Anda di halaman 1dari 5

Penginderaan jauh merupakan pengukuran atau perolehan informasi dari beberapa sifat objek atau

fenomena, dengan menggunakan alat perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak langsung dengan
objek atau fenomena yang dikaji. Gambar yang merupakan hasil dari penginderaan jauh disebut
dengan citra. Adapun arti dari citra itu sendiri adalah gambaran yang tampak dari suatu objek yang
diamati sebagai hasil dari proses perekaman sensor ataupun alat pemantau lainnya. Menurut Simonett,
1983 yang dimaksud dengan citra (image) adalah gambaran objek yang dibuahkan oleh pantulan atau
pembiasan sinar yang difokuskan dari sebuah lensa atau cermin.
Citra yang direkam oleh satelit, memanfaatkan variasi daya, gelombang bunyi atau
energielektromagnetik. Selain itu juga dipengaruhi oleh cuaca dan keadaan atmosfer bumi. Saat cuaca
sedang tidak baik, misalkan berawan atau berkabut, citra yang dihasilkan akan buram ataumungkin
ada bagian wilayah pada citra yang tertutup oleh awan sehingga prosespenginterpretasian terhambat.
Cuaca berkabut, berawan ataupun hujan dapat mengurangi kejelasan gambar citra, kemudian hal ini
berdampak pada interpretasi yang mungkin tidakrelevan. Supaya gambar citra dapat diolah dan
dianalisis dengan baik, maka sebelumnya dilakukan penajaman citra, yaitu mengubah nilai piksel
secara sistematis sehingga menghasilkanefek kenampakan citra yang lebih ekspresif sesuai dengan
kebutuhan pengguna. Meliputi semuaoperasi yang menghasilkan citra baru dengan kenampakan
visual dan karakteristik spektral yangberbeda-beda. Penajaman citra dapat dilakukan dengan beberapa
cara seperti filtering dan stretching atau peregangan kontras.
Filtering atau pemilteran adalah cara untuk ekstraksi bagian data tertentu dari suatu himpunan data
dengan menghilangkan bagian-bagian data yang tidak diinginkan. Dengan caramengubah nilai piksel
yang ada di pusat. Filtering yang sering dilakukan yaitufilter low pass dan filter high pass Sedangkan
stretching dengan merentangkan nilai kecerahan pikselnya. Keduanyaakan menghasilkan citra baru
dengan ketajaman dan kekontrasan yang lebih tinggi sehinggaobjek pada citra akan nampak lebih
jelas. Setelah objek pada jelas barulah dapat dilakukan interpretasi. Oleh karena itu seorang
mahasiswa jurusan Perencanaan Wilayah dan Kotamemerlukan wawasan akan pengolahan data citra
khususnya tentang penajaman citra, karena mahasiswa akan selalu melakukan interpretasi sebelum
membuat sebuah perencanaan.
Menurut Hornby citra merupakan gambaran yang terekam oleh kamera atau sensorlainnya. Sensor ini
terdapat pada alat inderaja seperti satelit. Beberapa satelit diciptakanmempunyai sensor aktif
yang artinya menghasilkan gelombang sendiri yang nantinya dipantulkanoleh bumi. Beberapa satelit
mempunyai gelombang pasif yang artinya memanfaatkan gelombang matahari untuk merekam
permukaan bumi. Berbeda pendapat dengan Hornby, citra adalah gambaran objek yang dibuahkan
oleh pantulan atau pembiasan sinar yang difokuskan darisebuah lensa atau cermin (Simonett,
1983).Jadi, citra adalah hasil gambar dari proses perekaman penginderaan jauh (inderaja)
yangumumnya berupa foto, dalam hal ini yang direkam adalah permukaan bumi untuk
berbagaikepentingan manusia. Citra dapat dibedakan menjadi dua yaitu citra foto yang berupa foto
udaramaupun foto satelit dan citra non foto. Citra satelit adalah citra yang dibuat dari angkasa
luar.Citra satelit dapat dibedakan menjadi empat, yaitu citra satelit untuk penginderaan planet,citra
satelit untuk penginderaan cuaca, citra satelit untuk penginderaan sumber dayabumi, dan citra satelit
untuk mengiderakan laut.
Contoh satelit lain penghasil citra adalahQuickbird, Ikonos, Landsat, WorldView dan lainnya.
Masing-masing mempunyai resolusi spasialdan panjang gelombang yang berbeda-beda. Kualitas hasil
rekaman dari satelit tidak hayatergantung dari resolusi spasial satelit tersebut namun juga bergantung
pada cuaca di permukaan bumi.
2.2 Pengertian Pengolahan Data Citra
Pengolahan data citra merupakan proses mengolah data citra dengan cara memanipulasidata citra atau
mengolah suatu data citra menjadi suatu keluaran (output) yang diharapkan.Pengolahan Citra secara

umum memiliki 4 tahapan. Tahapan umum tersebut yaitu identifikasi,registrasi, perbaikan dan
interprestasi citra satelit.Tahap identifikasi merupakan awalan untuk mendapatkan keterangan dasar
berkenaandengan lokasi, karakteristik/spesifikasi dari suatu wilayah. Tahap selanjutnya adalah
tahapregistrasi/rektifikasi. Registrasi memberikan informasi teknis dasar agar data citra satelit
memilikiacuan refernsi secara geografis. Rektifikasi merupakan koreksi geomettrik antara citra
denganpeta. Tahap ketig yaitu langkah perbaikan citra agar dapat diolah. Dalam pengolahan data
citraterkadang kualitas data tidak baik (berawan, data bergaris, dll) sehingga perlu dilakukan
prosesperbaikan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk proses perbaikan adalah dengan
melakukan penajaman citra. Tahapan penting adalah interprestasi. Tahap interprestasi adalahtahap
memanfaatkan
citra
satelit.pada Interprestasi
kita melakukan
proses
untuk
mendapatkanketerangan/informasi. Keterangan yang berasal dari citra pada tahap identifikasi
dapatdipergunakan untuk melakukan proses-proses, analisa serta perolehan informasi yang
didasarkanatas obyek asli melalui citra.
Penajaman citra sangat diperlukan pada citra yang berkualitas tidak baik, sebelum melanjutkan ke
tahapan pengolahan data citra selanjutnya yaitu interpretasi citra. Apabila dilakukan interpretasi citra
pada citra yang berkualitas tidak baik maka akan menimbulkan kesalahan dalam interpretasi.
Penajaman citra (Enhancement) yaitu mengubah nilai piksel secara sistematis sehingga menghasilkan
efek kenampakan citra yang lebih ekspresif sesuai dengan kebutuhan pengguna. Meliputi semua
operasi yang menghasilkan citra baru dengan kenampakan visual dan karakteristik spektral yang
berbeda-beda. Penajaman citra dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti
filtering dan steching atau peregangan kontras.
1. Filtering
Swain dan Davis (1978) memberikan batasan filter sebagai mekanisme yang dapat mengubah sinyalsinyal optis, elektronis maupun digital, sesuai dengan kriteria tertentu.
Filtering atau pemilteran adalah cara untuk ekstraksi bagian data tertentu dari suatu himpunan data
dengan menghilangkan bagian-bagian data yang tidak diinginkan. Dengan cara mengubah nilai piksel
yang ada di pusat. Berbeda dengan teknik penajaman kontras, operasi pemfilteran dapat diterapkan
dengan mempertimbangkan nilai piksel yang bertetangga. Oleh karena itu, teknik pemfilteran lebih
sering disebut sebagai operasi lokal ( local operation ), sedangkan teknik penajaman yang lain sering
disebut operasi titik ( point operation ) (Galtier, 1989).
Filter
dirancang untuk menyaring informasi sehingga menghasilkan citra baru yang mempunyai variasi
nilai spektral yang berbeda dengan citra asli. Dua jenis filtering , yaitu filter high pass dan filter low
pass
. a. Filter high pass
Filter high pass digunakan untuk menghasilkan citra dengan variasi nilai kecerahan yang besar dari
piksel ke piksel. Sehingga antar objek-objek mempunyai batas yang tegas dengan nilai kecerahan
yang besar dengan cara meloloskan nilai piksel yang rendah. Hasil pemfilteran dengan filter high pass
menunjukkan kenampakan bukit, lembah dan wilayah perairan yang lebih jelas apabila dibandingkan
dengan teknik pemfilteran yang lain. Tujuannya untuk menonjolkan perbedaan antara objek ataupun
perbedaan nilai, kondisi ataupun sifat antar obejek yang diwakili oleh nilai piksel.
b. Filter Low Pass
Filter low pass merupakan kebalikan dari filter high pass. Dalam filter low pass citra berusaha
mempertahankan nilai piksel yang rendah, batas antar satu objek dengan objek lainnya menjadi kabur

sehingga terkesan graduasi yang halus. Citra yang dihasilkan dari filter low pass kenampakannya
lebih smooth tetapi kabur/kurang jelas karena fungsinya yang cenderung menghaluskan gambaran
pikselnya. Tujuannya untuk memperhalus (smoothing ) kenampakan citra.
2. Stretching
(Peregangan) Kontras citra dapat dilakukan dengan merentangkan nilai kecerahan pikselnya. Citra asli
biasanya memiliki panjang gelombang lebih sempit dari 0-255. Hasilnya berupa citra baru yang
memiliki memiliki variasi hitam putihnya lebih menonjol sehingga tampak lebih tajam dan
memudahkan proses interpretasi serta menghasilkan kurva histogram yang lebih besar.
Penajaman kontras diterapkan untuk memperoleh kesan citra yang tinggi. Hal ini dapat dilakukan
dengan mentransformasi seluruh nilai kecerahan. Hasilnya berupa nilai citra dengan nilai kecerahan
maksimum baru yang lebih tinggi dari nilai maksimum awal, dan nilai minimum baru yang (pada
umumnya) lebih rendah dari nilai minimum awal.
Histogram citra adalah suatu grafik yang menyatakan hubungan antara BV (brightness value) dengan
frekuensi. Dari histogram pada suatu citra yang ada kita dapat menentukan berapa buah objek yang
terdapat pada citra tersebut. Satu kurva sempurna mencerminkan satu buah objek. Jadi semakin
banyak kurva yang terdapat pada suatu histogram maka semakin bervariasi pula objek pada citra
tersebut. Untuk tiap band yang berbeda pada satu citra, memiliki histogram dengan bentuk kurva yang
berbeda-beda pula.
Untuk penajaman citra sendiri meliputi semua operasi yang menghasilkan citra baru dengan
kenampakan visual dan karakteristik visual yang berbeda (Projo, 1996). Citra baru disini maksudnya
aadalah citra dengan kenampakan yang lebih bagus dibanding dengan citra aslinya.
Penajaman kontras (image enchancement) meliputi seluruh operasi untuk menghasilkan citra baru
dengan kenampakan visual dan karakteristik spektral yang berbeda. Penajaman kontras dilakukan
untuk membuat citra memiliki kesan kontras yang lebih tinggi dari citra awal. Penajaman citra
dilakukan dengan mentransformasikan nilai piksel, maka akan terbentuk nilai piksel maksmimum
yang lebih tinggi dari nilai maksimum awal dan umumnya nilai minimumnya lebih rendah dari nilai
minimum awal.

Fungsi dari penajaman citra sendiri adalah untuk membuat kenamapakan visual citra menjadi jelas
atau bagus sehingga nantinya mempermudah dalam menginterpretasi citra tersebut.
Sifat penajaman citra terbagi 2, yaitu :

Penajaman global (global enhancement) dimana seluruh piksel pada citra mendapat
perlakuaan yang sama. Yang termasuk penajaman global, yaitu :

Penajaman linear

Perbesaran / pengecilan tampilan citra

Penajaman dengan operasi aritmetik

Penajaman dengan membuat citra komposit

Penisbahan citra, dll

Penajaman lokal (local enhancement) dimana setiap piksel dalam penajamannya tidak
mendapatkan perlakuan yang sama. Yang termasuk penajaman lokal yaitu filter.

Penajaman kontras citra melaui histogram dapat dilakukan dengan cara :

1. Perentangan kontras (contrast streching) yaitu dengan memindahkan kurva pada histogram,
dimana nilai minimum pada citra dilakukan pergeseran ke nilai minimum yang lebih tinggi
daripada nilai minimum asli. Perentangan kontrast juga bisa dilakukan dengan mengalikan
nilai BV dengan konstanta tertentu sehingga mendapatkan bentuk histogram yang lebih lebar.
2. Equalisasi histogram yaitu mengubah nilai frekuensi pada suatu citra sehingga histogram hasil
equalisasi menjadi lebih halus atau berbeda dengan histogram citra aslinya.

Perentangan kontras menciptakan histogram baru dengan julat yang lebih lebar sehingga kualitasnya
lebih baik. Dengan julat yang makin lebar dapat dikenali objek dengan lebih mudah. Untuk
merentangkan kontras dilakukan dengan merubah nilai piksel dengan dikalikan faktor pengali atau
dengan perbandingan Np input-Np min dibagi dengan Np max-Np min dikalikan panjang julat yang
diinginkan. Maka akan didapat nilai piksel baru untuk citra yang digunakan. Secara visual, hasil ini
berupa citra baru yang variasi hitam putih lebih menonjol, sehingga tampak lebih tajam dan
memudahkan proses interpretasi. (Projo Danoedoro, 1996 : 93).
Ekualisasi histogram dilakukan dengan menonjolkan julat-julat tertentu dan memasukkan nilai piksel
dari suatu objek ke dalam nilai yang paling mendekati. Hal tersebut dimaksudkan untuk memasukkan
objek dengan nilai piksel yang hampir sama menjadi satu dan ditonjolkan.
Dalam terapan untuk penginderaan jauh, teknik penajaman kontras penting untuk dilakukan karena
hampir semua ekstraksi informasi membutuhkan bantuan teknik ini. Apabila dilakukan pada citra
dengan saluran tampak, maka teknik ini dapat dengan mudah membedakan kerapatan vegetasi pada
lahan pertanian atau bahkan sampai perbedaan suspensi muatan tersuspensi dalam air dapat diketahui.
SPATIAL FILTERING
Pemfilteran (spatial filtering) sebenarnya merupakan kelompok operasi tersendiri, dan bukan hanya
penajaman. Swain dan Davis (1978) memberikan batasan filter sebagai mekanisme yang dapat
mengubah sinyal-sinyal optis, elektronis maupun digital, sesuai dengan kriteria tertentu. Lebih lanjut,
keduanya menyatakan bahwa pemfilteran adalah suatu cara untuk ekstraksi bagian data tertentu dari
suatu himpunan data, dengan menghilangkan bagian-bagian data yang tidak diinginkan.
Berbeda dengan teknik penajaman kontras, operasi pemfilteran dapat diterapkan dengan
mempertimbangkan nilai piksel yang bertetangga. Oleh karena itu, teknik pemfilteran lebih sering
disebut sebagai operasi lokal (local operation), sedangkan teknik penajaman yang lain sering disebut
operasi titik (point operation) (Galtier, 1989).
Untuk spatial filtering, dikenal 2 istilah yaitu :

A.Lowpass Filtering
Pelembutan Citra (image smooting ) mempunyai tujuan mengurangi noise pasda suatu image. Noisenoise tersebut muncul sebagai akibat dari hasil pensamplingan yang tidak bagus. Pixel yanan
komponen yang mempunyai noise pada umumnya memiliki frekuensi yang tinggi (berdasarkan
analisis fourier) Komponen citra yang berfrekuensi rendah akan diloloskan dan komponen yang
mempunyai frekuensi tinggi akan ditahan. Operasi image smooting disebut juga lowpass filtering.

B.Highpass Filtering

Tujuan dari image sharpening adalah mempertajam edge pada suatu citra. Operasi ini dilakukan
dengan cara melewatkan citra pada highpass-filter. Highfilter akan memperkuat komponen yang
berfrekuensi tinggi dan menurunkan komponen berfrekuensi rendah. Penajaman citra lebih
berpengaruh (edge) suatu objek, maka image sharpening sering disebut sebagai penajaman tepi(edge
sharpening). Highpass filtering koefisien-koefisien filternya bisa bernilai positip, nol, atau negatif.
Sedangkan jumlah koefisiennya adalah 0 atau 1. Apabila jumlah koefisien = 0, maka komponen
berfrekuensi rendah akan turun nilainya, sedangkan apabila jumlah koefisien sama dengan 1, maka
komponen berfrekuensi rendah akan tetap sama dengan nilai semula. Komponen citra yang
berfrekuensi tinggi akan diloloskan dan komponen yang mempunyai frekuensi rendah akan ditahan.

Untuk mengimplementasikan proses filtering dengan lowpass filter dan highpass filter pada suatu
citra adalah sebagai berikut :
v Meload citra asli yang akan dilihat histogram citranya (format BMP)
v Menampilkannya dalam suatu axes
v Melakukan operasi lowpass atau highpass filter
v Menampilkan hasil citra tersebut pada axes tertentu
v Menampilkan difference image pada axes lainnya
v Serta menampilkan 2D dan 3D pada axes yang berbeda
DAFTAR PUSTAKA
http://warokfatoni.blogspot.com/2010/03/penajaman-dan-pemfilteran-citra-digital.html.
dan Pemfilteran Citra Digital. Diunduh pada Sabtu, 29 September 2012.

Penajaman

http://pratamaismail.wordpress.com/2012/04/17/histogram-citra-dan-penajaman-kontras/. Histogram
Citra dan Penajaman Kontras. Diunduh pada Sabtu, 29 September 2012.
http://pencariilmu-goresantinta.blogspot.com/2011/09/penajaman-kontras-pada-pemrosesancitra.html. Penajaman Kontras dan Pemrosesan Citra. Diunduh pada Sabtu, 29 September 2012.
http://wilycahyadi.blogspot.com/2012/09/image-enhancement.html.
Diunduh pada Sabtu, 29 September 2012.

Image

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesis/Bab2/2011-1-00599-mtif%202.pdf.
Diunduh pada Sabtu, 29 September 2012.

Enchanchement.

Kecerahan

Citra.

Anda mungkin juga menyukai