Anda di halaman 1dari 53

RANCANG BANGUN KINCIR ANGIN MODEL SAVONIUS

TERMODIFIKASI SEBAGAI SUMBER ENERGI


TERBARUKAN

Disusun oleh :

MENTARI LAILLA RACHMAWATI


M0206053

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Sains Fisika

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juni, 2010

HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini dibimbing oleh :
Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Ir. Ari Handono R, M.Sc, P.hD.


NIP. 19610223 198601 1 001

Drs. Iwan Yahya, M.Si.


NIP. 19670730 199302 1 001

Dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi pada :


Hari
: Senin
Tanggal
: 5 Juli 2010
Anggota Tim Penguji :
1. Drs. Hery Purwanto, M.Sc.
NIP. 19590518198703 1 002

(...................................)

2. Drs. Harjana, M.Si, Ph.D.


NIP. 19590725 198601 1 001

(...................................)

Disahkan oleh
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan Fakultas MIPA

Ketua Jurusan Fisika

Prof. Drs. Sutarno, M.Sc, Ph.D.


NIP. 19600809 198612 1 001

Drs. Harjana, M.Si, Ph.D.


NIP. 19590725 198601 1 001

ii

PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul
RANCANG

BANGUN

KINCIR

ANGIN

MODEL

SAVONIUS

TERMODIFIKASI SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN belum


pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga belum pernah ditulis atau dipublikasikan
oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan
dalam daftar pustaka.

Surakarta, 21 Juni 2010

MENTARI LAILLA RACHMAWATI

iii

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila


kamu telah selesai dari sesuatu urusan, kerjakanlah dengan sungguhsungguh urusan yang lain
(QS. Al Nasyrah: 6-7)

Bercitacitalah selama masih sanggup bermimpi, karena itulah


keindahan pikiran manusia. Lakukanlah sesuatu yang ingin anda
lakukan karena disitulah kekuatan kemauan. Yakinlah dirimu untuk
menguji batas keyakinan karena disitulah keberaniaun untuk sukses
(Anomin)

Belajarlah untuk menciptakan rasa bahagia dengan apa yang engkau


miliki hari ini sementara engkau terus berjuang meraih apa yang
engkau inginkan
( Jim Rohn)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada :


Ayahanda dan Ibunda Tercinta
My Little Young Brother Bintang Ashari
Bintang Kehidupanku Eko Susilo Nugroho ^-^

RANCANG BANGUN KINCIR ANGIN MODEL SAVONIUS


TERMODIFIKASI SEBAGAI SUMBER ENERGI
TERBARUKAN
MENTARI LAILLA RACHMAWATI
Jurusan Fisika. Fakultas MIPA. Universitas Sebelas Maret
pyu_pyu_meong@yahoo.co.id
ABSTRAK
Artikel ini merupakan hasil penelitian kincir angin poros vertikal tipe
Savonius L termodifikasi. Dalam penelitian ini dirancang empat turbin yang
terdiri dari satu turbin standar dan tiga turbin termodifikasi. Turbin terdiri dari dua
sudu dengan masing-masing luas sudu dibuat sama yaitu 0,029 m. Kincir angin
ini didesain dengan jari-jari lengan 10 cm dengan tinggi 20 cm. Modifikasi sudu
Savonius L dilakukan dengan merekayasa sirip aerodinamis dan memvariasi
penempatan sirip aerodinamis pada sudu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan memvariasikan tiga
kecepatan angin dari kipas, maka didapat kecepatan putar turbin adalah berturutturut sebesar 137 rpm, 157 rpm dan 175 rpm. Turbin 4 dengan posisi sirip terluar
menghasilkan kinerja terbaik. Pengaruh dari posisi sirip terhadap putaran turbin
dan tegangan yang dihasilkan pada sudu sangat signifikan.
Kata kunci : Kincir Angin, Savonius L, Kecepatan, Putaran dan Sirip
Aerodinamis.

vi

WINDMILLS DESIGN AS A MODEL SAVONIUS MODIFIED


RENEWABLE ENERGY SOURCES

MENTARI LAILLA RACHMAWATI


Department of Physics. Faculty of Science. Sebelas Maret University
pyu_pyu_meong@yahoo.co.id
ABSTRACT
This article explains the result of research on windmill with vertical shaft
a type Savonius L modified. This research was designed by four turbine consisting
of one standard turbine and three modified turbine. The turbine consist of two
blades with the total area of blades is 0,029 m. The turbine is designed with the
arm of windmill is 10 cm and the height of the windmill is 20 cm. The
modification of blades on the Savonius L is conducted by designing the
aerodynamical blades and variaying the position of the fin on the blades.
The result shows that by varying three wind speed of the fan will cause
the turbine rotating is 137 rpm, 157 rpm and 175 rpm recpectively. The Turbine 4
with the outer most fin shows the best performance. The influence of the variation
position of the fin on the blades to turbine rotation and generated voltage is very
significant.
Keyword: Windmills, Savonius L, Velocity, Rotation, and An Aerodynamics Fin

vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillaahirobbilalamiin, Segala puji dan syukur bagi Allah SWT
atas rahmat, hidayah-Nya dan karunia-Nya Laporan Tugas Akhir dengan judul
Rancang Bangun Kincir Angin Model Savonius Termodifikasi Sebagai
Sumber Energi Terbarukan ini dapat terselesaikan dengan baik sesuai waktu
yang diharapkan. Shalawat serta salam semoga tercurah pada Rasulullah
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya, yang telah
menyampaikan dien-Nya kepada kita semua.
Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat akademis untuk
menyelesaikan jenjang perkuliahan program strata 1 (S1) di Jurusan Fisika
Universitas Sebelas Maret. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi
ini mengalami berbagai kendala karena keterbatasan dan kemampuan penulis.
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihakpihak yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir
ini. Dengan rasa tulus dan ikhlas penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Sutarno M.Sc,Ph.D selaku Dekan FMIPA Universitas Sebelas
Maret.
2. Bapak Drs. Harjana, M.Si,Ph.D selaku ketua jurusan Fisika FMIPA UNS.
3. Bapak Ari Handono Ramelan M.Sc,Ph.D selaku pembimbing I yang telah
sabar memberikan dorongan dan bimbingan, saran untuk menyelesaikan tugas
akhir ini.
4. Bapak Drs. Iwan Yahya, M.Si selaku pembimbing II yang telah sabar
memberikan bimbingan, pengetahuan dan saran selama ini.
5. Bapak Mohtar Yunianto, S.Si, M.Si selaku pembimbing akademik.

viii

6. Segenap dosen pengajar yang selama ini memberikan banyak pengetahuan dan
pengalaman.
7. Bapak, Ibu dan Adikku tercinta atas doa, kasih sayang, dukungan moral dan
material yang tiada henti.
8. Keluarga besarku di Solo atas perhatian dan dukungannya.
9. Prince Rain City-ku Eko Susilo Nugroho atas motivasi, cinta, semangat dan
doa yang diberikan selama ini, tunggu aku ya!.
10. Kakak Agung Rudi, Mbak Marizka, Mbak Dyah, Mas Novan atas bantuan,
saran dan informasinya.
11. Pak David, Pak Eko, Pak Ari, Pak Yun, Pak Johan atas informasi dan bantuan
dan sarannya.
12. Sahabat-sahabatku : Intun, Bek-bek, As3, Anis Soldier, Mumu atas canda tawa
dan kebersamaan selama ini, semoga silaturahmi kita tetap terjalin, temanteman micron : Pak Fu, Tatag, Hastow, Toriq, Bundo, Weedh, Bang Mail, D1,
Nanang, Tante, Galuh, hogwarts community : Mentri Leti, Luna Lina, Prefek
Fajri, Nyonya Bellatrix semoga persaudaraan hogwarts tetap terjalin sampai
peron 9 terlewati junior, semua teman-teman Fisika UNS angkatan 2006
yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas bantuan dan
dukungannya.
13. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik dalam pelaksanaan
Tugas Akhir maupun dalam penyusunan laporan Skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik atas kebaikan
dan bantuan yang telah engkau berikan. Dalam penyusunan laporan penelitian ini,
penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan baik dalam isi
maupun cara penyajian materi. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran guna perbaikan di masa datang. Semoga laporan penelitian ini dapat
memberi manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada. Amiin Yaa
RobbalAalamin.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

ix

Surakarta, Juni 2010


Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................
HALAMAN PERNYATAAN.. .................................................................

i
ii
iii

MOTTO .....................................................................................................
PERSEMBAHAN ......................................................................................
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................
HALAMAN ABSTRACT .........................................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................
DAFTAR ISI .............................................................................................
DAFTAR TABEL ......................................................................................
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................

iv
v
vi
vii
viii
x
xii
xiii
xv
1

1.1 Latar Belakang ....................................................................


1.2 Perumusan Masalah ............................................................
1.3 Batasan Masalah ..................................................................
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................
1.5 Manfaat Penelitian ...............................................................
1.6 Sistematika Penulisan............................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................
2.1 Energi Angin .........................................................................
2.2 Gaya Hambat (Drag) dan Gaya Angkat (Lift) ......................
2.3 Turbin Angin .........................................................................

1
2
3
3
3
4
5
5
9
9

2.3.1 Turbin Angin Sumbu Horizontal ................................


2.3.2 Turbin Angin Sumbu Vertikal .....................................
2.3.2.1 Turbin Darrieus ...............................................
2.3.2.2 Turbin Savonius ..............................................
2.4 Torsi, Daya dan Kecepatan ...................................................
2.5 Dinamo ...................................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................

10
11
11
12
14
15
17

3.1 Metode Penelitian.................................................................


3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ..............................................
3.3 Alat dan Bahan yang Digunakan..........................................
3.4 Prosedur Penelitian ..............................................................
3.4.2 Langkah-langkah Penelitian ..........................................
3.4.2.1 Persiapan Alat dan Bahan ........................................
3.4.2.2 Pembuatan Kerangka dan Kincir Angin Savonius ..
3.4.2.3 Pembuatan Kerangka dan Dinamo ...........................
3.4.2.4 Perakitan Kincir dengan Rangkain Pendukung .......
3.4.2.5 Pengujian dan Pengambilan Data.............................
3.4.2.6 Analisa dan Pengolahan Data...................................
3.4.2.7 Kesimpulan dan Saran...............................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................
4.1 Konstruksi Instrumen ...........................................................
4.2 Pengukuran Kecepatan Angin ...............................................
4.3 Pengukuran Putaran Turbin dan Output Tegangan ...............
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................
5.1 Kesimpulan ...........................................................................
5.2 Saran ......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
LAMPIRAN ...........................................................................

xi

17
17
17
19
19
19
20
22
22
23
24
24
25
25
26
29
35
35
35
36
39

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4.1 Data Kecepatan Angin .............................................................

26

Tabel 4.2 Data Kecepatan Angin Terhadap Putaran Turbin ....................

29

Tabel 4.3 Data Putaran Turbin Terhadap Output Tegangan... .................

31

Tabel 4.4 Nilai Tip Speed Ratio Turbin ...................................................

33

Tabel 4.5. Daya Angin................................................................................

34

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Grafik Hubungan Grafik Hubungan Cp dan dengan Batas
Betz (Betz Limit) (Roisin, 2007)................................................

Gambar 2.2 Turbin Angin Sumbu Horizontal (Olson dan Visser, 2008).....

11

Gambar 2.3 Turbin Darrieus (Olson dan Visser, 2008)................................

12

Gambar 2.4 Tipe Turbin Savonius................................................................

12

Gambar 2.5 Tipe Rotor Savonius (Sadaaki, Isao and T. Jiro, 2003).............

13

Gambar 3.1 Alat Penelitian...........................................................................

18

Gambar 3.2 Desain Turbin Standar..............................................................

20

Gambar 3.3 Desain Turbin Termodifikasi....................................................

21

Gambar 3.4 Turbin termodifikasi..................................................................

21

Gambar 3.5 Rangkaian Pendukung................................................................

22

Gambar 3.6 Rangkaian Alat..........................................................................

22

Gambar 3.7 Peletakan Anemometer Pada Screen Window..........................

23

Gambar 4.1 Modifikasi Sirip Aerodinamis Pada Sudu Turbin......................

25

Gambar 4.2 Pola Kontur Distribusi Angin Menggunakan Surfer V.9...........

27

Gambar 4.3 Interpretasi Sebaran Angin yang Mengenai Turbin Pada Screen
Window .....................................................................................

28

Gambar 4.4 Grafik Hubungan Putaran Turbin dengan Kecepatan Angin......

30

Gambar 4.5 Grafik Hubungan Output Tegangan dengan Putaran Turbin......

32

Gambar 4.6 Grafik Hubungan Kecepatan Angin dengan TSR......................

34

Gambar B.1 Grafik Hubungan Kecepatan Angin Terhadap Putaran


Turbin 1 .....................................................................................

41

Gambar B.2 Grafik Hubungan Kecepatan Angin Terhadap Putaran


Turbin 2.....................................................................................

41

Gambar B.3 Grafik Hubungan Kecepatan Angin Terhadap Putaran


Turbin 3.....................................................................................

xiii

42

Gambar B.4 Grafik Hubungan Kecepatan Angin Terhadap Putaran


Turbin 4.....................................................................................

42

Gambar B.5 Grafik Hubungan Tip Speed Ratio Terhadap Kecepatan Angin
Pada Turbin 1...........................................................................

43

Gambar B.6 Grafik Hubungan Tip Speed Ratio Terhadap Kecepatan Angin
Pada Turbin 2............................................................................

43

Gambar B.7 Grafik Hubungan Tip Speed Ratio Terhadap Kecepatan Angin
Pada Turbin 3............................................................................

44

Gambar B.8 Grafik Hubungan Tip Speed Ratio Terhadap Kecepatan Angin
Pada Turbin 4............................................................................

44

Gambar B.9 Grafik Hubungan Putaran Turbin Terhadap Output Tegangan


Pada Turbin 1...........................................................................

45

Gambar B.10 Grafik Hubungan Putaran Turbin Terhadap Output Tegangan


Pada Turbin 2..........................................................................

45

Gambar B.11 Grafik Hubungan Putaran Turbin Terhadap Output Tegangan


Pada Turbin 3.......................................................................

46

Gambar B.12. Grafik Hubungan Putaran Turbin Terhadap Output Tegangan


Pada Turbin 4.........................................................................

xiv

46

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran A Perhitungan...............................................................................

39

Lampiran B Grafik Hasil Penelitian.............................................................

41

Lampiran C Data Hasil Penelitian................................................................

47

xv

-1-

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Angin adalah salah satu bentuk energi tertua yang telah lama dikenal dan
digunakan manusia. Sebagaimana diketahui, pada asasnya angin terjadi karena
ada perbedaan temperatur antara udara panas dan udara dingin. Di tiap daerah
keadaan temperatur dan kecepatan angin berbeda. Energi angin yang sebenarnya
berlimpah di Indonesia ternyata belum sepenuhnya dimanfaatkan sebagai
alternatif penghasil listrik, bahkan selama ini masih dipandang sebagai proses
alam biasa yang kurang memiliki nilai ekonomis bagi kegiatan produktif
masyarakat.
Ketahanan energi dunia sekarang menunjukkan penurunan khususnya energi
fosil. Di masa depan kebutuhan energi semakin besar disebabkan laju
pertumbuhan jumlah penduduk. Jika tidak ditemukan alternatif energi baru maka
akan terjadi krisis energi. Beberapa tempat di Indonesia sudah mengalami krisis
energi yang parah, sehingga pemadaman listrik sering terjadi khususnya di luar
pulau jawa ( DESDM,2005).
Pada perkembangan energi di masa depan harus ramah lingkungan.
Beberapa alternatif energi ramah lingkungan adalah energi angin. Potensi angin
yang ada dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik sekala kecil, kurang dari
satu Kwh, dapat dimanfaatkan untuk penerangan dan menghidupkan peralatan
listrik. Dengan mendesain alat konversi energi angin ke listrik yang sederhana
(buatan tangan), murah, dan mudah untuk dibuat. Hal ini memungkinkan
masyarakat awam untuk merawat dan memperbaiki sendiri sehingga transfer
teknologi berjalan dengan cepat.
Di dalam sistem konversi energi angin terdapat dua tantangan besar yaitu
efisiensi konversi energi keseluruhan dan fluktuasi dalam kecepatan dan arah
angin. Keluaran daya potensial energi angin yang lebih rendah menentukan bahwa

-2-

suatu sistem konversi yang maju harus berukuran besar jika ditunjukan untuk
menghasilkan jumlah daya listrik yang besar (Chan shin, 2001).
Kincir Savonius merupakan tipe kincir angin sumbu vertikal yang banyak
digunakan sebagai sistem konversi energi angin ke listrik karena mampu
menghasilkan listrik ketika angin memutar turbin. Kincir angin Savonius tipe L
termasuk jenis kincir Savonius dengan desain sisi sudu yang lurus lebih besar
dibandingkan pada sisi sudu lengkung seperempat lingkaran. Kincir ini biasanya
terdiri dari dua tabung atau sudu berdinding logam yang saling berhadapan dan
mempunyai poros ditengahnya. Prinsip kerja kincir angin adalah berdasarkan
interaksi sudu dan rotor dengan hembusan angin. Tetapi perputaran kincir ini
seringkali terhambat oleh gaya hanbat (drag) yang besar akibat angin yang
menyapu dinding sudu yang lebar.
Beranjak dari kekurangan tersebut dan beberapa faktor di atas maka penulis
melakukan eksperimen lebih lanjut untuk mencoba merekayasa kincir angin
Savonius tipe L dengan kinerja lebih baik yakni peningkatan kecepatan putar
dengan penambahan sirip aerodinamika pada bidang kincir. Dengan memvariasi
rangka sirip aerodinamika pada rotor Savonius L diharapkan memperoleh nilai
gaya hanbat (drag) yang kecil sehingga diperoleh putaran maksimum. Dengan
demikian diharapkan output tegangan lebih besar pula.
1.2.

Perumusan Masalah

Kinerja turbin Savonius tipe L berkaitan dengan putaran rotor (rpm) yang
tinggi maka torsi yang bekerja juga bernilai tinggi. Putaran turbin (rpm) ini juga
berkaitan dengan output tegangan yang dihasilkan. Torsi dari suatu turbin angin
berkaitan dengan gaya hambat (drag). Besarnya gaya hambat ini dapat diturunkan
dengan memperbaiki desain sudu pada turbin Savonius tipe L dengan
memperbaiki sifat aerodinamis pada sudu. Sifat aerodinamis ini dapat diperoleh
dengan merekayasa sirip aerodinamis pada sudu turbin dengan memvariasi
penempatan dari sirip aerodinamis tersebut.

-3-

1.3.

Batasan Masalah

Permasalahan pada penelitian ini dibatasi pada:


1.

Model kincir Savonius tipe L dua sudu dengan sirip aerodinamis.

2.

Perancangann kincir dihubungkan dengan dinamo.

3.

Analisa dilakukan pada kondisi operasional.

4.

Sumber fluida adalah angin yang berasal dari kipas Denpo.


1.4.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Merekayasa kincir angin dengan model Savonius L termodifikasi.
2. Mengetahui karakteristik kincir angin model Savonius termodifikasi.
3. Mengetahui kinerja kincir Savonius termodifikasi pada tegangan yang
dihasilkan.
1.5.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Menghasilkan kincir angin model Savonius tipe L termodifikasi yang
dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi dengan biaya rendah.
2. Memberikan manfaat untuk perkembangan teknologi energi terbarukan,
khususnya mengenai energi angin dan kincir angin model Savonius L.
1.6.

Sistematika Penulisan

Laporan skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:


BAB I

Pendahuluan.

BAB II

Tinjauan Pustaka

BAB III

Metode Penelitian

BAB IV

Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB V

Kesimpulan dan saran

Pada Bab I dijelaskan mengenai latar belakang penelitian, perumusan


masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika
penulisan skripsi. Bab II tentang dasar teori. Bab ini berisi teori dasar dari
penelitian yang dilakukan. Bab III berisi metode penelitian yang meliputi waktu,

-4-

tempat dan pelaksanaan penelitian, alat dan bahan yang diperlukan, serta langkahlangkah dalam penelitian. Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan
analisa/pembahasan yang dibahas dengan acuan dasar teori yang berkaitan dengan
penelitian. Bab V berisi simpulan dari pembahasan di bab sebelumnya dan saransaran untuk pengembangan dan penyempurnaan lebih lanjut mengenai desain
turbin Savonius.

-5-

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Energi Angin


Angin adalah udara yang bergerak akibat adanya perbedaan tekanan udara
antara tempat yang memiliki tekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah
atau dari daerah dengan suhu atau temperatur rendah ke wilayah bersuhu tinggi.
Perbedaan tekanan udara dipengaruhi oleh sinar matahari. Angin memiliki energi
kinetik karena udara memiliki massa m dan bergerak dengan kecepatan v (
Rosidin, 2007).
Daya yang dihasilkan pada poros suatu turbin merupakan transformasi
energi kinetik yang terdapat pada aliran angin. Aliran angin yang bergerak dengan
kecepatan tertentu diserap oleh susunan sudu dari turbin angin. Secara matematis,
udara dengan massa m dan bergerak dengan kecepatan v, memiliki energi kinetik
sebesar:
E

1 2
mv (Nm)
2

(2.1)

Dengan demikian dapat dihitung daya aliran angin dalam satuan watt yaitu:
Pw

1
1
( Av )(v 2 ) Av 3
2
2

Dalam hal ini: Pw daya angin (watt)

densitas udara ( 1,184 kg/m)


A = luas penampang turbin (m2)
v = kecepatan udara (m/s)

(2.2)

-6-

Daya angin maksimum yang dapat diekstrak oleh turbin angin dengan luas
sapuan rotor A adalah:
PT

16 1
Av 3
27 2

(2.3)

Angka 16/27 (=59.3%) ini disebut batas Betz (Betz limit, diambil dari
ilmuwan Jerman Albert Betz). Angka ini secara teori menunjukkan efisiensi
maksimum yang dapat dicapai oleh rotor turbin angin tipe sumbu horisontal. Pada
kenyataannya karena ada rugi-rugi gesekan dan kerugian di ujung sudu, efisiensi
aerodinamik dari rotor(), rotor ini akan lebih kecil lagi yaitu berkisar pada
harga maksimum 0.45 untuk sudu yang dirancang dengan sangat baik ( Daryanto,
2007).
Besar daya yang diperoleh dari persamaan (2.2) merupakan daya murni
maksimum yang dihasilkan oleh aliran angin. Sedangkan daya yang dapat
dibangkitkan dari putaran rotor turbin savonius dapat dihitung melalui pendekatan
teori Betz. Percobaan Betz dapat dilihat pada Gambar (2.1) berikut:

Gambar 2.1. Grafik Hubungan Cp dan dengan Batas Betz (Betz Limit) (Roisin,
2007)

-7-

Baling-baling yang menggunakan gaya hambat (drag), seperti Savonius


dan American multi blade mempunyai

ratio kecepatan yang rendah dan

koefisien power dari baling-baling yang menggunakan gaya angkat (lift) yaitu
Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) dan Darrieus mempunyai

ratio

kecepatan yang lebih tinggi.


Berdasarkan teori Betz yang divisualisasikan dalam bentuk grafik pada
Gambar (2.1), menjelaskan ketidakmungkinan suatu desain turbin angin yang
memiliki koefisien daya (Cp) diatas angka 59%. Hal ini dapat diartikan bahwa
desain turbin angin terbaik tipe apapun tidak akan menghasilkan efisiensi rotor
diatas 59%. Karena suatu turbin angin tidak akan mampu menyerap seluruh energi
kinetik yang berada dalam aliran angin.
Nilai Cp untuk satu tipe turbin angin tidak selalu sama karena nilai Cp
merupakan fungsi dari tip speed ratio (). Untuk mengetahui nilai Cp maksimal
yang mampu dihasilkan oleh sebuah turbin angin, maka perlu diketahui nilai tip
speed ratio yang dihasilkan.
Jika didefinisikan bahwa tip speed ratio () adalah perbandingan antara
kecepatan linier rotor dengan kecepatan angin sebelum sudu atau ditulis secara
matematik, yaitu :

(2.4)

Dalam hal ini: tip speed ratio

kecepatan sudut turbin (rad/s)

2rpm
60

R jari-jari turbin (m)

v kecepatan angin (m/s)


TSR juga dapat diperoleh dari persamaan:

blade tip speed


v

(2.5)

-8-

Blade tip speed merupakan kecepatan ujung blade atau rotor, yang didefinisikan
menurut persamaan:
blade tip speed

rotational speed (rpm) x x D


60

(2.6)

Dalam hal ini D adalah diameter turbin.


Bila TSR>1 artinya lebih banyak bagian blade yang mengalami gaya
angkat (liftt) dan bila TSR<1 artinya lebih banyak bagian blade yang mengalami
gaya hambat (drag) (Rosidin, 2007).
Kinerja

dari

turbin

angin

disimbolkan

oleh

koefisien daya (Cp).

Koefisien ini menunjukkan energi yang dihasilkan oleh turbin angin sebagai
bagian dari total energi angin yang melalui luasan area turbin angin tersebut.
Koefisien ini biasanya dituliskan bersama tip speed ratio dalam bilangan reynold.
Koefisien daya (Cp) yang dapat ditulis menurut persamaan:
Cp

PT
1
Av 3
2

(2.7)

Dengan diketahuinya nilai dapat ditarik garis lurus vertikal pada grafik
Gambar (2.1) untuk mengetahui berapa nilai Cp maksimum. Pada savonius dengan
tinggi rotor H serta radius R, dikenai aliran angin berkecepatan v, diketahui
memiliki daya teoritis sebagai berikut:
PSAV C p RHv 3

(2.8)

Dari hasil hubungan Cp vs dapat dilihat bahwa penambahan efisiensi


akan sampai di suatu titik dimana nilai efisiensinya akan turun. Kejadian ini
dikarenakan turbin sudah mengalami perubahan kecepatan maksimum, sehingga
penambahan kecepatan turbin tidak sebanding dengan kecepatan angin.

-9-

2.2 Gaya Hambat (Drag) dan Gaya Angkat (Lift)


Semua benda dalam aliran fluida akan mengalami gaya-gaya karena
interaksi antara benda tersebut dengan aliran. Gaya-gaya tersebut dapat
dikategorikan sebagai gaya-gaya hambat (drag) dan gaya angkat (lift). Gaya
hambat udara (drag) merupakan gaya yang disebabkan oleh molekul-molekul dan
partikel-partikel di udara yang sejajar dengan aliran fluida. Gaya ini timbul oleh
perbedaan kecepatan antara benda padat dengan fliuda. Gaya ini dialami oleh
benda yang bergerak di udara. Pada benda yang diam gaya hambat udara nol.
Ketika benda mulai bergerak, gaya hambat udara ini mulai muncul yang arahnya
berlawanan dengan arah gerak, bersifat menghambat gerakan (itu sebabnya gaya
ini disebut gaya hambat udara). Semakin cepat benda bergerak semakin besar
gaya hambat udara ini. Gaya ini bekerja pada permukaan rotor.
Sedangkan gaya angkat (lift) ialah gaya yang dihasilkan oleh airfoil (
contohnya seperti pada sayap pesawat terbang) atau turbin sumbu horisontal saat
melintasi udara. Gaya yang timbul ini mampu mengangkat dengan arah yang
tegak lurus aliran angin. Resultan gaya angkat (lift) akan membantu perputaran
turbin sedangkan gaya hambat (drag) akan melawan perputaran dari turbin itu.
Perbedaan tekanan antara bagian atas dan bawah airfoil memberikan gaya angkat
pada turbin. Semakin melengkung (semakin aerodinamis) sayap atau airfoil maka
semakin besar gaya angkatnya. Gaya ini terjadi akibat angin yang melewati profil
rotor.
2.3. Turbin Angin
Turbin angin adalah kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan
tenaga listrik. Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi
kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dan
lain-lain. Turbin angin terdahulu banyak dibangun di Denmark, Belanda serta
negara-negara Eropa lainnya dan lebih dikenal dengan istilah windmill.
Kini turbin angin lebih banyak digunakan untuk mengakomodasi
kebutuhan listrik masyarakat, dengan menggunakan prinsip konversi energi dan

-10-

menggunakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui yaitu angin. Walaupun
sampai saat ini pembangunan turbin angin masih belum dapat menyaingi
pembangkit listrik konvensional (Contoh: PLTD, PLTU, dan lain-lain), turbin
masih lebih dikembangkan oleh para ilmuwan karena dalam waktu

dekat

manusia akan dihadapkan dengan masalah kekurangan sumber daya alam


tak dapat diperbaharui (Contoh: batubara,
dasar

minyak

bumi)

sebagai

bahan

untuk membangkitkan listrik.


Turbin angin merupakan sebuah alat yang digunakan dalam sistem

konversi energi angin (SKEA). Turbin ini berfungsi merubah energi kinetik angin
menjadi energi mekanik berupa putaran poros. Putaran poros tersebut kemudian
digunakan untuk beberapa hal sesuai dengan kebutuhan seperti memutar dinamo
atau generator untuk menghasilkan listrik. Salah satu komponen utama dari turbin
angin adalah rotor. Rotor ini berfungsi mengkonversi gerak linier arus angin
menjadi gerak putar poros.
Berdasarkan bentuk rotor, turbin angin dapat dibagi menjadi dua kategori
utama, yaitu turbin angin sumbu mendatar atau Horizontal Axis Wind Turbine
(HAWT) dan turbin angin sumbu vertikal atau Vertical Axis Wind Turbine
(VAWT). Sedangkan klasifikasi turbin angin berdasarkan koefisien daya dan
speed ratio yaitu seperti pada Gambar (2.1).
2.3.1. Turbin Angin Sumbu Horizontal
Turbin angin jenis ini ialah jenis turbin angin yang paling banyak digunakan
sekarang. Turbin ini terdiri dari sebuah menara yang di puncaknya terdapat sebuah
baling-baling yang

berfungsi

sebagai

membelakangi arah angin. Sebagian besar

rotor

dan

menghadap

atau

turbin angin jenis ini yang dibuat

sekarang mempunyai dua atau tiga bilah baling-baling walaupun ada juga turbin
bilah dengan baling-baling kurang atau lebih daripada yang disebut diatas. Contoh
turbin angin sumbu horizontal ditunjukkan pada Gambar (2.2) .

-11-

Gambar 2.2. Turbin Angin Sumbu Horizontal (Olson dan Visser, 2008)
Biasanya turbin jenis ini memiliki sudu berbentuk airfoil seperti bentuk
sayap pada pesawat. Pada turbin ini, putaran rotor terjadi karena adanya gaya
angkat (lift) pada sudu yang ditimbulkan oleh aliran angin. Pada tipe HAWT
memanfaatkan efek gaya angkat sebagai gaya penggerak rotor. Oleh karena itu
kecepatan linier sudu dapat lebih besar daripada kecepatan angin. Turbin ini cocok
digunakan pada tipe angin sedang dan tinggi, dan banyak digunakan sebagai
pembangkit listrik skala besar.
2.3.2. Turbin Angin Sumbu Vertikal
Ada tiga tipe rotor pada turbin angin jenis ini, yaitu: Savonius, Darrieus,
dan H rotor. Turbin Savonius memanfaatkan gaya hambat (drag) sedangkan
Darrieus dan H rotor memanfaatkan gaya angkat (lift).
2.3.2.1. Turbin Darrieus
Turbin Darrieus pertama diperkenalkan di Perancis pada sekitar tahun
1920-an. Turbin angin sumbu vertikal ini mempunyai sudu tegak yang berputar
ke dalam dan ke luar dari arah angin. Contoh turbin Darrieus ditunjukkan pada
Gambar (2.3).

-12-

Gambar 2.3. Turbin Darrieus (Olson dan Visser, 2008)

2.3.2.2. Turbin Savonius


Turbin ini ditemukan pertama kalinya di Finlandia oleh sarjana
Finlandia bernama Sigurd J. Savonius pada tahun 1922 dan berbentuk S apabila
dilihat dari atas. Turbin jenis ini secara umumnya bergerak lebih perlahan
dibandingkan jenis turbin angin sumbu horizontal, tetapi menghasilkan torsi
yang besar. Konstruksi turbin sangat sederhana, tersusun dari dua buah sudu
setengah silinder (lihat Gambar 2.4.a).
Pada perkembangannya turbin Savonius ini banyak mengalami perubahan
bentuk rotor, tipe turbin angin Savonius di bawah ini, terlihat dari bagian atas
yaitu:

(a) Tipe U

(b) Tipe S

(c) Tipe L

Gambar 2.4 Tipe Turbin Savonius


a. Savonius tipe U sangat kuat karena terpusat di tengah atau pusat batang, tetapi
kurang efisien dibandingkan dengan dua tipe Savonius lainnya.
b.Desain savonius tipe S ini juga sangat sederhana dan juga dapat dirancang
dengan mudah dari drum. Desain Savonius ini sedikit lebih efisien daripada tipe
Savonius di atas karena beberapa aliran udara dibelokkan oleh kedua sudu lalu
keluar pada salah satu sisinya.

-13-

c. Savonius tipe L ini adalah desian yang paling efisien dari kincir angin
Savonius. Savonius tipe L ini tidak hanya memiliki keunggulan dari udara yang
dibelokkan menjadi dua kali tetapi juga sebagian vanes bertindak seperti sebuah
airfoil ketika berada di tepi, membuat efek angkat kecil sehingga meningkatkan
efisiensi.
Pada bentuk rotor Savonius setengah lingkaran (Savonius S), aliran udara
di kedua sisi sudu sama besar, sementara pada rancangan kedua (Savonius L)
aliran udara pada sisi sudu yang lurus lebih besar dibandingkan pada sisi sudu
lengkung seperempat lingkaran seperti pada Gambar (2.5).

(i) Savonius S

(ii) Savonius L

Gambar 2.5 Tipe Rotor Savonius (Sadaaki, Isao and T. Jiro, 2003)
Keunggulan VAWT (Vertikal Axis Wind Turbine) tipe drag terhadap
HAWT ( Horizontal Axis Wind Turbine) yaitu, bentuk sudu yang sederhana,
rendah noise, kerja pada aliran turbulensi lebih baik, memiliki torsi tinggi
sehingga dapat berputar pada kecepatan angin rendah, dinamo dapat ditempatkan
di bagian bawah turbin sehingga mempermudah perawatan, tidak harus diubah
posisinya jika arah angin berubah, memiliki kecepatan awal angin yang lebih
rendah daripada HAWT. Kekurangannya yaitu kecepatan angin di bagian bawah
sangat rendah sehingga apabila tidak memakai tower akan menghasilkan putaran
yang rendah, dan efisiensi lebih rendah dibandingkan turbin angin sumbu
horisontal. Turbin tipe ini banyak digunakan untuk konversi energi listrik skala
kecil.

-14-

2.4. Torsi, Daya dan Kecepatan


Gaya tangensial pada sudu ditimbulkan oleh adaanya komponen daya
angkat pada bidang putar, dikurangi dengan kemampuan daya seret (hambat)
yang berlawanan arah. Gaya tangensial pada rotor ini mempunyai jarak (lengan)
tertentu pada sumbu putar (poros) dan hasil kali kedua besaran ini disebut dengan
torsi ( ). Sehingga torsi dapat ditulis pada persamaan (2.9) di bawah ini:

r xF

(2.9)

Besarnya torsi total yang bekerja pada suatu benda tegar maka dapat
digunakan untuk menentukan besar percepatan sudutnya dapat dihubungkan
dengan persamaaan (2.10) :

(2.10)

Jika kemudian rotor ini berputar dengan kecepatan tertentu pula ( ), maka
berdasarkan hubungan antara torsi dengan kecepatan sudut, daya turbin ( P ) yang
timbul dapat dihitung menurut persamaan (2.11) :
P

(2.11)

Dalam hal ini :


= Torsi (Nm)
= Kecepatan angular (rad/s)
P = Daya (watt)
Jika sudut dalam radian, satuan kecepatan sudut adalah radian per sekon
(rad/s). Satuan lain yang digunakan adalah putaran (revolusi) per menit (rev/menit
atau rpm). Konversi yang menghubungkan rpm dengan rad/s dapat ditunjukkan
pada persamaan (2.12) (Young dan Freedman, 2000). Karena 1 putaran = 2 rad,
maka:
1 rev/s = 2 rad/s, dan 1 rev/menit = 1 rpm =

2
rad/s
60

(2.12)

-15-

Rotor turbin angin merupakan kunci utama dalam perancangan turbin


angin tipe propeler Savonius L termodifikasi. Dalam turbin angin dikenal
beberapa macam kecepatan sebagai dasar analisa daya yang hendak dihasilkan,
yaitu:
a. Vcut-in

: kecepatan angin dimana turbin mulai bekerja untuk

menghasilkan daya.
Vcut in = 0,7 x Vrata-rata
b. Vstart

(2.13)

: kecepatan angin minimum yang mampu menggerakan

rotor.
c. Vcut-out

: Kecepatan angin maksimum dimana kondisi ini sangat

membahayakan kekuatan rotor.


d. Vrate

: Kecepatan angin yang mampu menghasilkan daya dengan

efisiensi maksimum.
Vrate = 1,5 x Vrata-rata
e. V furling

(2.14)

: Kecepatan bebas dimana turbin angin tidak menghasilkan

daya lagi.
Vfurling = 3 x Vrata-rata
f. Vmean

(2.15)

: kecepatan angin rata-rata disuatu daerah.


2.5. Dinamo

Dinamo adalah suatu komponen yamg dapat mengubah energi gerak


menjadi energi listrik. Prinsip kerjanya dapat dipelajari menggunakan teori medan
elektromagnetik. Poros pada dinamo dipasang dengan material ferromagnetik
permanen. Setelah itu disekeliling poros terdapat stator yang berbentuk kumparankumparan kawat yang membentuk loop. Ketika poros mulai berputar maka terjadi
perubahan fluks pada strator yang akhirnya karena terjadi perubahan fluks akan
dihasilkan tegangan dan arus listrik tertentu. Dinamo mempunyai dua bagian
utama yaitu stator (bagian yang diam) dan rotor (bagian yang bergerak).

-16-

Jika kumparan di putar di dalam medan magnet (B), maka jumlah fluks
magnetik dalam kumparan akan berubah, sehingga menurut Faraday akan
menghasilkan GGL induksi, sesuai dengan persamaan:

d
dt

(2.16)

Karena fluks magnetik = B.A. cos , dimana = .t, maka GGL


induksi pada generator menjadi:

d
dB
N . A.( )
dt
dt

(2.17)

Sehinngga GGL induksi pada dinamo sesuai dengan persamaan:

N .B. A. sin(t )
Dalam hai ini:
= GGL induksi (volt)
N = jumlah lilitan
d
perubahan fluks tiap satuan waktu
dt =

= kecepatan sudut kumparan saat berputar (rad/s)

(2.18)

-17-

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Metode Penelitian

3.1.1. Pembuatan Turbin Angin Savonius


Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental.
Kegiatan dalam penelitian meliputi pembuatan turbin dan integrasinya dengan
dinamo. Kemudian turbin yang telah dibuat, diuji dengan melakukan pengukuran
rpm menggunakan strobometer dan anemometer untuk mengukur kecepatan angin
yang berhembus. Sedangkan output tegangan diukur dengan voltmeter dan lampu
sebagai indikator.

3.1.2. Pengambilan Data


Pengambilan data didasarkan pada eksperimen menggunakan satu turbin
standar dan tiga turbin termodifikasi untuk kemudian dibandingkan hasilnya. Data
yang dicatat antara lain jumlah putaran per menit pada variasi kecepatan angin
dan besar tegangan pada variasi kecepatan turbin berputar yang dipengaruhi pula
oleh kecepatan angin.

3.2

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai dari April 2010 sampai dengan Juni 2010 di
Laboratoruim Bengkel Jurusan Fisika Fakultas MIPA dan Sub Laboratorium
Fisika UPT Laboratorium Pusat MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3.3

Alat dan Bahan

a. Strobometer digital model 87600-00


b. Anemometer digital testo 400 versi 1.2
c. Kipas Angin Denpoo model DBF-1122
d. Multimeter digital

17

-18-

e. Rol kabel
f. Penggaris
g. Busur derajat
h. Aluminium lembaran 0,3 mm
i. Bearing tamiya
j. Ruji sepeda
k. Lem alteco
l. Kayu
m. Gear tamiya
n. Dinamo
o. Led
p. Peralatan pertukangan
Gambar (3.1) dibawah ini adalah gambar peralatan penelitian.

(a) Kipas

(d) Multimeter

(b) Strobometer

(c) Anemometer

(e) Rol kabel

(f) Indikator kipas

digital

anemometer

Gambar 3.1 Alat Penelitian

-19-

3.4

Prosedur Penelitian

3.4.1. Diagram Alir Penelitian

Persiapan alat dan bahan

Membuat kincir angin model Savonius

Pembuatan Kerangka dan dinamo

Perakitan kincir dengan rangkaian pendukung

Pengujian Alat dan pengambilan data

Analisa dan pengolahan data

Kesimpulan dan saran

3.4.2. Langkah- Langkah Penelitian


Keterangan dari diagram alir penelitian adalah sebagai berikut:

3.4.2.1.Persiapan Alat dan Bahan


Persiapan meliputi persiapan bahan dasar yang akan di gunakan dalam
pembuatan prototipe, alat-alat yang akan digunakan maupun persiapan akses
laboratorium yang akan di gunakan untuk pengujian.

-20-

3.4.2.2.Pembuatan Kerangka dan Kincir Angin Savonius


Turbin Savonius standar tidak memiliki sisi sirip aerodinamis sedangkan
turbin yang dimodifikasi memiliki sisi aerodinamis dengan ukuran sirip konstan
untuk semua turbin termodifikasi. Turbin Savonius pada penelitian ini berbahan
dasar aluminium dengan tebal 0,3 mm. Material aluminium ini bersifat tahan
korosi, ringan dan mudah dibentuk. Turbin pada penelitian ini memiliki ukuran
panjang 20 cm dan lebar 14,5 cm dengan diameter turbin 20 cm dan sudut 45.
Poros turbin berasal dari ruji sepeda dengan panjang 28 cm.
Sirip aerodinamis memiliki lebar 2 cm dan tinggi 3 cm dengan 3 posisi
yang berbeda yang diletakan pada sisi lengan yang lurus pada sudu turbin.
Gambar (3.2) menunjukkan desain turbin standar sedangkan Gambar (3.3)
menunjukkan desain turbin Savonius yang termodifikasi

5 cm
45

20 cm

6 cm

10 cm

Gambar 3.2. Desain Turbin Standar

-21-

5 cm
2 cm

45

Sirip Aerodinamis

Gambar 3.3. Desain Turbin Termodifikasi


Aluminium dipotong dengan gunting dan dibentuk sesuai desain.
Bagian-bagian turbin direkatkan perekat komersial (isolatip dan lem alteco).
Setelah itu turbin diberi poros besi. Gambar (3.3) adalah turbin angin standar dan
tiga turbin yang dimodifikasi:

Gambar 3.4. Berurutan dari Kiri ke Kanan: Turbin 1 Standar, Turbin 2


Modifikasi, Turbin 3 Modifikasi, Turbin 4 Modifikasi

-22-

3.4.2.3. Pembuatan Kerangka dan Dinamo


Rangkaian penegak merupakan rangka tempat berputarnya turbin dan
tempat tegaknya turbin yang setelah selesai dibuat sehingga turbin dapat berputar
ketika dikenai angin. Rangkaian penegak ini terdiri dari kayu yang dibentuk
persegi berukuran 30 x 30 cm, landasan dan untuk tempat berputarnya poros besi
turbin diberi bearing tamiya dengan diameter 0,8 mm sebanyak dua buah yang
diletakan pada atas dan bawah rangka pemutar. Sedangkan dinamo dirangkai
dengan lampu led dan sebagainya. Berikut ini adalah gambar alat:

(a) Bingkai penegak

(b) Dinamo

Gambar 3.5. Rangkaian Pendukung

3.4.2.4.Perakitan Kincir dengan Rangkaian Pendukung


Kincir Savonius di rangkai dengan bingkai penegak, gear, dinamo, led dan
sebagainya. Gambar (3.5) adalah gambar rangkaian alat:

Gambar 3.6. Rangkaian Alat

-23-

3.4.2.5.Pengujian Alat dan Pengambilan Data


Pengujian turbin Savonius yang telah dibuat diantaranya meliputi
pengujian kecepatan sumber angin yang berasal dari kipas angin Denpoo dengan
menggunakan anemometer. Setelah itu kecepatan putar turbin diukur dengan
menggunakan strobometer. Alat uji yang digunakan baik anemometer,
strobometer, multimeter dan sumber angin yang berasal dari kipas harus
dipastikan dalam keadaan baik sesuai dengan fungsinya. Maka sebelum dilakukan
pengambilan data, dilakukan set up alat sehingga pengambilan data berjalan
sesuai yang diharapkan.
Pengambilan data terdiri dari pengukuran kecepatan angin dengan
anemometer dengan screen window yang diletakan tepat didepan turbin. Screen
window berfungsi untuk mengetahui pola sebaran distribusi angin yang mengarah
ke turbin dari sumber.

Gambar 3.7. Peletakan Anemometer Pada Screen Window (contoh pada matriks 7)
Screen window berukuram 30 x 30 cm dan terbagi dalam matriks 4 x 4.
Anemometer diletakan pada tengah tengah setiap matriks. Pada penelitian ini,
pengambilan data menggunaka tiga variasi kecepatan angin yang berasal dari
sumber. Setelah kecepatan angin ditentukan, kemudian diukur banyaknya rotasi
permenit pada putaran turbin menggunakan strobometer digital. Gear tamiya
dipasang pada poros besi turbin yang dihubungkan dengan gear pada dinamo.
Saat ada sumber angin maka turbin akan berputar sehingga gear pada poros turbin

-24-

akan ikut berputar dan membuat gear dinamo berputar sehingga dapat diperoleh
output tegangan ac dari dinamo dengan menggunakan multimeter. Data yang di
peroleh selanjutnya di analisa.
3.4.2.6.Analisa dan Pengolahan Data
Setelah memperoleh data, dilakukan pengolahan data dan dilakukan
analisa data. Apabila terdapat data yang kurang bagus dapat dilakukan
pengambilan data kembali. Interpretasi data ini dilakukan dengan mengolah dan
menganalisa data yang didapat serta membandingan data antara turbin angin, juga
membandingkan dengan teori yang dijadikan acuan.

3.4.2.7. Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan adalah menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan
analisis yang telah dilakukan dan memberikan saran untuk perbaikan penelitian
selanjutnya.

-25-

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Konstruksi Turbin


Dalam penelitian ini telah berhasil dibuat turbin angin Savonius tipe L
standar dan tiga buah turbin Savonius L yang dimodifikasi. Modifikasi turbin
Savonius ini dengan menambahkan sirip aerodiamis pada bagian sudu.
Penambahan sirip aerodinamis pada turbin Savonius L ini diharapkan dapat
mengatasi permasalahan gaya hambat (drag) yang besar akibat desain sudu turbin
Savonius L ini yang terlalu lebar. Sehingga dengan penambahan sirip diharapkan
dapat memperkecil gaya hambat (drag) dan turbin dapat berputar lebih cepat.
Modifiksi seperti pada Gambar (4.1) berikut.

(a) Turbin 1

(b) Turbin 2

(c) Turbin 3

(d) Turbin 4

Gambar 4.1. Modifikasi Sirip Aerodinamis Pada Sudu Turbin

25

-26-

4.2. Pengukuran Kecepatan Angin


Anemometer adalah alat untuk mengukur kecepatan angin. Pada saat
tertiup angin, baling-baling yang terdapat pada anemometer akan bergerak sesuai
arah angin. Pengujian menggunakan kipas (fan) menyebabkan aliran angin hanya
satu arah, padahal pada kenyataannya rancangan turbin dapat menerima angin
dari segala arah, maka pola sebaran distribusi angin yang mengarah ke turbin di
catat pada bidang screen window yang diletakan tepat didepan turbin seperti pada
Gambar (3.6). Pada penelitian ini menggunakan tiga variasi kecepatan angin yang
berasal dari kipas. Tiga variasi kecepatan angin dari sumber didefinisikan dengan
kecepatan 1, kecepatan 2 dan kecepatan 3 seperti pada Tabel (4.1).
Tabel 4.1 Data Kecepatan Angin.
Kooordinat x

Koordinat y

Kecepatan 1

Kecepatan 2

Kecepatan 3

(cm)

(cm)

(m/s)

(m/s)

(m/s)

3,50

3,50

0,7

0,7

0,7

3,50

11,00

2,8

3,0

3,7

3,50

18,50

4,8

5,7

6,0

3,50

26,00

3,6

4,4

4,7

11,00

3,50

3,1

3,4

4,0

11,00

11,00

4,5

5,5

5,9

11,00

18,50

4,0

4,6

5,2

11,00

26,00

2,4

2,8

3,2

18,50

3,50

2,3

3,0

3,3

18,50

11,00

3,7

4,2

4,8

18,50

18,50

2,2

2,4

2,8

18,50

26,00

1,5

1,8

2,0

26,00

3,50

0,6

0,6

0,6

26,00

11,00

3,1

3,7

4,4

26,00

18,50

3,0

3,6

4,0

26,00

26,00

3,5

4,1

4,4

-27-

Peningkatan kecepatan angin dari sumber dikarenakan terjadinya


peningkatan pada perbedaan tekanan udara, semakin tinggi perbedaan tekanan
udara maka laju aliran angin akan semakin cepat.
Dari data kecepatan angin yang diperoleh pada Tabel (4.1) kemudian
dibuat kontur dan interpretasi pola distribusi angin menggunakan perangkat lunak
Surfer V.9 dan hasil yang diperoleh seperti pada Gambar (4.2).

(b) Kecepatan 2

(a) Kecepatan 1

(c) Kecepatan 3

Gambar 4.2. Pola Kontur Distribusi Angin Menggunakan Surfer V. 9.

-28-

Maka pola distribusi kecepatan angin yang mengenai turbin dapat


diinterpretasikan dalam layer seperti pada Gambar (4.3) berikut:

(b) Kecepatan 2

(a) Kecepatan 1

(c) Kecepatan 3

Gambar 4.3. Interpretasi Sebaran Angin yang Mengenai Turbin Pada Screen
Window
Pengukuran kecepatan angin ini tidak menghasilkan nilai yang sama di
setiap titik matriks pada screen window karena aliran angin yang berasal dari
kipas, besar dan arahnya tidak konstan. Hal ini diketahui dari pengukuran yang
dilakukan pada beberapa titik dan hasil dari interpretasi pada Gambar (4.3). Dari

-29-

Gambar (4.3) variasi kecepatan dari kipas memiliki pola sebaran angin yang
hampir sama. Terlihat kecepatan angin lebih banyak diterima turbin pada
koordinat x antara 0,00 sampai dengan 15,00 cm dengan koordinat y antara 10,00
sampai dengan 25,00 cm.
Berdasarkan hasil ini dapat diambil kesimpulan bahwa angin yang
menumbuk sisi-sisi turbin tidaklah sama (tidak rata). Selain itu fluktuasi
perubahan kecepatan angin yang terukur anemometer sangat cepat karena
indikator alat sangat sensitif yang mengakibatkan pencatatan secara manual
hampir sulit dilakukan. Sehingga pengukuran kecepatan angin dengan
anemometer dilakukan dengan merata- rata nilai kecepatan angin dalam selang
waktu 30 detik. Nilai rata-rata dari masing- masing variasi kecepatan yaitu 2,9
m/s, 3,3 m/s dan 3,7 m/s.
4.3. Pengukuran Putaran Turbin dan Output Tegangan
Turbin Savonius dipilih pada penelitian ini karena berdasarkan referensi
mempunyai tip speed yang rendah dan mampu beroperasi pada kecepatan angin
rendah. Hal ini dilakukan mengingat ada dua kebutuhan dalam Sistem Konversi
Energi Angin (SKEA) ini yaitu putaran dan torsi yang besar (Soelaiman dkk,
2006).
Data mengenai perubahan putaran turbin akibat tiga variasi angin
ditunjukkan seperti pada Tabel (4.2) dan grafik hubungan antara putaran turbin
terhadap kecepatan angin ditunjukkan pada Gambar (4.4).
Tabel 4.2. Data Kecepatan Angin Terhadap Putaran Turbin.
No.

Kecepatan Angin (m/s)

Putaran Turbin (rpm)


Turbin 1

Turbin 2

Turbin 3

Turbin 4

2,9

119

133

128

137

3,3

137

149

144

157

3,7

161

173

165

175

Putaran turbin (rpm)

-30-

180
170
160
150
140
130
120
110
100

Turbin 1
Turbin 2
Turbin 3
Turbin 4
2

2,5

3,5

Kecepatan angin (m/s)

Gambar 4.4. Grafik Hubungan Putaran Turbin dengan Kecepatan Angin.


Pada hasil yang diperoleh menurut grafik pada Gambar (4.4), secara
umum respon kecepatan putar turbin Savonius meningkat terhadap kecepatan
angin. Dalam hal ini, setiap turbin memiliki pola yang sama, yaitu semakin besar
kecepatan angin yang menumbuk turbin, maka semakin cepat pula putaran turbin.
Secara fisika dapat dijelaskan bahwa ketika kecepatan angin bertambah, maka
gaya yang mendorong turbin akan semakin besar dan mengakibatkan kemampuan
rotasi turbin meningkat sehinnga menyebebkan peningkatan rpm turbin.
Dari penelitian yang dilakukan, Turbin 4 termodifikasi memberikan
kontribusi yang lebih baik. Hal ini karena torsi pada Turbin 4 lebih tinggi
sehingga putaran yang dihasilkan juga benilai lebih. Torsi yang bekerja pada
turbin berkaitan dengan percepatan sudutnya. Usaha yang diperlukan untuk
memutar turbin sebanding dengan gaya dorong angin yang dapat dilihat dari
besarnya kecepatan angin yang mengenai turbin. Sesuai percepatan sudut yang
dialami benda yang berotasi berbanding lurus dengan hasil kali gaya dengan
lengan gaya. Hasil kali antara gaya dan lengan gaya ini dikenal dengan torsi atau
momen gaya. Jadi percepatan sudut turbin akan berbanding lurus dengan torsi.
Semakin besar torsi, semakin besar percepatan sudut.
Pada Turbin 4, sirip aerodinamis memberikan kontribusi pada lengan yang
lebih panjang sehingga massa udara yang mengenai turbin lebih banyak. Selain itu

-31-

pengaruh sirip aerodinamis yang berada disisi terluar sudu turbin mengakibatkan
kemampuan rotasi turbin semakin baik karena turbin semakin terlontar. Hal ini
karena torsi yang bekerja pada Turbin 4 besar. Selain itu bentuk dan letak sirip
menmbuat gaya hambat (drag) yang bekerja pada turbin akibat gesekan antara
turbin dengan aliran angin menjadi berkurang. Pada Turbin 2, letak sirip belum
memberikan kontribusi sebaik Turbin 4 walaupun turbin ini sudah menunjukan
peningkatan kecepatan putar diatas Turbin 1. Sedangkan pada Turbin 3
termodifikasi, dari Tabel (4.2) maupun pada grafik pada Gambar (4.4) justru
putaran turbin mengalami penurunan. Hal ini disebabkan massa udara yang
berkumpul pada sirip aerodinamis yang diletakan di tengah-tengah sudu justru
menghambat aliran udara yang mengenai turbin. Hal ini mengakibatkan gaya
hambat (drag) bernilai lebih besar sehingga pergerakan rotasi Turbin 3 ini
menjadi terhambat.
Dari putaran

(rpm) yang dihasilkan masing-masing turbin kemudian

diintegrasi dengan dinamo sehingga dapat terukur besarnya tegangan yang


dihasilkan turbin. Dalam hal ini putaran turbin berkaitan dengan output tegangan
yang dihasilkan seperti pada Tabel (4.3) dan grafik pada Gambar (4.5).
Tabel 4.3. Data Putaran Turbin Terhadap Output Tegangan
Turbin 1

Turbin 2

Turbin 3

Turbin 4

Putaran

Tegang

Putaran

Tegang

Putaran

Tegang

Putaran

Tegang

turbin

an

turbin

an

turbin

an

turbin

an

(rpm)

(mV)

(rpm)

(mV)

(rpm)

(mV)

(rpm)

(mV)

119

85

133

94

128

78

137

96

137

107

149

110

144

95

157

123

161

125

173

128

165

112

175

138

Turbin angin memanfaatkan angin untuk menghasilkan listrik. Angin


memutar sudu, yang memutar sebuah poros, yang berhubungan dengan generator
dan menghasilkan listrik. Dinamo inilah yang mengkonversi energi mekanik dari

-32-

putaran poros menjadi energi listrik berdasarkan prinsip elektromagnetis. Dengan


meningkatnya

putaran

poros

turbin,

mengakibatkan

perputaran

magnet

meningkat, makin besar laju perubahan garis-garis gaya magnet dalam hal ini
garis-garis gaya magnet yang memotong kumparan makin cepat berubah-berubah.
Hal ini menyebabkan timbulnya GGL indukasi pada ujung-ujung kumparan

Tegangan (mV)

menghasilkan tegangan dan arus induksi yang makin besar.


150
140
130
120
110
100
90
80
70
60
50

turbin 1
turbin 2
turbin 3
turbin 4

100 110 120 130 140 150 160 170 180


Putaran turbin (rpm)

Gambar 4.5. Grafik Hubungan Output Tegangan dengan Putaran Turbin


Dari grafik pada Gambar (4.5) diperoleh hasil bahwa Turbin 4 memiliki
output tegangan yang lebih tinggi nilainya daripada turbin termodifikasi lainnya.
Grafik tersebut juga menujukan bahwa besarnya putaran suatu turbin sebanding
dengan output tegangan yang dihasilkan dinamo. Sehingga Turbin 4 yang
memilliki kecepatan putar lebih tinggi pada penelitian ini menghasilkan tegangan
yang lebik baik pula.
Hal ini sesuai dengan persamaan (2.18) bahwa kecepatan putar akan
meningkatkan laju perubahan fluks magnetik di dalam dinamo. Peningkatan
perubahan fluks magnetik ini otomatis akan mempengaruhi output tegangan.

-33-

Dari kecepatan putar suatu turbin, dapat diketahui nilai Tip Speed Ratio
(TSR). Nilai TSR pada penelitian ini dapat dihitung secara matematis melalui
persamaan (2.4), (2.5) dan (2.6) dan didapatkan hasil seperti pada Tabel (4.4).
Tabel 4.4. Nilai Tip Speed Ratio Turbin
Kecepatan angin
Tip Speed Ratio( )

(m/s)
Turbin 1

Turbin 2

Turbin 3

Turbin 4

2,9

0,43 0,06

0,48 0,07

0,46 0,07

0,49 0,07

3,3

0,43 0,06

0,47 0,07

0,45 0,07

0,49 0,07

3,7

0,45 0,06

0,47 0,07

0,49 0,07

0,49 0,07

TSR merupakan perbandingan antara kecepatan ujung sudu dengan


kecepatan angin yang melewainya. Bila TSR > 1 artinya lebih banyak bagian sudu
yang mengalami gaya angkat (liftt) dan bila TSR < 1 artinya lebih banyak bagian
sudu yang mengalami gaya hambat (drag) (Rosidin, 2007). Besar kecilnya gaya
hambat (drag) yang bekerja pada suatu turbin angin Savonius mempengaruhi
pergerakan turbin karena gaya hambat ini mengakibatkan gaya gesek antara turbin
dengan angin. Bila gaya hambat besar maka gesekan angin terhadap turbin besar
sehingga putaran turbin terhambat.
Hasil dari Tabel (4.4) secara umum nilai TSR < 1 untuk setiap turbin.
Maka gaya dominan yang bekerja pada turbin adalah gaya hambat (drag). Turbin
dengan gaya dominan yaitu gaya hambat (drag) akan memiliki efisiensi dan daya
yang lebih rendah dibandingkan dengan turbin yang mengalami gaya angkat (lift),
dan kecepatan ujung sudu lebih rendah dari kecepatan angin yang mengenai
turbin (Rosidin, 2001).

Tip Speed Ratio

-34-

0,5
0,49
0,48
0,47
0,46
0,45
0,44
0,43
0,42

Turbin 1

Turbin 2
Turbin 3
Turbin 4
2,5

3,5

Kecepatan angin (m/s)

Gambar 4.6. Grafik Hubungan Kecepatan Angin dengan TSR


Dari grafik pada Gambar (4.6) dapat terlihat pada umumnya turbin
Savonius termodifikasi memiliki kinerja lebih baik dari turbin Savonius standar
pada kecepatan angin yang sama.
Angin memiliki energi kinetik karena udara memiliki massa m dan
bergerak dengan kecepatan v ( Rosidin, 2007). Dengan demikian dapat dihitung
daya aliran angin dan daya angin yang dapat diekstrak oleh turbin angin melalui
persamaan (2.7) dan persamaan (2.8). Dari Tabel (4.5) menunjukkan bahwa
semakin besar kecepatan angin maka semakin besar pula daya yang dihasilkan.
Tabel 4.5. Daya Angin
Kecepatan angin (m/s)

Daya angin (watt)

Daya turbin watt)

2,9

0,4 0,1

0,25 0,09

3,3

0,6 0,2

0,4 0,1

3,9

1,0 0,4

0,6 0,2

Daya yang dikandung dalam aliran udara yang bergerak per unit luas
normal terhadap aliran adalah sebanding dengan pangkat tiga dari kecepatan
angin. Perubahan yang kecil terhadap kecepatan angin mengakibatkan perubahan
yang besar terhadap ketersediaan daya.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan:
1. Secara umum dengan kecepatan angin yang sama pada setiap turbin memiliki
pola serupa yaitu semakin besar kecepatan angin yang menumbuk turbin, maka
semakin cepat putaran turbin.
2. Kinerja terbaik dari turbin Savonius termodifikasi adalah Turbin 4 dengan
putaran yang lebih baik dari jenis turbin modifikasi lainnya karena posisi sirip
aerodinamis yang berada diluar sehingga mengakibatkan torsi turbin semakin
besar sehingga output tegangan bernilai lebih tinggi.
3. Pada variasi kecepatan angin yang sama, Turbin 3 mengalami penurunan
putaran turbin karena angin tertahan di bagian sirip berada ditengah sudu
sehingga nilai gaya hambat (drag) menjadi besar.

5.2. Saran
Bebarapa saran yang dapat dilakukan untuk perbaikan penelitian
selanjutnya adalah:
1. Mendesain sudu turbin dengan gaya hambat (drag) rendah sehingga
meningkatkan rpm, lebih bersifat aerodinamis dan merancang sistem transmisi
dengan dinamo sehingga output tegangan lebih besar.
2. Pengujian menggunakan terowongan angin agar aliran angin terkendali.

35

-36-

DAFTAR PUSTAKA

Ajao, K.R., dan J.S.O. Adeniyi. 2009. Comparison of Theoretical and


Experimental Power output of Small 3-bladed Horizontal-axis Wind
Turbine. Journal of American Science Volume 5, No 4.
Chan, Shin KR. 2001. Turbin angin terpadu sistem sudu rotor multi unit, no id 0
006 953 no paten P-951318.
Culp, Archie W. 1991. Prinsip-Prinsip Konversi Energi. Jakarta: Erlangga.
Terjemahan: Principles of Energy Conversion. 1979. McGraw-Hill, Ltd.
Daryanto,Y. (2007). Kajian Potensi Angin untuk Pembangkit Listrik Tenaga
Bayu. Yogyakarta : Balai PPTAG-UG-LAGG.
ELDER (Eolic StreetLight Distributed Energy Resource). 2009. Distributed Wind
Energy HAMMURABI Vertical Axis Confined Mills. Diakses 20 Mei 2010.
Website:

www.scintec.it/ricerca/.../Energia%20Eolica%20Distribuita-

en.pdf.
DESDM. 2005. Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2005-2025. Jakarta.
Diakses: 20 Maret 2010. Website: esdm.go.id.
Dutta, animesh. 2006. Basics of wind energy technology. Asian Institute of
Technology.

Diakses

20

Mei

2010.

Website:

stweb.ait.ac.th/~wind/seminar/.../Basics%20of%20wind%20technology.pdf.
Hantoro, ridho . 2010. Turbin Angin Sebagai Penyedia Energi yang Berkelanjutan
Untuk Kepulauan Indonesia. Surabaya: ITS. Tugas Akhir. Diakses 10 Mei
2010. Website: http://digilib.its.ac.id/detil.php?id=9777&q=kincir%20angin
Khan, N.I., Iqbal, M.T., Michael, Hinchey dan Masek, Vlastimil. 2009.
Performance of Savonius Rotor As A Water Current Turbine. Journal of
Ocean Technology.

36

-37-

Koehuan, Verdy A. 2009. Pengembangan Energi Angin Sebagai Alternatif


Pembangkit Daya Listrik. Jurusan Tekhnik Mesin Undana. Diakses 10 Mei
2010.

Website:

www.ceem.unsw.edu.au/.../P5UNDANAVerdiKoehuan

RenewableEnergySystems.pdf .

Mittal, Neeraj. 2001. Investigation of Performance Characteristics of a Novel


VAWT. Thesis. Departement of Mechanical Engineering University of
Strathclyde.

Diakses

10

Mei

2010.

Website

www.esru.strath.ac.uk/Documents/MSc_2001/neeraj_mittal.pdf .
Nakajima, Miyoshi., Shouichio dan Toshihiko.2008. Performance of double step
savonius rotor for environtmentally friendly hydraulic turbine. Journal of
fluid science and technology Vol 3 no.3, 2008. Diakses 16 April 2010.
Website:

https://soar-ir.shinshu-u.ac.jp/.../Performance_of_Double-

step_Savonius_Rotor_for_Environmentally_Friendly_Hydraulic_Turbine.
pdf .
Nanang Rosidin. 2007. Perancangan, Pembuatan, dan Pengujian Prototipe SKEA
Menggunakan Rotor Savonius dan Windside Untuk Penerangan Jalan
Tol. Tugas Sarjana. Bandung: ITB. Di akses pada 22 April 2010.
Website:

http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=

read&id=jbptitbpp-gdl-nanangrosi-32320&q=savonius.
Olson, David dan Visser, Ken. 2009. Self-Starting Contra-Rotating Vertical Axis
Wind Turbine for Home Heating Applications. Department of Mechanical
and Aeronautical Engineering.
Roisin dan Cushman, Benoit. 2007. WIND ENERGY SYSTEMS ( Aeolian Energy
Systems).
Sadaaki, K., K. Isao, dan T. Jiro. 2003. Patent No. JP2003293938 Volume 4, No
2, pp 71-83.

-38-

Soelaiman, Fauzi, dkk. 2006. Perancangan, Pembuatan dan Pengujian Prototipe


SKEA Menggunakan Rotor Savonius dan Windside untuk Penerangan
Jalan Tol. Bandung: ITB.
Tedjo Narsoyo Reksoatmodjo. 1994. Vertical Axis-Differential Drag Windmill.
Jurnal Teknik Mesin Volume 6, No 2, Oktober 2004: 65 70.Di akses
pada

25

April

2010.

Website:

http://puslit2.petra.ac.

id/ejournal/index.php/mes/article/shop/16214/16206.
Tipler, P.A., 1998, Fisika untuk Sains dan TeknikJilid I (terjemahan), Jakarta:
Erlangga.
Universitas Kristen Petra. 2009. Diakses 2 Juni 2010. Website http://digilib.petra.
ac.id.
Wind Turbine Power Calculatios. Di akses: 16 April 2010. Website:
http://www.rwe.com/web/cms/de/8/rwe/.
Young, Hugh D. dan R. A. Freedman. 2002. Fisika Universitas. Jilid 1. Edisi ke10. Jakarta: Erlangga. Terjemahan: University Physics. Edisi ke-8. 2000.
Addison Wesley Longman, Inc.

Anda mungkin juga menyukai