NPM : 1343050130
Tugas : Laporan Praktikum Biokimia
BAB I
pendahuluan
A.JUDUL
Analisis Enzim
B. TUJUAN
1. Mengetahui kerja enzim saliva dikeadaan asam,basa dan netral.
2. Mengetahui
C. LATAR BELAKANG
Hal-ihwal yang berkaitan dengan enzim dipelajari dalam enzimologi. Dalam
dunia pendidikan tinggi, enzimologi tidak dipelajari tersendiri sebagai satu jurusan
Pada akhir tahun 1700-an dan awal tahun 1800-an, pencernaan daging oleh
sekresi perut dan konversi pati menjadi gula oleh ekstrak tumbuhan dan ludah telah
diketahui. Namun, mekanisme bagaimana hal ini terjadi belum diidentifikasi
Pengetahuan tentang enzim telah dirintis oleh Berzelius pada tahun 1837. Ia
mengusulkan nama "katalis" untuk zat-zat yang dapat mempercepat reaksi tetapi zat
itu sendiri tidak ikut bereaksi. Namun, proses kimia yang terjadi dengan pertolongan
enzim telah dikenal sejak zaman dahulu misalnya pembuatan anggur dengan cara
fermentasi atau peragian, dan pembuatan asam cuka. Lois Pasteur salah seorang
yang banyak bekerja dalam fermentasi ini dan ketika mengkajifermentasi gula
menjadi alkohol oleh ragi, Louis Pasteur menyimpulkan bahwa fermentasi ini
dikatalisasi oleh gaya dorong vital yang terdapat dalam sel ragi, disebut sebagai
"fermen", dan diperkirakan hanya berfungsi dalam tubuh organisme hidup. Ia
menulis bahwa "fermentasi alkoholik adalah peristiwa yang berhubungan dengan
kehidupan dan organisasi sel ragi, dan bukannya kematian ataupun putrefaksi sel
tersebut
Pada tahun 1878, ahli fisiologi Jerman Wilhelm Khne(18371900) pertama
kali menggunakan istilah "enzyme", yang berasal dari bahasa Yunani yang
berarti "dalam bahan pengembang" (ragi), untuk menjelaskan proses ini. Kata
"enzyme" kemudian digunakan untuk merujuk pada zat mati seperti pepsin, dan
kata ferment digunakan untuk merujuk pada aktivitas kimiawi yang dihasilkan oleh
organisme hidup.
gula difermentasi bahkan apabila sel ragi tidak terdapat pada campuran. Ia menamai
enzim yang memfermentasi sukrosa sebagai "zymase" Pada tahun 1907, ia
menerima penghargaan Nobel dalam bidang kimia "atas riset biokimia dan
penemuan fermentasi tanpa sel yang dilakukannya". Mengikuti praktek Buchner,
enzim biasanya dinamai sesuai dengan reaksi yang dikatalisasi oleh enzim tersebut.
Umumnya, untuk mendapatkan nama sebuah enzim, akhiran -ase ditambahkan
pada nama substrat enzim tersebut (contohnya: laktase, merupakan enzim yang
mengurai laktosa) ataupun pada jenis reaksi yang dikatalisasi (contoh: DNA
polimerase yang menghasilkan polimer DNA).
Penemuan bahwa enzim dapat bekerja diluar sel hidup mendorong penelitian
pada sifat-sifat biokimia enzim tersebut. Banyak peneliti awal menemukan bahwa
aktivitas enzim diasosiasikan dengan protein, namun beberapa ilmuwan
seperti Richard Willsttter berargumen bahwa proten hanyalah bertindak sebagai
pembawa enzim dan protein sendiri tidak dapat melakukan katalisis. Namun, pada
tahun 1926, James B. Sumner berhasil mengkristalisasi enzim urease dan
menunjukkan bahwa ia merupakan protein murni. Kesimpulannya adalah bahwa
protein murni dapat berupa enzim dan hal ini secara tuntas dibuktikan
oleh Northrop dan Stanley yang meneliti enzim pencernaan pepsin (1930), tripsin,
dan kimotripsin. Ketiga ilmuwan ini meraih penghargaan Nobel tahun 1946 pada
bidang kimia.
Penemuan bahwa enzim dapat dikristalisasi pada akhirnya mengijinkan
struktur enzim ditentukan melalui kristalografi sinar-X. Metode ini pertama kali
diterapkan pada lisozim, enzim yang ditemukan pada air mata, air ludah, dan telur
putih, yang mencerna lapisan pelindung beberapa bakteri. Struktur enzim ini
dipecahkan oleh sekelompok ilmuwan yang diketuai oleh David Chilton Phillips dan
dipublikasikan pada tahun 1965. Struktur lisozim dalam resolusi tinggi ini menandai
dimulainya bidang biologi struktural dan usaha untuk memahami bagaimana enzim
bekerja pada tingkat atom.
BAB II
1. Enzim
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi
sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi)
dalam suatu reaksi kimia organik. Molekul awal yang disebut substrat akan
dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk. Jenis produk
yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat, yang disebut promoter.
Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan
cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan
oleh hormon sebagai promoter. Nama enzim sering kali diturunkan dari nama
substrat ataupun reaksi kimia yang ia kataliskan dengan akhiran -ase.
Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk
menghasilkan senyawaintermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang
membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi
karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih
lama.
Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim
hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini
disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh,
enzim -amilase hanya dapat digunakan pada proses
perombakan pati menjadi glukosa.
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama
adalah substrat, suhu,keasaman,kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu
dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim
adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman
berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja
secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan
menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga
dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas
enzim, sedangkan aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas enzim.
Banyak obat dan racun adalah inihibitor enzim.
2. Larutan Asam Klorida (HCl)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogenklorida (HCl). Larutan
ini adalah asam kuat dan merupakan komponen utama dalam asam lambung.
Hidrogen klorida (HCl) adalah asam monoprotik, yang berarti bahwa ia dapat
berdisosiasi melepaskan satu H+ hanya sekali. Dalam larutan asam klorida, H+ ini
bergabung dengan molekul air membentuk ion hidronium, H3O+. Ion lain yang
terbentuk adalah ion klorida, Cl. Asam klorida oleh karenanya dapat digunakan
untuk membuat garam klorida, seperti natrium klorida. Asam klorida adalah asam
kuat karena ia berdisosiasi penuh dalam air. HCl merupakan bahan baku pembuatan
besi (III) klorida (FeCl3) danpolyalumunium chloride (PAC), yaitu bahan kimia yang
digunakan sebagai bahan baku koagulandan flokulan. Koagulan dan flokulan
digunakan pada pengolahan air.
Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk menentukan
jumlah basa. Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil yang lebih baik oleh
karena titik akhir yang jelas. Asam klorida azeotropik (kira-kira 20,2%) dapat
digunakan sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif, walaupun
konsentrasinya bergantung pada tekanan atmosfernya ketika dibuat. HCl juga
merupakan larutan elektrolit.
3. Larutan Natrium Hidroksida (NaOH)
Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium
hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk
dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida
membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di
berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses
produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium
hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia.
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembap cair dan
secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam
air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Ia juga larut
dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih
kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar
lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan
kertas.
4. Larutan YODIUM
Yodium merupakan zat makanan yang tergolong ke dalam mineral mikro.
Dalam keadaan normal, yodium dikonsumsi hewan melalui air dan tumbuhtumbuhan yang menyerap zat tersebut dari tanah. Apabila kandungan yodium dalam
pakan ternak belum tercukupi biasanya peternak memeberikan mineral yodium
dalam bentuk garam dapur pada ransum pakan terak.Yodium ditemui dalam bentuk
inorganik (yodida) dan organik dalam jaringan tubuh. Yodium berada dalam satu
siklus di alam. Sebagian yodium ada di laut, sebagian lagi merembes dibawa hujan,
angin dan banjir turun ke tanah dan gunung di sekitarnya. Yodiumterdapat di lapisan
bawah tanah, sumur minyak dan gas alam. Air berasal dari sumur-sumur tersebut
merupakan sumber yodium. Daerah pegunungan di seluruh dunia termasuk di
Eropa, Amerika, dan Asia kurang mengandung yodium, terutama pegunungan yang
ditutupi es dan mempunyai curah hujan tinggi yang mengalir ke sungai. Yodium di
dalam tanah dan laut terdapat sebagai iodide. Ion iodide dioksidasi oleh sinar
matahari menjadi unsur yodium yang mudah menguap. Yodium kemudian
dikembalikan ke tanah oleh hujan. Pengembalian yodium ke tanah berjalan lambat
dan sedikit dibandingkan dengan kehilangan semula, dan banjir berulang kali akan
menyebabkan yodium yang tersedia di tanah hanyut terbawa air
Dalam tubuh terkandung sekitar 25 mg yodium yang tersebar dalam semua
jaringan tubuh, kandungannya yang tinggi yaitu sekitar sepertiganya terdapat dalam
kelenjar tiroid, dan yang relatif lebih tinggi dari itu ialah pada ovari, otot, dan darah.
Yodium diserap dalam bentuk yodida, yang di dalam kelenjar tiroid dioksidasi
dengan cepat menjadi yodium, terikat pada molekul tirosin dan tiroglobulin.
Selanjutnya tiroglobulin dihidrolisis menghasilkan tiroksin dan asam amino
beryodium, tiroksin terikat oleh protein. Asam amino beryodium selanjutnya segera
dipecah dan menghasilkan asam amino dalam proses deaminasi, dekarboksilasi dan
oksidasi.
Yodium adalah jenis mineral yang sangat penting untuk system reproduksi
disamping untuk produksi hormon tiroid yaitu hormon yang dibutuhkan untuk
perkembangan dan pertumbuhan saraf otot pusat, pertumbuhan tulang,
perkembangan fungsi otak dan sebagian besar metabolisme sel tubuh kecuali sel
otak. Yodium juga dibutuhkan untuk sel darah merah dan pernafasan sel serta
menjaga keseimbangan metabolisme tubuh Yodium dari makanan akan diserap dan
menjadi bentuk yodida. Yodida adalah bentuk yodium yang berada dalam tubuh
yang merupakan bagian penting dari dua hormon yaitu triiodothyronine/T3 dan
tetraiodothyronine/T4, yang dihasilkan oleh hormone thyroid. Iodine ini yang
berperan mengatur suhu tubuh, reproduksi dan fungsi iodine lainnya Tubuh yang
sehat mengandung 15-20 mg iodium dimana 70-80 % ada di kelenjar gondok dalam
bentuk thyroglobulin. Sisanya di kelenjar air liur, kelenjar lambung, jaringan dan
sebagian kecil beredar di seluruh tubuh. Umumnya bahan makanan sumber hewani
seperti ikan dan kerang mengandung tinggi yodium. Bahan makanan sumber nabati
yang mengandung tinggi yodium adalah rumput laut. Yodium merupakan bagian
integral dari kedua macam hormob tiroksin triodotironin (T3) dan tetraiodotironin
(T4). Fungsi utama hormon-hormon ini adalah mengatur pertumbuhan dan
perkembangan. Hormon tiroid mengontrol kecepatan tiap sel menggunakan oksigen.
Dengan demikian, hormon tiroid mengontrol kecepatan pelepasan energi dari zat
gizi yang menghasilkan energi. Tiroksin dapat merangsang metabolisme sampai 30
%. Disamping itu kedua hormon ini mengatur suhu tubuh, reproduksi, pembentukan
sel darah merah serta fungsi otot dan saraf. Yodium berperan pula dalam perubahan
karoten menjadi bentuk aktif vitamin A, sintesa protein dan absorbsi karbohidrat dari
saluran cerna. Yodium berperan pula dalam sintesis kolesterol darah