Anda di halaman 1dari 5

DIALOG KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Pra interaksi
M : assalamualaikum, selamat siang bu.
D : walaikumsalam, selamat siang. Silahkan lakukan perkenalan.
M : baik, terima kasih bu. Perkenalkan nama saya Elsa Septiani Suciawati. Saya mahasiswi
keperawatan semester 1 Stikes Dharma Husada Bandung.
D : apakah kamu mampu melakukan komunikasi terapeutik dengan klien?
M : Ya, saya mampu melakukan komunikasi terapeutik dan mampu melakukan bina
hubungan saling percaya dengan klien.
D : norma seperti apakah yang kamu anut ?
M : saya menganut agama islam, dan saya patuh terhadap norma-norma hukum yang berlaku.
D : apa kelebihan dan kekurangan kamu?
M : kelebihan saya adalah saya bisa bernyanyi, dan kekurangan saya adalah kurang percaya
diri.
D : bagaimanakah perasaan kamu dari awal pertemuan dengan saya hingga saat ini?
M : saat awal pertemuan saya sangat gugup, namun sekarang saya sudah siap untuk
melakukan komunikasi terapeutik.
D : apa yang menyebabkan kamu gugup dan bagaimakah cara kamu mengatasinya?
M : saya gugup karena ini adalah pertama kalinya saya melakukan komunikasi terapeutik.
Cara mengatasinya adalah dengan cara berdoa sebelum memulai dan merefleksikan diri.
D : bagaimakah dengan sptk yang telah dibuat ?
M : ini sptk yang telah dibuat untuk Nn, Revi Suhaya :
Nama Mahasiswa : Elsa Septiani Suciawati
Nama pasien : Nn. Revi Suhaya
Hari/tgl : Rabu, 30 Januari 2014

Pertemuan ke : I
Fase : 1. Orientasi
2. Kerja
Data klien/kondisi klien : klien terlihat gelisah dan ketakutan
Masalah Keperawatan : Klien mengalami halusinasi
Tujuan Keperawatan : ingin melakukan komunikasi terapeutik untuk mengurangi rasa takut
dan membantu mengontrol halusinasi yang dialami oleh klien
Tindakan keperawatan : membantu klien mengenal halusinasi dan menjelaskan cara-cara
mengontrol halusinasi. Cara yang pertama dengan cara menghardik halusinasi.
D : ya, terima kasih atas perkenalannya. Silahkan melakukan komunikasi terapeutik dengn
baik terhadap klien, jangan sampai mengecewakan klien.
M : baik bu, terima kasih bu .

Fase Orientasi
M : assalamualaikum mba, selamat pagi. Perkenalkan saya suster Elsa Septiani , saya
mahasiswi perawat semester I dari Stikes Dharma Husada Bandung yang sedang melakukan
praktek di Rumah Sakit ini. Mba bisa panggil saya dengan sebutan suster elsa. Boleh saya
tahu nama mba siapa?
P : walaikumsalam sus. Nama saya Revi Suhaya.
M : kira-kira mba mau saya panggil apa?
P : suster bisa panggil saya revi.
M : ohh iya mba, saya akan panggil mba dengan panggilan mba revi.
P : engga usah pake mba sus, cukup panggil revi aja.
M : oh ya, baiklah revi . Revi, saya disini akan mengajak revi ngobrol-ngobrol tentang
masalah yang lagi revi hadapi. Kira-kira revi mau ngobrol-ngobrolnya berapa lama?
P : eum, 15 menitan aja deh sus.
M : terus mau ngobrolnya dimana revi?
P : ditaman aja sus.

M : baiklah, sekarang ayo kita ke taman.


Kali ini, saya akan mengajak revi mengobrol tentang halusinasi yang sering revi rasakan.
Ohh ya, bagaimana dengan tidurnya tadi malam? Nyenyak kah?
P : engga sus, engga nyenyak sama sekali. Hampir selalu terbangun tiap jam.
M : memangnya apa yang dirasakan revi sampai tidurnya tidak nyenyak seperti itu?
P : banyak suara-suara aneh sus, bayangan-bayangan juga ada.

Fase Kerja
M : eum, memang sejak kapan revi mulai sering ngedenger suara-suara sama bayanganbayangan aneh kayak gitu?
P : sejak kejadian mengerikan itu sus.
M : kejadian mengerikan apa revi ?
P : kejadian pas semua orang yang aku sayang pergi. Kereta itu ngambil semuanya dan kini
aku sendiri. Tapi mereka selalu datang membuat aku takut dan menangis. Mereka selalu ingin
mengajak aku. Wajah mereka sangat menakutkan.
M : biasanya suara sama bayangan itu datang waktu revi lagi ngapain?
P : biasanya kalo revi lagi diem, lagi capek banget, sama kalo lagi ngelamun sus.
M : apakah saat revi mendengar suara itu ada wujudnya? Dan apa yang dikatakan suara itu?
P : engga ada. Tapi suara itu jelas banget terdengar sus. Mereka selalu mengatakan bahwa
sebenernya mereka ingin masih ada disini untuk aku. Tapi disamping itu aku mendengar
suara aneh yg bilang bahwa aku harus ikut dengan mereka ke alam selanjutnya, mereka
bilang alam disini engga enak, lebih enak dialam sana. Tapi aku engga mau, aku engga mau
mati sekarang. Aku benci dengan suara itu. Aku benci .
M : apakah suara itu selalu datang terus menerus ?
P : iya, suara itu selalu datang. Bahkan saat ini pun ada. (sambil menutup telinga)
M : apa yang biasanya revi lakukan ketika suara itu datang?

P : selalu menutup telinga, karena revi benci suara itu.


M : apakah hanya dengan melakukan itu suara-suara itu menghilang?
P : kadang menghilag, tapi tak berselang lama suara itu datang lagi.
M : baik, saya disini akan membantu revi agar mencegah suara-suara itu tidak muncul
kembali. Apakah revi mau ?
P : iya sus, saya mau. Saya ingin suara dan bayangan itu menghilang. Saya ingin tenang,
tidak diliputi rasa takut.
M : iya. Jadi gini, ada 4 cara untuk mencegah suara-suara itu agar tidak muncul. Yang
pertama dengan menghardik suara tersebut, kemudian dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain, ketiga dengan cara melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke 4
minum obat dengan teratur. Bagaimana kalo sekarang kita coba belajar cara yang pertama
dengan menghardik suara itu?
P : iya sus, baik.
M : caranya adalah saat suara-suara itu datang revi coba langsung bilang, pergi saya tidak
mau dengar,cepat pergi. Aku benci suara kamu. Suara kamu palsu. Coba lakukan secara
berulang-ulang. Coba revi peragakan.
P : pasien memperagakan
M : iya, bagus revi. Ayo terus lakukan.

Fase Terminasi
M : iyaa, bagaimana perasaannya revi setelah melakukan latihan tadi?
P : heum. Sangat baik sus. Perasaan saya juga menjadi lebih tenang dan tidak terlalu tertekan
saat kemarin2.
M : alhamdulillah kalo seperti itu, kalau suara2 itu datang , revi tinggal lakukan saja hal yang
baru tadi diajarkan. Oh ya, bagaimana kalo latihan itu kita jadwalkan, agar revi terbiasa?
P : iya sus, revi setuju.
M : mau jam berapa saja revi latihannya ?

P : setiap sore aja sus, jam 3 yah.


M : baiklah revi, berarti kita akan latihan setiap sore jam 3 ya. Oh ya, untuk pertemuan
selanjutnya, revi mau kapan? Dipertemuan selajutnya mari kita bahas tentang cara yang
kedua untuk mencegah suara-suara itu datang.
P : besok saja sus, di jam yang sama saja, sekitar pukul 11.00.
M : revi maunya dimana untuk pertemuan selanjutnya?
P : ditaman ini lagi saja sus.
M : baiklah kalo begitu, besok kita bertemu lagi ya jam 11 untuk berbincang-bincang tentang
cara mencegah suara-suara halusinasi yang selalu muncul. Oh ya jangan lupa, terus latihan ya
cara yang pertama yang sudah diberikan.
P : iya sus, dengan senang hati.
M : baiklah, sampai jumpa revi. Assalamualaikum.
P : sampai jumpa, walaikumsalam
Ket :
P : pasien
M : mahasiswi perawat

Anda mungkin juga menyukai