OLEH :
Ni Komang Putri Swantari, S.Kep
15.901.1201
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI
lain
Ketidakpastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan total dalam
c.
pola hidupnya,
Membuat teman baru untuk mendapatkan ganti mereka yang telah
d.
e.
perubahan gerak.
Lanjut usia juga mengalami perubahan dalam minat. Pertama minat terhadap
diri
makin
bertambah.Kedua
minat
terhadap
penampilan
semakin
minatnya
terhadap
perubahan
tersebut
dan
akhirnya
atau lebih tinggi pada orang yang berusia diatas 50 tahun memastikan hipertensi.
Insiden hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia.
Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh
darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. WHO (World Health
Organization) memberikan batasan tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg,
dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.
Batasan ini tidak membedakan antara usia dan jenis kelamin.
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.Pada populasi
lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan
diastolik 90 mmHg.
3. Epidemiologi Hipertensi
Walaupun peningkatan tekanan darah bukan merupakan bagian normal dari
ketuaan, insiden hipertensi pada lanjut usia adalah tinggi. Setelah umur 69 tahun,
prevalensi hipertensi meningkat sampai 50%. Pada tahun 1988-1991 National
Health and Nutrition Examination Survey menemukan prevalensi hipertensi pada
kelompok umur 65-74 tahun sebagai berikut: prevalensi keseluruhan 49,6% untuk
hipertensi derajat 1 (140-159/90-99 mmHg), 18,2% untuk hipertensi derajat 2
(160-179/100-109 mmHg), dan 6.5% untuk hipertensi derajat 3 (>180/110
mmHg). Prevalensi HST adalah sekitar berturut-turut 7%, 11%, 18% dan 25%
pada kelompok umur 60-69, 70-79, 80-89, dan diatas 90 tahun. HST lebih sering
ditemukan pada perempuan dari pada laki-laki. Pada penelitian di Rotterdam,
Belanda ditemukan: dari 7983 penduduk berusia diatas 55 tahun, prevalensi
hipertensi ( 160/95 mmHg) meningkat sesuai dengan umur, lebih tinggi pada
perempuan (39%) dari pada laki-laki (31%). Di Asia, penelitian di kota Tainan,
Taiwan menunjukkan hasil sebagai berikut: penelitian pada usia diatas 65 tahun
dengan kriteria hipertensi berdasarkan JNVC, Penatalaksanaan Hipertensi pada
Lanjut Usia ditemukan prevalensi hipertensi sebesar 60,4% (lakilaki 59,1% dan
5) Minum alcohol
6) Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah penyakit-penyakit seperti
Ginjal, Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut, Tumor, Vascular,
Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma, Emboli kolestrol, Vaskulitis,
Kelainan endokrin, DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme, Saraf, Stroke,
Ensepalitis. Selain itu dapat juga diakibatkan karena Obatobatan Kontrasepsi
oral Kortikosteroid.
5. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak.Dari pusat vasomotor ini bermula jaras
saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui
system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan
dapat
mempengaruhi
respon
pembuluh
darah
terhadap
rangsang
yang
dapat
darah.Vasokonstriksi
memperkuat
yang
respons
mengakibatkan
vasokonstriktor
penurunan
aliran
pembuluh
ke
ginjal,
6. Pathway
7. Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas (Darmojo, 1999):
a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg
dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160
mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2
golongan besar yaitu :
a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain
JNC 7
Kategori
Tekanan
Tekanan
Dan/atau Tekanan
darah
darah
sistolik
diastolic
(mmHg)
Normal
Optimal
<120
Dan
<80
120-139
Atau
80-89
Normal
<130
Dan
<85
Normal-tinggi
130-139
Atau
85-89
140-159
Atau
90-99
>/=160
Atau
>/=100
Prehipertensi
Hipertensi
Hipertensi
Derajat 1
Derajat 1
Derajat 2
Tabel 1. Klasifikasi dan tekanan darah umur > 18 tahun menurut JNC VII versus JNC VI
b.
hipertensi berupa:
1) Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun
dengan tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer.
2) Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara
c.
kalori
(Beras,tales,kentang,macaroni,mie,bihun,tepung-tepungan,
gula.)
b. Sumber protein hewani (Daging,ayam,ikan,semua terbatas kurang lebih 50
gram perhari, telur ayam,telur bebek paling banyak satu butir sehari, susu
tanpa lemak.)
c. Sumber protein nabati (Kacang-kacangan kering seperti tahu,tempe,oncom.)
Sumber lemak (Santan kelapa encer dalam jumlah terbatas.
d. Sayuran
(Sayuran
yang
tidak
menimbulkan
gas
seperti
bayam,kangkung,buncis, kacang panjang, taoge, labu siam, oyong, wortel.)
e. Buah-buahann (Semua buah kecuali nangka, durian, hanya boleh dalam
jumlah terbatas.)
f. Bumbu (Pala, kayu manis,asam,gula, bawang merah, bawang putih, garam
tidak lebih 15 gram perhari.)
gram tiap kali makan, makanlah ikan air tawar sebagai pengganti.
Gunakan susu skim sebagaipengganti susu penuh.
Batasi penggunaan telur hingga hanya 3 kali seminggu.
Gunakan sering tahu,tempe, dan hasil kacang-kacangan lainya.
Batasi penggunaan gula, makanan dan minuman manis seperti sirup, coca
a) Keluhan pusing.
b) Berdenyut, sakit kepala subokspital (terjadi saat bangun dan menghilang
secara spontan setelah beberapa jam).
9) Pernapasan
a) Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja
b) Takipnea, ortopnea, dispnea noroktunal paroksimal.
c) Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum.
d) Riwayat merokok
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular cerebral
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
c. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler,
iskemia miokard
d. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kebutuhan metabolic
e. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan system pendukung yang
tidak adekuat
f. Kurang pengetahuan berhubungnya dengan kurang informasi atau
keterbatasan kognitif
3. Intervensi Keperawatan
1.
Rasional
2.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan pasien mampu beraktivitas
tanpa adanya keluhan dengan KH :
- Meningkatkan energi untuk melakukan aktifitas sehari hari
- Menunjukkan penurunan gejala gejala intoleransi aktifitas
Intervensi
Rasional
kaji
respon
pasien
terhadap
aktivitas,perhatikan frequency nadi lebih dari
20 kali per menit diatas frequency istirahat :
peningkatan tekan darah yang nyata selama
atau sesudah aktivitas ( tekanan sistolik
meningkat 40 mmhg atau tekanan diastolic
meningkat 20 mmhg) dispnea atau nyeri
dada : kelemahan dan keletihan yang
belebihan :pusing atau pingsan
instruksikan
pasien
tentang
teknik
penghematan energy, misalnya menggunakan
kursi saat mandi,duduk saat menyisir rambut
atau menyikat gigi,melakukan aktivitas
dengan perlahan.
Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas
diri bertahap jika dapat ditoleransi.
3.
Rasional
obat
untuk
jantung,
Mengurangi ketidaknyamanan
menurunkan rangsang simpatis
Dapat
menurunkan
rangsangan
yang
menimbulkan stres, membuat efek tenang,
sehingga akan menurunkan TD.
4.
rangsang
dan
dapat
Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kebutuhan metabolic
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan nutrisi
seimbang/terkontrol dengan KH :
- Adanya penurunan BB yang realistis
- Pasien menunjukkan partisipasi dalam penurunan berat badan
Intervensi
Rasional
Penurunan
masukan
kalori
seseorang
sebanyak 500 kalori/hari secara teori dapat
menurunkan 0,5 kg/minggu
5.
Koping individu tidak efektif berhubungan dengan system pendukung yang tidak
adekuat
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan koping individu efektif
dengan KH :
- Pasien menunjukkan perubahan perilaku yang positif
- Pasien menyatakan tidak adanya gangguan tidur dan keletihan
Intervensi
Rasional
Libatkan
pasien
dalam
perencanaan
perawatan dan beri dorongan partisipasi
maksimum dalam rencana pengobatan
6.
Kurang pengetahuan berhubungnya dengan kurang informasi atau keterbatasan kognitif
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan pengetahuan meningkat
dengan KH :
- Pasien menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program
pengobatan
- Pasien mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
- Pasien mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan
lainnya.
Intervensi
Rasional
menurunkan
atau
4. Implementasi
Implementasi disesuaikan dengan intervensi
5. Evaluasi
No dx
1.
Evaluasi
S : Melaporkan nyeri berkurang atau hilang
O:
-
2.
S :O:
Pasien mengungkapkan
Skala nyeri 0-3
Denyut nadi dalam rentang normal (60-100x/menit)
3.
4.
5.
6.
S:
O:
- Adanya penurunan BB yang realistis
- Pasien menunjukkan partisipasi dalam penurunan berat badan
S : menyatakan tidak adanya gangguan tidur dan keletihan
O : Pasien menunjukkan perubahan perilaku yang positif
S : menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program
pengobatan, mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya.
O : Pasien mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2,
Jakarta : EGC
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit
Buku Kedokteran : EGC
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.
Jakarta: Prima
Medika
Soeparman dkk,2007 Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2. Jakarta : Penerbit FKUI
Palmer,Anna dan Brian Wiiliam. 2007. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta :
Erlangga.
Price, Sylvia. A. 2005. Patofisiologi. EGC:Jakarta.