Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember Format Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember Format Dokumentasi Asuhan Keperawatan
: Tn. S
: 74 Tahun
: Laki-laki
: Islam
: SD
: Kasian, Puger
No. RM
Pekerjaan
Status Perkawinan
Tanggal MRS
Tanggal Pengkajian
Sumber Informasi
: 16004524
: Tidak Bekerja
: Kawin
: 5 September 2016
: 6 September 2016
: Pasien dan keluarga
Genogram:
keluarga
pasien,
pasien
sangat
memperhatikan
tentang
Antropometri
Sebelum sakit
Sesudah sakit
BB= 50 kg, TB=163 cm
BB= 45 kg, TB= 163 cm
Indeks Massa Tubuh (IMT) pasien saat ini adalah sebagai berikut:
IMT = BB/TB2 44/(1,63)2 = 49/2,82= 16,92
Intepretasi: Tn. S berada ada kategori kurus karena nilai IMT < 18,5.
Biomedical sign :
Tanda biomedis yang dapat dilihat pada Tn. S antara lain, yaitu darah :
Hb= 7,4 g/dl sehingga dapat disimpulkan klien menderita anemi
Clinical Sign : Beberapa tanda klinis yang dapat dilihat pada Tn. S antara
lain:
a. Tidak BAB selama tiga hari
b. Lemah
c. Penurunan berat badan
-
No
Pola Nutrisi
1. Frekuensi makan
Sebelum MRS
3 kali/hari, teratur:
pukul 8 pagi, pukul 12
siang dan pukul 7
malam
Setelah MRS
3 kali/hari, jam
menyesuaikan dengan
pembagian makanan
dari RS
Porsi makan
1 piring/makan
Varian makanan
4
5
Nafsu makan
Lain-lain
Baik
-
Kurang
pasien
mengatakan
tidak nafsu makan
karena mual
Pola eliminasi
Frekuensi
Jumlah
Warna
Sebelum MRS
3-4 kali/hari
Jernih kekuningan
4
5
6
7
8
Bau
Karakter
Bj
Alat bantu
Kemandirian
Lain-lain
Setelah MRS
Lebih dari 5 kali/hari
Jernih kekuningan sedikit
pekat
Bau khas urin : Amoniak
Dengan menggunakan
pispot
-
Pola eliminasi
Frekuensi
Jumlah
Konsistensi
Warna
Bau
Karakter
Sebelum MRS
1-2 kali/hari
Lembek, tidak cair
Kuning
Bau khas feses
Ukuran sesuai feses
normal
7
Bj
8
Alat bantu
9
Kemandirian
Mandiri
Lain-lain
Interpretasi : pola eliminasi urin pasien tidak terganggu
Setelah MRS
3 hari belum BAB
baik sebelum MRS
maupun saat berada di rumah sakit, namun frekuensi BAK lebih sering saat pasien
di RS. Sedangkan sistem eliminasi alvi pada pasien tidak terganggu. Hal ini
dikarenakan asupan makanan pasien sedikit akibat nafsu makan yang berkurang
sehingga menyebabkan pasien belum BAB selama tiga hari.
-
Lain-lain: -
Toileting
Berpakaian
Berpindah
Ambulasi / ROM
5.
-
masuk rumah sakit pasien sangat sult untuk tidur, pasien baru bisa tidur
pukul 03.00 WIB dan pukul 05.00 WIB pasien sudah bangun. Setelah
bangun tidur pasien merasa lemas dan tidak nyaman.
-
Gangguan tidur: sebelum sakit, pasien tidak memiliki kesulitan untuk tidur.
Kesulitan tidur terjadi setelah penyakit pasien kambuh kembali akibat sesak
dan batuk yang menyebabkan sering terbangun.
Fungsi Kognitif dan Memori: Fungsi kognitif dan memori pasien sedikit
menurun karena terkadang ketika di ajak berbicara tidak selaras dengan
pertanyaan yang diberikan. Namun pasien masih dapat mengenal tempat,
7.
-
Identitas diri: pasien menyadari bahwa dirinya saat ini sudah usia lanjut,
memiliki penyakit paru-paru, dan memiliki keterbatasan dalam beraktivitas
sehingga sangat mengandalkan anak-anaknya dalam memenuhi kebutuhan
dan aktivitas sehari-hari.
Harga diri: pasien masih merasa percaya diri untuk berkumpul kembali
dengan lingkungannya meskipun memiliki keterbatasan dalam beraktivitas
dan sering sesak.
Ideal Diri: Pasien mengatakan bahwa ingin cepat sembuh dan bisa
beraktivitas normal seperti saat sebelum saki.
Peran Diri: pasien mengatakan saat ini sudah tidak bekerja dan segala hal
bergantung dengan anak-anaknya.
8.
Pola seksualitas: baik sebelum masuk rumah sakit dan setelah dirumah sakit,
pasien selalu di dampingi istrinya dan anak-anaknya juga menemani saat
berada dirumah sakit dengan bergantian untuk menjaga pasien. Pasien
sudah tidak melakukan aktivitas seksual karena sakit yang di alaminya dan
usia yang sudah lanjut dari pasien. Sistem reproduksi tidak berfungsi
sebagaimana mestinya terkait dengan kondisi yang dialami saat ini. Pasien
memiliki lima orang anak.
Interpretasi: tidak terdapat gangguan seksualitas dan reproduksi pasien.
9. Pola peran & hubungan: keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak
bisa beraktivitas secara normal seperti bekerja dan mengikuti acara atau
kegiatan sosial yang ada di lingkungan rumahnya. Pasien sudah tidak
bekerja karena kondisi pasien yang sudah lanjut usia dan penyakit yang di
alami sehingga kebutuhan sehari-hari dengan sang istri sudah ditanggung
secara keseluruhan oleh anak-anaknya. Namun hubungan pasien dengan
keluarga dan lingkungan tidak mengalami masalah karena saat pasien sakit
masih dijenguk oleh tetangga-tetangganya.
Interpretasi :
hubungan
10. Pola manajemen koping-stress
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sering mengomel dan
mengucapkan kata-kata yang tidak jelas saat merasakan batuk dan sesak
napas. Mekanisme koping yang digunakan keluarga pasien untuk
mengurangi rasa stress yang dialami pasien yaitu dengan cara membimbing
pasien untuk selalu ingat Allah SWT dan mengucapkan kalimat istighfar.
11. Sistem nilai & keyakinan
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien selalu menyadari bahwa semua
yang terjadi pada dirinya semuanya berasal dari Allah SWT sehingga pasien
hanya bisa menerima dan berusaha untuk sembuh sehingga pasien selalu
mengingat Allah SWT dengan cara berdzikir.
IV. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: lemah, compos mentis
Tanda vital:
-
Suhu
Interpretasi
3. Telinga
-
Inspeksi: Bentuk telinga simetris, bersih, tidak ada jejas, tidak ada
serumen, tidak terjadi penurunan fungsi pendengaran baik pada telinga
kanan maupun telinga kiri, dan tidak ada lesi.
-
4. Hidung
Inspeksi: Hidung simetris, bersih, tidak ada benjolan, tidak ada jejas, tidak
ada pernapasan cuping hidung, tidak ada penumpukan sekret di hidung,
orifisium nasal dan septum nasal tampak bersih tidak ada lesi, serta pasien
terpasang alat bantu oksigen (nasal canul) 4 lpm.
5. Mulut
- Inspeksi: Mulut bersih, mukosa bibir lembab dan tidak sianosis, gigi
bewarna kekuningan, lidah bersih, tidak ada stomatitis, jumlah gigi tidak
lengkap dan beberapa gigi ada yang keropos.
5. Leher
- Inspeksi : Bentuk simetris, leher bersih, tidak ada benjolan, tidak terjadi
pembengkakan pada kelenjar limfe, tidak ada jejas, dan tidak terjadi
deviasi trakea
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada leher, tidak terdapat benjolan, tidak
ditemukan distensi vena jugularis, dan pulsasi nadi carotis berirama
normal.
6. Dada
a. Jantung
-
Perkusi : Pekak
Auskultasi : S1 S2 tunggal
b. Paru-paru
- Inspeksi : bentuk dada simetris, terdapat bentuk barrel chest, ekspansi
paru simetris, terjadi retraksi otot bantu pernapasan
- Palpasi : vocal fremitus sama antara dada kanan dan kiri, tidak terdapat
krepitasi
- Perkusi : hipersonor
- Auskultasi : Bunyi pernafasan vesikuler dengan suara tambahan
(whezeeng), ekspirasi memanjang
7. Abdomen
Palpasi
Ekstrimitas atas
-
Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan dan krepitasi pada tangan, akral
hangat
b. Ekstremitas bawah
-
Inspeksi: Kulit warna coklat kekuningan, tidak ada jejas, tidak ada
b. Terapi obat-obatan
-
Jenis
pemeriksaa
n
Hematologi
kadar Hb
Hematologi
HCT
Hematologi
Limfosit
Hematologi
Monosit
3
4
Satuan
Hasil
(hari/tanggal)
P: 11,715,5
L: 11,217,3
P: 40-52
L:34-47
25-40
g/dl
Senin, 05
September
2016
7,4
26
2-8
2
Jember, 06 September 2016
Pengambil Data,
HARI/
TANG
GAL/
DATA
PENUNJANG
ETIOLOGI
MASALAH
NAMA
&
PARAF
JAM
Selasa,
6
Septem
ber
2016
DS: klien
mengatakan merasa
sesak stelah
beraktivitas
meskipun dengan
aktivitas yang
sederhana
DO: TD: 140/80
mmHg, nadi:
88x/menit, RR= 28
x/menit, terdengar
suara whezeeng,
dan terjadi retraksi
dada dengan
penggunaan otot
bantu pernapasan,
lemas, dan bedrest
Selasa,
6
Septem
ber
2016
Intoleransi
Aktivitas
Intoleransi
aktivitas
Indra
Hambatan
Mobilitas Fisik
Indra
Suplai O2
Compliance paru
Konsolidasi di paru
Konsolidasi di alveoli
Leukosit PMN
mengisi Alveoli
DS: Pasien
mengatakan
kesulitan untuk
bernapas
Konsolidasi di paru
Compliance paru
Konsolidasi di alveoli
Leukosit PMN
mengisi Alveoli
N
O
1
HARI/
TANGGAL
DIAGNOSA
NOC
/
KEPERAWATAN
JAM
Selasa, 6
Intoleransi
a.Toleransi terhadap
aktivitas
September aktivitas
b.Daya tahan
2016
berhubungan
dengan penurunan c.Konservasi energi
Setelah dilakukan tindakan
suplai oksigen
keperawatan selama 2 x 24
yang ditandai
jam aktivitas menjadi
dengan pasien
toleran
mengatakan
Kriteria hasil:
bahwa sedikit
a.
Berpartisi
beraktivitas seperti
pasi dalam aktivitas fisik
berbicara sudah
tanpa disertai
tersengal-sengal
peningkatan tekanan
nafasnya, TD:
darah, nadi dan RR.
140/80 mmHg,
b.
Mampu
nadi: 88x/menit,
melakukan aktivitas
RR= 28 x/menit,
sehari hari (ADLs)
terdengar suara
secara mandiri.
ronchi, dan terjadi
retraksi dada.
NIC
Energy management:
1) Kaji kondisi klien yang menyebabkan
kelelahan
2) Kaji istirahat dan tidur pasien
3) Anjurkan pasien mengungkapkan
secara verbal mengenai keterbatasan
yang dialami
4) Bantu pasien memilih aktivitasaktivitas yang akan dilakukan
5) Anjurkan aktivitas fisik sesuai
kemampuan pasien
Exercise therapy : ambulation
1)
Monitoring vital sign
sebelum/sesudah latihan dan lihat
respon pasien saat latihan
2)
Anjurkan keluarga untuk
memberikan pakaian longgar kepada
pasien
3)
Ajarkan pasien atau tenaga
kesehatan lain tentang teknik ambulasi
4)
Kaji kemampuan pasien dalam
Nama
dan
Paraf
Indra
mobilisasi
Latih pasien dalam pemenuhan
kebutuhan ADLs secara mandiri
sesuai kemampuan
6)
Dampingi dan anjurkan keluarga
pasien untuk membantu pasien saat
mobilisasi dan kebutuhan ADL.
7)
Berikan alat Bantu jika klien
memerlukan.
Ajarkan pasien bagaimana merubah
posisi dan berikan bantuan jika
diperlukan
a. Status pernapasan Monitor Pernapasan
1) Kaji kecepatan, irama, kedalaman,
b. Kepatenan jalan
napas
dan kesulitan bernapas
Setelah dilakukan
2) Catat adanya penggunaan otot bantu
tindakan
pernapasan saat bernapas
keperawatan selama
3) Kaji adanya napas tambahan
2 x 24 jam pola
4) Kaji pola napas
napas menjadi efektif 5) Kaji kesimetrisan ekspansi dada
Kriteria hasil:
6) Kaji adanya kelelahan pada pasien
a. Tanda-tanda vital
Terapi oksigen
pasien dalam
1) Siapkan peralatan yang diperlukan
rentang normal
untuk terapi oksigen
b. Tidak ada suara
2) Berikan oksigen tambahan jika
napas tambahan
diperlukan
c. Pasien nyaman
3) Monitor aliran oksigen
saat bernapas
5)
Selasa, 6
Pola napas tidak
September efektif
2016
berhubungan
dengan penurunan
compliance paru
ditandai dengan
pasien
mengatakan
kesulitan untuk
bernapas, pasien
terlihat kesulitan
bernapas, TD:
140/80 mmHg,
nadi: 88x/menit,
RR= 28 x/menit,
terdengar suara
Indra
whezeeng, dan
terjadi retraksi
dada dengan
penggunaan otot
bantu pernapasan.
NO
No DX
HARI/TGL/
JAM
Selasa, 6
September
2016 16.00
IMPLEMENTASI
EVALUASI FORMATIF
JAM: 16.10
S: pasien mengatakan
kesulitan bernapas
O: pasien menggunakan otot
bantu pernapasan saat
bernapas, pola napas takipnea
(28x/menit), ekspansi dada
simetris, pasien terlihat
kelelahan
A: masalah pola napas tidak
NAMA &
PARAF
Indra
efektif
P: berikan intervensi oksigen
tambahan
Selasa, 6
September
2016 16.15
Selasa, 6
September
2016 16.30
Rabu, 7
September
2016
08.30
JAM: 09.30
S: pasien mengatakan masih
kesulitan bernapas
O: pasien menggunakan otot
bantu pernapasan saat
bernapas, pola napas takipnea
(28x/menit), adanya suara
napas tambahan (wheezeng),
pasien terlihat kelelahan
A: masalah pola napas tidak
efektif
P: lanjutkan intervensi
oksigen tambahan dan
Indra
diberikan
Rabu, 7
September
2016
08.30
Rabu, 7
September
2016
10.30
bronkodilator
kolaborasikan dalam
pemberian bronkodilator
JAM: 09.30
S: pasien mengatakan sedikit
lega bernapas
O: pasien menggunakan otot
bantu pernapasan saat
bernapas, pola napas takipnea
(24x/menit), adanya suara
napas tambahan (wheezeng)
A: masalah pola napas tidak
efektif
P: lanjutkan intervensi
oksigen tambahan dan
kolaborasikan dalam
pemberian bronkodilator
JAM: 10.45
S: pasien mengatakan bisa
secara perlahan
menggerakkan badannya
O: klien mampu melakukan
gerakan ambulasi secara
perlahan-lahan, TD: 150/80,
Nadi: 100, RR: 27
A: masalah intoleransi
aktivitas
Indra
Rabu, 7
September
2016
10.50
Kamis, 8
September
JAM: 11.15
S: keluarga pasien
mengatakan sedikit mengerti
tentang ambulasi
menggerakkan badannya
O: anak pasien mampu
melakukan ambulasi tertentu
secara perlahan-lahan kepada
pasien, TD: 150/80, Nadi: 96,
RR: 26
A: masalah pengetahuan
keluarga pasien tentang
ambulasi pada pasien
P: anjurkan intervensi
ambulasi secara rutin kepada
pasien dan anjurkan pasien
atau keluarga untuk melatih
pergerakan sendi pasien
secara mandiri
JAM: 08.30
S: pasien mengatakan mulai
Indra
2016
08.00
Kamis, 8
September
2016
08.30
Kamis, 8
September
2016
10.00
efektif
P: lanjutkan kolaborasikan
dalam pemberian
bronkodilator
JAM: 10.20
S: pasien mengatakan bisa
untuk duduk sendiri saat
berada di atas tempat tidur
O: pasien mampu duduk
sendiri di atas tempat tidur
dengan nafas tidak tersengalsengal, namun tidak mampu
berdiri
A: masalah hambatan
mobilitas fisik
P: lanjukan intervensi untuk
melatih ambulasi pasien
Indra
NO
HARI/TG
L/JAM
NO Dx
KEP
Kamis, 08
September
2016
13.30
PARAF
&
NAMA
Indra
Kamis, 08
September
2016
13.00
Indra