Anda di halaman 1dari 3

IX.

Analisis
Pada percobaan pertama, 25 ml sampel air sumur dimasukkan ke
dalam labu erlenmeyer dan selanjutnya ditambahkan 1 ml larutan NaOH 0,1
N. Pada penambahan larutan NaOH 0,1 N berfungsi untuk memberikan
suasana basa pada larutan yang akan dititrasi. Kemudian larutan tersebut
ditambahkan 1 butir indikator murexid sehingga larutan yang semula tidak
berwarna menjadi berwarna merah muda (soft pink). Dalam percobaan
pertama ini, digunakan indikator murexid agar dapat mengikat ion logam
Ca2+ untuk mengetahui kadar kesadahan Ca dalam sampel air. Selanjutnya
larutan yang berada dalam labu erlenmeyer dititrasi dengan larutan EDTA
sampai warna berubah menjadi ungu. Titrasi ini diulangi hingga 3 kali agar
mendapatkan perbandingan yang sesuai. Pada hasil percobaan ini, volume
akhir EDTA yang dibutuhkan untuk menitrasi sampel air adalah berturutturut 5 ml, 4,6 ml, dan 4,6 ml. Setelah perhitungan didapatkan kadar
kesadahan Ca dalam air berturut-turut adalah 0,08 mg/l, 0,0736 mg/l, dan
0,0736 mg/l, memiliki rata-rata 0,0756 mg/l. Dalam percobaan ini kadar
kesadahan Ca termasuk kesadahan lunak dan air masih dalam kedaan
normal air, karena menurut Depkes kadar air dikatakan sadah jika melebihi
100 mg/l.
Pada percobaan kedua, 25 ml sampel air sumur dimasukkan ke
dalam labu erlenmeyer kemudian ditambahkan 1 ml larutan buffer pH 10.
Pada penambahan larutan buffer pH 10 ini berfungsi untuk memberikan
suasana basa pada larutan yang akan dititrasi. Kemudian larutan tersebut
ditambahkan 1 tetes indikator EBT sehingga larutan yang semula tidak
berwarna menjadi berwarna ungu. Dalam percobaan ini, indikator EBT
digunakan untuk mengikat ion logam Mg2+ sehingga dapat mengetahui
kadar kesadahan Mg dalam sampel air. Selanjutnya larutan yang berada
dalam labu erlenmeyer dititrasi dengan larutan EDTA hingga mengalami
perubahan warna menjadi biru. Titrasi ini dilakukan 3 kali agar
mendapatkan perbandingan yang sesuai. Pada hasil percobaan ini, volume
akhir EDTA yang dibutuhkan untuk menitrasi sampel air adalah berturutturut 0,9 ml, 0,8 ml, dan 0,8 ml. Setelah perhitungan didapatkan kadar

kesadahan Mg dalam air berturut-turut adalah 0,0864 mg/l, 0,0768 mg/l, dan
0,0768 mg/l, memiliki rata-rata 0,08 mg/l. Dalam percobaan 2 ini kadar
kesadahan Mg masuk dalam kategori agak sadah.
Dari hasil percobaan 1 dan 2, diperoleh data bahwa kesadahan total
mg
L .

dari sampel air di daerah Porong yaitu 0,1556

Sedangkan untuk kriteria selang kesadahan yang biasa dipakai yaitu:

0-4 dH, 0-70 ppm

lunak)
4-8 dH, 70-140 ppm
8-12 dH, 140-210 ppm
12-18 dH, 210-320 ppm
18-30 dH, 320-530 ppm
Menurut peraturan menteri kesehatan

sangat

rendah

(sangat

= rendah (lunak)
= sedang
= agak tinggi (agak keras)
= keras (tinggi)
No: 492/Menkes/per/IV/2010

pada tanggal 19 April 2010, syarat kualitas air minum jenis parameter

kesadahan kadar maksimal yaitu 500

mg
L . Dari data tersebut, diperoleh

bahwa kriteria sampel air di Porong tepatnya di Tanggulangin, kecamatan


Gempol Sari yang berjarak 1 km dari tanggul lumpur lapindo yang telah
diuji tingkat kesadahannya yaitu sangat lunk dan layak minum. Namun jika
dilihat dari segi fisik menurut peraturan menteri kesehatan No:
492/Menkes/per/IV/2010 pada tanggal 19 April 2010 persyaratan air
minum, air tersebut tidak layak minum karena air berwarna kuning atau
keruh.
X. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
sampel air sumur yang diambil di daerah Porong tepatnya di Tanggulangin,
kecamatan Gempol Sari yang berjarak 1 km dari tanggul lumpur lapindo
memiliki kesadahan total air 0,1556 mg/l dan tidak layak minum karena
menurut segi fisik, air tersebut berwarna kuning atau keruh.

Anda mungkin juga menyukai