oda,Cephalopoda,Aplachopora,dan Rostroconchia.
Keuntungan dan Kerugian Belajar Avertebrata
Keuntungan :
Kerugian
:
Contoh Avertebrata
Teripang: Holothuria scabra
Cumi-Cumi:
Teuthida
Aspek Biologi:
Cumi-cumi
merupakan
binatang lunak
dengan tubuh berbentuk silindris. Sirip-siripnya berbentuk trianguler
atau radar yang menjadi satu pada ujungnya. Pada kepalanya di sekitar
lubang mulut terdapat 10 tentakel yang dilengkapi dengan alat
penghisap (sucker). Tubuh terdiri dari isi rongga tubuh (visceral mass)
dan mantel. Lapisan isi rongga tubuh berbentuk silinder dengan dinding
sebelah dalam tipis dan halus. Mantel yang dimilikinya berukuran tebal,
berotot, dan menutupi isi rongga tubuh pada seluruh isi serta
mempunyai tepi yang disebut leher
Aspek Ekologi:
1) sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam aliran energi dan
siklus materi dalam ekosistem laut; 2) sebagai penyedia makanan bagi
berbagai tingkat trofik yang lebih tinggi; 3)berperan aktif dalam
meningkatkan penghancuran bahan organik (dekomposisi
yang pipih (phyllobranchiate), mirip dengan insang udang, namun dengan struktur yang
berbeda. Insang yang terdapat di dalam tubuh berfungsi untuk mengambil oksigen
biasanya sulit dilihat dari luar. Insang terdiri dari struktur yang lunak terletak di bagian
bawah carapace. Sedangkan mata menonjol keluar berada di bagain depan carapace.
Berdasarkan anatomi tubuh bagian dalam, mulut kepiting terbuka dan terletak pada bagian
bawah tubuh. Beberapa bagian yang terdapat di sekitar mulut berfungsi dalam memegang
makanan dan juga memompakan air dari mulut ke insang. Kepiting memiliki rangka luar
yang keras sehingga mulutnya tidak dapat dibuka lebar. Hal ini menyebabkan kepiting lebih
banyak menggunakan capit dalam memperoleh makanan. Makanan yang diperoleh
dihancurkan dengan menggunakan capit, kemudian baru dimakan . Kepiting bakau
ukurannya bisa mencapai lebih dari 20 cm. Capit pada jantan dewasa lebih panjang dari
pada sapit betina. Kepiting yang bisa berenang ini terdapat hampir di seluruh perairan
pantai Indonesia, terutama di daerah mangrove, di daerah tambak air payau, muara sungai,
tetapi jarang ditemukan di pulau-pulau karang. Disamping morfologi capit, kepiting jantan
dan betina dapat dibedakan juga berdasarkan ukuran abdomen, dimana abdomen jantan
lebih sempit dari pada abdomen betina.
Aspek Ekologi:
1. Konversi nutrien dan mempertinggi mineralisasi; Kepiting berfungsi menghancurkan dan
mencabik-cabik daun/serasah menjadi lebih kecil (ukuran detritus) sehingga mikrofauna
dapat dengan mudah menguraikannya. Hal ini menjadikan adanya interaksi lintas
permukaan, yaitu antara daun yang gugur akan berfungsi sebagai serasah (produsen),
kepiting sebagai konsumen dan detrivor, mikroba sebagai pengurai;
2. Meningkatkan distribusi oksigen dalam tanah; Lubang yang dibangun berbagai jenis
kepiting mempunyai beberapa fungsi diantaranya sebagai tempat perlindungan dari
predator, tempat berkembang biak dan bantuan dalam mencari makan. Disamping itu,
lubang-lubang tersebut berfungsi untuk komunikasi antar vegetasi misalnya mangrove,
yaitu dengan melewatkan oksigen yang masuk ke substrat yang lebih dalam sehingga
dapat memperbaiki kondisi anoksik;
3. Membantu daur hidup karbon; Dalam daur hidup karbon, unsur karbon bergerak masuk
dan keluar melewati organisme. Kepiting dalam hal ini sangat penting dalam konversi
nutrien dan mineralisasi yang merupakan jalur biogeokimia karbon, selain dalam proses
respirasinya;
4. Penyedia makanan alami; Dalam siklus hidupnya kepiting menghasilkan ratusan bahkan
pada beberapa spesies dapat menghasilkan ribuan larva dalam satu kali pemijahan. Larvalarva ini merupakan sumber makanan bagi biota-biota perairan, seperti ikan. Larva kepiting
bersifat neuston yang berarti melayang-layang dalam tubuh perairan, sehingga merupakan
makanan bagi ikan-ikan karnivora.
logam berat juga ikut tersaring, dan terakumulasi di dalam kima. Dengan demikian banyak
penelitian dikembangkan untuk mengetahui kandungan logam berat di daerah terumbu
karang dengan kima sebagai bioindikatornya. Kima juga memegang peranan penting
dalam ekosistem terumbu karang, selain menjadi salah satu biota laut yang membuat
terumbu karang berwarna-warni indah. Cangkang kima sebagai tempat nursery bagi ikan
(Cabaitan et al., 2008), juga sebagai tempat perlindungan bagi biota filter feeding yang
lebih kecil seperti teritip, polychaeta dan sponge (Elfwing et al., 2003; Vicentuan-Cabaitan
et al., 2014). Pengambilan kima di alam (contoh: kima yang hidup menempel atau
membenamkan diri pada karang atau yang hidup di sela-sela karang), dapat dipastikan
juga akan merusak karang di sekitar tempat dimana kima tersebut hidup (Ambariyanto,
2007).