Anda di halaman 1dari 2

Panduan Praktik Klinis

SMF/KSM ILMU BEDAH


BAGIAN TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROK

RSUD KabupatenMimika
TGL/BLN/THN
PENGESAHAN
:

RevisiKe.

DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR RSUD MIMIKA

Dr. Evelyn Pasaribu, MMKes


NIP. 19661108 200212 2 001

TULI MENDADAK
1. Pengertian (Definisi)

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik

4. Kriteria Diagnosis

5. Diagnosis

6. Diagnosis Banding

Adalah suatu ketulian sensorineural yang terjadi secara tiba-tiba


dalam beberapa jam atau beberapa hari (5-7 hari), umumnya
unilateral, dan dapat disertai tinitus atau vertigo
1. Tuli mendadak dalam beberapa jam atau hari, umumnya
unilateral.
2. Pasien biasanya mengingat dengan jelas kapan tepatnya
mereka kehilangan pendengaran.
3. Dapat disertai tinitus atau vertigo
4. Mual dan muntah, demam tinggi dan kejang.
5. Pada penderita perlu ditanyakan mengenai riwayat
penyakit dahulu (DM, hipertensi, dislipidemia, penyakit
jantung aterosklerosis), adanya barotrauma, febris.
a. Pemeriksaan pendengaran:
Audiometri nada murni : tuli sensorineural, umumnya
unilateral
Audiometri tutur
: SDS <90%, SRT > 30 Db
Tes SISI
: positif (skor 70-100%)
Tes Tone Decay
: bisa positif atau negatif
b. Pemeriksaan vestibular (bila ada indikasi)
Tes kalori: didapatkan respons abnormal yang bervariasi
mulai dari tidak ada respons sampai respons yang
berbeda sedikit dari yang normal.
Tuli saraf lebih dari 30dB, paling sedikit tiga frekuensi
berturut-turut yang ditemukan pada pemeriksaan audiometric
yang terjadi dalam 3 hari atau 72 jam.
Penegakan diagnosis didasarkan atas :
1. Keluhan pasien,
2. Pemeriksaan fisik/pemeriksaan pendengaran (garputala
dan audiometri) untuk menunjukkan kejadian tuli saraf
derajat ringan sampai berat.
3. Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mengetahui
kemungkinan penyebab infeksi.
Tidak terdapat diagnosis banding

7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium (bila ada indikasi infeksi virus dan
ada tidaknya hiperkoagulasi darah) darah lengkap, gula darah,

kolesterol, trigliserida, coagulation studies, protein


8. Terapi

a. Tirah baring (bagi yang baru terjadi dan vertigo)


b. Vasolidator: betahistin 3 x 8 mg/hari, atau vasodilator
lainnya.
c. Kortikosteroid: prednisone 40-60 mg/hari, dosis
tunggal, pagi hari, selama 1 minggu selanjutnya
dosis diturunkan bertahap (tapering off)
d. Vitamin neurotropik: B 1 1 x 100 mg/hari
e. Koreksi penyakit dasar yang ditemukan
f. Terapi terhadap vertigo (bila ada vertigo)

Edukasi

10 Prognosis

Penegakan diagnosis dan pemberian terapi dilakukan secara


cepat dan tepat.
Ad vitam
Ad sanationam
Ad fungsionam

: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam

11 Tingkat Evidens

I/II/III/IV

12 Tingkat Rekomendasi

A/B/C

13 Penelaah Kritis

1. dr. Rini Ardiana, SpTHT


2. dr. Moh. Ibnu Malik, SpTHT

14 Indikator Medis

a. Ketulian
b. Tinitus atau vertigo

15 Kepustakaan

1. Snow JB, Telian SA. Sudden deafness. In: Paparella NN,


Shumrick DD, Stuckman JL, Meyerhoff n'L, eds.
Otolaryngology 3` a ed. Vol. II. Otology and Neuro-otology.
Philadelphia, London, Toronto, WB Saunders, Co,
1991:1619-28.
2. Kohut RI, Hinojosa R. Sudden sensory hearing loss. In:
Bailey BJ and Pillsburry III HC. eds. Head and Neck
Surgery - Otolaryngology Vol. II Philadelphia: JB
Lippincott Company. 1991:1820-25.

Ketua Komite Medik


dr. Jeanne Rini P, Sp.A, MSc, Ph.D
NIP. 19660222 199102 2 003

Penyusun
dr. Antonius Pasulu,MKes,Sp.THT
NIP. 19770411 200605 1 001

Anda mungkin juga menyukai