokonstriktor

penurunan

aliran

pembuluh
ke

ginjal,

menyebabkan pelepasan rennin.Renin merangsang pembentukan angiotensin I


yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan

peningkatan volume intra vaskuler.Semua faktor ini cenderung mencetuskan


keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan
tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi
otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan
distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar
berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa
oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan
peningkatan tahanan perifer.
Baik TDS maupun TDD meningkat sesuai dengan meningkatnya umur. TDS
meningkat secara progresif sampai umur 70-80 tahun, sedangkan TDD meningkat
samapi umur 50-60 tahun dan kemudian cenderung menetap atau sedikit
menurun. Kombinasi perubahan ini sangat mungkin mencerminkan adanya
pengakuan pembuluh darah`dan penurunan kelenturan (compliance) arteri dan ini
mengakibatkan peningkatan tekanan nadi sesuai dengan umur. Scperti diketahui,
takanan nadi merupakan predictok terbaik dari adanya perubahan struktural di
dalam arteri. Mekanisme pasti hipertensi pada lanjut usia belum sepenuhnya jelas.
Efek utama dari ketuaan normal terhadap sistem kardiovaskuler meliputi
perubahan aorta dan pembuluh darah sistemik. Penebalan dinding aorta dan
pembuluh darah besar meningkat dan elastisitas pembuluh darah menurun sesuai
umur. Perubahan ini menyebabkan penurunan compliance aorta dan pembuluh
darah besar dan mengakibatkan pcningkatan TDS. Penurunan elastisitas pembuluh
darah menyebabkan peningkatan resistensi vaskuler perifer. Sensitivitas
baroreseptor juga berubah dengan umur. Perubahan mekanisme refleks
baroreseptor mungkin dapat menerangkan adanya variabilitas tekanan darah yang
terlihat pada pemantauan terus menerus.
Penurunan sensitivitas baroreseptor juga menyebabkan kegagalan refleks
postural, yang mengakibatkan hipertensi pada lanjut usia sering terjadi hipotensi
ortostatik. Perubahan keseimbangan antara vasodilatasi adrenergik- dan

vasokonstriksi adrenergik- akan menyebabkan kecenderungan vasokontriksi dan


selanjutnya mengakibatkan pcningkatan resistensi pembuluh darah perifer dan
tekanan darah. Resistensi Na akibat peningkatan asupan dan penurunan sekresi
juga berperan dalam terjadinya hipertensi. Walaupun ditemukan penurunan renin
plasma dan respons renin terhadap asupan garam, sistem renin-angiotensin tidak
mempunyai peranan utama pada hipertensi pada lanjut usia.
Perubahanperubahan di atas bertanggung jawab terhadap penurunan curah
jantung (cardiac output), penurunan denyut jantung, penurunan kontraktilitas
miokard, hipertrofi ventrikcl kiri, dan disfungsi diastolik. Ini menyebabkan
penurunan fungsi ginjal dengan penurunan perfusi ginjal dan laju filtrasi
glomerulus.
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya hipertensi palsu
disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer.

6. Pathway

7. Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas (Darmojo, 1999):
a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg
dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160
mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2
golongan besar yaitu :
a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain
JNC 7

JNC 6 Kategori Tekanan

Kategori

Tekanan

Tekanan

Dan/atau Tekanan

darah

darah

sistolik

diastolic
(mmHg)

Normal

Optimal

<120

Dan

<80

120-139

Atau

80-89

Normal

<130

Dan

<85

Normal-tinggi

130-139

Atau

85-89

140-159

Atau

90-99

>/=160

Atau

>/=100

Prehipertensi

Hipertensi

Hipertensi

Derajat 1

Derajat 1

Derajat 2

Tabel 1. Klasifikasi dan tekanan darah umur > 18 tahun menurut JNC VII versus JNC VI

8. Tanda dan Gejala Hipertensi


Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang
memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa
jika tekanan arteri tidak terukur.
b. Gejala yang lazim

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi


meliputi nyeri kepala dan kelelahan.Dalam kenyataannya ini merupakan
gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan medis.
Menurut Rokhaeni (2001), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita
hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing, lemas, kelelahan, Sesak nafas,
Gelisah, Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran menurun.
9. Pemeriksaan Penunjang
a. Hemoglobin / hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor factor resiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia.
b. BUN
Memberikan informasi tentang perfusi ginjal Glukosa Hiperglikemi
(diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh
peningkatan katekolamin (meningkatkan hipertensi)
c. Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama ( penyebab )
atau menjadi efek samping terapi diuretik.
d. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
e. Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya
pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler )
f. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
g. Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )
h. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya
diabetes.
i. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
j. Steroid urin
Kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
k. IVP

Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim


ginjal, batu ginjal / ureter
l. Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
m. CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
n. EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit
jantung hipertensi.
10. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas
akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
a. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan
sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat
ini meliputi :
1) Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
a) Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
b) Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c) Penurunan berat badan
d) Penurunan asupan etanol
e) Menghentikan merokok
2) Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan
untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip
yaitu: Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging,
bersepeda, berenang dan lain-lain.
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau
72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya
latihan berkisar antara 20 25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi
latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu.
3) Edukasi Psikologis

Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :


a) Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek
dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan
somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis
seperti kecemasan dan ketegangan.
b) Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita
untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
c) Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan
pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien
dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

b. Terapi dengan Obat


Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja
tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar
penderita dapat bertambah kuat.Pengobatan hipertensi umumnya perlu
dilakukan seumur hidup penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi
( JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND
TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988 ) menyimpulkan
bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE
dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan
penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita.
Pengobatannya meliputi :
1) Step 1
Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor
2) Step 2
Alternatif yang bisa diberikan :
Dosis obat pertama dinaikkan Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama

Ditambah obat ke 2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca


antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator
3) Step 3
Alternatif yang bisa ditempuh Obat ke-2 diganti Ditambah obat ke-3 jenis
lain
4) Step 4
Alternatif pemberian obatnya Ditambah obat ke-3 dan ke-4
Re-evaluasi dan konsultasi Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan
komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat, dokter )
dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.
11. Pencegahan
a. Pencegahan Primer
Faktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata, adanya
hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro), tachycardi, obesitas dan
konsumsi garam yang berlebihan dianjurkan untuk:
1) Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak

b.

terjadi hiperkolesterolemia, Diabetes Mellitus, dsb.


2) Dilarang merokok atau menghentikan merokok.
3) Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.
4) Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.
Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita

hipertensi berupa:
1) Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun
dengan tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer.
2) Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara

c.

normal dan stabil mungkin.


3) Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang lain harus dikontrol.
4) Batasi aktivitas.
Perawatan Hipertensi
1) Usahakan untuk dapat mempertahankan berat badan yang ideal (cegah
kegemukan).
2) Batasi pemakaian garam.
3) Mulai kurangi pemakaian garam sejak dini apabila diketahui ada faktor
keturunan hipertensi dalam keluarga.
4) Tidak merokok.
5) Perhatikan keseimbangan gizi, perbanyak buah dan sayuran.

6) Hindari minum kopi yang berlebihan.


7) Mempertahankan gizi (diet yang sehat seimbang).
8) Periksa tekanan darah secara teratur, terutama jika usia sudah mencapai
40 tahun.
9) Berobat secara teratur.
10) Jangan menghentikan, mengubah, dan menambah dosis dan jenis obat
tanpa petunjuk dokter.
11) Konsultasikan dengan petugas kesehatan jika menggunakan obat untuk
penyakit lain karena ada obat yang dapat meningkatkan memperburuk
hipertensi.
Mengetahui tentang hipertensi dan cara merawat bukanlah kunci utama
kesembuhan, kunci utamanya adalah :
Keaktifan penderita dalam pengendalian tekanan darah, Penderita berusaha,
petugas petugas kesehatan membantu, hubungan baik dan kerjasama penderita
dan petugas kesehatan.
12. Diet Hipertensi
Perbedaan Diit Dengan Makanan Biasa
a.
b.
c.
d.

Konsumsi lemak dibatasi


Konsumsi Cholesterol dibatasi
Konsumsi kalori dibatasi untuk yang terlalu gemuk atau obese
Makanan yang boleh dikonsumsi

Makanan Yang Boleh Dikonsumsi


a. Sumber

kalori

(Beras,tales,kentang,macaroni,mie,bihun,tepung-tepungan,

gula.)
b. Sumber protein hewani (Daging,ayam,ikan,semua terbatas kurang lebih 50
gram perhari, telur ayam,telur bebek paling banyak satu butir sehari, susu
tanpa lemak.)
c. Sumber protein nabati (Kacang-kacangan kering seperti tahu,tempe,oncom.)
Sumber lemak (Santan kelapa encer dalam jumlah terbatas.
d. Sayuran
(Sayuran
yang
tidak
menimbulkan
gas
seperti
bayam,kangkung,buncis, kacang panjang, taoge, labu siam, oyong, wortel.)
e. Buah-buahann (Semua buah kecuali nangka, durian, hanya boleh dalam
jumlah terbatas.)
f. Bumbu (Pala, kayu manis,asam,gula, bawang merah, bawang putih, garam
tidak lebih 15 gram perhari.)

g. Minuman (Thea encer, coklat encer, juice buah.)


Makanan Yang Tidak Boleh Dikonsumsi
a. Makanan yang banyak mengandung garam
b. Biscuit,krakers,cake dan kue lain yang dimasak dengan garam dapur atau
soda.
c. Dendeng, abon,cornet beaf,daging asap,ham, ikan asin,ikan pindang, sarden
ikan teri, telur asin.
d. Keju, margarine dan mentega.
e. Makanan yang banyak mengandung kolesterol (Makanan dari hewan seperti
otak, ginjal, hati, limfa dan jantung.)
f. Makanan yang banyak mengandung lemak jenuh
1) Lemak hewan
:sapi,babi,kambing,susu jenuh,cream, keju, mentega.
Kelapa, minyak kelapa,margarine,alpokat.
g. Makanan yang banyak menimbulkan gas (Kool, sawi, lobak, dll.)
Bagaimana Mengatur Diit
a. Hindari penggunaan kelapa, minyak kelapa,lemak hewan, margarine,mentega
sebagai pengganti gunakan minyak kacang atau minyak jagung dalam jumlah
tertentu.
b. Batasi penggunaan daging hingga 3 kali seminggu dengan paling banyak 50
c.
d.
e.
f.

gram tiap kali makan, makanlah ikan air tawar sebagai pengganti.
Gunakan susu skim sebagaipengganti susu penuh.
Batasi penggunaan telur hingga hanya 3 kali seminggu.
Gunakan sering tahu,tempe, dan hasil kacang-kacangan lainya.
Batasi penggunaan gula, makanan dan minuman manis seperti sirup, coca

cola, limun, permen,dodol, coklat, kolak, eskrim.


g. Makanlah banyak sayuran dan buah-buahan.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Hal-hal yang perlu dikaji pada bagian ini yaitu antara lain: Nama, Umur,
Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Status Mental, Suku,
Keluarga/orang terdekat, alamat, nomor registrasi.
1) Riwayat atau adanya faktor resiko
a) Riwayat garis keluarga tentang hipertensi
b) Penggunaan obat yang memicu hipertensi
2) Aktivitas / istirahat
a) Kelemahan,letih,napas pendek,gaya hidup monoton.
b) Frekuensi jantung meningkat
c) Perubahan irama jantung
d) Takipnea
3) Integritas ego
a) Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria atau marah
kronik.
b) Faktor faktor stress multiple (hubungan, keuangan yang berkaitan dengan
pekerjaan).
4) Makanan dan cairan
a) Makanan yang disukai, dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi
lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang digoreng,keju,telur)gulagula yang berwarna hitam, kandungan tinggi kalori.
b) Mual, muntah.
c) Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat atau menurun).
5) Nyeri atau ketidak nyamanan
a) Angina (penyakit arteri koroner /keterlibatan jantung)
b) Nyeri hilang timbul pada tungkai.
c) Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
d) Nyeri abdomen.
6) Sirkulasi
a) Riwayat hipertensi, ateroskleorosis, penyakit jantung koroner atau katup
dan penyakit cerebro vaskuler.
b) Episode palpitasi,perspirasi.
7) Eleminasi
a) Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu seperti infeksi atau obtruksi atau
riwayat penyakit ginjal masa lalu.
8) Neurosensori

a) Keluhan pusing.
b) Berdenyut, sakit kepala subokspital (terjadi saat bangun dan menghilang
secara spontan setelah beberapa jam).
9) Pernapasan
a) Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja
b) Takipnea, ortopnea, dispnea noroktunal paroksimal.
c) Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum.
d) Riwayat merokok
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular cerebral
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
c. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler,
iskemia miokard
d. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kebutuhan metabolic
e. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan system pendukung yang
tidak adekuat
f. Kurang pengetahuan berhubungnya dengan kurang informasi atau
keterbatasan kognitif

3. Intervensi Keperawatan
1.

Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular cerebral


Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan nyeri berkurang dengan
KH :
- Pasien mengungkapkan nyeri berkurang atau hilang
- Skala nyeri 0-3
- Denyut nadi dalam rentang normal (60-100x/menit)
Intervensi

Rasional

Tentukan riwayat nyeri misal : lokasi nyeri,


frekuensi, durasi dan intensitas dan tindakan
penghilang yang digunakan.
Mempertahankan tirah baring selama fase
akut

Informasi memberikan data dasar untuk


mengevaluasi kebutuhan atau keefektifan
intetrvensi.
Meminimalkan
stimulasi/meningkatkan
relaksasi

Berikan tindakan non farmakologi untuk


menghilangkan sakit kmepala, misalnya
kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan
leher, tenang, redupkan lampu kamar, tekhnik
relaksasi.

tindakan yang menurunkan tekanan vascular


serebral dan yang memperlambat atau
memblok respons simpatis efektif dalam
menghilangkan
sakit
kepala
dan
komplikasinya

Hilangkan atau minimalkan aktivitas fase

aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi

kontriksi yang dapat meningkatkan sakit


kepala, misalnya mengejam saat bab, batuk
panjang, membungkuk
Berikan analgesic sesuai indikasi

menyebabkan sakit kepala pada adanya


peningkatan tekanan vascular cerebral
Saat perubahan penyakit/ pengobatan terjadi,
penilaian dosis dan pemberian akan
diperlukan

2.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan pasien mampu beraktivitas
tanpa adanya keluhan dengan KH :
- Meningkatkan energi untuk melakukan aktifitas sehari hari
- Menunjukkan penurunan gejala gejala intoleransi aktifitas
Intervensi

Rasional

kaji
respon
pasien
terhadap
aktivitas,perhatikan frequency nadi lebih dari
20 kali per menit diatas frequency istirahat :
peningkatan tekan darah yang nyata selama
atau sesudah aktivitas ( tekanan sistolik
meningkat 40 mmhg atau tekanan diastolic
meningkat 20 mmhg) dispnea atau nyeri
dada : kelemahan dan keletihan yang
belebihan :pusing atau pingsan
instruksikan
pasien
tentang
teknik
penghematan energy, misalnya menggunakan
kursi saat mandi,duduk saat menyisir rambut
atau menyikat gigi,melakukan aktivitas
dengan perlahan.
Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas
diri bertahap jika dapat ditoleransi.

menyebutkan parameter membantu dalam


mengkaji respon fisiologi terhadap stress,
aktivitas bila ada merupakan indikator dari
kelebihan kerja yang berkaitan
dengan
tingkat aktivitas.

teknik memghemat energy mengurangi


penggunaan
energy,
juga
membantu
keseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen.
Kemajuan aktivitas bertahap mencegah
peningkatan
kerja
jantung
tiba-tiba.
Memberikan
bantuan
hanya
sebatas
kebutuhan akan mendorong kemandirian
dalam melakukan aktivitas.

3.

Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan


afterload, vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan penurunan curah jantung
tidak terjadi dengan KH :
- Tanda Vital dalam rentang normal (Tekanan darah, Nadi, respirasi)
- Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
- Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites
- Tidak ada penurunan kesadaran
Intervensi

Rasional

Pantau TD. Ukur pada kedua tangan untuk


evaluasi awal

Perbandingan dari tekanan memberikan


gambaran yang lebih lengkap tentang
keterlibatan masalah vaskular. Hipertensi
berat diklasifikasikan pada orang dewasa
sebagai peningkatan tekanan diastolik sampai
130, hasil peningkatan pertama, kemudian

Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas

Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral


dan perifer

Amati warna kulit, kelembaban, suhu, dan


masa pengisian kapiler.

Catat edema umum


Pantau respon terhadap
mengontrol tekanan darah

maligna. Hipertensi sistolikjuga merupakan


faktor risiko yang ditentukan untuk penyakit
serebrovaskular dan penyakit iskemi jantung
bila tekanan diastolik 90-115.
S4 umum terdengar pada pasien hipertensi
berat karena adanya hipertrofi atrium
(peningkatan
volume/tekanan
atrium).
Perkembangan S3 menunjukkan hipertrofi
ventrikel dan kerusakan fungsi. Adanya
krakles, dapat mengindikasikan kongesti paru
sekunder terhadap terjadinya atau gagal
jantung kronik.
Denyutan karotis, jugularis, radialis dan
femoralis
mungkin
teramati/terpalpasi.
Denyutan pada tungkai mungkin menurun,
mencerminkan efek dari vasokontriksi dan
kongesti vena.
Adanya pucat, dingin, kulit lembam dan masa
pengisian kapiler lambat mungkin berkaitan
dengan vasokontriksi atau mencerminkan
dekompensasi/penurunan curah jantung
Dapat mengindikasikan gagal
kerusakan ginjal atau vaskular.

obat

untuk

jantung,

Respon terhadap terapi obat stepped( yang


terdiri atas diuretik, inhibitor simpatis dan
vasodilator) tergantung pada individu dan
efek sinergis obat. Karena efek samping
tersebut, maka penting untuk menggunakan
obat dalam jumlah paling sedikit dan dosis
paling rendah.

Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi


aktivitas/keributan lingkungan.

Membantu untuk menurunkan


simpatis, meningkatkan relaksasi

Berikan pembatasan cairan dan diit natrium


sesuai indikasi.

Pembatasan ini dapat menangani retensi


cairan dengan respons hipersensitif, dengan
demikian menurunkan beban kerja jantung.

Lakukan tindakan yang nyaman seperti


pemijatan punggung dan leher, meninggikan
kepala di tempat tidur.

Mengurangi ketidaknyamanan
menurunkan rangsang simpatis

Anjurkan teknik relaksasi, panduan imajinasi,


aktivitas pengalihan.

Dapat
menurunkan
rangsangan
yang
menimbulkan stres, membuat efek tenang,
sehingga akan menurunkan TD.

4.

rangsang

dan

dapat

Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kebutuhan metabolic
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan nutrisi
seimbang/terkontrol dengan KH :
- Adanya penurunan BB yang realistis
- Pasien menunjukkan partisipasi dalam penurunan berat badan

Intervensi

Rasional

Kaji pemahaman pasien tentang hubungan


langsung antara hipertensi dan kegemukan
Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan
diet

Kegemukan adalah resiko tambahan pada


tekanan darah naik
Mengidentifikasi kekuatan /kelemahan dalam
program diit terakhir

Bicarakan pentinganya menurunkan masukan


kalori dan batasi masukan lemak, garam, dan
gula sesuai indikasi

Kesalahan kebiasaan makan dapat menunjang


terjadinya arterosklerosis dan kegemukan

Tetapkan keinginan pasien menurunkan berat


badan

Motivasi untuk pennurunan berat badan


adalah internal

Tetapkan rencana penurunan berat badan yang


realistic dengan pasien

Penurunan
masukan
kalori
seseorang
sebanyak 500 kalori/hari secara teori dapat
menurunkan 0,5 kg/minggu

Dorong pasien untuk mempertahankan


masukan makan harian termasuk kapan dan
dimana makan dilakukan dan lingkungan dan
perasaan sekitar saat makanan di makan

Memberikan data dasar tentang keadekuatan


nutrisi yang dimakan dan kondisi emosi saat
makan.

Instruksikan dan bantu memilih makan yang


tepat, hindari makanan dengan kejenuhan
lemak tinggi.

Menghindari makanan tinggi lemak jenuh dan


kolesterol
penting
dalam
menvegah
perkembangan aterogenesis

Rujuk ke ahli gizi sesuai indikasi

Memberikan konseling dan bantuan dengan


memenuhi kebutuhan diet individual.

5.

Koping individu tidak efektif berhubungan dengan system pendukung yang tidak
adekuat
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan koping individu efektif
dengan KH :
- Pasien menunjukkan perubahan perilaku yang positif
- Pasien menyatakan tidak adanya gangguan tidur dan keletihan
Intervensi

Rasional

Kaji keefektifan strategi koping dengan


mengobservasi
perilaku,
misalnya
kemampuan menyatakan perasaan dan
perhatian, keinginan berpartisipasi dalam
rencana pengobatan
Bantu pasien untuk mengidentifikasi stressor
spesifik dan kemungkinan strategi untuk
mengatasinya

Mekanisme adaptif perlu untuk mengubah


pola hidup seseorang, mengatasi hipertensi
kronik dan mengintegrasikan terapi yang
diharuskan ke dalam kehidupan sehari-hari

Libatkan
pasien
dalam
perencanaan
perawatan dan beri dorongan partisipasi
maksimum dalam rencana pengobatan

Keterlibatan memberikan pasien perasaan


control diri yang berkelanjutan, memperbaiki
keterampilan
koping,
dan
dapat
meningkatkan kerja sama dalam regimen
terapeutik

Pengenalan terhadap stressor adalah langkah


pertama dalam mengubah respons seseorang
terhadap stressor

Catat laporan gangguan tidur, peningkatan


keletihan, kerusakan konsentrasi, peka
rangsang, penurunan toleransi sakit kepala
ketidakmampuan
untuk
mengatasi/menyelesaikan masalah

Manifestasi mekanisme koping maladaptive


mungkin merupakan indicator marah yang
ditekan dan diketahui telah menjadi penentu
utama TD diastolic

6.
Kurang pengetahuan berhubungnya dengan kurang informasi atau keterbatasan kognitif
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan pengetahuan meningkat
dengan KH :
- Pasien menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program
pengobatan
- Pasien mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
- Pasien mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan
lainnya.
Intervensi

Rasional

Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar.

Tetapkan dan nyatakan batas normal. Jelaskan


tentang hipertensi dan efeknya pada jantung,
pembuluh darah dan ginjal.

Kesalahan konsep dan penyangkalan diagnosa


karena perasaan sejahtera yang sudah lama
dinikmati mempengaruhi minat pasien
terdekat
untuk mempelajari penyakit,
kemajuan, dan prognosis.
Memberikan dasar untuk pemahaman tentang
peningkatan TD dan mengklarifikasi istilah
medis yang sering digunakan

Bantu pasien dalam mengidentifikasi faktorfaktor risiko kardiovaskular yang dapat


diubah.
Bantu pasien untuk mengidentifikasi sumber
masukan natrium.

Faktor-faktor risiko ini telah menunjukkan


hubungan dalam menunjang hipertensi dan
penyakit kardiovaskular serta ginjal.
Diit rendah garam dapat mengontrol
hipertensi sedang atau mengurangi jumlah
obat yang dibutuhkan

Dorong pasien untuk


menghilangkan kafein

Kafein adalah stimulan jantung dan dapat


memberikan efek merugikan pada fungsi
jantung.

menurunkan

atau

4. Implementasi
Implementasi disesuaikan dengan intervensi
5. Evaluasi
No dx
1.

Evaluasi
S : Melaporkan nyeri berkurang atau hilang
O:
-

2.

S :O:

Pasien mengungkapkan
Skala nyeri 0-3
Denyut nadi dalam rentang normal (60-100x/menit)

3.

Meningkatkan energi untuk melakukan aktifitas sehari hari


Menunjukkan penurunan gejala gejala intoleransi aktifitas

S : melaporkan tidak adanya kelelahan


O:
-

4.

5.
6.

Tanda Vital dalam rentang normal (Tekanan darah, Nadi, respirasi)


Dapat mentoleransi aktivitas, tidak menunjukkan kelelahan
Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites
Tidak ada penurunan kesadaran

S:
O:
- Adanya penurunan BB yang realistis
- Pasien menunjukkan partisipasi dalam penurunan berat badan
S : menyatakan tidak adanya gangguan tidur dan keletihan
O : Pasien menunjukkan perubahan perilaku yang positif
S : menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program
pengobatan, mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya.
O : Pasien mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2,
Jakarta : EGC
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit
Buku Kedokteran : EGC
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.
Jakarta: Prima
Medika
Soeparman dkk,2007 Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2. Jakarta : Penerbit FKUI
Palmer,Anna dan Brian Wiiliam. 2007. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta :
Erlangga.
Price, Sylvia. A. 2005. Patofisiologi. EGC:Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai