(Beischer et al,, 1986),. Jika wanita., mengejan dengan kuat, terjadi kompensasi
tekanan darah dan sering kali terjadi penurunan tekanan darah secara dramatis
saat wanita berhenti mengejan di akhir kontraksi. Perubahan lain dalam
persalinan mencakup peningkatan denyut nadi secara perlahan tapi pasti sampai
sekitar 100 kali per menit pada persalinan kala II. Frekuensi denyut nadi dapat
ditingkatkan lebihjauh oleh dehidrasi, perdarah.;m, ansletas, nyeri, dan obatobatan tertentu, seperti terbutalin.
Karena perubahan kardiovaskular yang terjadi selama kontraksi uterus;
pengkajian paling akurat untuk mengkaji tanda-tanda vital maternal adalah di ;
antara waktu kontraksi. Pengaturan, posisi memiliki efek yang besar pada cyrah
jantung.Membalikkan posisi wanita bersalin dari miring ke telentang menurunkan
curah jantung sebesar .25% sampai 30%.
Pernapasan
Dalam persalinan, ibu mengeluarkan lebih banyak C02 dalam setiap napas.
Selama kontraksi uterus yang kuat, frekuensi dan kedalaman pernapasan
meningkat sebagai respons terhadap peningkatan kebutuhan oksigen akibat
pertambahan laju metabolik. Rata-rata PaC02 menurun dari 32 mmHg pada awal
persalinan menjadi 20 ..tmHgpada akhir kala I (Beischer et al., 1986). Menahan
napas saat mengejmi selama kala 11 persalinan dapat mengurangi pengeluaran
C02. Mj .alah yang umum terjadi adalah hiperventilasi maternal, menyebabkan
kadar PaC02 menurun dibav ah 16 sampai 18 mmHg (Beischer et al., 1986).
Kondisi ini dapat dimanifestasikan dengan kesemutan pada tangan dan kaki,
kebas, dan pusing. Jika pernapasan dangkal dan berlebihan, situasi kebalikan
dapat terjadi kareria tidal volume rendah. Mengejan yang berlebihan atau
berkepanjangan selama ka la II dapat menyebabkan penurunan oksigen sebagai
akibat sekunder dari menahan napas.
Gastrointestinal
Motilitas dan absorpsi gastrointestinal menurun selama persalinan aktif, dan
waktu pengosongan lambung berkurang. Efek ini dapat memburuk setelah
pemberian narkotik. Banyak wanita mengalami mual dan muntah.saat persalinan
berlangsung, khususnya selama fase transisi pada kala Ipersalinan.
Ketidaknyamanan lain mencakup dehidrasi darubibir kering akibat bernapas
melalui mulut. Karena risiko mual dan muntah, beberapa fasilitas pelayanan
bersalin membatasi asupan oral selama persalinan. Es batu biasanya diberikan
untuk mengurangi ketidaknyamanan akibatkekeringari muldt,dan bibir. Beberapa
fasilitas lain mengijinkan pemberian air. putih, jus, dan ise pop. Banyak fasilitas
lain memberikan asupan cairan melalui intravena.
Ginjal
Wanita bersalin-mungkin tidak menyadari bahwa kandung kemihnya penuh
karena intensitas kontraksi uterus dan tekanan bagian presentasi janin atau efek
onestesia lokal. Bagaimanapun juga kandung kemih yang penuh dapat menahan
penurunan kepala janin dan dapat memicu trauma mukosa kandung kemih
Nyeri
Nyeri dalam persalinan dan kelahiran adalah bagian dari respons fisiologis yang
normal terhadap beberapa faktor, Selama kala 1 persalinan, nyeri terutama
disebabkan oleh dilatasi serviks dan distensi segmen uterus bawah. Nyeri pada
kala II terutama disebabkan oleh distensi dan kemungkinan gangguan pada
bagian bawah vagina dan perineum. Persepsi nyeri dipengaruhi oleh, berbagai
faktor. Mekanisme nyeri dan metode penurunan nyeri didiskusikan secara
lengkap dalam Bab 23, Nyeri dan ketidaknyamanan juga sangat beragam antara
satu wanita dengan wanita lain. Bagaimanapun juga, sebuah pola respons
umumnya terjadi pada setiap fase dan kala, seperti diuraikan di bawah ini.
Pada awal kala I, selama fase laten, kontraksi pendek dan lemah, 5 sampai 10
menit atau lebih, dan berlangsung selama 20 sampai 30 detik. Wanita mungkin
tidak mengalami ketidaknyamanan yang bermakna dan mungkin dapat berjalan
ke sekeliling secara nyaman diantara waktu kontraksi. Pada awal kala I, sensasi
biasanya berlokasi di punggung bawah, tetapi seiring dengan waktu, nyeri
menjalar ke sekelilingnya, seperti korset/ikat pinggang, sampai , ke bagian
anterior abdomen. Interval kontraksi makin memendek, setiap 3 sampai 5 menit,
menjadi lebih kuat dan lebih lama.
Saat persalinan berkembang ke fase aktif, wanita sering kali memilih untuk tetap
di tempat tidur, ambulasi mungkin tidak lagi terasa nyaman. Ia menjadi - sangat
terpengaruh dengan sensasi didalam tubuhnya dan cenderung menarik diri dari
lingkungan sekitar. Lama setiap kontraksi berkisar antara 30 sampai 90 detik,
rata-rata sekitar 1 menit.
Saat dilatasi serviks mencapai 8 sampai 9 cm, kontraksi mencapai intensitas
puncak, dan wanita memasuki fase transisi. Fase transisi biasanya pendek, tetapi
sering kali merupakan waktuu yang paling sulit dan sangat nyeri bagi wanita
karena frekuensi (setiap 2 sampai 3 menit) dan lama (sering kali
berlangsungsampai 90 detik) kontraksi. Wanita menjadi sensitif dan kehilangan
kontrol. Biasanya ditandai, dengan meningkatnya jumlah show akibat ruptur
pembuluh darah kapiler di serviks dan segmen uterus bawah.
Status Psikologis (Psike)
Respons psikologis terhadap pengalaman persalinan sangat bervariasi dan
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Di antara faktor yang penting adalah latar
belakang budaya wanita. Orang-orang yang berasal, dari latar belakang budaya
berbeda mungkin memiliki keyakinan yang berbeda tentang bagaimana
seharusnya sikap wanita bersalin, keberadaan orang-orang pendukung, dan
peran perawat. Misalnya, dalam keyakinan Yahudi ortodoks, kitab agama
mengajarkan kesopanan, bahkan pada saat persalinan suami mungkin dilarang
melihat istrinya yang sedang terpajan secara tidak sopan (Lutwak et al., 1988).
Dalam budaya lain, penggunaan sentuhan mungkin merupakan masalah yang
menjadi perhatian. Temuan dari studi kualitatif (Khazoyan et al., 1994)
menunjukkan bahwa wanita Latin dewasa menginginkan pasangannya
menemaninya sepanjang persalinan dan pelahiran, sebagai ungkapan rasa
cinta, dan memperlihatkan pengertian dan kesabaran.
Persiapan kelahiran, sering kali bervariasi dan secara dramatis dapat
memengaruhi kemampuan koping wanita bersalin dan pasangannya (lihat Bab f
19). Dalam studi klasik, Mercer, Hackley, dan Bostrom (1983) menemukan
bahwa dukungan emosional pasangan selama melahirkan merupakan prediktor
utama terbentuknya persepsi yang positif terhadap pengalaman. Kepercayaan
diri maternal dalam koping terhadap persalinan telah terbukti berhubungan
dengan persepsinya tentang nyeri selama persalinan (Lowe, 1991) . Begitu juga,
harapan dapat memengaruhi respons psikologis terhadap persalinan. Heaman,
Beaton, Gupton, dan Sloan (1992) mengobservasi bahwa wanita dengan
kehamilan risiko tinggi mungkin lebih mengharapkan intervensi medis dan lebih
sulit mengatasi liyari persalinan dan kelahiran dibandingkan wanita dengan
kehamilan risiko rendah. Bagi kedua kelompok wanita tersebut, kecemasan
berhubungan secara negatif dengan harapan melahirkan. Dalam rangkaian studi
klasik yang terkenal, Lederman et al. (1978, 1979) meneliti hubungan antara
faktor psikologis dalam variabel kehamilan dan persalinan, seperti epinefrin
plasma dan kemajuan persalinan . Kecemasan dalam persalinan dan epinefrin
plasma berhubungan dengan pola denyut jantung janin dalam persalinan aktif
(Lederman et al., 1981). Lama persalinan berhubung dengan kadar epinefrin
plasma dan norepinefrin pada multipara, persalinan yang lebih lama
dihubungkan dengan kadar katekolamin yang lebih tinggi, yang berhubungan
Keseimbangan Asam-Basa
Nilai normal pH serum janin berkisar antara 7,25 dan 7,35 selama persalinan.
Saat mendekati kelahiran, terjadi penurunan pH secara perlahan, sebagian besar
disebabkan oleh kontraksi uterus yang menghambat pertukaran plasental, tetapi
sebagian dikarenakan oleh pH ibu yang juga menurun pada saat ini (Beischer et
al., 1986). Upaya mengejan yang dilakukan ibu pada kala II persalinan dapat
lebih jauh menurunkan pH karena menyebabkan hipoksia ringan. Nilai pH janin
antara 7,20 dan 7,25, yang diperoleh melalui sampel kulit kepala, dianggap
praasidosis, dan nilai dibawah 7,20 dianggap asidosis nyata. PCO2, normal
biasanya berada dalam rentang 40 sampai 50 mmHg. Temuan penelitian
menunjukkan bahwa janin yang memperlihatkan akselerasi DJJ dalam berespons
terhadap pengambilan sampel kulit kepala atau terhadap stimulasi suara
memiliki pH diatas 7,20 (Clark et al., 1982; Rice at al., 1986; Smith et al., 1986).
Pernapasan dan Pergerakan
Selama persalinan, waktu yang digunakan oleh janin untuk melakukan aktivitas
pernapasan menurun secara tajam (30%-40% menjadi sekitar 1%, Beischer etal.,
1386). Pergerakan batang tubuh pada dasarnya tidak berubah tetapi dapat
berkurang jika ketuban telah pecah. Siklus tidur terjaga terus berlangsung,
bahkan saat persalinan mengalami kemajuan. Selama tahap tidur tenang, variasi
DJJ dan gerak pemapasan janin menurun.
Penatalaksanaan Keperawatan Selama Persalinan dan Kelahiran
Penatalaksanaan keperawatan dalam persalinan dan kelahiran dijelaskan secara
singkat. Penjelasan yang lebih rinci mengenai dimensi asuhan keperawatan yang
efektif dan aplikasi proses keperawatan diuraikan dalam Bab 22. Intervensi
keperawatan yang berhubungan dengan persalinan dan kelahiran terdiri dari:
1. Berikan pedoman antisipasi dan edukasi pada wanita hamil dan
keluarganya tentang proses persalinan dan pelahiran
2. Jelaskan cara membedakan tanda persalinan sejati dan semu
3. Lakukan pengkajian berkelanjutan selama periode intrapartum untuk
mengetahui perubahan penipisan serviks, dilatasi serviks, dan station
janin.
4. Lakukan pengkajian berkelanjutan dan intervensi yang tepat untuk
memastikan keamanan ibu dan bayi baru lahir.
5. Jelaskan tentang perubahan fisiologis yang terjadi selama persalinan
untuk mengurangi kecemasan dan membantu wanita dan orang
pendukungnya memperoleh kontrol terhadap pengalaman persalinan.
6. Berikan intervensi farmakologis dan nonfarma-kologis yang tepat untuk
meredakan nyeri.
7. Ajarkan dan beridukungan untuk memperbaiki pola napas yang tidak tepat
yang menghasilkan hipebventilasi atau menahan napas selama mengejan.
8. Berikan informasi pada wanita bersalin dan orang pendukungnya
mengenai kemajuan persalinan, prosedur, dan medikasi.
9. Berikan perawatan yang nyaman dan bantuan untuk melakukan higiene
personal