Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN AKHIR

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


JUDUL PROGRAM
MIKROZONASI POTENSI GERAKAN TANAH DENGAN PENDEKATAN
NILAI GROUND SHEAR STRAIN MENGGUNAKAN PENGUKURAN
MIKROTREMOR DI KOLONO TIMUR
BIDANG KEGIATAN:
PKM - PENELITIAN
Diusulkan oleh:
WA ODE ARLIN
SRI WAHYUNI SARAH
RUDIN
ALIANDRY INDRATIRTA
SRY PUSPITA RINI

F1H1 12 005
F1H1 12 003
F1H1 13 057
F1H1 13 003
F1H1 13 016

UNIVERSITAS HALU OLEO


KENDARI
2016

2012
2012
2013
2013
2013

ii

RINGKASAN
Telah dilakukan penelitian mengenai mikrozonasi potensi gerakan tanah
dengan pendekatan nilai ground shear strain menggunakan pengukuran
mikrotremor di kolono timur. Dalam penelitian ini akan ditentukan nilai ground
shear strain pada daerah Kolono Timur. Nilai ground shear strain dapat diperoleh
dengan cara menentukan terlebih dahulu nilai indeks kerentanan seismik dan nilai
PGA (Peak Ground Acceleration). Indeks kerentanan seismik ditentukan dengan
cara membandingkan nilai faktor amplifikasi (A 0) yang telah dikuadratkan dan
nilai frekuensi resonansi (f0), dimana nilai dari A0 dan f0 diperoleh dari
pengukuran langsung di lapangan. Sedangkan nilai PGA sendiri diperoleh dari
data gempa yang sudah ada sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
nilai grond shear strain pada daerah penelitian berkisar antara 9,33755x10-6 hingga
1,11717x10-4.

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
HALAMAN PENGESAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
RINGKASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB 1. PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB 3. METODE PENELITIAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB 4. HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS . . . . . . . . .
BAB 5. PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB 6. DAFTAR PUSTAKA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Penggunaan Dana
Lampiran 2. Bukti Pendukung Kegiatan

1
iv

BAB 1. PENDAHULUAN

I
Ii
Iii
Iv
1
2
2
5
7
7
8
8
9

1.1 Latar Belakang


Bencana alam gempabumi merupakan fenomena alam yang setiap saat
dapat terjadi di permukaan bumi dan tidak dapat kita hindari. Bencana diakibatkan
oleh gabungan dari bahaya, kondisi-kondisi kerentanan, dan kemampuan atau
langkah-langkah yang tidak memadai untuk mengurangi resiko yang bersifat
negatif (Affeltranger dkk, 2007).
Kepulauan Indonesia merupakan kepulauan yang mempunyai tingkat
seismisitas dan intensitas gempabumi yang tinggi. Hal ini dikarenakan Indonesia
terletak pada jalur Sirkum Pasifik yang merupakan pertemuan tiga lempeng
tektonik yaitu lempeng Eurasia di bagian Utara, lempeng Pasifik di bagian Timur
dan lempeng Indo-Australia di bagian Selatan (Ibrahim, 2005).
Selama tahun 2011 terjadi bencana gempabumi di beberapa daerah di
wilayah Indonesia. Salah satunya terjadi di wilayah Kolono Timur, Kabupaten
Konawe Selatan. Sampai dengan akhir Desember 2011 tercatat 236 kejadian
bencana geologi (BNPB:2011).
Banyaknya aktivitas gempa pada suatu daerah sangat rentan untuk
terjadinya peristiwa tanah bergerak atau pergerakan tanah. Peristiwa ini
mengakibatkan keruntuhan,tilting pada bangunan retakan tanah, kelongsoran dan
lain-lain (Soebowo dkk, 2009).
Ground shear strain adalah kemampuan lapisan tanah untuk meregang dan
bergeser saat terjadinya gempabumi. Kurangnya informasi masyarakat tentang
ground shear strain dan bahayanya menjadikan penelitian ini dilakukan. Ground
shear strain sangat bermanfaat untuk mitigasi bencana di Kecamatan Kolono
Utara terutama untuk kesiapsiagaan dalam menghadapi gempabumi dan sebagai
acuan dalam pengembangan wilayah yang aman dari ancaman gempabumi pada
masa yang akan datang. Mikrozonasi ground shear strain dapat juga
dimanfaatkan sebagai pemetaan daerah yang perlu diwaspadai dan dapat
digunakan untuk mengetahui potensi pergerakan tanah tertinggi dengan
pendekatan nilai ground shear strain.
Hingga saat ini studi mengenai ground shear strain di Kolono Timur
masih sedikit ataupun belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui mikrozonasi potensi gerakan tanah dengan
pendekatan nilai ground shear strain menggunakan pengukuran mikrotremor di
Kolono Timur.
1.2 Rumusan Masalah
Selama tahun 2011 terjadi bencana gempabumi di beberapa daerah di
wilayah Indonesia. Salah satunya terjadi di Kolono Timur, Kabupaten Konawe
Selatan.
Gempabumi yang terjadi di daerah tersebut mengakibatkan sejumlah
rumah warga rusak berat. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian mengenai

2
mikrozonasi potensi gerakan tanah dengan pendekatan nilai ground shear strain
menggunakan pengukuran mikrotremor di Kolono Timur.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Menentukan nilai ground shear strain di Kolono Tmur
2. Mengetahui mikrozonasi potensi gerakan tanah dengan pendekatan nilai
ground shear strain
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gempabumi
Gempabumi adalah suatu gerakan tiba-tiba atau suatu rentetan gerakan tibatiba dari tanah yang bersifat transient (sambung menyambung) yang berasal dari
suatu daerah terbatas dan menyebar dari titik tersebut ke segala arah (M.T. Zein
1983). Bila dua buah lempeng bertumbukan, maka pada daerah batas antara dua
lempeng akan terjadi tegangan. Salah satu lempeng akan menyusup ke bawah
lempeng yang lain, masuk ke bawah lapisan astenosfir. Pada umumnya, lempeng
samudra akan menyusup ke bawah lempeng benua. Hal ini disebabkan lempeng
samudra mempunyai densitas yang lebih besar dibandingkan dengan lempeng
benua.
2.2 Gempabumi di Daerah Kolono
Gempabumi Kendari terjadi pada tanggal 25 April 2011 bersumber di darat
dengan magnituda 6,0 SR (BMKG:2011). Gempabumi ini diperkirakan
berasosiasi dengan sesar aktif yang berarah barat - timur di sekitar sumber
gempabumi di wilayah Kolono. Gempabumi menghasilkan goncangan yang
cukup kuat terutama di wilayah Kolono. Goncangan gempabumi terasa di Kolono
dengan intensitas V VII skala MMI (Sulaeman:2011).
2.3 Mikrozonasi
Mikrozonasi kegempaan merupakan proses mambagi suatu zona menjadi
zona-zona kecil berdasarkan tanggapan (response) geologi setempat terhadap
gempabumi.
Metoda Mikrozonasi dengan melakukan polarisasi rasio H/V pertama kali
dikembangkan oleh Nakamura (1989) dengan tujuan untuk mengetahui frekuensi
fundamental lapisan batuan. Metoda ini berkembang karena aplikasinya di
lapangan yang cukup sederhana.
2.4 Indeks Kerentanan Seismik (kg)
Menurut Nakamura (2008), indeks kerentanan seismik merupakan indeks
yang menggambarkan tingkat kerentanan lapisan tanah permukaan terhadap
deformasi saat terjadi gempabumi. Indeks kerentanan seismik bermanfaat untuk

3
memprediksi zona lemah saat terjadi gempabumi (Saita et al., 2004; Gurler et al.,
2000). Indeks kerentanan seismik diperoleh dengan mengkuadratkan faktor
amplifikasi dibagi dengan frekuensi resonansinya (Nakamura et al., 2000). Indeks
kerentanan seismik bersama-sama dengan percepatan basemen berguna untuk
menghitung nilai regang-geser lapisan tanah permukaan (Nakamura, 2000).
Gempabumi merusak terjadi bilamana batas regangan geser terlampaui sehingga
terjadi deformasi lapisan tanah permukaan (Nakamura, 2008).
2.5 Percepatan Tanah Maksimum (PGA)
Percepatan getaran tanah maksimum adalah nilai percepatan getaran tanah
yang terbesar yang pernah terjadi di suatu tempat diakibatkan oleh gempabumi
(Sri Brotopuspito et al., 2006 dalam Setiawan, 2009). Percepatan tanah
merupakan parameter yang perlu dikaji untuk setiap gempabumi, kemudian
dipilih percepatan maksimum atau Peak Ground Acceleration (PGA) untuk
dipetakan agar bias memberikan pengertian tentang efek paling parah yang
dialami suatu lokasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya nilai percepatan tanah
pada suatu tempat yaitu magnitudo gempa, kedalaman hiposenter, jarak episenter,
kondisi tanah dan tingkat kepadatan tanah di tempat tersebut. Semakin besar
magnitudo suatu gempa berarti besar energi yang dipancarkan dari sumber gempa
tersebut semakin besar pula. Semakin dalam hiposenter dan semakin jauh jarak
episenter maka percepatan permukaan tanah yang timbul menjadi semakin kecil.
Jadi, percepatan permukaan tanah yang timbul berbanding lurus dengan
magnitudo dan berbanding terbalik dengan jarak episenter, kedalaman hiposenter,
dan kepadatan tanah.
Perhitungan percepatan tanah pada suatu daerah dapat dilakukan dengan
beberapa cara, diantaranya yaitu pengukuran langsung dengan Accelerograph.
Accelerograph merupakan instrument yang terdiri dari accelerometer dan
accelerogram. Accelerometer adalah sensor yang digunakan untuk mengukur
percepatan tanah dari gelombang seismik, sedangkan accelerogram merupakan
rekaman dari percepatan tersebut. Accelerograph dipasang pada lokasi
pengamatan untuk mengukur percepatan tanah yang diakibatkan oleh gempabumi
di sekitar lokasi tersebut.
2.6 Ground shear strain
Ground shear strain adalah kemampuan lapisan tanah untuk meregang dan
bergeser saat terjadinya gempabumi. Gempa bumi merusak biasnya terjadi jika
batas ground shear strain terlampaui sehingga terjadi deformasi lapisan tanah.
Semakin besar nilai ground shear strain mengakibatkan lapisan tanah semakin
mudah mengalami deformasi. Sebaliknya, semakin kecil ground shear strain
menyebabkan lapisan tanah stabil dan sulit terjadi deformasi. Mikrozonasi
ground shear strain dapat juga dimanfaatkan sebagai pemetaan daerah yang perlu

4
diwaspadai dan dapat digunakan untuk mengetahui potensi pergerakan tanah
tertinggi dengan pendekatan nilai ground shear strain.
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Adapun peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu set
TDL-303S Portable Seismographyang terdiri dari seismometer dan
digitizer,.Serta peralatan penunjang survei mikrotremor yaitu GPS, laptop
akuisisi, kabel data, panel surya, dan Accu.
3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu form survey
mikrotremor dan alat tulis.
3.2 Tahap Pelaksanaan
Tahap-tahap pelaksanaan kegiatan ini yaitu:
Mulai
Perizinan
Pencarian literatur
Penelitian mikrotremer
Geologi lokal
Materi Seismologi

Survey Lokasi
Kondisi tanah
Gangguan-gangguan
(noise)

Desain Survey
Penentuan
waktu pelakasanaan
kegiatan
Penentuan titik-titik
pengamatan
Pembagian
tugas tiap anggota kelompok
Pelaksanaan Kegiatan
Pengukuran (menggunakan TDS - 303)
Pengumpulan data
Analisis data :
Indeks Kerentanan Seismik
Percepatan Tanah Maksimum
Pembuatan laporan
Selesai

5
BAB 4. HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS
4.1 Peta Kerusakan Gempa Bumi
Peta kerusakan yang kami jadikan acuan adalah peta model kerusakan dari
konversi nilai PGA (Pake Ground Acceleration) yang kami dapat dari United
States Geological Survey (USGS).

Gambar 4.1 Kerusakan akibat gempabumi kolono (Sumber: USGS)


4.2 Nilai Ground Shear Strain
Tabel 4.1 Nilai Ground Shear Strain
TITI LATITU LONGITU

K
DE
DE
KT
-4.37449 122.74119 1.21057E1
05
KT
-4.37786 122.74278 0.0001117
2
17
KT
-4.38347 122.74628 2.75398E3
05
KT
-4.38683 122.75209 4.06104E4
05
KT
-4.37807 122.74273 3.13211E5
05
KT
-4.39050 122.75531 8.98106E6
05
KT
-4.39195 122.76020 3.24288E7
05
KT
-4.39475 122.76271 3.40169E8
05

KT
9
KT
10
KT
11

-4.39843

122.76574

-4.40182

122.76802

-4.40378

122.76921

9.33755E06
3.09002E05
7.82451E06

Gambar 4.1. Peta Sebaran Nilai Ground Shear Strain Menggnakan Data Mikrotremor di Wilayah Kolono Timur

7
4.3 Interpretasi
Ground shear strain adalah kemampuan lapisan tanah untuk meregang dan
bergeser saat terjadinya gempabumi. Gempabumi merusak biasanya terjadi jika
batas ground shear strain terlampaui sehingga terjadi deformasi lapisan tanah.
Semakin besar nilai ground shear strain mengakibatkan lapisan tanah semakin
mudah mengalami deformasi. Sebaliknya, semakin kecil ground shear strain
menyebabkan lapisan tanah stabil dan sulit terjadi deformasi. Hasil perhitungan
nilai ground shear strain pada penelitian di wilayah Kolono Timur ini, berkisar
antara 9,33755x10-6 hingga 1,11717x10-4 seperti pada tabel 4.1.
Berdasarkan sebaran nilai ground shear strain pada gambar 4.2, nilai pada
KT 2 dan KT 6 merupakan nilai yang tertinggi, sedangkan KT 3, KT 4, KT 7, KT
8, dan KT10 berada pada posisi sedang, dan KT 1, KT 5, KT 9, dan KT 11
merupakan nilai terendah di wilayah Kolono Timur tersebut. Kajian Isihara (1982)
menyatakan bahwa nilai ground shear strain lapisan tanah permukaan akan
6
5
bersifat plastis pada nilai =1 x 10 , sedangkan pada nilai >1 x 10
lapisan tanah dapat mengalami deformasi, dan pada nilai

>1 x 10

dapat

menyebabkan kejadian gempabumi merusak bahkan terjadi longsoran dan


likuefaksi. Sehingga berdasarkan kajian tersebut, wilayah Kolono Timur dapat
diklasifikasikan dalam skala rendah hingga sedang. Wilayah dalam skala rendah
yaitu KT 1, KT 5, KT 9, dan KT 11. Sedangkan wilayah dalam skala sedang yaitu
KT 2, KT 6, KT 3, KT 4, KT 7, KT 8, dan KT 10, dimana keadaan lapisan tanah
permukaan berdasarkan nilai ground shear strain di wilayah ini kemungkinan
dapat mengalami deformasi tanah akibat gempabumi tetapi belum merusak.
Nilai ground shear strain dipengaruhi oleh nilai indeks kerentanan seismik
dan nilai dari percepatan getaran tanah maksimum di batuan dasar, sehingga pola
sebaran ground shear strain memiliki kecenderungan yang sama dengan pola
sebaran nilai indeks kerentanan seismik. Hasil dari perhitungan parameter ini
kemudian dianalisis untuk menentukan tingkat kerawanan wilayah Kolono Timur.
4.4 Potensi Khusus
Ground shear strain adalah kemampuan lapisan tanah untuk meregang dan
bergeser saat terjadinya gempabumi. Ground shear strain sangat bermanfaat untuk
mitigasi bencana di Kecamatan Kolono Timur terutama untuk kesiapsiagaan
dalam menghadapi gempabumi dan sebagai acuan dalam pengembangan wilayah
yang aman dari ancaman gempabumi pada masa yang akan datang, serta dapat
juga dimanfaatkan sebagai pemetaan wilayah yang perlu diwaspadai di daerah
Kolono Timur.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Nilai ground shear strain di wilayah Kolono Timur berkisar antara


8 9,33755x10-6 hingga 1,11717x10-4.
2. Berdasarkan hasil penelitian, ground shear strain di wilayah Kolono Timur
diklasifikasikan dalam skala rendah hingga sedang, dimana wilayah dalam
skala rendah yaitu KT 1, KT 5, KT 9, dan KT 11. Sedangkan wilayah dalam
skala sedang yaitu KT 2, KT 6, KT 3, KT 4, KT 7, KT 8, dan KT 10, dimana
keadaan lapisan tanah permukaan berdasarkan nilai ground shear strain di
wilayah ini kemungkinan dapat mengalami deformasi tanah akibat
gempabumi tetapi belum merusak.
DAFTAR PUSTAKA
Affeltranger Bastian, dkk. 2007. Hidup Akrab dengan Bencana. MPBI:Jakarta.
Ibrahim, Gunawan dan Subardjo. 2005. Pengetahuan Seismologi. Badan
Meteorologi dan Geofisika:Jakarta.
Nakamura, Y., 1989. A method for dynamic characteristic estimatimation of
subsurface using microtremor on the ground surface. Q.R. of R.T.I. 30-1,
p.25-33.
Nakamura, Y., 2000, Clear Identification of Fundamental Idea of Nakamuras
Technique and Its Applications, System and Data Research Co.Ltd., 3-253 Fujimidai, Kunitachi-shi, Tokyo, Japan.
Nakamura, Y., 2003. Charateristics of H/V Spectrum. Tokyo Institute of
Technology. Japan.
Soebowo, E, Dwisarah, Jaya,SA, Kumoro Y. 2009. Potensi Likuifakas
Berdasarkan Data CPT dan SPT di Daerah Anyer, Banten, Buletin
Geologi Tata Lingkungan, Vol, 19 No 3.
Sulaeman,C., 2011, Laporan Singkat Gempa Bumi Kendari 25 April 2011, Pusat
Vulkanologi dan Mitigai Bencana Geologi, Badan Geologi.
http://bmkg.go.id
http://bnpb.go.id

8
LAMPIRAN
-

Penggunaan Dana
Adapun rincian dana yang sudah digunakan PKM-P ini yaitu sebagai berikut:

1. Peralatan Penunjang
No.

Material

Justivikasi
Harga
Kuantitas
Keterangan
Pemakaian
Satuan (Rp)

1. Biaya peminjaman alat


(TDL)-303S portable
seismograph ke Badan
3
Meteorologi Klimatologi
dan Geofisika Kendari
2. Penyewaan GPS type
3
Garmin
SUB TOTAL (Rp)

Hari

Rp 400.000 Rp 1.200.000

Hari

Rp 50.000 Rp 150.000
Rp 1.350.000

2. Bahan Habis Pakai


No.

Material

1. ATK (Kertas A4 80 gr)


2. TTinta printer hitam dan
Warna
3. Konsumsi survey
Lapangan
4. Pembuatan blangko
format pengisian data
pengamatan
5. Konsumsi penelitian
6. Konsumsi Rapat Anggota
7. Konsumsi analisis data
Konsumsi pembuatan
8.
Laporan kemajuan
Konsumsi pembuatan
9.
Laporan lengkap

Justivikasi
Harga
Kuantitas
Keterangan
Pemakaian
Satuan (Rp)
2
Dos
Rp 50.000
Rp 100.000
4

Dos

Rp 50.000

Rp 200.000

Orang

Rp 150.000

Rp 300.000

50

Lembar

Rp 2.500

Rp 125.000

3
5
5

Hari
Hari
Orang

Rp 200.000
Rp 60. 000
Rp 50.000

Rp 600.000
Rp 300. 000
Rp 250.000

Orang

Rp 60.000

Rp 300.000

Orang

Rp 60.000

Rp 300.000

SUB TOTAL (Rp) Rp 2. 475.000

9
3. Perjalanan
No.
1.
2.
3.
4.

Justivikasi
Harga
Kuantitas
Keterangan
Pemakaian
Satuan (Rp)

Material
Biaya perjalanan ke
lokasi survey
Penyewaan mobil ke
tempat penelitian
Biaya perjalanan
perizinan
Pengisian bahan bakar
kendaraan ke lokasi
penelitian(mobil )
Biaya Perjalanan
Konsultasi

Orang

Hari

Rp 400.000 Rp 1.200.000

Hari

Rp 175.000 Rp 350.000

1
5

Rp 200.000 Rp 400.000

x Pengisian Rp 200.000 Rp 200.000


Hari

Rp 54.500

Rp 272. 500

SUB TOTAL (Rp) Rp 2.422.500


4. Lain-Lain
No.
1.
2.
3.
4.

Justivikasi
Harga
Kuantitas
Keterangan
Pemakaian
Satuan (Rp)

Material
Tenda 5 x 5 Meter
Baterai Alkaline AA
Buku Album
Honor Peneliti

1
4
2
5

Buah
Rp 150.000
Pasang Rp 12.000
Buah
Rp 21.000
Orang Rp 202.500
SUB TOTAL (Rp)
Total (Keseluruhan)

- Bukti-bukti pendukung kegiatan


- Dokumentasi Penelitian

10

Konsultasi ke Dosen Pembimbing

Rp 150.000
Rp 48.000
Rp 42.000
Rp 1.012.500
Rp 1.252.500
Rp 7.500.000

Rapat Anggota Kelompok

Pemasangan TDS 303 di titik pengukuran

Pencatatan Data Pendukung


Pada From Survey Mikrotermor

Analisis Data

Kegiatan Monev Internal

Kegiatan Monev External

Anda mungkin juga menyukai