Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

I.
II.

Kasus
: Isolasi sosial.
Definisi: (Townsend, 2008).
Proses terjadinya masalah :
Pada pasien gangguan jiwa dapat mengalami defisit perawatan diri sebagai
akibat adanya perubahan proses pikir sehingga terjadi penurunan
kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri. Ketidak mampuan
perawatan diri meliputi ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan,
berhias diri dan eliminasi (buang air besa dan buang air kecil) secara mandiri
(Keliat dan Akemat, 2010). Sedangkan menurut Townsend (2008)
kemungkinan etiologi defisit perawatan diri yaitu menarik diri, regresi, panik
dan ketidakmampuan mempercayai orang lain. Selain itu menurut Stuart
(2013) depresi mayor, gangguan bipolar, aphasia, agnosia dan apraksia juga
berkontribusi terhadap terjadinya defisit perawatan diri. Klien dengan
skizofrenia juga dapat mengalami defisit perawatan diri terutama selama
episode psikotik karena isi pikiran klien dikuasai oleh ide-ide waham dan
halusinasi sehingga ia gagal melaksanakan aktivitas dasar sehari-hari

III.

(Videbeck, 2011).
Data yang perlu dikaji
Menurut Keliat dan Akemat (2010) tanda dan gejala yang tampak pada
pasien yang mengalami defisit perawatan diri adalah sebagai berikut:
a. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit
berdaki dan bau, serta kuku panjang dan kotor.
b. Ketidakmampuan berhias/berpakaian, ditandai dengan rambut acakacakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien
laki-laki tidak bercukur, pada pasien perempuan tidak berdandan.
c. Ketidakmampuan
makan
secara
mandiri,
ditandai
dengan
ketidakmampuan mengambil makanan sendiri, makan berceceran, dan
makan tidak pada tempatnya.
d. Ketidakmampuan eliminasi secara mandiri, ditandai dengan buang air
besar (BAB) dan buang air kecil (BAK) tidak pada tempatnya, dan tidak
membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK.

IV.

Pohon masalah dan prioritas diagnosa keperawatan

Effect

Resiko Infeksi

Core Problem

Defisit Perawatan Diri

Waham

Causa/ Penyebab

Halusinasi

Gambar 1. Pohon Masalah


(Sumber: Videbeck, 2011, dengan perubahan)
Isolasi Sosial

Berdasarkan pohon masalah diatas dapat kita ambil diagnosa keperawatan


prioritas yaitu defisit perawatan diri.
V.

Harga Diri Rendah Kronis

Rencana tindakan keperawatan


Menurut Keliat dan Akemat (2010) tindakan keperawatan pada pasien
dengan defisit perawatan diri meliputi:
a. Tindakan keperawatan pada pasien
1. Tujuan keperawatan\
a) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b)Pasien mampu melakukan berhias secara baik
c) Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d)Pasien mampu melakukan eliminasi secara mandiri
2. Tindakan keperawatan
a) Melatih pasien cara perawatan kebersihan diri dengan cara:
1) Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
2) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
3) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
4) Melatih pasien mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri
b)Membantu pasien latihan berhias
Latihan berhias pada pria harus dibedakan dengan wanita. Pada
pasien laki-laki, latihan meliputi latihan berpakaian, menyisir
rambut, dan bercukur, sedangkan pada pasien perempuan, latihan
meliputi

latihan

berpakaian,

menyisir

berhias/berdandan.
c) Melatih pasien makan secara mandiri dengan cara:
1) Menjelaskan cara mempersiapkan makan

rambut

dan

2) Menjelaskan cara makan yang tertib


3) Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan
4) Mempraktikkan cara makan yang baik
d)Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
dengan cara:
1) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
2) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
3) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK.
b. Tindakan keperawatan pada keluarga
1. Tujuan keperawatan
Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami
masalah defisit perawatan diri
2. Tindakan keperawatan
a) Diskusikan dengan keluarga tentang masalah yang dihadapi
keluarga dalam merawat pasien
b)Jelaskan pentingnya perawatan diri untuk mengurangi stigma
c) Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang
dibutuhkan oleh pasien untuk menjaga perawatan diri pasien
d)Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri pasien dan
membantu mengingatkan pasien dalam merawat diri (sesuai
jadwal yang telah disepakati)
e) Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan
pasien dalam merawat diri
f)Bantu keluarga melatih cara merawat pasien defisit perawatan
diri.
VI.

Referensi
Keliat, B.A. & Akemat, editor. (2010). Model Praktik Keperawatan
Profesional Jiwa. Jakarta: EGC
Stuart, G.W. (2013). Principle and Practice of Psychiatric Nursing. Tenth
Edition. St. Louis: Mosby Elsevier
Townsend, M.C. (2008). Nursing Diagnosis in Psychiatric Nursing. Care
Plans and Psychotropic Medications. Seventh Edition. Philadelphia:
F.A. Davis Company
Videbeck, S.L. (2011). Psychiatric-Mental Health Nursing. Fifth Edition.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Wardani, I.Y. dkk. (2015). Buku Kerja Praktikum Mahasiswa: Konsep Diri,
Stress dan Koping. Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Seorang laki-laki, 30 tahun, datang ke IGD rumah sakit jiwa dengan alasan sering
keluyuran, tidak mampu pulang sendiri ke rumah, keluarga kewalahan mengawasi
klien. Saat dikaji klien sulit diajak bicara, kontak mata kurang, lebih banyak
menunduk, menolak untuk berbicara dengan siapapun. Menurut keluarga, klien
sudah tidak mandi sejak sebulan yang lalu karena tidak mau disuruh mandi dan
berganti pakaian. Penampilan tidak rapi, pakaian kotor, kulit berdaki, bau badan
menyengat, gigi kotor, mulut bau, rambut acak-acakan, kumis dan jenggot
panjang, kuku panjang dan kotor.
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri
3. Tujuan Khusus
Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
4. Tindakan Keperawatan
SP 1 Pasien: mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat diri
dan melatih pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri.
B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
a)
Salam teraperutik
Assalamualaikum, Selamat pagi Bapak. Saya perawat yang bertugas pada
pagi ini, mana saya Fadly. Saya adalah mahasiswa dari Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia. Nama Bapak siapa? Senangnya dipanggil
apa?
b)
Evaluasi/Validasi

Bagaimana perasaan Bapak pagi ini? Dari tadi saya perhatikan Bapak
menggaruk-garuk badan, gatal ya pak?
c)
Kontrak
Topik:
Bagaimana jika kita sekarang berbincang-bincang tentang kebersihan diri?
Waktu:
Berapa lama bapak punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya?
Bagaimana kalau 15 menit?
Tempat:
Dimana bapak mau berbincang-bincang dengan saya? Bagaimana jika di
ruangan ini saja?
Tujuan:
Jadi tujuan perbincangan kita adalah agar bapak dapat mengetahui tentang
pentingnya kebersihan diri dan Bapak bisa melakukan kebersihan diri.
2. Fase Kerja
Berapa kali Bapak mandi dalam sehari? Apakah Bapak sudah mandi hari ini?
Menurut Bapak apa kegunaannya mandi? Apa alasan Bapak sehingga tidak bisa
merawat diri? Menurut Bapak apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan
diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik seperti
apa? Badan gatal, mulut bau, apa lagi...? kalau kita tidak teratur menjaga
kebersihan diri masalah apa menurut Bapak yang bisa muncul? Betul, ada kudis,
kutu, dan lain-lain.
Apa yang Bapak lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja Bapak
menyisir rambut? Bagaimana dengan merias muka? Apa maksud atau tujuan
meyisir rambut dan bershias? Berapa kali Bapak bercukur dalam seminggu?
Kapan Bapak terakhir bercukur? Apa gunanya bercukur? Apa alat-alat yang
diperlukan? Iya, sebaiknya bercukur 2 kali seminggu. Alat cukurnya nanti minta
ke perawat ya!.
Berapa kali Bapak makan sehari? Apa pula yang dilakukan setelah makan?
Betul, kita harus sikat gigi setelah makan. Di mana biasanya Bapak buang air
kecil dan buang air besar?Bagaimana membersihkannya? Iya kita harus buang
air besar dan kecil di WC. Nah itu WC di ruangan ini, lalu jangan lupa
membersihkan pakai air dan sabun.
Menurut Bapak kalau mandi kita harus bagaimana? Sebelum mandi apa yang
perlu kita persiapkan? Benar sekali, Bapak perlu menyiapkan pakaian ganti,
handuk, sikat gigi, sampo, sabun dan sisir.

Bagaimana jika sekarang kita ke kamar mandi, saya akan membantu Bapak
melakukannya. Sekarang buka pakaian, dan siram seluruh tubuh Bapak termasuk
rambut lalu ambil sampo gosokkan pada kepala Bapak sampai berbusa lalu bilas
sampai bersih. Bagus sekali! Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh
secara merata lalu siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai
odol, giginya disikat dari arah atas ke bawah, gosok seluruh gigi mulai dari
depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram
lagi seluruh tubuh Bapak sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. Bapak
bagus sekali melakukannya. Selanjutnya, Bapak pakai baju dan sisir rambutnya
dengan baik.
3. Fase Terminasi
a)
Evaluasi
Subjektif:
Bagaimana perasaan Bapak setelah mandi dan mengganti pakaian?
Objektif:
Coba Bapak sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah
Bapak lakukan tadi?
Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang-bincang tentang
pentingnya kebersihan diri tadi? Sekarang coba Bapak ulangi lagi tandatanda bersih dan rapi.
b)
Rencana tindak lanjut
Bagus sekali! Mau berapa kali Bapak mandi dan sikat gigi? Dua kali pagi dan
sore, mari kita masukkan ke dalam jadwal aktivitas harian!. Nah... lakukan
ya pak... dan beri tanda M (mandiri) kalau dilakukan tanpa disuruh, B
(bantuan) jika diingatkan baru dilakukan dan T (tidak) tidak melakukan.
c)
Kontrak yang akan datang
Topik:
Baiklah pak, bagaiman kalau besok kita bertemu lagi untuk latihan berhias?
Waktu:
Bagaimana jika kita latihan cara yang kedua besok, dengan jam yang sama
seperti hari ini?
Tempat:
Dimana bapak ingin berbincang dengan saya besok? Ya sudah, bagaimana
jika besok kita melakukannya di sini saja.
Kalau begitu saya pamit dulu ya, selamat pagi, Assalamualaikum

I.

Anda mungkin juga menyukai