Anda di halaman 1dari 8

Apa Pengertian Avertebrata Air

Avertebrata air dapat didefinisikan sebagai hewan yang tidak bertulang


belakang, yang sebagian atau seluruh daur hidupnya, hidup didalam air.
Berdasarkan keterangan tersebut, tentunya ada kaitan antara
avertebrata air dengan perikanan yang keduanya berhubungan dengan
lingkungan pertanian. Avertebrata air tebagi menjadi delapan filum
yaitu: Porifera, Coelenterata, Echinodermata, Mollusca,
Plathyhelmanthes, Nemalthelminthes, annelida dan Anthropoda.
1. Porifera adalah hewan yang tubuhnya berpori-pori. Hewan ini
berfungsi sebagai tempat untuk masuknya air yang mengandung
bahan makanan kedalam tubuh. Hewan ini merupakan salah satu
hewan yang menyusun terumbu karang. Semuanya hidup melekat
(sessile) pada substrat keras. Terdiri dari empat kelas:
Hexactinellida Demospongiae Calcarea Sclerospongiae
2. Coelenterata adalah hewan berongga, disebut juga Cnidaria yaitu
binatang jelatang. Coelenterata hidup bebas secara heterotrof
dengan memangsa plankton dan hewan kecil di air. Coelenterata
terdiri dari 3 kelas : Hydrozoa, Scyphozoa Anthozoa.
3. Echinodermata dapat diartikan sebagai hewan berkulit duri. Jika
meraba kulit hewan ini akan terasa kasar, karena kulitnya
mempunyai lempeng-lempeng zat kapur dengan duri-duri kecil.
Hewan ini biasanya hidup di pantai dan di dalam laut sampai
kedalaman sekitar 366 m. Sebagian hidup bebas, hanya
gerakannya lamban. Hewan ini tidak ada yang parasit. Hewan
Echinodermata juga dapat dijadikan sebagai bahan makanan.
Misalnya mentimun laut setelah dikeringkan dijadikan bahan sup
atau dibuat kerupuk. Juga telur bulu babi sangat enak untuk
dimakan. Echinodermata terdiri dari 5 kelas yaitu : Echinoidea,
Asteroidea, Crinoidea, Ophiuroidea, dan Holothuroidea.
4. Mollusca merupakan hewan triploblastik selomata yang bertubuh
lunak. Ke dalamnya termasuk semua hewan lunak dengan
maupun tanpa cangkang, seperti berbagai jenis siput, kiton,
kerang-kerangan, serta cumi-cumi dan kerabatnya. Tubuh tidak

bersegmen. Simetri bilateral. Tubuhnya terdiri dari "kaki"


muskular, dengan kepala yang berkembang beragam menurut
kelasnya. Kaki dipakai dalam beradaptasi untuk bertahan di
substrat, menggali dan membor substrat, atau melakukan
pergerakan. Ukuran dan bentuk tubuh moluska sangat bervariasi.
Kelas-kelasnya:
Pelecypoda,Monoplachopora,Polyplachopora,Scaphopoda,Gastrop

oda,Cephalopoda,Aplachopora,dan Rostroconchia.
Keuntungan dan Kerugian Belajar Avertebrata
Keuntungan :
Kerugian
:
Contoh Avertebrata
Teripang: Holothuria scabra

Nama Daerah: Teripang Holothuria

scabra di daerah Kepulauan Seribu dikenal dengan teripang pasir,


sedangkan daerah Manado dikenal dengan teripang susunan.
Aspek Biologi: Mulut dan anus terdapat di kedua ujung badannya.
Bagian punggun-nya berwarna abu-abu dengan pita putih atau
kekuningan memanjang secara horizontal. Bagian bawah tubuhnya
berwarna putih dan berbintik-bintik hitam/gelap.
Teripang pasir dapat tumbuh sampai ukuran 40 cm dengan bobot 1,5 kg.
Kematangan gonad hewan air berumah dua (diosis) ini pertama kali
terjadi pada ukuran rata-rata 220 mm. Seekor teripang betina mampu
menghasilkan telur dalam jumlah yang sangat banyak hingga mencapai
sekitar 1,9 juta butir telur. Daur hidup hewan ini dimulai dengan telur
yang dibuahi yang akan menetas dalam waktu seitar 2 hari.
Aspek Fisologi: Fungsi ekologis teripang dalam struktur trofik sebagai
pemakan suspensi dan detritus serta penyeimbang rantai makanan.

Cumi-Cumi:
Teuthida
Aspek Biologi:
Cumi-cumi
merupakan
binatang lunak
dengan tubuh berbentuk silindris. Sirip-siripnya berbentuk trianguler
atau radar yang menjadi satu pada ujungnya. Pada kepalanya di sekitar
lubang mulut terdapat 10 tentakel yang dilengkapi dengan alat
penghisap (sucker). Tubuh terdiri dari isi rongga tubuh (visceral mass)
dan mantel. Lapisan isi rongga tubuh berbentuk silinder dengan dinding
sebelah dalam tipis dan halus. Mantel yang dimilikinya berukuran tebal,
berotot, dan menutupi isi rongga tubuh pada seluruh isi serta
mempunyai tepi yang disebut leher

Aspek Ekologi:
1) sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam aliran energi dan
siklus materi dalam ekosistem laut; 2) sebagai penyedia makanan bagi
berbagai tingkat trofik yang lebih tinggi; 3)berperan aktif dalam
meningkatkan penghancuran bahan organik (dekomposisi

aerob), terutama dalam proses biodegradasi sisa-sisa tumbuhan yang


nantinya
berlanjut ke proses mineralisasi oleh mikroba; 4) meningkatkan
regenerasi nutrien
di lingkungan bentik; 5) berperan dalam menyuburkan dasar perairan
dan
meningkatkan produktivitas bentik; 6) sebagai bagian dari komunitas
bentos yang
dapat menyumbangkan pengaruh interaktif kepada biota laut lainnya
melalui
kompetisi, simbiosis, predasi dan asosiasi; 7) sebagai bioindikator dalam
menilai
kondisi lingkungan laut (bioindikator pencemaran atau pengkayaan
bahan
organik).
Kepiting Bakau: Scylla sp
Nama Daerah: Masyarakat Jawa mengenalnya dengan nama kepiting saja,
sedangkan Sumatera, Singapura dan Malaysia dikenal dengan nama kepiting batu,
kepiting cina dan kepiting hijau. Kepiting bakau juga lebih dikenal dengan nama
kepiting lumpur.
Aspek Biologi: Tubuh kepiting umumnya ditutupi dengan exoskeleton (kerangka luar)
yang sangat keras, dan dipersenjatai dengan sepasang capit. Kepiting hidup di air laut, air
tawar dan darat dengan ukuran yang beraneka ragam.
Kepiting mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam tetapi seluruhnya mempunyai
kesamaan pada bentuk tubuh. Seluruh kepiting mempunyai chelipeds dan empat pasang
kaki jalan.Pada bagian kaki juga dilengkapi dengan kuku dan sepasang penjepit, chelipeds
terletak di depan kaki pertama dan setiap jenis kepiting memiliki struktur chelipeds yang
berbeda-beda. Chelipeds dapat digunakan untuk memegang dan membawa makanan,
menggali, membuka kulit kerang dan juga sebagai senjata dalam menghadapi musuh. Di
samping itu, tubuh kepiting juga ditutupi dengan Carapace. Carapace merupakan kulit
yang keras atau dengan istilah lain exoskeleton (kulit luar) berfungsi untuk melindungi
organ dalam bagian kepala, badan dan insang.
Kepiting sejati mempunyai lima pasang kaki, sepasang kaki yang pertama dimodifikasi
menjadi sepasang capit dan tidak digunakan untuk bergerak serta sepasang kaki yang
kelima dimodifikasi menjadi pipih dan bulat yang diguanakan kepiting dalam berenang.
Bagian mulut kepiting ditutupi oleh maxilliped yang rata, dan bagian depan dari carapace
tidak membentuk sebuah rostrum yang panjang. Insang kepiting terbentuk dari pelat-pelat

yang pipih (phyllobranchiate), mirip dengan insang udang, namun dengan struktur yang
berbeda. Insang yang terdapat di dalam tubuh berfungsi untuk mengambil oksigen
biasanya sulit dilihat dari luar. Insang terdiri dari struktur yang lunak terletak di bagian
bawah carapace. Sedangkan mata menonjol keluar berada di bagain depan carapace.
Berdasarkan anatomi tubuh bagian dalam, mulut kepiting terbuka dan terletak pada bagian
bawah tubuh. Beberapa bagian yang terdapat di sekitar mulut berfungsi dalam memegang
makanan dan juga memompakan air dari mulut ke insang. Kepiting memiliki rangka luar
yang keras sehingga mulutnya tidak dapat dibuka lebar. Hal ini menyebabkan kepiting lebih
banyak menggunakan capit dalam memperoleh makanan. Makanan yang diperoleh
dihancurkan dengan menggunakan capit, kemudian baru dimakan . Kepiting bakau
ukurannya bisa mencapai lebih dari 20 cm. Capit pada jantan dewasa lebih panjang dari
pada sapit betina. Kepiting yang bisa berenang ini terdapat hampir di seluruh perairan
pantai Indonesia, terutama di daerah mangrove, di daerah tambak air payau, muara sungai,
tetapi jarang ditemukan di pulau-pulau karang. Disamping morfologi capit, kepiting jantan
dan betina dapat dibedakan juga berdasarkan ukuran abdomen, dimana abdomen jantan
lebih sempit dari pada abdomen betina.
Aspek Ekologi:
1. Konversi nutrien dan mempertinggi mineralisasi; Kepiting berfungsi menghancurkan dan
mencabik-cabik daun/serasah menjadi lebih kecil (ukuran detritus) sehingga mikrofauna
dapat dengan mudah menguraikannya. Hal ini menjadikan adanya interaksi lintas
permukaan, yaitu antara daun yang gugur akan berfungsi sebagai serasah (produsen),
kepiting sebagai konsumen dan detrivor, mikroba sebagai pengurai;
2. Meningkatkan distribusi oksigen dalam tanah; Lubang yang dibangun berbagai jenis
kepiting mempunyai beberapa fungsi diantaranya sebagai tempat perlindungan dari
predator, tempat berkembang biak dan bantuan dalam mencari makan. Disamping itu,
lubang-lubang tersebut berfungsi untuk komunikasi antar vegetasi misalnya mangrove,
yaitu dengan melewatkan oksigen yang masuk ke substrat yang lebih dalam sehingga
dapat memperbaiki kondisi anoksik;
3. Membantu daur hidup karbon; Dalam daur hidup karbon, unsur karbon bergerak masuk
dan keluar melewati organisme. Kepiting dalam hal ini sangat penting dalam konversi
nutrien dan mineralisasi yang merupakan jalur biogeokimia karbon, selain dalam proses
respirasinya;
4. Penyedia makanan alami; Dalam siklus hidupnya kepiting menghasilkan ratusan bahkan
pada beberapa spesies dapat menghasilkan ribuan larva dalam satu kali pemijahan. Larvalarva ini merupakan sumber makanan bagi biota-biota perairan, seperti ikan. Larva kepiting
bersifat neuston yang berarti melayang-layang dalam tubuh perairan, sehingga merupakan
makanan bagi ikan-ikan karnivora.

Kerang Hijau: Perna viridis


Nama Daerah: Kerang hijau juga
memiliki nama-nama lokal antara lain kijing (Jakarta), kemudi kapal (Riau), kedaung
(Banten).
Aspek Biologi: Di perairan tropis, kerang hijau dewasa memijah sepanjang tahun. Puncak
musim pemijahan terjadi pada bulan MeiJuli. Satu induk kerang hijau dapat
menghasilkan telur sebanyak kurang lebih 1,2 juta butir.Telur kerang hijau akan berubah
menjadi larva. Selanjutnya, larva akan berubah menjadi benih yang disebut spat. Spat
kerang hijau untuk keperluan budi daya dikumpulkan dengan kolektor. Kolektor tersebut
terbuat dari bahan waring, jaring nilon, atau sabut kelapa yang diselipkan pada tali setiap
25 cm, sepanjang 5-7 m.Kerang hijau merupakan hewan filter feeder. Kerang menyaring
partikel organik, plankton nabati, dan hewani serta jasad renik dalam air untuk memenuhi
kebutuhan makanannya. Aktivitas makan dipengaruhi oleh suhu air, salinitas, dan
konsentrasi partikel makanan dalam air. Hidupnya menempel pada berbagai substrat dalam
air dengan alat berupa serabut yang disebut byssus.Laju pertumbuhan kerang hijau
berkisar 0,7-1,0 cm/ bulan. Ukuran konsumsi yang panjangnya sekitar 6 cm dicapai dalam
waktu 6-7 bulan. Di perairan Teluk Jakarta tercatat laju pertumbuhan kerang hijau sebesar
0,234 mm/hari, sedangkan di tempat lain dilaporkan kenaikan bobot badan dari bobot awal
7,92 g menjadi 28,03 g dalam kurun waktu. 6 bulan. Dalam waktu satu tahun, kerang hijau
dapat tumbuh mencapai rata-rata 83 mm panjang cangkang.
Aspek Ekologi: Dari segi ekologis kerang merupakan biota yang berperan sebagai biofilter
alami, dimana mereka mampu menyaring ammonia dan nitrat terlarut dalam air laut untuk
kebutuhan zooxanthellae akan nitrogen bagi proses pertumbuhannya . Kerang
mendapatkan sebagian besar makanan (70-100%) dari alga simbiotik zooxanthellae,dan

sisanya dengan cara menyaring atau filter feeding.

Kima Sisik:Tridacna squamosal


Nama daerah:Kima Suling
Aspek Biologi:
Cangkangnya memiliki celah byssus
tanpa gigi-gigi pengunci. Apabila
dibentangkansepenuhnya, mantelnya
mencuat secara lateral melewati Ujung
cangkangnya.
Laju pertumbuhan kima berbeda-beda
menurut spesiesnya.Jenis kima yang
terbesar ukurannya, yaitu T. gigas dapat
mencapai ukuran lebih dari satumeter dan bobotnya sekitar 200 kg.Jenis kima lain yang
berukuran besar adalah T. derasayang panjangnya 6o cm. Ukuran jenis-jenis lain, seperti T
squamosa dan T maxima berisar 35-40 cm. Di antara ke-5 jenis Tridacna yang terkeeil
ukurannya adalah T. crocea. Ukuran ter panjang dari jenis kima tersebut selitar 15 cm.
Aspek Ekologis: Selain dari zooxanthellae, kima juga mencari makan dengan cara
menyaring partikel organik dari air laut.Aktivitas ini berperan penting dalam membersihkan
air laut dari populasi mikroorganisme yang berlebihan, sehingga air laut menjadi lebih sehat
dan keseimbangan ekosistem pun lebih terjaga. Kima berfungsi sebagai biofilter alami yang
menyaring nutrien terlarut (Mingoa-Licuanan and Gomez 2002). Zat-zat berbahaya seperti

logam berat juga ikut tersaring, dan terakumulasi di dalam kima. Dengan demikian banyak
penelitian dikembangkan untuk mengetahui kandungan logam berat di daerah terumbu
karang dengan kima sebagai bioindikatornya. Kima juga memegang peranan penting
dalam ekosistem terumbu karang, selain menjadi salah satu biota laut yang membuat
terumbu karang berwarna-warni indah. Cangkang kima sebagai tempat nursery bagi ikan
(Cabaitan et al., 2008), juga sebagai tempat perlindungan bagi biota filter feeding yang
lebih kecil seperti teritip, polychaeta dan sponge (Elfwing et al., 2003; Vicentuan-Cabaitan
et al., 2014). Pengambilan kima di alam (contoh: kima yang hidup menempel atau
membenamkan diri pada karang atau yang hidup di sela-sela karang), dapat dipastikan
juga akan merusak karang di sekitar tempat dimana kima tersebut hidup (Ambariyanto,
2007).

Anda mungkin juga menyukai