TINJAUAN PUSTAKA
Cabang-cabang
perforantes
a.
mammaria
interna
yang
3.
Pembuluh darah lain yang juga penting artinya meskipun tidak memperdarahi
glandula mammae adalah a. thorakodorsalis.
b. Vena
Pada daerah payudara terdapat tiga grup vena yaitu:
1. Cabang cabang perforantes v. mammaria interna
2. Cabang-cabang v. aksilaris
a. v. thorako-akromialis
b. v. thorako-dorsalis
c. v. thorako lateralis
3. Vena-vena kecil yang bermuara pada v.interkostalis
Vena interkostalis bermuara pada v. vertebralis kemudian bermuara pada v.
azygos (melalui vena-vena ini metastase dapat langsung terjadi di paru).
Persarafan Payudara 1,2,4
Kulit payudara dipersarafi oleh cabang pleksus servikalis dan n. interkostalis
sedangkan jaringan glandula mammae sendiri dipersarafi oleh sistem simpatis.
Persarafan sensoris di bagian superior dan lateral berasal dari nervus
supraklavikular (C3 dan C4) dari cabang lateral nervus interkostal torasik (34 ).
Bagian medial payudara dipersarafi oleh cabang anterior nervus interkostal
Keterangan :
A Ductus
B Lobulus
C Sinus lactiferous
D Puting susu (nipple)
E Jaringan lemak
F Otot pectoralis mayor
G Tulang Iga
Pembesaran :
A sel normal
B membrane basal
C lumen (saluran tengah)
Kanker payudara merupakan hasil dari mutasi pada salah satu atau beberapa
gen. Dua di antaranya terletak pada kromosom 17. Gen yang paling berpengaruh
disebut dengan BRCA-1 (pada lokus 17q21), yang lainnya adalah gen p53 (pada
lokus 17p13). Gen ketiga adalah BRCA-2 yang terletak pada kromosom 13. Gen
keempat yang juga terlibat adalah gen reseptor androgen pada kromosom Y.
Mutasi gen ini berhubungan dengan insiden kanker payudara pada pria. Etiologi
kanker payudara masih belum diketahui dengan pasti hingga sekarang namun
yang paling diyakini sebagai penyebab adalah paparan terhadap mutagen.
Mutagen ini bisa berupa mutagen endogen yaitu radikal bebas seperti lipid
peroksidase dan malondyaldehida (MDA) juga mutagen eksogen yaitu radiasi.
Virus juga diduga sebagai penyebab namun belum dapat dibuktikan pada
manusia.3,7
2.5. Faktor Resiko Kanker Payudara
Saat ini, penyebab pasti kanker payudara belum diketahui secara pasti,
namun berbagai penelitian dan pengumpulan bukti-bukti epidemiologi telah
dilakukan untuk mencari tahu faktor-faktor yang meningkatkan risiko terkena
kanker payudara. Berbagai faktor itu antara lain :
a.Usia
Kanker payudara jarang dijumpai pada usia di bawah 30 tahun tapi
insidennya meningkat tajam hingga usia sekitar 50 tahun (30,35%). Setelah usia
50 tahun frekuensinya tetap meningkat tapi perlahan. Perbedaan insiden
berdasarkan usia ini diinterpretasikan sebagai efek dari hormon ovarium pada
perkembangan penyakit.1,2,8
Sekitar 1 hingga 8 kejadian kanker payudara yang invasif ditemukan pada
wanita yang lebih muda dari usia 45 tahun, sedangkan 2 hingga 3 kejadian
ditemukan pada wanita berusia 55 tahun keatas.
b. Geografi
Insiden kanker payudara sangat bervariasi di antara negara-negara
diseluruh dunia. Wanita asian-hispanic memiliki risiko kejadian kanker
b.
Jenis kelamin
Kanker payudara 100 kali lebih sering terjadi pada perempuan daripada
laki-laki. Alasan utamanya adalah karena pada wanita, sel-sel pada payudara
lebih sering terekspose oleh hormon-hormon estrogen dan progesteron yang
mempengaruhi peertumuhan sel-sel pada payudara. Angka kejadian kanker
payudara pada laki-laki hanya 1 %.2
c. Menstruasi
Menarche pada usia dini dan menopause yang terlambat dapat
meningkatkan risiko kanker payudara. Menarche sebelum usia 12 tahun
mempunyai risiko kanker payudara 20% lebih besar dari menarche setelah usia
15 tahun. Risiko kanker payudara berkurang sekitar setengahnya jika
menopause terjadi sebelum usia 45 tahun dibandingkan jika menopause terjadi
setelah usia 55 tahun. Hal ini mungkin disebabkan karena eksposure hormon
estrogen
dan
progesterone
yang
berkepanjangan
yang
mempengaruhi
Reproduksi
Status reproduksi juga mempengaruhi risiko terkena kanker payudara.
Wanita yang tidak pernah melahirkan (nullipara) atau yang pertama kali
melahirkan anak pada usia lebih dari 31 tahun mempunyai risiko tiga hingga
empat kali lebih besar dibandingkan perempuan yang melahirkan anak
insiden
kanker
payudara
di
berbagai
belahan
dunia
g.
Riwayat keluarga
Insiden orang-orang dalam satu keluarga besar terkena kanker payudara
terjadi pada sekitar 18% kasus, 5% di antaranya benar-benar diwarisi secara
familial berdasarkan analisis pedigree. Dengan demikian individu yang
memiliki riwayat keluarga kanker payudara berisiko tinggi untuk terkena kanker
payudara. Tingginya risiko ini dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga yang
menderita kanker payudara, sejak usia berapa mereka menderita kanker dan
hubungan mereka terhadap individu tersebut.
Risiko kanker payudara meningkat kira-kira dua kali pada anak perempuan
yang ibunya menderita kanker dan pada wanita yang saudara perempuannya
menderita kanker. Kanker familial ini cenderung terjadi pada usia lebih muda
dan bilateral. Peningkatan risiko sebagian besar disebabkan oleh pewarisan gengen yang mempredisposisi kanker payudara. Pada keluarga berisiko tinggi,
dengan empat atau lebih anggota keluarga terkena kanker payudara, 33% di
antaranya mengalami mutasi BRCA-1. Suatu studi populasi menemukan mutasi
BRCA-1 pada 12 dari 193 wanita (6,2%) yang terkena kanker payudara sebelum
usia 35 tahun dan pada 15 dari 208 wanita (7,2%) dengan riwayat kanker
payudara pada anggota keluarga tingkat pertama (first-degree relatives). Kanker
payudara familial juga sering berhubungan dengan keganasan pada organ lain
seperti colon, ovarium dan uterus.1,2,3
h.
Hormon
atom atau penelitian pada orang setelah pajanan sinar rontgen, peranan sinar
ionisasi sebagai faktor penyebab pada manusia lebih jelas.2
2.6. Patogenesis Kanker Payudara
Patogenesis kanker payudara melibatkan beberapa faktor, yaitu faktor
yang tidak bisa diubah (melibatkan jenis kelamin, umur, genetik/riwayat
keluarga), faktor yang berkaitan dengan reproduksi, dan gaya hidup. Interaksi
ketiga faktor ini memicu proses karsinogenesis pada payudara. 10
Perusak DNA
yang
didapat
(lingkungan)
1
2
3
Kimiawi
Radiasi
Virus
Sel normal
Reparasi
DNA berhasil
Kerusakan DNA
Reparasi
DNA gagal
Mutasi di dalam
genome sel somatik
Aktivasi onkogen
pertumbuhanpromosi
Mutasi diturunkan
di dalam:
1
Gen
yang
berefek pada
reparasi
DNA
2 Gen
yang
berefek pada
pertumbuhan
sel
Inaktivasi gen
supresor kanker
Perubahan gen
yang mengatur
apoptosis
Ekspansi klonal
Ekspresi hasil
produk gen
yang berubah
Heterogenitas
Neoplasma ganas
Gambar 2.3. Patogenesis neoplasia 10
bagi pasien agar lebih waspada dan rutin melakukan pemeriksaan payudara
sendiri. Keluhan pasien di organ lain yang berhubungan dengan metastasis
perlu ditanyakan seperti batuk, sesak, rasa penuh di ulu hati, nyeri tulang, dan
sakit kepala hebat. Tanda-tanda umum tentang nafsu makan dan penurunan
berat badan juga perlu ditanyakan.2,8
b. Pemeriksaan Fisik
Pada status generalis, selain tanda vital perlu juga diperiksa performance
status penderita. Karena payudara dipengaruhi oleh faktor hormonal antara
lain estrogen dan progesteron maka sebaiknya pemeriksaan payudara
dilakukan saat pengaruh hormon ini seminimal mungkin, yaitu setelah lebih
kurang satu minggu dari hari pertama menstruasi. Dengan pemeriksaan fisik
yang baik dan teliti, ketepatan pemeriksaan untuk kanker payudara secara
klinis cukup tinggi.
Teknik pemeriksaan 1,2,3
Penderita diperiksa dengan badan bagian atas terbuka
1. Posisi tegak (duduk)
Lengan penderita jatuh bebas di samping tubuh, pemeriksa berdiri di
depan dalam posisi yang lebih kurang sama tinggi. Pada inspeksi dilihat
simetri payudara kiri dan kanan; perubahan kulit berupa peau dorange,
kemerahan, dimpling, edema, ulserasi dan nodul satelit; kelainan puting
susu seperti retraksi, erosi, krusta dan adanya discharge.
2. Supra dan infraklavikula serta leher utama, bagian bawah dipalpasi dengan
cermat dan teliti. Selain payudara dan KGB, organ lain yang ikut diperiksa
adalah paru, tulang, hepar, dan otak untuk mencari metastase jauh.
d. Pemeriksaan Penunjang 3
1. Mammografi
Mammografi merupakan suatu pemeriksaan dengan soft tissue technic
yang dapat mendeteksi 85% kanker payudara. Meskipun 15% kanker
payudara tidak bisa divisualisasikan dengan mammografi, 45% kanker
payudara dapat dilihat pada mammografi sebelum mereka dapat diraba.
Adanya proses keganasan akan memberikan tandatanda primer dan
sekunder. Tanda primer berupa fibrosis reaktif, comet sign, mikrokalsifikasi,
deposit kalsium baik dalam pola mulberrry atau curvilinear, dan distorsi
duktus mamaria. Tanda-tanda sekunder berupa bertambahnya vaskularisasi,
adanya bridge of tumor dan jaringan fibroglanduler tidak teratur.
Mammografi sangat baik digunakan untuk diagnosis dini dan skrining,
hanya saja untuk skrining harganya mahal sehingga dianjurkan penggunaan
yang selektif yaitu untuk wanita-wanita dengan risiko tinggi. Sensitifitas
mammografi sekitar 75% dan spesifisitasnya hampir 90%.
Ultrasonografi berguna terutama untuk membedakan lesi padat atau
kistik juga untuk memandu FNAB dan core-needle biopsy. Mammografi dan
USG payudara dilakukan pada tumor yang berukuran < 3cm.
Pemeriksaan termografi ditemukan oleh Lawson tahun 1956. Dengan
menggunakan sinar infra merah pemeriksaan ini memanfaatkan perbedaan
suhu di mana suhu kanker payudara lebih tinggi dibanding jaringan
sekitarnya.
Xerografi
merupakan
pemeriksaan
yang
menggunakan
sistem
merupakan
teknik
pemeriksaan
radionuklir
3. Pemeriksaan sitologi
Pemeriksaan sitopatologi dilakukan dengan FNAB (fine needle aspiration
biopsy). Sensitivitasnya dalam mendiagnosis keganasan dilaporkan sebesar
90-95% bila tepat cara pengambilan dan diekspertise oleh ahlinya.2,8
4. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin dan kimia darah dilakukan sesuai dengan
perkiraan metastasis misalnya alkali fosfatase dan liver function tests untuk
metastasis ke hepar atau kadar kalsium dan fosfor untuk metastase tulang.2,3,8
5. Pemeriksaan metastase jauh
T0
Tis
Tis(DCIS)
Tis(LCIS)
Tis(Paget's)
T1
T1mic
Tumor 2 cm
Microinvasion 0.1
T1a
T1b
T1c
T2
T3
Tumor > 5 cm
T4
T4a
T4b
T4c
T4d
Inflammatory carcinoma
N0
N2
N2a
N3
N3a
N3c
pN0b
pN0(i)
pN0(i+)
pN0(mol)
pN0(mol+)
pN1mi
pN1a
pN1b
pN1c
pN2
pN2a
pN2b
pN3
pN3a
pN3b
M0
M1
Tis
N0 M0
Stadium I
T1
N0 M0
Stadium II A
T0
N1 M0
T1
N1 M0
T2
N0 M0
T2
N1 M0
T3
N0 M0
T0
N2 M0
T1
N2 M0
T2
N2 M0
T3
N1 M0
T3
N2 M0
Stadium II B
Stadium III A
Stadium III B
T4
N0 M0
T4
N1 M0
T4
N2 M0
Stadium III C
Any T N3 M0
Stadium IV
Any T Any N M1
Klasifikasi Histologik
Untuk kanker payudara dipakai klasifikasi histologik berdasarkan WHO
Histological Classification of Tumours of the Breast , tahun 2012 sbb. :
Karsinoma in situ :
Ductal carcinoma in situ
Lobular carcinoma in situ
Karsinoma invasive :
Invasive carcinoma of no special type (NST) :
Subtipe : Pleomorphic carcinoma, Carcinoma with osteoclast-like
stromal giant, cells, Carcinoma with choriocarcinomatous features,
Carcinoma with melanocytic features
Invasive Lobular carcinoma :
Subtipe : Classic , Solid, Alveolar, Pleomorphic, Tubulolobular,
mixed lobular.
Tubular carcinoma
Cribriform carcinoma
Mucinous carcinoma
Carcinoma with medullary features
metaplastic
mixed
carcinoma
metaplastic
with
carcinoma,
mesenchymal
myoepithelial
carcinoma
Rare types
Carcinoma with neuroendocrine features
Secretory carcinoma Invasive papillary carcinoma
Acinic cell carcinoma Mucoepidermoid carcinoma
Polymorphous
carcinoma
Oncocytic
carcinoma
Lipid-rich
carcinoma
Glicogen-rich clear cell carcinoma
Sebaceous carcinoma
Salivary gland/skin adnexal type tumours
Epithelial-myoepithelial tumors
Subtipe : Adenomyoepithelioma with carcinoma, adenoid cystic
carcinoma.
Intraductal papillary carcinoma
Encapsulated papillary carcinoma
Solid papillary carcinoma
Subtype : in situ, invasive.
Pagets disease of the nipple
Cystosarcoma philloides
Gambaran klinis Cystosarcoma philloides dapat seperti FAM yang besar.
Bentuknya bulat lonjong, permukaan berbenjol, batas tegas, ukuran bisa
mencapai 20-30 cm. Konsistensinya dapat padat kenyal tapi ada bagian yang
kisteus. Walaupun ukurannya besar tidak ada perlekatan ke dasar atau kulit.
Kulit payudara tegang, berkilat dan tampak venektasi. Cystosarcoma philloides
tidak bermetastase karena ini adalah kelainan jinak tapi sejumlah kecil (27%)
ditemukan dalam bentuk ganas yang disebut malignant cystosarcoma
Galactocele
Galaktokel bukan kelainan neoplasma atau pertumbuhan baru melainkan
suatu massa tumor kistik yang timbul akibat tersumbatnya duktus laktiferus
pada ibu-ibu yang sedang atau baru selesai masa laktasi. Tumor ini berbatas
tegas, bulat dan kisteus karena berisi air susu yang mengental.
e.
Mastitis
Mastitis adalah suatu infeksi pada kelenjar payudara yang biasanya terdapat
pada wanita yang sedang menyusui. Ditemukan tanda-tanda radang dan sering
sudah menjadi abses.
2.10. Pencegahan 11
Pencegahan (primer) adalah usaha agar tidak terkena kanker payudara.
Pencegahan primer berupa mengurangi atau meniadakan faktor-faktor risiko yang
diduga sangat erat kaitannya dengan peningkatan insiden kanker payudara.
Pencegahan primer atau supaya tidak terjadinya kanker secara sederhana adalah
mengetahui faktor-faktor risiko kanker payudara, seperti yang telah disebutkan di
atas, dan berusaha menghindarinya.
Pencegahan sekunder adalah melakukan skrining kanker payudara.
Skrining kanker payudara adalah pemeriksaan atau usaha untuk menemukan
abnormalitas yang mengarah pada k a n k e r payudara pada seseorang atau
kelompok orang yang tidak mempunyai keluhan. Tujuan dari skrining adalah
untuk menurunkan angka morbiditas akibat kanker payudara dan angka
kematian.Pencegahan sekunder merupakan primadona dalam penanganan kanker
secara keseluruhan.
carcinoma
mungkin
dapat
disembuhkan
dengan
terapi
diberikan pad pasien dengan stadium IV dan untuk pasien dengan metastasis jauh
atau untuk karsinoma local yang tidak dapat di reseksi.
NSP
Operasi pengangkatan seluruh jaringan payudara beserta tumor dengan
mempertahankan nipple areola kompleks dan kulit seta diseksi aksila level I-II.
Operasi ini, juga harus disertai rekonstruksi payudara secara langsung yang
umumnya adalah TRAM flap, LD flap atau implant. Dilakukan tumor stadium
dini dengan ukuran 2cm atau kurang, lokasi periper, secara klinis NAC tidak
terlibat, kgb N0, histopatologi baik, dan potong beku sub areoala : bebas tumor.
BCT
BCT adalah terapi yang komponenya terdiri dari lumpektomi dan
segmentektomi atau kuadrantektoi dan diseksi aksila serta radioterapi. Jika
terdapat fasilitas, lymphatic maping dengan sentined lymph node biopsy (SLNB)
Adjuvan kemoterapi
Terapi tambahan setelah terapi utama. Tujuannya adalah untuk
mengendalikan occult micrometastasic disease sehingga menurunkan resiko
timbulnya kekambuhan dan metastasis jauh. Usia, ukuran tumor, karakter biologic
tumor dan status kelenjar getah bening merupakan faktor yang menentukan dalam
pemberian kemoterapi. Kemoterapi bekerja paling efektif pada tumor yang
berukuran kecil dan masih dalam fase pertumbuhan linier. Adjuvan kemoterapi
menurunkan 25% mortalitas kanker payudara. Contoh regimen yang digunakan
antara lain siklofosfamid, doxorubisin, 5-fluoroasil dan methotrexate.
Neoadjuvan Kemoterapi
Pemberian kemoterapi pada penderita kanker dengan high grade
malignancy dan belum pernah mendapat tindakan loco- regional dengan bedah
atau radiasi. Neoadjuvan terapi bertujuan untuk memeprkecil ukuran tumor dan
control mikrometastasis, disamping itu neoadjuvan dapat memberikan informasi
tentang respon regimen kemoterapi.
D. Terapi Hormonal
Terapi hormonal yang mulai dikembangkan sejak satu abad lalu.dengan
masih paling efektif dan plaing jelas targetnya dari terapi sistemik untuk kanker
payudara. Adjuvan hormonal terapi diindikasikan hanya pada payudara yang
menunjukan ekdspresi positif dari estrogen reseptor. Dan atau progesterone
reseptor tanpa memandang usia, status menopause, status KGB Aksila maupun
ukuran tumor. Tujuan teapi hormonal pada kanker payudara adalah untuk
2.12. Komplikasi 12
Karsinoma payudara biasanya menyebar secara limfogen. Distribusi
penyebaran tergantung pada lokalisasi tumor. Sebahagian besar tumor
mengadakan metastasis di Kelenjar Getah Bening (KGB) aksila melibatkan
satu
atau
lebih
faktor
memperburuk
prognosis.
Kapan
terjadinya metastasis ini belum dapat ditentukan dengan pasti, namun para ahli
membuktikan bahawa
ukuran
tumor
erat
kaitannya
dengan
kejadian
kecil
pula.
Atas
dasar fenomena
inilah
diupayakan
untuk
menemukan tumor-tumor pada tahap awal yaitu ketika pada ukuran kecil
antara lain dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan pemeriksaan
payudara oleh dokter atau perawat walaupun tidak ada keluhan yang diikuti
mamografi dan sitologi aspirasi. Akan tetapi tumor berukuran kecil belum
merupakan jaminan bebas dari kejadian metastasis. Oleh kerana itu beberapa
pakar berpendapat bahwa karsinoma payudara merupakan penyakit sistemik
yang sukar dijangkau.
2.13. Prognosis
Kelangsungan hidup pasien kanker payudara dipengaruhi oleh banyak hal
seperti karakteristik tumor, status kesehatan, faktor genetik, level stress,
imunitas, keinginan
kanker
untuk
hidup,
dan
lain-lain.
Stadium
klinis
dari
penyakit ini. Harapan hidup pasien kanker payudara dalam lima tahun
digambarkan dalam five-year survival rate. 12
Prognosis kanker payudara dapat ditentukan berdasarkan beberapa faktor yaitu3:
a. Stadium klinik
Tabel 2.1. Prognosis kanker payudara berdasarkan stadium klinik
Stadium Klinik
0
I
II
IIIA
IIIB
IV
5 tahun (%)
> 90
80
60
50
35
10
10 tahun (%)
90
65
45
40
20
5
KGB aksila
Tidak ada
5 tahun (%)
80
10 tahun (%)
65
1-3 KGB
65
40
> 3 KGB
30
15
c. Ukuran tumor
Tabel 2.3. Prognosis kanker payudara berdasarkan ukuran tumor
Ukuran tumor (cm)
10 tahun (%)
<1
80
3-4
55
5-7,5
45
d. Histologi
Kanker yang poor differentiated, metaplasia dan grade tinggi mempunyai
prognosis yang lebih buruk dibandingkan kanker yang well differentiated.
e.
Reseptor hormon
Pasien dengan kanker yang bersifat ER positif mempunyai waktu
survival yang lebih lama dibandingkan pasien dengan kanker yang bersifat ER
negatif.
DAPUS
1. Asrul. Hubungan antara Besar Tumor dan Tipe Histologi Kanker
Payudara dengan Adanya Metastase pada Kelenjar Getah Bening
Aksila. Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara. 2003. Available from: http://www.usu.ac.id.
5. Suyatno & Pasaribu ET. Bedah Onkologi : Diagnosis dan Terapi. Edisi ke2. Jakarta: Sagung Seto. 2014.
6. Depkes.Kanker.http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/info
datin/infodatin-kanker.pdf
PERABOI 2003.
12. Taha
MNAB.
Kanker
Payudara.
2012.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31030/4/Chapter%20II.pdf
(30 April 2016)