Segala puji bagi Allah SWT yang mengajarkan manusia melalui perantaraan kalam
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan
makalah ini yang telah diamanahkan oleh bapak dosen pembimbing sebagai tuntutan dalam
proses belajar mengajar tepat pada waktu yang ditentukan.
Makalah ini membahas tentang Tindak Kejahatan. Kami dari penulis menyadari
dalam pemaparan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Dan dari kesekian
banyak kesalahan dalam makalah ini, kami berharap kerendahan hati dari teman-teman
semua, khususnya kepada bapak dosen agar kiranya dapat memaklumi bahwa sebagai
manusia biasa kami tak luput dari kesalahan. Semoga makalah ini berguna bagi kita semua,
amin amin ya rabbal alamin.
Akhirnya, ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kami haturkan kepada pihakpihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini terlebih kepada bapak dosen
pembimbing yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahannya.
Gowa, 6 Juni 2015
Penyusun
kelompok 11
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..............................................................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................................1
C. Tujuan dan Manfaat.................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pembunuhan............................................................................................................................2
B. Penganiayaan...........................................................................................................................7
C. Khamar dan Narkotika.............................................................................................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................................14
B. Saran......................................................................................................................................15
Daftar Pustaka............................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
Di era yang semakin maju ini, banyak kriminalitas yang dilakukan oleh manusiamanusia yang beragama. Mereka sudah tidak peduli terhadap hukuman atau larangan yang
tercantum dalam negara bahkan dalam agama mereka. Mencuri, membunuh, menganiaya,
meminum khamar dan menggunakan narkoba.
Islam sebagai agama yang mengatur segala aspek bagi kehidupan manusia
pastinya memiliki sebuah dasar yang paling penting yaitu keadilan. Dalam hal ini,
segala jenis kejahatan memang diharapkan pupus di dalam dunia ini. Akan tetapi,
terbukti dari mulai awal kehidupan makhluk bernama manusia, wujud kejahatan tetap
ada dan tidak pernah luput di atas bumi. Kejahatan tersebut berupa pembunuhan,
penganiayaan, dan lain-lain.
Oleh karena itu, ketika Islam turun, ia sudah menyiapkan paket-paket hukum
dan hukuman bagi pelaku kejahatan-kejahataan ini. Walaupun kenyataan kejahatan ini
tidak bisa 100% hilang di muka bumi, minimal pengaturan hukum Islam bertujuan
menurunkan kadar statistik kejahatan yang melanda di negara Islam. Dalam hal ini,
hukuman kejahatan atau jarimah tersebut dikategorikan dengan nama Qishash dan
diyat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pembunuhan, penganiayaan, Khamr dan Narkotika ?
2. Bagaimanakah dasar hukum pembunuhan, penganiayaan, Khamr dan
narkotika?
3. Bagaimanakah hukuman bagi pelaku tindak kejahatan ?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Dapat memahami pengertian dari pembunuhan penganiayaan, Khamr dan
Narkotika
2. Dapat memahami dasar hukum pembunuhan, penganiayaan, Khamr dan
narkotika.
3. Dapat mengetahui hukum-hukum yang berlaku bagi para pelaku tindak kejahatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembunuhan
1. Pengertian pembunuhan
Pembunuhan dalam Bahasa Indonesia diartikan dengan proses perbuatan atau
cara membunuh. Dalam Bahasa Arab, pembunuhan disebut al-qatlu yang artinya
mematikan. Dalam istilah pembunuhan didefinisikan oleh Wahbah Zuhaili yang
mengutip pendapat Syarbini Khatib, sebagai berikut:
seseorang.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pembunuhan adalah perbuatan
seseorang terhadap orang lain yang mengakibatkan hilangnya nyawa, baik perbuatan
tersebut dilakukan dengan sengaja maupun tidak sengaja.
2. Dasar Hukum Pembunuhan
a. Surah Al-Anam ayat 151
. . .
. . .
(membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar... (QS. AlAnam: 151)
b. Hadits Rasulullah SAW
:
:
:
( )
Dari Ibnu Masud ra. Ia berkata: Rasulullah saw. Telah bersabda: Tidak
halal darah seorang muslim yang telah menyaksikan bahwa tidak ada Tuhan
melainkan Allah dan bahwa aku utusan Allah, kecuali dengan salah satu tiga
perkara: (1) Pezina muhshan, (2) Membunuh, dan (3) Orang yang
meninggalkan agamanya yang memisahkan diri dari jamaah. (Muttafaq
Alaih)
3. Macam-macam Pembunuhan
Pembunuhan secara garis besar dapat dibagi menjadi dua bagian, yakni sebagai
berikut:
a. Pembunuhan yang dilarang, yaitu pembunuhan yang dilakukan dengan
melawan hukum.
1) Hukuman Qishash
Qishash dalam arti bahasa menelurusi jejak, pengertian ini digunakan
untuk arti hukuman, karena orang yang berhak atas qishash mengikuti
dan menelusuri jejak tindak pidana dari pelaku. Sedangkan menurut
syara, Qishash adalah
Dan dalam Qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai
. . . . :
.
() . . . .
dari Ibnu Abbas ra. Berkata: telah bersabda Rasulullah SAW.:....dan
2)
kuat).
Syarat- Syarat Qishash
Syarat Pelaku (Pembunuh)
Mukalaf (baligh dan berakal)
Pelaku melakukan pembunuhan dengan sengaja
Pelaku harus orang yang mempunyai kebebasan
Syarat untuk korban (yang dibunuh)
. . .
memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu
melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang
mendapat pertolongan.(QS. Al-isra:33)
3) Teknik Pelaksanaan Hukuman Qishash
Menurut Hanafiyah dan Hanabilah, qishash pada jiwa harus
dilaksanakan dengan menggunakan pedang. Sedangkan menurut
Malikiyah dan Syafiiyah, orang yang melakukan pembunuhan harus
diqishash dengan alat yang sama dengan yang digunakan untuk
membunuh. Tapi apabila ingin menggunakan pedang diperbolehkan.
Firman Allah:
( )
2)
ada hilang, lalu tidak mendidih lagi dan menjadi jernih serta
memabukkan. Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa arti
memabukkan tidak akan sempurna melainkan dengan hilangnya
buih atau busa yang ada. Jadi, minuman tidak bisa disebut khamr
tanpa proses tersebut (menghilangnya busa).
2. Pendapat kedua, Imam Abu Yusuf dan Imam Muhammad
menguraikan bahwa khamr adalah juz anggur yang mentah saat
mendidih dan kuat, baik buihnya hilang atau tidak, sudah tidak
mendidih lagi atau masih mendidih. Arti kata memabukkan sudah
terealisasi tanpa ada unsure membuang buih tersebut. Ukuran yang
memabukkan yang haram adalah apabila dibuat dari bahan kurma
dan anggur saja. Pendapat ini didasarkan pada dalil : Dan dari buah
kurma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan
rezeki yang baik.
3. Pendapat ketiga, Imam Malik, Imam Syafii, Imam Ahmad, Abu
Sufyan, golongan Zhahiyah dan lainnya menyatakan bahwa segala
sesuatu yang dianggap memabukkan adalah khamr. Mereka tidak
memedulikan bahan pembuatnya, maka segala macam hal yang
memabukkan disebut khamr secara nyata.
Narkotika atau obat bius yang bahasa Inggrisnya disebut
narcotic adalah semua bahan obat yang mempunyai efek kerja pada
umumnya bersifat membius (menurunkan kesadaran), merangsang
(meningkatkan semangat kegiatan/aktifitas), ketagihan
(ketergantungan, mengikat), menimbulkan daya berkhayal
(halusinasi). Zat ini digolongkan menjadi 2 macam :
1. Narkotika dalam arti sempit bersifat alami yaitu semua bahan
obat opiaten, cocaine, dan ganja.
2. Narkotika dalam arti luas bersifat alami dan syntetis yaitu semua
bahan obat-obatan yang berasal dari papaver Somniferum
(opium/candu, morphine, heroine,dsb), eryth Roxylon Coca
(cocaine), cannabis sativa (ganja), golongan obat-obatan
depressants (obat-obat penenang), golongan obat-obatan
stimulants (obat-obat perangsang), dan golongan obat-obat
hallucinogen (obat pemicu hayal).
Dinamakan khamr karena ia membuat panas akal (otak).
Dari kata khamr inilah segala minuman atau benda apa saja
meskipun tidak cair, selama di dalamnya ada unsur yang memabukkan
(iskar) maka haram untuk dikonsumsi. Bukan hanya ditentukan dengan
analogi (qiyas) tetapi dalam sebuah hadits riwayat ahmad dinyatakan :
Setiap sesuatu yang memabukkan banyaknya maka sedikitnya adalah
haram.
Dalam hadits lain riwayat muslim dikatakan :
Artinya : Barangsiapa yang meminum khamr, maka cambuklah ia.
(H.R.Abu Daud).
Ali bin Abi Thalib r.a berkata mengenai banyaknya jilid dan yang diberikan
kepada peminum khamr, Nabi SAW menjilid 40 kali, Abu Bakar 40 kali,
Umar 80 kali dan semuanya adalah sunnah. Pernyataan Ali menujukkan
bahwa jilid bagi peminum khamr tidak boleh kurang dari 40 kali tetapi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembunuhan adalah perbuatan seseorang terhadap orang lain yang mengakibatkan
hilangnya nyawa, baik perbuatan tersebut dilakukan dengan sengaja maupun tidak sengaja.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaimudin. 2009. Hukum Pidana Islam. Jakarta: Sinar Grafika.
Muslich, Ahmad Wardi. 2005. Hukum Pidana Islam. Jakarta: Sinar Grafika.
Santoso, Topo. 2003. Membumikan Hukum Pidana Islam. Jakarta: Gema
Insani Press