Anda di halaman 1dari 7

RESUME PENGAUDITAN I

BAB 9 ( MEMPERTIMBANGKAN RISIKO KECURANGAN)

NAMA
NI LUH MEINA

KELOMPOK :

MULIANINGSIH (1406305105)
NI KADEK BUDI PUSPITASARI (1506305168)

JURUSAN AKUNTANSI REGULER


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2016

1. JENIS-JENIS KECURANGAN
Sebagai konsep legal yang luas, kecurangan menggambarkan setiap upaya penipuan
yang disengaja, yang dimaksudkan untuk mengambil harta atau hak orang atau pihak lain.
Dalam konteks audit atas laporan keuangan, kecurangan didefinisikan sebagai salah saji
laporan keuangan yang disengaja. Dua kategori yang utama adalah pelaporan keuangan yang
curang dan penyalahgunaan aktiva.
Pelaporan Keuangan yang Curang
Pelaporan keuangan yang curang adalah salah saji atau pengabaian jumlah atau
pengungkapan yang disengaja dengan maksud menipu para pemakai laporan keuangan itu.
1

Penyalahgunaan Aktiva
Penyalahgunaan (misappropriation) aktiva adalah kecurangan yang melibatkan
pencurian aktiva entitas. Pencurian aktiva perusahaan sering kali mengkhawatirkan
manajemen, tanpa memerhatikan materialitas jumlah yang terkait, karena pencurian bernilai
kecil menggunung seiring dengan berjalannya waktu.
2. KONDISI-KONDISI PENYEBAB KECURANGAN
Tiga kondisi kecurangan yang berasal dari pelaporan keuangan yang curang dan
penyalahgunaan aktiva diuraikan dalam SAS 99 (AU 316). Ketiga kondisi ini disebut sebagai
segitiga kecurangan (fraud triangle).
1. Insentif/Tekanan. Manajemen atau pegawai lain merasakan insentif atau tekanan untuk
melakukan kecurangan.
2. Kesempatan. Situasi yang membuka kesempatan bagi manajemen atau pegawai untuk
melakukan kecurangan.
3. Sikap/Rasionalisasi. Ada sikap, karakter, atau serangkaian nilai-nilai etis yang
membolehkan manajemen atau pegawai untuk melakukan tindakan yang tidak jujur.
Faktor Risiko untuk Pelaporan Keuangan yang Curang
Salah satu pertimbangan penting yang dilakukan auditor dalam mengungkap
kecurangan adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang meningkatkan risiko kecurangan.
Dalam segitiga kecurangan, pelaporan keuangan yang curang dan penyalahgunaan aktiva
terbagi tiga kondisi yang sama, tetapi faktor-faktor risikonya berbeda.
SegitigaKecurangan
Insentif /Tekanan

Kesempatan

Sikap/ Rasionalisasi

Penjelasan :
Insentif/Tekanan. Insentif yang umum bagi perusahaan untuk memanipulasi laporan
keuangan adalah menurunnya prospek keuangan perusahaan. Perusahaan juga mungkin
memanipulasi laba untuk memenuhi prakiraan atau tolak ukur para analis seperti laba tahun
sebelumnya. Kesempatan. Meskipun laporan keuangan semua perusahaan mungkin saja
menjadi sasaran manipulasi, risiko bagi perusahaan yang berkecimpung dalam industri yang
melibatkan

pertimbangan

dan

estimasi

yang

signifikan

jauh

lebih

besar.

Sikap/Rasionalisasi. Sikap manajemen puncak terhadap pelaporan keuangan merupakan


faktor risiko yang sangat penting dalam menilai kemungkinan laporan keuangan yang curang.
3. MENILAI RISIKO KECURANGAN
SAS 99 memberikan pedoman bagi auditor dalam menilai risiko kecurangan. Auditor
harus

mempertahankan

tingkat

skeptisisme

profesional

ketika

mempertimbangkan

serangkaian informasi yang luas, termasuk faktor-faktor risiko kecurangan , untuk


mengidentifikasi dan menanggapi risiko kecurangan.
Skeptisime Profesional. SAS 1 menyatakan bahwa, dalam melaksanakan skeptisisme
profesional (profesional skepticisme), auditor tidak mengasumsikan bahwa manajemen tidak
jujur tetapi juga tidak mengasumsikan kejujuran absolut. Sebagian besar auditor tidak akan
pernah menemui kecurangan yang material selama karirnya
Faktor-faktor Risiko SAS 99 mengharuskan auditor mengevaluasi apakah faktor-faktor
risiko kecurangan mengindikasikan adanya insentif atau tekanan untuk melakukan
kecurangan, kesempatan untuk berbuat curang, atau sikap atau rasionalisasi yang digunakan
untuk membenarkan tindakan yang curang.

Prosedur Analitis Auditor harus melaksanakan prosedur analitis selama tahap perencanaan
dan penyelesaian audit untuk membantu mengidentifikasi transaksi atau peristiwa tidak biasa
yang mungkin mengindikasikan adanya salah saji yang material dalam laporan keuangan.
Informasi Lain. Auditor harus mempertimbangkan semua informasi yang diperoleh dalam
setiap tahap atau bagian audit ketika menilai risiko kecurangan. Kebanyakan prosedur
penilaian risioko yang dilakukan auditor untuk menilai risiko salah saji yang material selama
tahap perencanaan dapat mengindikasikan risiko kecurangan yang lebih tinggi.
Mendokumentasikan Penilaian Kecurangan

Diskusi antara personil tim penugasan selama tahap perencanaan audit tentang

kerentanan laporan keuangan entitas terhadap kecurangan yang material


Prosedur yang ditempuh untuk memperoleh informais yang diperlukan untuk
mengidentifikasi dan menilai risiko kecurangan yang material
4. MERESPONS RISIKO KECURANGAN

Respons auditor terhadap risiko kecurangan meliputi:


1. Mengubah pelaksanaan audit secara keseluruhan
2. Merancang dan melaksanakan prosedur audit untuk menangani risiko kecurangan
3. Merancang dan melaksanakan prosedur untuk menangani pengabaian pengendalian
oleh manajemen
Mengubah Pelaksanaan Audit secara Keseluruhan. SAS 99 mengharuskan auditor
memasukkan unsur ketidakterdugaan dalam rencana audit. Sebagai contoh, auditor dapat
mendatangi lokasi persediaan atau menguji akun-akun yang belum diuji dalam periode
sebelumnya.
Merancang dan Melaksanakan Prosedur Audit untuk Menangani Risiko
Kecurangan. Prosedur audit yang tepat yang digunakan utnuk menangani risiko kecurangan
tertentu tergantung pada akun yang diaudit dan jenis risiko kecurangan yang diidentifikasi.
Auditor juga harus mempertimbangkan prinsip akuntansi yang dipilih manajemen
Merancang

dan

Melaksanakan

Prosedur

untuk

Menangani

Pengabaian

Pengendalian oleh Manajemen

Memeriksa ayat jurnal dan penyesuaian lainnya untuk mencari bukti salah saji yang

mungkin akibat kecurangan


Mereview estimasi akuntansi untuk mengetahui adanya bias.
4

Mengevaluasi dasar pemikiran bisnis untuk transaksi tidak biasa yang signifikan.

5. MEMUTAKHIRKAN PROSES PENILAIAN RISIKO


Penilaian risiko salah saji yang material akibat kecurangan harus terus dilakukan
auditor sepanjang audit dan dikoordinasikan dengan prosedur penilaian risiko lainnya.
Auditor harus mewaspadai kondisi-kondisi berikut ketika melakukan audit:
Perrbedaan dalam catatan akuntansi
Bukti audit yang bertentangan atau hilang
Hubungan yang serba salah atau tidak biasa antara auditor dan manajeme
Hasil dari prosedur substantif atau prosedur analitis pada tahap review akhir yang

mengindikasikan risiko kecurangan yang sebelumnya tidak diketahui


Jawaban yang tidak jelas atau tidak masuk akal atas pertanyaan yang diajukan selama
audit atau yang menghasilkan bukti yang tidak konsisten dengan bukti lainnya
6. AREA RISIKO KECURANGAN YANG SPESIFIK

Risiko Pelaporan Keuangan yang Curang atas Pendapatan


SAS 99 yang dikeluarkan oleh Auditing Standards Board secara khusus mengharuskan
auditor mengidentifikasi pengakuan pendapatan sebagai risiko kecurangan dalam kebanyakan
audit. Alasan utama yang membuat pendapatan rentan terhadap manipulasi adalah bahwa
pendapatan hampir selalu merupakan akun terbesar dalam laporan laba-rugi, sehingga satu
salah saji yang hanya merupakan persentase yang kecil dari pendapatan masih bisa
berdampak besar terhadap laba. Alasan lainnya mengapa pendapatan rentan terhadap
manipulasi adalah sulitnya menentukan waktu yang tepat untuk mengakui pendapatan dalam
banyak situasi. Tiga jenis utama manipulasi pendapatan adalah:
1. Pendapatan fiktif
2. Pengakuan pendapatan prematur
3. Manipulasi atas penyesuaian pendapatan
Risiko Kecurangan Persediaan
Persediaan sering kali merupakan akun terbesar dalam neraca dan auditor sering merasa
sullit memverifikasi eksistensi dan penilaian persediaan. Akibatnya persediaan rentan
terhadap manipulasi oleh manajer yang ingin mencapai tujuan pelaporan keuangan tertentu.
Risiko Kecurangan dalam Pembelian dan Utang Usaha
Kasus pelaporan keuangan yang curang yang melibatkan utang usaha relatif umum
ditemui meski lebih jarang bila dibandingkan dengan kecurangan yang melibatkan persediaan

atau piutang usaha. Kurang saji yang disengaja atas utang usaha biasanya menghasilkan
kurang saji pembelian dan HPP serta lebih saji laba bersih.
Risiko Pelaporan Keuangan yang Curang untuk Utang Usaha Perusahaan mungkin
melakukan upaya yang disengaja untuk merendasajikan utang usaha dan melebihsajikan laba.
Hal ini dapat dicapai dengan tidak mencatat utang usaha sampai periode berikutnya, atau
dengan mencatat penurunan fiktif utang usaha.
Penyalahgunaan dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran Kecurangan yang paling umum
dalam siklus akuisisi adalah pelaku melakukan pembayaran kepada vendor fiktif dan
menyimpan uang itu dalam rekening fiktif. Kecurangan ini dapat dicegah dengan menetapkan
bahwa pembayaran hanya akan dilakukan kepada vendor yang sudah disetujui dan dengan
meneliti secara cermat dokumentasi yang mendukung akuisisi itu oleh personil yang
berwenang sebelum pembayaran dilakukan.Meskipun beberapa akun lebih rentan
dibandingkan yang lain, hampir semua akun dapat dimanipulasi.

Daftar Pustaka
Jusup, Haryano.2014.Auditing (Pengauditan Berbasis ISA).Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi:Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai