Hafifatul Auliya Rahmy PDF
Hafifatul Auliya Rahmy PDF
LAPORAN MAGANG
Oleh:
HAFIFATUL AULIYA RAHMY
NIM: 107101002796
PEMINATAN GIZI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2011
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Judul Magang
Mengetahui
Hasanudin, AMG
Pembimbing Fakultas
Pembimbing
Lapangan
Penguji I,
Penguji II,
MANAJEMEN
PENERIMAAN
DAN
PENYIMPANAN
MAKANAN DI RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA TAHUN 2011
BAHAN
ABSTRAK
Rumah Sakit Haji Jakarta termasuk Rumah Sakit kelas C+ beralamat di
Jalan Raya Pondok Gede Jakarta Timur. Sub Unit Instalasi Gizi merupakan salah
satu unit fungsional pada Rumah Sakit Haji Jakarta yang mempunyai tugas pokok
yaitu penyelenggaraan makan pasien dan karyawan, penyelenggaraan gizi rawat
inap, konsultasi dan penyuluhan gizi serta penelitian dan pengembangan gizi
terapan. Salah satu tahapan pada penyelenggaraan makanan di Rumah sakit Haji
Jakarta adalah penerimaan dan penyimpanan bahan makanan.
Langkah awal penerapan prinsip manajemen dalam penyelenggaraan
makanan institusi dan jasa boga, yaitu menentukan strategi yang akan diterapkan
dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut. Penerapan prinsip manajemen itu
berarti penerapan berbagai fungsi manajemen dalam pelaksanaan oprasional
penyelenggaraan yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
dan pengawasan. Manajemen penyelenggaraan makanan sendiri sebenarnya
berfungsi sebagai sistem dengan tujuan untuk menghasilkan makanan yang
berkualitas baik. Untuk itu dilaksanakan PKL di Rumah Sakit Haji Jakarta pada
bulan FebruariMaret 2011, untuk mengetahui manajemen penerimaan dan
penyimpanan bahan makanan di Rumah Sakit Haji Jakarta tahun 2011.
Perencanaan pada tahap penerimaan dan peyimpanan bahan makanan
adalah perencanaan operasional (operational planning) berupa pedoman atau
petunjuk dalam melaksanakan penerimaan dan penyimpanan bahan makanan.
Dalam pembuatan berpedoman kepada pedoman pelayanan gizi rumah sakit,
pedoman penyelenggraan makanan rumah sakit 2007 dan Kepmenkes
1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit. Secara umum dalam SOP atau POB yang ada belum memasukkan tentang
pencatatan dan pelaporan.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada sumber dari suarasuara hati yang bersifat
mulia yakni ALLAH SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan nikmatNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan magang dan laporan
magang ini dengan baik. Shalawat serta salam teruntuk Nabi Muhammad SAW
semoga kita senantiasa menjalankan sunnah nya hingga akhir zaman. Laporan
magang yang berjudul Manajemen Penerimaan dan Penyimpanan Bahan
Makanan Di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 ini dibuat sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan mata kuliah magang yang dilaksanakan pada
semester 8 (delapan).
Diatas ketidaksempurnaan sebagai seorang manusia sejati, penulis
menyadari bahwa laporan ini tidak akan diselesaikan dengan baik tanpa bantuan,
dukungan dan motivasi dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua, ayahanda Munir, MA dan ibunda Zulfahnum S.Pd yang
tanpa lelah mendoakan, serta semua keluarga yang di Payakumbuh dan
Depok yang memberikan dukungan yang sangat besar baik dalam bentuk
material maupun spiritual.
2. Bapak Prof. DR. dr. M.K Tajuddin, Sp.And selaku Dekan fakultas
Kedokteran dan ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak dr. Yuli Prapanca Satar, MARS selaku kepala Program Studi
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Febrianti, Msi selaku penanggung jawab peminatan gizi Program
Studi Kesehatan Masyarakat dan selaku dosen pembimbing magang dari
fakultas yang telah memberikan bimbingan selama proses magang dan
penyusunan laporan.
5. Ibu Yuli Amran, S.KM, M.KM selaku penanggung jawab mata kuliah
magang
6. Ibu Cut Kemala, AMG selaku koordinator sub unit inslatasi gizi Rumah
Sakit Haji Jakarta
7. Bapak Hasanudin, AMG selaku pembimbing lapangan yang telah
memberikan bimbingan selama proses magang serta penyusunan laporan.
8. Seluruh staff sub unit inslatasi gizi Rumah Sakit Haji Jakarta yang telah
banyak membantu selama proses magang.
9. Teman-teman GEER Together Forever (Farida Hidayati, Karbella
Kuantanades Hasty, Melli wulandari dan Lisa Ellizabet Aula) yang telah
memberikan semangat dan saling berbagi.
10. Keluarga LDK Syahid dan LDK KOMDA FKIK yang senantiasa saling
menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.
RIWAYAT HIDUP
DATA DIRI
Nama
Alamat Asal
Alamat sekarang
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
: 081363962598/ 08818196566
: hafifatulauliya_rahmy@yahoo.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun 1994 1995
RIWAYAT ORGANISASI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................................... ii
ABSTRAK ................................................................................................................ iv
RIWAYAT HIDUP .................................................................................................. v
KATA PENGANTAR .............................................................................................. vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xi
DAFTAR BAGAN ................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ...................................................................................................... 4
1.2.1. Tujuan umum .............................................................................. 4
1.2.2. Tujuan Khusus ............................................................................ 5
1.3 Manfaat .................................................................................................... 5
1.3.1. Manfaat bagi mahasiswa ............................................................ 5
1.3.2. Manfaat bagi program studi kesehatan masyarakat .................... 6
1.3.3. Manfaat bagi institusi magang .................................................... 6
1.4 Ruang lingkup .......................................................................................... 6
4.3.3.2.Pelaksanaan
SOP
Prosedur
Penyimpanan
Dan
Prosedur
Baku
Penggunaan
Alat
DAFTAR TABEL
37
48
49
Tabel 4.3 Ketenagaan Di Sub Unit Instalasi Gizi Rumah Sakit Haji 2011
52
Tabel 4.4 Prosedur Mutu Pelayanan Gizi di Rumah Sakit Haji Jakarta 2011...
62
63
DAFTAR BAGAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar Belakang
Berdasarkan UndangUndang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009
tentang kesehatan dinyatakan bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan
dilaksanakan antara lain melalui kegiatan pengamanan makanan dan minuman,
kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit, penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan maupun melalui kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat
didukung oleh sumber daya kesehatan.
Rumah sakit berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan bagi
masyarakat luas yang diharapkan dapat mewujudkan kesehatan masyarakat. Akan
tetapi, di dalam fungsinya tersebut tidak sedikit permasalahan yang dihadapi.
Peranan rumah sakit untuk mempercepat penyembuhan dan pemulihan penderita
sebagaimana yang diharapkan, belum diselenggarakan secara optimal. Sehingga
dapat menimbulkan dampak negatif. Dampak negatif ini menjadikan tujuan
utama rumah sakit memberi pelayanan yang berkualitas tinggi bagi pasien belum
dapat tercapai secara optimal, salah satu penyebab adalah kurangnya perhatian
terhadap sanitasi dan higiene rumah sakit. Salah satu hal penting dalam sanitasi
rumah sakit adalah penyelenggaraan makanan terutama bagi penderita yang
dirawat inap, sebab kebutuhan akan makanan merupakan kebutuhan dasar yang
juga bisa berperan untuk membantu proses penyembuhan.
kebutuhan masyarakat,
keamanan,
masyarakat
medis
yang
manajemen
dalam
gizi
institusi
mencakup
perencanaan,
Terlaksananya
mengimplementasikan
Tri
salah
Dharma
satu
upaya
perguruan
untuk
Tinggi,
yaitu
sama
yang
b)
Terbinanya
suatu
jaringan
kerja
dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
terintegrasi
(integrated
planning)
ialah
rencana
yang
(Moehyi, 1992).
3. Proses pengawasan
Pengawasan adalah suatu proses, yang berarti bahwa pengawasan itu
sendiri terdiri dari beberapa langkah, yakni:
a.
b.
c.
d.
ruangan,
perencanaan
peralatan,
perencanaan
menu,
dan
kinerja
diperlukan
untuk
pertimbangan
pelatihan
dan
pengembangan
2.2. Kegiatan Penyelenggaraan Makanan Di Rumah Sakit
Fungsi rumah sakit adalah menyediakan dan menyelenggarakan
pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, pelayanan perawatan, pelayanan
rehabilitasi, pencegahan dan peningkatan kesehatan, sebagai tempat pendidikan
atau latihan tenaga medis dan paramedis, dan sebagai tempat penelitian dan
pengembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan (Wiyono, 1999).
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan
mulai dari penetapan peraturan pemberian makan rumah sakit, perencanaan
menu, sampai distribusi makanan pada pasien/konsumen dalam rangka
pencapaian status kesehatan yang opimal melalui pemberian diet yang tepat.
Tujuan penyelengaaraan makanan di rumah sakit untuk menyediakan makanan
dengan kualitas yang baik dan jumlah sesuai kebutuhan serta pelayanan yang
layak dan memadai bagi pasien/konsumen yang membutuhkan (Depkes, 2007).
(Depkes, 2007)
2)
2)
3)
2)
3)
4)
5)
6)
Tugas dan tanggung jawab tim penerima bahan makanan menurut Moehyi
(1992), adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
penting. Petugas penerimaan harus mengukur berat dari semua barang dan
membandingkannya dengan berat yang tetera pada nota pembelian. Timbangan
harus diperiksa ulang keakuratannya sekurang-kurangnya setiap 6 bulan sekali.
Dalam buku Seri Perencanaan Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana Rumah
Sakit Kelas C, fasilitas yang harus ada di ruang penerimaan bahan makanan
adalah meja dan timbangan (Depkes, 2009)
Selain peralatan yang cukup, untuk penerimaan bahan makanan juga
diperlukan ruangan atau jarak penerimaan. Idealnya, ruang penerimaan harus
dekat dari pintu pengiriman bahan makanan, gudang penyimpanan, lemari es dan
freezer untuk meminimalisir waktu dan usaha memindahkan ke dalam tempat
penyimpanan.
2.2.2 Penyimpanan Bahan Makanan
2.2.2.1 Pengertian Penyimpanan Bahan Makanan
Penyimpanan bahan makanan merupakan suatu tata cara menata,
menyimpan, memelihara keamanan bahan makanan kering dan basah baik
kualitas maupun kuantitas digudang bahan makanan kering dan basah serta
pencatatan dan pelaporannya (Depkes,2007). Penyimpanan yang tepat dari
makanan yaitu segera setelah bahan makanan diterima dan diperiksa merupakan
faktor penting dalam pencegahan dan pengendalian kerusakan kualitas dari bahan
makanan tersebut (West, 1967).
b)
Tersedianya
fasilitas
ruang
penyimpanan
bahan
makanan
sesuai
persyaratan.
c)
b)
tahapan
dalam
proses
penyimpanan
dalam
National
organisme tertentu seperti jamur. Suhu ruangan yang dianjurkan adalah 19-20oC,
yang harus sering dikontrol untuk menjaga kestabilan.
Dalam penataan/penempatan barang, bahan makanan harus disusun
beraturan, diberi tanggal penerimaan dan setiap jenis bahan makanan diberi
pembatas. Bahan makanan yang peraturannya cepat, diletakkan dekat dengan
tempat penyaluran dan sebaliknya. Bahan makanan yang berbau tajam seperti
terasi, harus dipisahkan dn tidak berdekatan dengan bahan makanan yang mudah
menyerap bau seperti tepung-tepungan.
Syarat penyimpanan bahan kering (gudang) menurut Depkes 2007:
a) Bahan makanan harus ditempatkan secara teratur menuntut macam,
golongan ataupun urutan pemakaian bahan makanan.
b) Menggunakan bahan yang diterima lebih dahulu (FIFO= First In First
Out). Untuk mengetahui bahan makanan yang diterima diberi tanda
tanggal penerimaan.
c) Pemasukan dan pengeluaran bahan makanan serta berbagai pembukuan di
bagian penyimpanan bahan makanan ini, termasuk kartu stock bahan
makanan harus segera diisi tanpa ditunda, diletakkan pada tempatnya,
diperiksa dan diteliti secara kontinyu.
d) Kartu/buku stock dan pengeluaran bahan makanan, harus segera diisi dan
diletakkan pada tempatnya
e) Gudang dibuka pada waktu yang telah ditentukan.
b)
c)
pada saat gudang dibuka dan ditutup sehingga keamanan bahan makanan
didalamnya dapat terkontrol.
Syarat penyimpanan bahan makanan segar:
Bahan makanan segar mudah sekali rusak dalam suhu tingi atau sinar
matahari, maka bahan makanan ini harus disimpan dalam temperatur yang dingin
sesuai dengan suhu yang diperlukan. Adapun beberapa syarat penyimpanan di
ruangan atau lemari pendingin, adalah:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Khusus untuk
sayuran, suhu
Untuk makanan kering dan makanan terolahan yang disimpan dalam suhu
kamar, maka rak penyimpanan harus diatur sebagai berikut:
a. Makanan diletakkan dalam rak-rak yang tidak menempel pada dinding,
lantai dan langit-langit, maksudnya adalah: untuk sirkulasi udara agar
udara segar dapat segera masuk keseluruh ruangan, mencegah
kemungkinan jamahan dan tempat persembunyian tikus, untuk
memudahkan pembersihan lantai dan untuk mempermudah dilakukan
stok opname
b. Setiap makanan ditempatkan dalam kelompoknya dan tidak bercampur
baur
c. Untuk bahan yang mudah tercecer seperti gula pasir dan tepung,
ditempatkan dalam wadah penampungan sehigga tidak mengotori lantai
c) Cara penyimpanan
Setiap bahan makanan yan disimpan diatur ketebalannya, maksudnya agar
suhu dapat merata keseluruh bagian. Setiap bahan makanan ditempatkan secara
terpisah menurut jenisnya, dalam wadah (kontainer) masing-masing.Wadah dapat
berupa bak, kantong plastik atau lemari yang berbeda.
Makanan disimpan didalam ruangan penyimpanan sedemikian hingga
terjadi sirkulasi udara dengan baik agar suhu merata keseluruh bagian. Pengisian
lemari yang terlalu padat akan mengurangi manfaat penyimpanan karena suhunya
tidak sesuai dengan kebutuhan.
2)
Makanan yang berbau tajam harus ditutup dalam kantong plastik yang
rapat dan dipisahkan dari makanan lain, kalau mungin dalam lemari yang
berbeda, kalau tidak letaknya harus berjauhan.
3)
Makanan yang disimpan tidak lebih dari 2 atau 3 hari harus sudah
dipergunakan.
4)
Lemari tidak boleh terlalu sering dibuka, maka dianjurkan lemari untuk
keperluan sehari-hari dipisahkan dengan lemari untuk keperluan
penyimpanan makanan.
4. Bahan makanan berprotein yang mudah rusak untuk jangka waktu kurang
dari 24 jam disimpan pada penyimpanan beku (frozen) dengan suhu <
0C.
5. Pintu tidak boleh sering dibuka karena akan meningkatkan suhu.
6. Makanan yang berbau tajam (udang, ikan, dan lain-lain) harus tertutup.
7. Pengambilan dengan cara First in First Out (FIFO), yaitu yang disimpan
lebih dahulu digunakan dahulu, agar tidak ada makanan yang busuk.
d) Administrasi penyimpanan
Setiap barang yang dibeli harus dicatat dan diterima oleh bagian gudang
untuk ketertiban administrasinya. Setiap jenis makanan mempunyai kartu stock,
sehingga
bila
terjadi
kekurangan
barang
dapat
segera
diketahui
(Purawidjaja,1995).
Untuk menciptakan informasi dan pengendalian persediaan bahan baku
sangat diperlukan adanya: prosedur penerimaan barang, prosedur penyimpanan
dan pengeluaran barang, fasilitas gudang, metode penilaian persediaan, kartu
persediaan dan metode pencatatan persediaan.
Desain dan lay out store room berpengaruh pada proses cleaning
maintenance. Persyaratan desain dan lay out yang baik adalah sebagai berikut:
1) Rak penyimpanan, bahannya stainless steel karena anti karat, kuat, tahan lama
dan mudah dibersihkan
2) Lantai, harus terbuat dari bahan yang tahan lama, tidak menyerap air, mudah
dibersihkan
3) Dinding, harus dicat dengan warna terang untuk mengetahui apakah dinding
kotor
4) Langit-langit, harus bersih, berwarna terang dan sudutnya berhubungan
dengan dinding/tidak ada celah
5) Ventilasi, untuk memindahkan panas, uap, pengembunan dengan cepat.
6) Pencahayaan, pencahayaan yang kurang akan menyulitkan pengenalan jenis
barang.
2.3 Pengawasan Dan Pengendalian Bahan Makanan
Pengawasan adalah salah satu fungsi manajemen yang merupakan proses
kegiatan pimpinan untuk memastikan bahwa tujuan dan tugas-tugas organisasi
akan terlaksana dengan baik sesuai dengan kebijakan (Depkes, 2007).
Hasil pengawasan harus dijadikan masukan oleh pimpinan dalam
pengambilan keputusan dengan tujuan:
a) Menghentikan
dan
meniadakan
kesalahan,
penyimpangan,
BAB III
No
Hari/Tanggal
Kegiatan
Selasa,
- Pre test
- Orientasi magang Pelayanan Gizi Rumah Sakit
- Perkenalan dengan pembimbing lapangan dan
01 Feb 2011
09.0015.00
02 Feb 2011
08.0015.00
- Ruang
Koor
Sub Unit Gizi
RSHJ
Rabu,
Tempat
- Ruang
Koor
Sub Unit Gizi
RSHJ
gizi
penyelenggaraan makanan
- Mengamati tempat penerimaan, penyimpanan bahan
Ruang produksi
makanan (BM), persiapan, pengolahan, pewadahan/
pendistribusian BM
- Membantu persiapan BM
- Membantu persiapan snack sore pasien dan karyawan
Ruang persiapan
Ruang penerimaan
Kamis,
3
03 Feb 2011
08.0015.00
dan
penyimpanan
BM
Ruang persiapan
Penyimpanan
BM
kering
Jumat,
4
04 Feb 2011
08.0015.00
Ruang penerimaan
- Mengamati penerimaan dan penyimpanan BM
- Membantu penimbangan dan penyaluran BM yang dan penyimpanan
dibutuhkan
- Membantu persiapan BM yang akan diolah
Ruang persiapan
- Membantu penyiapan snack pasien dan karyawan
- Melakukan observasi tempat penyimpanan BM:
penyimpanan kering, penyimpanan basah, dan Ruang penyimpanan
penyimpanan harian.
- Mempelajari administrasi gudang
BM kering, segar
dan harian
Ruang penerimaan
Minggu,
5
06 Feb 2011
08.0015.00
Senin,
6
07 Feb 2011
08.0015.00
Selasa,
7
08 Feb 2011
13.0020.00
dan penyimpanan
- Mengamati penerimaan dan penyimpanan BM
- Membantu penimbangan dan penyaluran BM yang BM
dibutuhkan
- Mengamati dan ikut serta penyiapan BM
Ruang persiapan
- Membantu penyiapan snack pasien dan karyawan
- Mengamati dan ikut serta dalam pewadahan/
pemorsian makanan
Ruang pewadahan
Ruang penerimaan
dan
penyimpanan
BM
Ruang persiapan
Ruang PAG
Ruang
pewadahan
makanan
Ruang persiapan
Ruang PAG
Ruang pewadahan
Rabu,
8
09 Feb 2011
13.0020.00
Ruang PAG
Ruang penerimaan
Kamis,
9
10 Feb 2011
08.0015.00
dan penyimpanan
- Mengamati penerimaan dan penyimpanan BM
- Membantu penimbangan dan penyaluran BM ke BM
tempat persiapan BM
- Mengamati dan ikut serta dalam pewadahan/ Ruang
persipan
pemorsian makanan snack pagi pasien
- Membantu penyiapan snack sore pasien dan karyawan snack
- Membantu persiapan BM
Ruang
persiapan
BM
Ruang penerimaan
dan
Jumat,
10
11 Feb 2011
06.0013.00
penyimpanan
Ruang penerimaan
Sabtu,
11
12 Feb 2011
08.0015.00
dan
penyimpanan
BM
Ruang
pewadahan
makanan
Ruang
persiapan
snack
12
Senin,
Ruang penerimaan
14 Feb 2011
08.0015.00
Selasa,
13
15 Feb 2011
13.0020.00
Rabu,
14
16 Feb 2011
13.0020.00
Kamis,
15
17 Feb 2011
20.0007.00
Ruang pengolahan
- Mengamati dan ikut serta dalam pengolahan makan
siang
- Mengamati dan ikut serta dalam pewadahan/ Ruang pewadahan
pemorsian makanan.
- Membantu persiapan BM
Ruang persiapan
- Menyusun menu untuk penunggu VIP
Ruang PAG
Ruang persiapan
- Membantu persiapan BM
- Mengamati dan ikutserta dalam penerimaan BM Ruang penerimaan
kering
dan penyimpanan
- Membantu pemberian label dan penyimpanan BM
BM
kering
Ruang PAG
- Membuat revisi master menu
-
Membantu pengolahan BM
Membantu persiapan BM
Membantu persiapan snack buah potong untuk pasien
Membantu distribusi makan pagi pasien
Ruang pengolahan
Ruang persiapan
Ruang pewadahan
Ruang penerimaan
Sabtu,
16
19 Feb 2011
08.0015.00
dan penyimpanan
- Mengamati penerimaan dan penyimpanan BM
- Membantu penimbangan dan penyaluran BM ke BM
tempat persiapan BM
- Mengamati dan ikut serta dalam pewadahan/
Ruang pewadahan
pemorsian makanan
- Membantu penyiapan snack buah pasien VIP
Ruang persiapan
17
Minggu,
20 Feb 2011
08.0015.00
penyimpanan BM
Ruang penerimaan
- Membantu penimbangan dan penyaluran BM ke dan penyimpanan
tempat persiapan BM
BM
- Membantu persiapan BM
- Mempelajari cara pembuatan pemesanan BM
Ruang persiapan
Ruang administrasi
Senin,
18
21 Feb 2011
08.0015.00
Selasa,
19
22 Feb 2011
08.0015.00
Rabu,
20
23 Feb 2011
13.0020.00
Ruang penerimaan
dan
penyimpanan
BM
Ruang persiapan
Ruang penyimpanan
BM kering
Ruang penerimaan
- Melakukan persiapan BM
- Melakukan pendistribusian BM kering untuk
karyawan sesuai permintaan
- Mengamati dan ikut serta dalam pewadahan/
pemorsian makanan
- Membantu penyiapan snack sore pasien dan karyawan
- Membantu menyiapkan makanan untuk penunggu
Ruang persiapan
dan
penyimpanan
BM
Ruang pewadahan
Ruang persiapan
Ruang administrasi
Ruang penyimpanan
Ruang pewadahan
Ruang persiapan
pasien
Ruang persiapan
Kamis,
21
24 Feb 2011
15.0020.00
Membantu persiapan BM
Ikut serta dalam pengolahan BM
Membantu penyiapan snack sore pasien dan karyawan
Menyiapkan makanan cair untuk pasien diit
Bimbingan terkait laporan
Ruang pengolahan
Ruang persiapan
Ruang diit khusus
Ruang administrasi
Ruang penerimaan
Jumat,
22
25 Feb 2011
08.0015.00
dan penyimpanan
- Mengamati dan ikut serta dalam penerimaan dan
BM
penyimpanan BM
- Membantu penimbangan dan penyaluran BM ke
tempat persiapan BM
- Melakukan pemorsian susu untuk pasien
Ruang persiapan
- Membantu persiapan BM
- Mengamati dan ikut serta dalam pewadahan/ Ruang pewadahan
pemorsian snack pagi pasien
Ruang pewadahan
Sabtu,
23
26 Feb 2011
08.0015.00
Senin,
24
28 Feb 2011
08.0015.00
Selasa,
25
01 Mar 2011
08.0015.00
- Melakukan penerimaan BM
- Membantu penimbangan dan penyaluran BM ke
tempat persiapan BM
- Persiapan snack pagi pasien
- Bimbingan dengan pembimbing lapangan
- Diskusi dengan petugas gudang
- Melengkapi data data yang kurang
- Pemeriksaan stock BM kering
- Diskusi dengan pembimbing lapangan terkait laporan
- Persiapan snack pagi pasien
- Melakukan penerimaan BM
- Membantu penimbangan dan penyaluran BM ke
Ruang penerimaan
dan
penyimpanan
BM
Ruang persiapan
Ruang administrasi
Ruang penyimpanan
Ruang administrasi
Ruang persiapan
Ruang penerimaan
tempat persiapan BM
- Merekapitulasi snack karyawan bulan Februari
dan
penyimpanan
BM
Ruang administrasi
Rabu,
26
02 Mar 2011
08.0015.00
tersebut.
Kegiatan
yang
rutin
dilakukan
adalah
membantu
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Haji Jakarta
4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Haji Jakarta
Pada tahun 1990/1410 H, telah terjadi musibah yang menimpa para
jemaah haji Indonesia. Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa Mina, lebih
dari 600 jemaah haji Indonesia menjadi korban. Pembangunan dimulai pada 1
Oktober 1993 M, yang diresmikan oleh Menteri Agama Dr.H.Tarmizi Taher dan
Gubernur DKI Soerjadi Soedirja. Kemudian diterbitkan surat keputusan bersama
tiga menteri yaitu Menteri dalam negeri, Menteri kesehatan dan Menteri Agama
tentang pembentukan panitia pembangunan Rumah Sakit Haji. Rumah Sakit Haji
Jakarta diresmikan oleh Presiden RI Soeharto pada 12 November 1994.
4.1.2 Profil Rumah Sakit Haji Jakarta
Rumah sakit Haji Jakarta terletak tepat bersebelahan dengan kompleks
asrama haji Pondok Gede, yang beralamat di Jalan Raya Pondok Gede Jakarta
Timur. Rumah Sakit ini dibangun dengan standar Rumah Sakit kelas C+ diatas
lahan seluas 1 Ha dengan luas bangunan 14.000 m2 yang terdiri dari 6 lantai,
yaitu merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan masyarakat.
Pada tahun 1994 hingga 1997 statusnya merupakan Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Dinas Kesehatan Pemda DKI Jakarta berdasarkan keputusan Gubernur
DKI Jakarta
No. 1504 Tahun 1994. Pada tahun 1997 hingga 2004 status badan
Sub instalasi gizi ini dipimpin oleh seorang koodinator yang bertanggung
jawab kepada direktur medik, perawatan dan penunjang.
Bagan 4.1 Stuktur Organisasi Sub Unit Instalasi Gizi Rumah sakit Haji
Jakarta
Pendidikan
Jumlah
Koordinator gizi
D3 Gizi
D3 Gizi
PJ Pengolahan
D3 Gizi
D3 Gizi
PJ Litbang dan TU
D3 Gizi
Petugas gudang
D1 Perhotelan
D3 Gizi
Pemasak
SMKK
D3 Gizi
Pekarya
SMU
Petugas Administrasi
SMKK
Penyaji
SMU/SMKK
antara lain: dilihat dari jangka waktu berlakunya rencana, dilihat dari
tingkatannya dan dilihat dari ruang lingkupnya (Notoadmodjo, 2003).
Pada penerimaan dan penyimpanan bahan makanan perencanaan yang ada
dapat dikategorikan sebagai perencanaan yang dilihat dari tingkatannya yaitu
rencana operasional (operational planning) yang lebih menitikberatkan pada
pedoman atau petunjuk dalam melaksanakan suatu program. Dalam pembuatan
pedoman atau pentunjuk dalam melaksanakan penerimaan dan penyimpanan
bahan makanan Rumah Sakit Haji Jakarta berpedoman kepada Pedoman
Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Pedoman Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit,
Kepmenkes
1204/Menkes/SK/X/2004
Tentang
Persyaratan
Kesehatan
kegiatan pada tahap persiapan berupa rapat-rapat koordinasi antara pihak yang
terlibat yaitu kepala Mutu Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan,
koordinator pengendalian lingkungan dan koordinator gizi. Kedua, kegiatan pada
tahap pelaksanaan yakni kegiatan pokok program yang bersangkutan yaitu
kegiatan penerimaan dan penyimpanan bahan makanan. Ketiga, kegiatan pada
tahap penilaian yakni kegiatan untuk mengevaluasi seluruh kegiatan dalam
rangka pencapaian program.
Bentuk perencanaan pada penerimaan dan penyimpanan bahan makanan
yang ada di Rumah Sakit Haji Jakarta berupa SOP (Standar Operasional
Prosedur) dan POB
memuat definisi, tujuan dan prosedur pelaksanaan suatu kegiatan. Berikut ini
SOP dan POB yang terkait penerimaan dan penyimpanan bahan makanan yang
ada di Rumah Sakit Haji Jakarta:
4.3.1.1 Standar Operasional Prosedur Dalam Perencanaan Kebutuhan
Bahan Makanan
Definisi dari perencanaan bahan makanan telah sesuai dengan definisi
yang tercantum dalam Pedoman Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit tahun
2007. Perencanaan bahan makanan merupakan salah satu langkah penting dalam
kegiatan penyelenggaraan makanan dan dalam upaya mengendalikan harga
makanan pasien. Ketepatan dalam merencanakan bahan makanan sangat
membantu kelancaran terlaksananya pengadaan bahan makanan yang lancar dan
bahan
makanan
untuk
karyawan.
Caranya
Ka.
Instalasi
gizi/koordinator gizi mengalikan semua jenis dan jumlah bahan makanan yang
dibutuhkan perorangan sesuai menu karyawan yang telah disusun dengan rencana
jumlah karyawan yang akan diberi makan per tahun sesuai dengan jenis menu
yang diberikan. Cara lain untuk menghitung rencana kebutuhan bahan makanan
adalah dengan memperkirakan kebutuhan bahan makanan berdasarkan pemakaian
bulan sebelumnya per pasien atau karyawan dikalikan dengan jumlah pasien dan
karyawan yang diberi makan bulan berikutnya dikalikan 12 bulan. Ka. Instalasi
gizi/koordinator gizi menghitung rencana kebutuhan anggaran belanja bahan
makanan setahun sesuai jumlah bahan yang akan diadakan/ dibeli menurut harga
standar dan indeks kenaikan harga
4.3.1.2 SOP Penerimaan, Penyimpanan Dan Penanganan Bahan Makanan
Selain itu juga terkait pemberian tanda tanggal penerimaan bahan makanan
kecuali beras untuk mempermudah sistem FIFO dan pembersihan gudang belum
terdapat pada standar gudang bahan makanan kering Rumah Sakit Haji Jakarta.
Terkait suhu gudang bahan makanan kering terdapat perbedaan dengan Depkes
yang mencantumkan Suhu ruangan harus kering hendaknya berkisar antara 19210C.
Untuk memelihara keamanan bahan makanan kering baik kualitas maupun
kuantitas digudang bahan makanan kering serta pencatatan dan pelaporannya,
salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan menetapkan standar gudang
kering di Rumah Sakit Haji sesuai dengan syarat penyimpanan bahan makanan
kering yang dikeluarkan Depkes dan Persyaratan hygiene dan sanitasi makanan
pada penyimpanan bahan makanan menurut Kepmenkes No 1204 Tahun 2004
Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Selain itu juga perlu
adanya standar penyimpanan bahan makanan segar di Rumah Sakit Haji Jakarta.
4.3.1.5 Prosedur Mutu Pelayanan Gizi
Prosedur mutu pelayanan gizi yang ada di rumah sakit haji merupakan
suatu pedoman dalam memberikan pelayanan gizi yang bermutu. Prosedur mutu
penerimaan, penyimpanan dan penyaluran bahan makanan terdapat pada bagian
penyelenggaraan makanan. Hal itu untuk menjamin mutu dari bahan makanan.
Prosedur mutu pelayanan gizi tersebut menggambarkan sistem pelaksanaan
penerimaan, penyimpanan dan penyaluran bahan makanan. Pada tahap
penerimaan
bila
terjadi
kekurangan
barang
dapat
segera
diketahui
persediaan dengan melihat barang masuk dan keluar dan adanya kartu persediaan.
Tabel 4.4 Prosedur Mutu Pelayanan Gizi di Rumah Sakit Haji Jakarta 2011
Tahap
Input
penyelenggara
an makanan
Penerimaan
Bahan
bahan
makanan
makanan
Penyimpanan
bahan
makanan
Bahan
makanan
Penyaluran
bahan
makanan
Bahan
makanan
Proses
o Memeriksa
dokumen
pengiriman
barang
o Memeriksa
jumlah dan mutu
bahan makanan
o Menerima bahan
makanan
dan
menandatangani
dokumen
penyerahan
bahan makanan
o Penyerahan
bahan makanan
dan dokumen ke
petugas gudang
o Pewadahan
sesuai
dengan
jenis
bahan
makanan
o Petempatan
barang
sesuai
dengan
tempat/jenisnya
o Pencatatan bahan
makanan
yang
masuk
o Penyaluran
bahan makanan
o Pencatatan bahan
makanan keluar
Output
Kriteria Proses
Pelaksana
o Dokumen sesuai
pemesanan
o Jumlah dan mutu
bahan
makanan
sesuai
dengan
spesifikasi
o Dokumen
sudah
disahkan
o Bahan
makanan
dan
dokumen
penyerahan bahan
makanan
o Bahan
makanan
yang
telah
ditempatkan sesuai
wadahnya
o Bahan
makanan
disimpan
di
tempatnya
o Buku/dokumen
o Adanya
Petugas
wadah/tempat
gudang
sesuai
dengan
tempat
o Adanya gudang
bahan makanan
kering dan segar
o Adanya
buku
pencatatan bahan
makanan
o Bahan
makanan
diberikan
ke
pemakai
o Tanda
terima
bahan makanan
atau
ketetapan,
maka
selanjutnya
harus
dilakukan
adalah
kegiatan
dan
pelaksana
kegiatan
di
dalam
suatu
institusi
(Notoadmodjo, 2003).
Dalam penerimaan dan penyimpanan bahan makanan di Rumah Sakit Haji
Jakarta terdapat dua pengorganisasian yaitu pengorganisasian kegiatan dan
pengorganisasian tenaga pelaksana. Pengorganisasian kegiatan adalah pengaturan
berbagai kegiatan yang ada di dalam rencana sehingga membentuk satu kesatuan
untuk mencapai tujuan. Hal ini dapat dilihat dari adanya pedoman baku dalam
pelaksanaan kegiatan penerimaan, penyimpanan dan penyaluran bahan makanan.
Pengorganisasian tenaga pelaksana adalah mencakup pengaturan hak dan
wewenang setiap tenaga pelaksana sehingga setiap kegiatan mempunyai
penanggung jawabnya. Tenaga pelaksana yang terlibat langsung dalam
penerimaan dan penyimpanan bahan makanan di Rumah Sakit Haji Jakarta adalah
PJ administrasi dan perbekalan dan petugas gudang. Selain itu juga terdapat
petugas lain yang berfungsi melakukan monitoring dan pengawasan yaitu
koordinator gizi dan koordinator pengendalian lingkungan.
kegiatan pengawasan pada saat penerimaan bahan makanan. Selain itu hasil dari
pemantauan yang dilakukan tidak disampaikan secara berkala kepada koordinator
gizi. Pemantauan terhadap suhu dan lama penyimpanan di lapangan dilakukan
oleh PJ administrasi dan perbekalan. Pemantauan yang dilakukan oleh
koordinator pengendalian lingkungan pada ruang penyimpanan adalah monitoring
bangunan fisik berupa cahaya, suhu dan kelembaban. Selain itu juga dilakukan
pemantauan terhadap vektor (tikus, kecoa,lalat).
4.3.2.2 Koordinator Gizi
Tugas pokok koordinator gizi adalah sebagai berikut:
a. Membangun dan memelihara kultur pelayanan islami sesuai tata nilai dan
Buku Pedoman Pelayanan Islami Rumah Sakit Haji Jakarta
b. Melakukan staffing (mengusulkan, mengatur, mengelola serta membina
personel) instalasi gizi untuk melaksanakan rencana kegiatan dan
anggaran tahunan sub bagian
c. Menyusun
rencana
kegiatan,
anggaran
tahunan,
pengembangan,
mengatur
dan
mengkoordinasi
penyediaan
bahan
penyediaan
bahan
makanan,
sarana
dan
prasarana.
telah sesuai dengan dengan tugas pokok dan tanggung jawab dari koordinator
ADM, SDM dan perbekalan yang dikemukan oleh Aritonang (2009) yaitu
bertanggung jawab dalam bidang administrasi instalasi gizi. Seharusnya seorang
koordinator ADM, SDM dan perbekalan membawahi unit administrasi dan SDM
dan unit perbekalan.
Untuk itu sangat perlu adanya petugas lain yang diberi wewenang dan
tanggung jawab mengontrol bahan makanan yang ada di gudang pada saat
petugas gudang tidak ada. Selain itu upaya yang bisa diterapkan juga adalah
optimalisasi gudang harian dan sosialisasi terkait fungsi gudang harian pada
petugas lainnya. Diharapkan dengan optimalnya penggunaan gudang harian
sehingga semua bahan makanan untuk kebutuhan harian dapat diambil dari
gudang harian. Selain itu pencatatan terkait bahan makanan pada ruang
penyimpanan bahan makanan kering yang masuk dan keluar dapat berjalan
dengan baik.
Pendidikan dari petugas gudang lulusan D1-perhotelan. Kualifikasi
tenaga untuk pelaksana urusan gudang dalam Pedoman Pelayanan Gizi Rumah
Sakit 2007 untuk RS Kelas C adalah D1-Gizi, atau SMU.
4.3.3
dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar
semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh
kesadaran dan produktivitas yang tinggi. Rangkaian kegiatan pelaksanaan
penyelenggaraan makanan dimulai dari perencanaan menu, pengadaan bahan
makanan, penerimaan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, penyiapan
bahan makanan, pengolahan dan pembagian makanan
(Moehyi, 1992).
Penerimaan
Permintaan,
Penyiapan Dan
perbekalan/petugas
gudang
berhalangan
hadir,
penerimaan
dan
fasilitas seperti buku, pulpen dan kartu stock untuk menulis setiap bahan makanan
yang keluar dari gudang. Namun hal itu masih belum bisa dilaksanakan
sepenuhnya karena kurangnya kesadaran untuk mengisi buku atau kartu stock
tersebut. Salah satu solusi yang bisa diterapkan adalah memaksimalkan fungsi
gudang harian dengan menyediakan kebutuhan bahan makanan harian yang
digunakan oleh pemasak atau petugas lainnya.
4.3.3.4 Pelaksanaan Standar Gudang Bahan Makanan Kering
Hasil observasi dan wawancara dengan petugas gudang terkait
penyimpanan bahan makanan kering:
a. Suhu dan kelembaban
Terdapat termometer untuk memantau suhu ruangan. Suhu
ruangan penyimpanan bahan makanan kering adalah 250C . suhu gudang
bahna makanan kering dan kaleng dijaga kurang dari 220C untuk
mengurangi pertumbuhan serangga, bakteri atau kerusakan kaleng. Reaksi
enzimatis yang merusak bisa terjadi pada suhu yang lebih tinggi. syarat
penyimpanan bahan kering (gudang) menurut Depkes (2007) suhu
ruangan harus kering hendakya berkisar antara
19-210C. Kelembaban
relatif dijaga pada tingkat 40% atau kurang untuk menjaga mutu biji-biji
dan bahan sejenisnya.
kemungkinan
jamahan
dan
tempat
persembunyian
tikus,
untuk
Gambar 4.4 Ruang Penyimpanan Bahan Makanan Kering Sub Instalasi Gizi
Sumber: Dokumentasi Pribadi
c. Cara penyaluran
Penyaluran
bahan
makanan
dengan
sistem
FIFO
yaitu
(Kartu Stock lihat dilampiran 13). Prinsip gudang menurut Depkes (2007)
yaitu gudang dibuka pada waktu yang telah ditentukan dan pintu harus
selalu terkunci pada saat tidak ada kegiatan serta dibuka pada waktuwaktu yang ditentukan dan pegawai yang masuk dan keluar gudang juga
hanya pegawai yang ditentukan belum dapat dilakukan. Petugas gudang
berada di ruang penyimpanan hanya dari pukul 08.0015.00 WIB.
Sehingga petugas gudang tidak bisa sepenuhnya mengontrol bahan
makanan yang ada di gudang tersebut.
Untuk itu sangat perlu adanya petugas lain yang diberi wewenang
dan tanggung jawab mengontrol bahan makanan yang ada di gudang pada
saat petugas gudang tidak ada. Selain itu upaya yang bisa diterapkan juga
adalah optimalisasi gudanng harian dan sosialisasi terkait fungsi gudang
harian pada petugas lainnya. Diharapkan dengan optimalnya penggunaan
gudang
harian,
pencatatan
terkait
bahan
makanan
pada
ruang
penyimpanan bahan makanan kering yang masuk dan keluar dapat lebih
baik.
4.3.3.5 Pelaksanaan Penyimpanan Bahan Makanan Segar
Hasil observasi dan wawancara terkait ruang penyimpanan bahan
makanan segar: fasilitas yang terdapat pada ruang penyimpanan ini adalah:
a) Wastafell untuk mencuci bahan makanan segar
b) Timbangan untuk menimbang bahan makanan yang akan disalurkan
c) Tempat sampah untuk membuat sampah
d) Chiller 4 pintu dua buah untuk menyimpan bahan makanan nabati
Suhu chiller dan freezer diperiksa 2x sehari, yaitu pada saat gudang
dibuka dan ditutup sehingga keamanan bahan makanan didalamnya dapat
terkontrol. Secara umum setiap jenis bahan makanan segar memiliki suhu
penyimpanan tertentu yang optimal untuk menjaga kualitas. Pengelompokkan
bahan makanan segar sesuai dengan suhu penyimpanan adalah:
penelitian
penyimpanan
dan
dan
pengembangan.
penyaluran
bahan
Prosedur
makanan
mutu
terdapat
penerimaan,
pada
bagian
penyelenggaraan makanan.
Pada pelaksanaan prosedur mutu tersebut ada kriteria proses yang belum
terpenuhi yaitu adanya team penerimaan yang mengesahkan dokumen. Selama ini
yang bertugas dalam penerimaan bahan makanan adalah PJ administrasi dan
perbekalan/petugas gudang. Diharapkan dengan adanya team penerimaan barang
dapat lebih memaksimalkan periksaan baik mutu, kualitas dan kuantitas bahan
makanan yang diterima. Terkait pencatatan bahan makan yang masuk dan bahan
makanan yang keluar (stock) direkap selama satu bulan sekali yaitu setiap akhir
bulan. (Format laporan Stock bahan makanan basah dan bahan makanan kering
lihat dilampiran 14).
Bagian penyimpanan juga menyalurkan bahan makanan untuk karyawan
yang
didistribusikan
ke
masing-masing
ruangan
pelayanan.
Karyawan
mengajukan jumlah kebutuhan makanan harian seperti teh, gula, kopi dan lainya
dengan menghitung jumlah karyawan dan pasien yang ada ditulis pada form
laporan pemakaian bahan makanan (lampiran 15). Pengajuan dilakukan pada hari
Senin setiap minggunya. Lalu meminta persetujuan Pj Administrasi dan
perbekalan. Setelah mendapatkan persetujuan maka petugas gudang menyalurkan
bahan makanan sesuai dengan permintaan. Permintaan bahan makanan tersebut
dapat diambil pada hari Rabu pada minggu yang sama.
4.3.3.7 Pelaksanaan Prosedur Baku Penggunaan Alat Pelindung Diri Di
Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2010
Dalam prosedur operasional baku tentang penggunaan APD, sarung
tangan yang digunakan untuk petugas gudang bahan makanan segar. APD yang
harus digunakan adalah masker, baju kerja/celemek, sarung tangan kulit, tutup
kepala dan sepatu alas karet. Berdasarkan observasi petugas APD yang
digunanakan oleh petugas pada saat penimbangan dan penyaluran bahan makanan
segar adalah sarung tangan, baju kerja/celemek, tutup kepala dan sepatu alas
karet.
Menurut direktorat surveilan dan penyuluhan keamanan pangan, deputi
IIIBPOM (2004), Penggunaan masker penting dilakukan karena daerah-daerah
mulut hidung dan tenggorokan dari manusia normal penuh dengan mikroba dari
berbagi jenis. Dari beberapa mikroba yang ada salah satunya adalah mikroba
staphylococcus aureus yang berada dalam saluran pernapasan dari manusia. Di
lapangan petugas tidak menggunakan masker pada saat penimbangan dan
penyaluran bahan makanan segar.
Sarung tangan yang digunakan petugas bukan sarung tangan kulit namun
petugas menggunakan sarung tangan disposable. Di Sub unit instalasi gizi tidak
tersedia sarung tangan kulit. Rumah Sakit Haji Jakarta hanya menyediakan
sarung tangan disposable untuk di sub instalasi gizi. Pada POB terkait
penggunaan APD, di ruang penyimpanan bahan makanan di sub instalasi gizi
salah satuAPD yang digunakan adalah sarung tangan kulit. Untuk itu, diharapkan
Rumah Sakit Haji Jakarta juga menyediakan sarana untuk melaksanakan
peraturan yang telah dibuat, seperti penyediaan sarung tangan kulit
Dari hasil observasi di istalasi gizi RSHJ menggunakan peci untuk lakilaki dan jilbab. Untuk perempuan kemungkinan rambut untuk jatuh kemakanan
kecil namun untuk laki-laki penutup kepala yang digunakan tersebut masih
kurang baik karena masih ada rambut yang tidak tertutup semua dan
kemungkinan rambut untuk jatuh ke dalam makanan masih cukup
besar.
b.
c.
d.
3. Proses pengawasan
Pengawasan adalah suatu proses, yang berarti bahwa pengawasan itu
sendiri terdiri dari beberapa langkah, yakni:
a) Menyusun rencana pengawasan yang mencakup tujuan pengawasan, objek
pengawasan, cara pengawasan dan sebagainya
b) Pelaksanaan pengawasan yaitu melakukan kegiatan pengawasan sesuai
dengan rencana yang telah disusun
c) Menginterpretasikan dan menganalisis hasilhasil pengawasan. Hasil
pengawasan berupa catatan, dokumen foto dan sebagainya diolah,
dinterpretasikan dan dianalisis.
d) Menarik kesimpulan dan tindak lanjut.
Kegiatan inventaris dalam proses penyimpanan ini perlu dilakukan secara
periodik yaitu bulanan. Inventaris dilakukan untuk mengetahui secara pasti bahan
makanan apa saja yang masih tersedia. Teknik inventaris yang dilakukan adalah
psysical inventory adalah kontrol yang dilakukan langsung dengan mendatangi
gudang, menghitung bahan makanan yang masih tersedia. Pentingnya pencatatan
ini sebagai input bagi perencanaan dan pelaksanaan penyedia bahan selanjutnya.
Dengan pencatatan kerusakan dapat dievaluasi bahan apa saja yang mudah rusak
serta apa penyebabnya.
Pada rumah sakit haji belum terdapat prosedur baku terkait pengawasan
terhadap kegiatan penerimaan dan peyimpanan bahan makanan, namun
sebenarnya prosedur mutu pelayanan gizi dapat dijadikan sebagai acuan dalam
melakukan pengawasan. Pengawasan tersebut dapat dilakukan pada komponen
yang ada pada prosedur tersebut yaitu input, proses, output, kriteria proses dan
pelaksana. Rencana pengawasan yang akan dibuat sebaiknya mencakup tujuan
pengawasan, objek pengawasan, cara pengawasan dan sebagainya.
Setiap pemimpin harus dapat melakukan penilaian objektif terhadap
kinerja karyawan sehingga perlu dikembangkan intrumen-instrumen penilaian
kinerja. Penilaian kinerja atau evaluasi kinerja karyawan yang ada di Rumah
Sakit Haji Jakarta dilakukan untuk mengevaluasi hasil kerja atau prestasi kerja
para pemegang jabatan. Hasil evaluasi tersebut mempengaruhi penetapan
penambahan gaji karyawan dan pertimbangan untuk diikutkan pada pelatihan dan
pengembangan.
Agar penyelenggaraan pengelolaan makanan di rumah sakit berjalan
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan perlu dilakukan pengawasan dan
penilaian
yang
dilakukan
dengan
mengadakan
pemeriksaan
Memberikan
dengan
feedback dari
pengawasan dan penilaian yang dilakukan juga sangat perlu untuk dilakukan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. Manjemen penerimaan dan penyimpanan bahan makanan melibatkan sub
unit instalasi gizi dan unit MK3L Rumah Sakit Haji Jakarta yang dimulai
dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.
Namun masih terdapat kekurangan pada fungsi pengorganisasian dan
pengawasan.
2. Rumah sakit Haji Jakarta beralamat di Jalan Raya Pondok Gede Jakarta
Timur. Rumah Sakit ini dibangun dengan standar Rumah Sakit kelas C+.
Rumah Sakit Haji Jakarta dipimpin oleh seorang direktur dan tersebut
membawahi beberapa bagian, yang salah satunya yaitu ketua komite
keperawatan yang membawahi koordinator sub unit instalasi gizi Rumah
Sakit Haji Jakarta.
3. Kegiatan penerimaan dan penyimpanan bahan makanan untuk kegiatan
penyelenggaraan makanan untuk pasien dan karyawan di lakukan sub unit
instalasi gizi Rumah Sakit Haji Jakarta. Sub Unit Instalasi Gizi merupakan
salah satu unit fungsional pada Rumah Sakit Haji Jakarta yang
mempunyai tugas pokok yaitu penyelenggaraan makan pasien dan
karyawan, penyelenggaraan gizi rawat inap, konsultasi dan penyuluhan
gizi serta penelitian dan pengembangan gizi terapan. Sub instalasi gizi ini
Proses
dengan tahapan
penyimpanan
dan
penyaluran
bahan
makanan.
5.2 saran
1. Perlu adanya peninjauan kembali terkait tugas pokok petugas yang terlibat
dalam kegiatan penerimaan dan penyimpanan bahan makanan untuk
memaksimalkan fungsi pengorganisasian dan pengawasan
2. Perlunya penambahan pada perencanaan yang ada (SOP/POB) terkait
pencatatan
dan
pelaporan
sehingga
dalam
pelaksanaan
terkait
DAFTAR PUSTAKA
Aritonang, Irianton, dan Endah Priharsiwi. Manajemen Penyelenggaraan
Makanan dan Asuhan Gizi. Yogyakarta: CEBIO dan Jurusan gizi dan
Politeknik Kesehatan Depkes Yogyakarta. 2009
Baltzer, Lynne E and Shirley A. Gilmore. Food Preparation Study Course. The
United States of America : Lowa State University Press. 1992
Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Seri Perencanaan Pedoman
Teknis Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit Kelas Jakarta: Direktorat
Jenderal Bina Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2009
-------------------------------------------------------------.Pedoman Penyelenggaraan
Makanan Rumah Sakit. Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Pelayanan
Medik, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007
------------------------------------------------------------.Pedoman
Pelayanan
GiziRumah Sakit Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia,2005
------------------------------------------------------------.Pedoman Penyelenggaraan
Makanan Rumah Sakit. Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Pelayanan
Medik, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2003
Djarismawati dkk,Pengetahuan Dan Perilaku Penjamah Tentang Sanitasi
Pengolahan Makanan Pada Instalasi Gizi Rumah Sakit Di Jakarta.
Media Litbang Kesehatan Volume XIV Nomor 3 Tahun 2004
Ekawatiningsih , Prihastuti. Kokom Komariah dan Sutriyati Purwanti. Restoran
Jilid 1 untuk SMK Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, 2008
Grossbauer, Sue. Managing Foodservice Operations: A Systems Approach for
Healthcare and Institutions. Kendall Hunt. 2001
http://digilib.petra.ac.id/NationalRestaurantAssociation,2004viewer.php?page=24
&submit.x=13&submit.y=13&submit=next&qual=high&submitval=ne
xt&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fhotl%2F2009%2Fjiunkpe-ns-s12009-33405004-12105-janggala-chapter2.pdf diakses 12 Februari 2011
pukul 20.18 WIB
Kepmenkes No 1204 Tahun 2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
715/Menkes/SK/V/2003 Tentang Persyaratan Hygiene Dan Sanitasi
Jasaboga
Moehyi, Sjahmien. Penyelenggaraan Makanan Industri dan Jasa Boga. Jakarta:
Bhratara Karya Aksara, 1992
Mukrie, A.B. Ginting, I. Ngadiarti, A. Hendrorini, N. Budiarti, Tugiman
A.Manajemen Pelayanan Gizi Institusi Dasar. Akademi Gizi, Depkes
RI, Jakarta. 1990
Notoadmodjo, Soekidjo,. Ilmu Kesehatan Masyarakat . Jakarta : PT Rineka
Cipta. 2003
Purawidjaja, Enam Prinsip Dasar Penyediaan Makan di Hotel, Restoran dan
Jasaboga,
1995
http://putraprabu.wordpress.com/2009/01/05/penyimpanan-bahanmakanan-prinsip-food-hygiene/ diakses 1 Februari 2011 pukul 15.37
WIB
Soeroso, Santoso. Manajemen Sumber Daya Manusia Di Rumah Sakit. Jakarta.
EGC .2003
Terry, George R. dan Leslie W. Rue. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: PT. Bumi
Aksara. 2009.
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
West, Bessie Brook, et al. Food Service in Institutions Fourth Edition. New York.
John Miley & Sons, Inc 1967
Wiyono, Djoko. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Teori Strategi dan
Aplikasi, Vol 2, Jakarta. 1999