Anda di halaman 1dari 15

laporan praktikum IR

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK INSTRUMEN


PENENTUAN KEBERADAAN ZAT ADITIF PADA PLASTIK KEMSAN DENGAN
METODE SPEKTRAFOTOMETER INFRA MERAH
(7 Desember 2012)
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah
Praktikum Kimia Analitik III: Kimia Analitik Instrumen (KI431)

Dosen Pengampu:
Dr. Iqbal Mustafa M.Si.
Disusun Oleh:
Kelompok 11
Vega Isma Zakia
Novi Nurlaeli

Hanik Masfufatul Hikmah


(1006336)
(1004563)

(1001114)

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2012

Tanggal Praktikum: 7 Desember 2012


PENENTUAN KEBERADAAN ZAT ADITIF PADA SAMPEL PLASTIK KEMASAN
MELALUI PERLAKUAN PEMANASAN DENGAN MENGGUNAKAN
SPEKTROFOTOMETER IR

A. Tujuan Praktikum
1.Menentukan keberadaan zat aditif pada plastik kemasan melalui perlakuan pemanasan
2.Memahami prinsip dasar spektrofotometri inframerah dan menggunakannya untuk
indentifikasi zat
3.Mengembangkan kemampuan komunikasi verbal dan nonverbal berkaitan dengan hasil analisis
B. Tinjauan Pustaka
Atom-atom didalam suatu molekul itu tidak diam melainkan bervibrasi(bergetar).Ikatan
kimia yang menghubungkan dua atom dapat dimisalkan sebagai dua boa yang dihubungkan oleh
suatu pegas.Bila radiasi inframerah dilewatkan melalui suatu cuplikan maka molekulmolekulnya dapat menyerap (mengabsorpsi) energi dan terjadilah transisi di antara tingkat
vibrasi dasar dan tingkat tereksitasi .Contoh suatu ikatan C-H yang bervibrasi 90 triloin kali
dalam satu detik harus menyerap radiasi inframerah pada frekuensi tersebut untuk pindah
ketingkat vibrasi tereksitasi pertama.Pengabsorpsian energi pada frekuensi dapat dideteksi oleh
spektrofotometer infra merah yang memplot jumlah radiasi infra merah yang akan memberikan
informasi enting tentang tentang gugus fungsional suatu molekul.
Inframerah merupakan radiasi elektomagnetik dari suatu panjang gelombang yang lebih
panjang dari gelombang tampak tetapi lebih panjang dari gelombang mikro.Spestroskopi
inframerah merupakan salah satu teknik spektroskopi yang didasarkan pada penyerapan
inframerah oleh senyawa.Karena spectrum IR memiliki panjang gelombang yang lebih panjang
dari panjang gelombang yang lain maka energy yang dihasilkan oleh spectrum ini lebih kecil dan
hanya mampu menyebabkan vibrasi atom-atom pda senyawa yang menyerapnya.
Daerah radisai sinar inframerah terbagi menjadi 3:
1. Daerah IR dekat (13000-4000 cm-1)
2. Daerah IR tengah (4000-200 cm-1)
3. Daerah IR jauh (200-10 cm-1)
Kebanyakan analisis kimia berada pada daerah IR tengah.IR jauh digunakan untuk
menganalisis mzat organik,anorganik dan organologam yang memiliki atom berat(massa atom
diatas 19).Sedangkan IR dekat menganalisis kuantitatif denagn kecepatan tinggi.Karena panjang
gelombang IR lebih pendek dari apnjang gelombang sinar tampak ataupun sinar UV maka
energy IR tidak mampu mentransisikan elekttron ,melainkamn hanya menyebabkan molekul
hanya bergetar.
Syarat molekul yang dapat menyerap sinar IR:
Vibrasi dan rotasi molekul disertai dengan perubahn netto dari momen dwikutubnya
Molekkulnya berupa dipole atau tidak simetris
Energi radiasi =perbedaan energi molekul dalam tingkat dasardan tingkat tereksitasi
Setiap molekul memiliki harga energy tertentu .Bila suatu senyawa menyerap energy dari
sinar IR maka tingkatrn energy didalam molekul itu akan tereksitasi ketingkatan energy yang
lebih tinggi .Sesuai dengan energy yang diserap maka yang akan terjadi pada molekul itu adalah
perubahan energy vibrasi yang diikuti dengan perubahan energy rotasi .Interksi ini terjadi

dengan syarat adnya perubahan momen dipol sebagai akibat dari vibrasi.Radiasi medan listrik
berubah ubah akan berinteraksi dengan molekul dan akan menyebabkan perubahan amplitudo
salah satu gerakan molekul.Selain itu energy yang dihasilkan oleh sianr IR harus sesuai dengan
energy yang dibutuhkan oleh atom untuk bervibrasi.Senyawa seperti O2dan N2 tidak memiliki
perubahn mimen dipole dalm vibrasinya sehingga tidak dapt mengadsropsi sinar IR.
Vibrasi khas untuk suatu molekul tertentu dan biasanya disebut vibrasi finger print.Vibrasi
molekul dapat digolongkan atas dua golongan besar yaitu:
Vibrasi Regangan .vibrasi ini menyangkut konstanta vibrasi antara dua atom sepanjang
sumbu ikatan
Dalam vibrasi ini atom bergerak terus sepanjang ikatan yang menghubungkannya sehingga akan
terjadi perubahan jarak antara keduanya, walaupun sudut ikatan tidak berubah. Vibrasi regangan
ada dua macam, yaitu:

a. Regangan Simetri, unit struktur bergerak bersamaan dan searah dalam satu bidang datar.
b. Regangan Asimetri, unit struktur bergerak bersamaan dan tidak searah tetapi masih dalam
satu bidang datar.

b. Vibrasi Bengkokan (Bending), terdiri dari : scissoring, rocking, wagging, dan twisting.
Jika sistim tiga atom merupakan bagian dari sebuah molekul yang lebih besar, maka dapat
menimbulkan vibrasi bengkokan atau vibrasi deformasi yang mempengaruhi osilasi atom atau
molekul secara keseluruhan. Vibrasi bengkokan ini terbagi menjadi empat jenis, yaitu :

1. Vibrasi Goyangan (Rocking), unit struktur bergerak mengayun asimetri tetapi masih
dalam bidang datar.
2. Vibrasi Guntingan (Scissoring), unit struktur bergerak mengayun simetri dan masih
dalam bidang datar.
3. Vibrasi Kibasan (Wagging), unit struktur bergerak mengibas keluar dari bidang datar.
Vibrasi Pelintiran (Twisting), unit struktur berputar mengelilingi ikatan yang
menghubungkan dengan molekul induk dan berada di dalam bidang datar.

Semakin rumit struktur semakin banyak bentuk-bentuk vibrasi yang mungkin terjadi.Akibatnya
kita akan melihat banyak pita-pit adsorpsi yang diperoleh pada spektrum inframerah.Bahkan bisa lebih rumit
bergantung pada moekul dan kepekaan instrumen.
Berikut adalah komponen alat spektrofotometri IR
Komponen :
1. Sumber Energi : Sumbernya dapat berupa Nernest atau lampu Glower, yang dibuatt dari oksida-oksida
zirconium dan yttrium, berupa batang berongga dengan diameter 2mm dan panjang 30mm. batang ini
dipanaskan sampai
dan akan memberikan radiasi di atas 7000
. Sumber radiasi yang
biasa digunakan berupa Nernst Glower, Globar, dan Kawat Nikhrom. Nernst Glower merupakan campuran
oksida dari zirkon (Zr), dan yitrium (Y) yaitu ZrO2 dan Y2O3, atau campuran oksida thorium (Th) dan serium
(Ce). Nernst Glower ini berupa silinder dengan diameter 1 sampai 2 mm dan panjang 20 mm. pada ujung
silinder dilapisi platina untuk melewatkan arus listrik. Nernst Glower mempunyai radiasi maksimum pada
panjang gelombang 1,4 m atau bilangan gelombang 7100 cm-1. Globar merupakan sebatang silicon karbida
(SiC) biasanya dengan diameter 5 mm dan panjang 50 mm. radiasi maksimum Globar terjadi pada panjang
gelombang 1,8-2,0 m atau bilangan 7100 cm-1. Kawat Nikhrom merupakan campuran nikel (Ni) dan Krom
(Cr), mempunyai radiasi lebih rendah dari Nernst Glower dan Globar.
2. Monokromator: digunakan untuk menghilangkan sinar yang tidak diinginan, sehingga diperoleh sinar
yang monokromatis, terdiri dari sistem celah (masuk-keluar) tempat sinar dari sumber radiasi masuk ke dalam

sistem monokromator; alat pendispersi berupa prisma/kisi difraksi akan menguraikan sinar menjadi komponen
panjang gelombang. Monokromator yang digunaan untuk alat infra merah umumnya terbuat dari berbagai
macam bahan, missal:prisma (umumnya dalam littrow mounting) dan celah yang terbuat dari gelas, lelehan
silika,

Tetapi pada umumnya prisma NaCl digunaan untuk

daerah
dan prisma KBR untuk
.
3. Wadah sampel : Berfungsi untuk menaruh/meletakkan/melekatkan sampel yang akan dianalisis. Wadah
sampel yang digunakan disesuaikan pada bentuk fisik sampel yang akan dianalisis. Wadah sampel tergantung
dari jenis sampel. Untuk sampel berbentuk gas digunakan sel gas dengan lebar sel atau panjang berkas radiasi
40 m. hal ini dimungkinkan untuk menaikkan sensitivitas karena adanya cermin yang dapat memantulkan
berkas radiasi berulang kali melalui sampel. Wadah sampel untuk sampel berbentuk cairan umumnya
mempunyai panjang berkas radiasi kurang dari 1 mm biasanya dibuat lapisan tipis (film) di antara dua keping
senyawa yang transparan terhadap radiasi inframerah. Dapat pula dibuat larutan yang kemudian dimasukkan
ke dalam sel larutan.Wadah sampel untuk padatan mempunyai panjang berkas radiasi kurang dari 1 mm
(seperti wadah sampel untuk cairan). Sampel berbentuk padatan ini dapat dibuat pellet, pasta, atau lapis tipis.
Pelet KBr dibuat dengan menggerus sampel dan Kristal KBr (0,1 2,0 % berdasar berat) sehingga merata
kemudian ditekan sampai diperoleh pelet atau pil tipis. Pasta (mull) dibuat dengan mencampur sampel dan
setetes bahan pasta sehingga merata kemudian dilapiskan di antara dua keping NaCl yang transparan terhadap
radiasi inframerah. Bahan pasta yang biasa digunakan adalah parafin cair. Lapis tipis dibuat dengan
meneteskan larutan dalam pelarut yang mudah menguap pada permukaan kepingan NaCl dan dibiarkan sampai
menguap.

Sampel Padatan

Nujol Mull:
Cara persiapan sampel dengan menggunakan Nujol Mull yaitu: Sampel digerus dengan mortar dan pestle
agar diperoleh bubuk yang halus. Dalam jumlah yang sedikit bubuk tersebut dicampur dengan Nujol agar
terbentuk pasta, kemudian beberapa tetes pasta ini ditempatkan antara dua plat sodium klorida(NaCl) yang
transparan terhadap radiasi inframerah.Kemudian plat ditempatkan dalam tempat sampel pada alat
spektroskopi inframerah untuk dianalisis.
Pelet KBr

Sedikit
sampel padat
dan
bubuk
KBr
murni
(kira-kira 200 mg) (kira-kira 1 - 2 mg) (0,1 2,0 % berdasar berat Campuran ini kemudian
ditempatkan dalam cetakan dan ditekan dengan menggunakan alat tekanan mekanik. Tekanan

ini dipertahankan beberapa menit, kemudian sampel (pelet KBr yang terbentuk) diambil dan
kemudian ditempatkan dalam tempat sampel pada alat spektroskopi inframerah untuk
dianalisis. Pelet KBr dibuat dengan menggerus sampel dan Kristal KBr (0,1 2,0 % berdasar
berat) sehingga merata kemudian ditekan sampai diperoleh pelet atau pil tipis.

Preparasi sampel lapisan tipis menggunakan sampel holder yang tersedia (window)

Sampel Cairan
Bentuk ini adalah paling sederhana dan metode yang paling umum pada persiapan sampel. Setetes sampel
ditempatkan antara dua plat KBr atau plat NaCl untuk membuat film tipis. Kemudian plat ditempatkan dalam
tempat sampel alat spektroskopi inframerah untuk dianalisis. umumnya mempunyai panjang berkas radiasi
kurang dari 1 mm Dapat pula dibuat larutan yang kemudian dimasukkan ke dalam sel larutan.

Sampel Gas
Untuk sample gas gas, dibutuhkan sebuah sel silinder/tabung gas
dengan jendela pada setiap akhir pada sebuah material yang tidak

aktif inframerah seperti KBr, NaCl atau CaF2. Sel biasanya mempunyai inlet dan outlet dengan
keran untuk mengaktifkan sel agar memudahkan pengisian dengan gas yang akan
dianalisis. Untuk sampel berbentuk gas digunakan sel gas dengan lebar sel atau panjang
berkas radiasi 40 m. hal ini dimungkinkan untuk menaikkan sensitivitas karena adanya cermin
yang dapat memantulkan berkas radiasi berulang kali melalui sampel.
5.Detektor : alat yang mengukur atau mendeteksi energi radiasi akibat pengaruh panas.
Berbeda dengan detector lainnya (misalnya phototube), pengukuran radiasi infra merah lebih
sulit karena intensitas radiasi rendah dan energi foton infra merah juga rendah. Akibatnya signal
dari detector infra merah ecil sehingga dalam penguurannya harus diperbesar dengan
menggunaan amplifier. Terdapat dua macam detector yaitu thermocouple dan bolometer.
6.Rekorder : alat perekam untuk mempermudah dan mempercepat pengolahan data dari
detector.

Plastik merupakan polimer sintetik yang erbentuk dari reaksi polimerisasi


monomer-monomernya seperti diperlihatkan pada reaksi berikut.
R

Keberadaan gugus R akan mempengaruhi jenis sifat kimia,sifat mekanik dan penggunaan jenisjenis polimer karena perbedaan gugus R dapat ditentukan melalui metode spektrometri IR zat
aditif bermassa molekul rendah sering ditambahkan kedalam polimer untuk memperoleh sifatsifat yang berkaitan dengan keterbakaran dan keluwesannya.Zat aditif ini dapat berpindah
kedalam makanan minuman jika mengalami kontak yang cukup lama dengan makanan atau
minuman atau terkena panas.Metode spekstropi inframerah dapat digunakan untuk
menentukan keberadaan zat aditif ini jika diberi perlakuan panas.

Karena setiap tipe ikatan memiliki sifat frekuensi yang khas, bahkan karena tipe ikatan dipastikan tidak akan
ada dua molekul atau senyawa yang memiliki bentuk serapan infra merah yang sama. Bilangan gelombang
yang khas untuk beberapa senyawa.Berikut ini adalah tabel.

Spektrofotometer FTIR
Pada dasarnya spektrometer FTIR sama dengan spektrofotometer FTIR sama degan
spektrofotometer IR yang membedakannya adalah pengembangan pada sistem optiknya
sebelum berkas sinar inframerah melewati sampel.Sistem optik spektrofotometer IR dilengkapi
dengan cermin diam.Dengan demikian radiasi inframerah akan menimbulkan perbedaan jarak
yang ditempuh menuju cermin bergerak dan cermin yang diam.Pada sistem optik fourier
traansform infared digunakan radiasi laser yang berfungsi sebagai radiasi yang
diinterferensikan dengan radiasi inframerah agar sinyal radiasi inframerah yang diterima oleh
detektor secara utuh dan lebih baik.
C. Alat dan Bahan
Alat
Gunting
1 buah
Interferometer FTIR
1 set
Pengaduk magnet dengan dengan pemanas
1 set
Gelas kimia
1 buah
Pinset
1 buah
Bahan
Etanol
120 mL
Sampel plastik
plastik wrap (2 buah film yang sudah digunting)

D. Langkah kerja

Pengukuran sampel plastik kemasan tanpa perlakuan.


Sampel plastik kemasan digunting dengan ukuran 5x5 cm, kemudian sampel plastik
dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi pelarut etanol dingin. Sampel tersebut dikeringkan
dan ditempatkan pada tempat sampel. Selanjutnya dilakukan pengukuran dengan menggunakan
spektrometer FTIR.
Pengukuran sampel plastik dengan perlakuan.
Sampel plastik kemasan digunting dengan ukuran 5x5 cm. Sampel plastik dimasukkan ke
dalam gelas kimia yang berisi pelarut etanol panas dan selanjutnya terus dipanaskan selama 1
jam dengan menggunakan hotplate, diaduk, dikeringkan dan ditempatkan pada tempat sampel.
Selanjutnya dilakukan pengukuran dengan menggunakan spektrometer FTIR.
Cara pengoprasian spektometer FTIR
1. Persiapan

Alat FTIR di ON-kan sumber arus listrik, di ON-kan alat, di ON-kan alat komputer,
ditunggu.
2. Pengukuran
Alat komputer di klik ganda shortcut, ditunggu beberapa saat sampai keluar dialog
box, diklik ok. Menu pada layar di klik FTIR 8400 pada menu instrumen, diklik BK6 Start
untuk memulai pengukuran.
Spektra pada layar ditunggu sampai menghilang, ditempatkan sampel siap ukur pada
tempat sampel dari alat inferometer, diisi dialog box dengan identitas sampel, diklik sampel
start, ditunggu spektra yang diperoleh. Spektra yang diperoleh muncul di layar, diklik peak
tabel pada menu calc untuk memunculkan harga bilangan gelombang, treshold dan norse
level ditentukan untuk mengatur pemunculan harga bilangan gelombang.
3. Mematikan FTIR
Alat komputer di OFF-kan, demikian pula dengan interferometer serta sumber arus listriknya.

F. Hasil dan Analisis Data IR


Penentuan keberadaan zat aditif pada plastik kemasan dengan menggunakan
spektrometer IR. Sampel yang digunakan adalah plastik wrap. Pada praktikum ini dilakukan dua
analisis sampel, yaitu analisis sampel dengan melalui pemanasan dan analisis sampel tanpa
melalui pemanasan.
Sebelum sampel disimpan pada holder sampel, terlebih dahulu digunting sampel tersebut
dengan ukuran kira-kira 3x3 cm sebanyak 2 buah. Sampel yang pertama dicelupkan kedalam
larutan etanol tanpa melalui pemanasan, hal ini bertujuan agar pengotor-pengotor yang ada pada
plastik dapat terlarut. kemudian dikeringkan dan apabila sudah kering, maka sampel bisa
disimpan pada holder sampel dan kemudian d analisis. Sedangkan sampel yang kedua,
dicelupkan pada pelarut etanol, lalu dipanaskan selama satu jam, pemanasan sampel pada pelarut
etanol ini bertujuan untuk melarutkan zat aditif yang terdapat pada plastik wrap. Setelah itu
dikeringkan dan disimpan disampel holder baru bisa dianalisis. Dari perbedaan ini dilakukan
untuk mengetahui keberadaan zat aditif pada sampel plastik dengan membandingkan spektrum
yang sebelum pemansan dan yang sesudah pemanasan. Dalam hal ini diharapkan pada spektra
sampel yang melalui perlakuan pemansan, ada beberapa peak yang hilang yang diduga adalah
peak dari zat aditif.
Selain itu pada proses pergantian, pemberian perlakuan, dan pengeringan plastik wrap.
Plastik wrap tidak boleh disentuh secara langsung oleh kulit, melainkan harus menggunakan
pinset. Hal ini agar plastik tidak terkena lemak yang terdapat pada tangan yang dapat
mempengaruhi hasil spektra IR yang akan diperoleh. Karena dalam lemak terdapat gugus asam
karboksilat dan alkil yang dapat terdeteksi oleh IR.

Sampel yang telah dianalisis dengan menggunakan FTIR, baik yang melalui pemanasan
dan yang tanpa melalui pemanasan dibandingkan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh proses pemanasan terhadap keadaan zat aditif plastik yang ditandai dengan
perubahan pada spektra IR yang dihasilkan.
Analisi spektra plastik wrap tanpa pemanasan
Pada spektra yang dihasilkan terhadap beberapa puncak spektra yaitu terdapat minimal 13
puncak yang teridentifikasi, akan tetapi secara umum terdapat 4 puncak dominan, yaotu pada
bilangan gelombang (719.4 ; 1463.9 ; 2850.6 ; 2914.2) cm-1. Dibawah ini gugus-gugus yang
sesuai dengan bilangan gelombang diatas.
Bilangan Gelombang
(cm-1)
719,4
1463,9
2850,6
2914,2

Penafsiran
Menunjukan adanya C- Cl
Menunjukan adanya CHx (sp3) bending
Menunjukan adanya gugus OH
Menunjukan adanya alkil C-H streching

Analisis spektra plastik wrap yang melalui pemanasan


Pada plastik yang melalui pemanasan terdapat beberapa puncak yang dihasilkan, yaiti sebagai
berikut :
Bilangan Gelombang
(cm-1)
719,4
1463,9
2850,6
2914,2

Penafsiran
Menunjukan adanya C- Cl
Menunjukan adanya CHx (sp3) bending
Menunjukan adanya gugus OH
Menunjukan adanya alkil C-H streching

Dari sampel plastik kemasan spektra yang muncul sebelum dan setelah pemanasan dikatakan
sama. Hal ini terlihat ketika kedua spektra tersebut digabung dalam satu gambar. Dari kedua
spektra tersebut dapat dilihat adanya empat peak dengan intensitas yang tajam.
Dari spektra FTIR untuk sampel plastik dengan perlakuan pemanasan diperoleh peak-peak
yang mirip dengan peak-peak pada spektra FTIR untuk sampel tanpa pemanasan (terjadi
overlapping kedua spektra), dapat dikatakan tidak berubah. Ini menandakan bahwa komposisinya
tidak berubah dengan pemanasan, tidak ada spesi yang larut dalam etanol. Dengan kata lain,
sampel plastik kemasan yang melalui perlakuan pemanasan tidak mengandung zat aditif.

Analisis sampel
Plastik wrap sering digunakan untuk membungkus makanan, buah-buahan dan
sebagainya. Maka akan ada kontak langsung antara plastik wrap dengan makanan sehingga ada
kemungkinan sebagian dari zat aditif yang terkandung dalam plastik wrap akan tertinggal pada
makanan, karena didalam makanan terdapat bahan-bahan organik (lemak, minyak, alkohol) yang
dapat melarutkan polimer pada plastik wrap keadaan panas. Dan jika ini terjadi, maka besar
kemungkinan zat tersebut ikut terkonsumsi. Jika ada bagian dari polimer yang terdapat pada
plastik wrap yang termakan akan berdampak buruk bagi kesehatan.
Plastik wrap terbuat dari polimer, yaitu polivinilklorida (PVC). PVC merupakan polimer
yang berasal dari vinilklorida sebagai monomernya. Vinilklorida merupakan molekul aktif infra
merah, artinya molekul yang memiliki momen dipol asimetris sehingga molekul vinilklorida
dapat terdeteksi keberadaannya didalam plastik wrap.

Berdasarkan penafsiran tersebut, diduga bahwa sampel plastik


wrap yang digunakan merupakan polivinilklorida (PVC), polimer dari vinilklorida.

Spektrum FTIR untuk PVC, dapat diperkirakan karena struktur dari PVC sudah diketahui.
Pada PVC ada beberapa ikatan yaitu, C-C, C-H, CH2. Diperkirakan akan ada tiga peak yang
paling tampak yaitu pada katan C-H, CH2 pada alkana dan juga ikatan C-Cl. Ini menunjukan
bahwa terjadi perubahan komposisi dalam sampel yang dipanaskan, ada komponen yang larut.
Dengan kata lain, terdapat zat aditif dalam sampel plastik kemasan yang melalui pemanasan, dan
diperkirakan adalah bis(2-etiheksil) adipat.
Rumus molekulnya adalah :

Adanya sebagian dari PVC yang terlarut dalam pelarut organik, dapat diketahui dari
spektrum yang muncul antara sebelum pelarutan dan pemanasan dengan setelah pelarutan dan
pemanasan. Jika ada PVC yang terlaru ketika pelarutan disertai pemanasan, spektrum setelah
pelarutan akan menunjukan perbedaan dengan spektrum sebelum pemanasan.
Perbedaannnya terletak pada peak yang akan muncul. Peak yang akan muncul akan
berkurang atau bisa jadi hilang sama sekali. Pada praktikum yang dilakukan kali ini, pada plastik
wrap yang dianalisis peak yang dominan antara sampel plastik yang melalui pemanasan dan
tanpa melalui pemansan memiliki kesamaan, akan tetapi setelah kedua kromatogram
dibandingkan dengan cara menggabungkannya, terdapat peak-peak yang hilang, meski peak
yang hilangnya itu bukan dari peak yang dominan, melainkan peak-peak antaranya. Maka
dengan ini ada gugus fungsi yang terlarut pada pelarut organik dengan melalui pemanasan. Oleh
karena itu, gugus fungsi ini merupakan zat aditif yang ditambahkan pada plastik. Dilihat dari
frekuensi dan rumus struktur zat aditif yang sudah ada, dapat disimpulkan bahwa zat aditif pada
plastik wrap adalah PVC.
Fakta tentang kandungan zat aditif ini menunjukan bahwa sampel plastik kemasan
melalui pemanasan tidak layak digunakan untuk pengemasan makanan terutama yang dalam
perlakuannya melibatkan pemanasan.

Kesimpulan
Dari hasil praktikum kali ini bahwa plastik wrap yang dianalisis mengandung zat aditif. Zat aditif
yang terkandung ialah dari PVC.

DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A., A.L. Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
Hendayana, Sumar. (2006) . KIMIA PEMISAHAN Metode Kromatografi dan Elektroforensis
Modern. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Tim Kimia Analitik Instrumen. (2009). Penuntun Praktikum Kimia Analitik Instrumen (KI 512). Bandung :
Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

LAMPIRAN
1.

Data Pengamatan
Bagan Alir
Sampel plastik

Pengamatan
Sampel plastik wrap

Pelarut etanol yang digunakan 50


mL

Guntingan 1

Sampel plastik wrap dikeringkan


5 menit

digunting dengan
ukuran 3x3cm

Sampel disesuaikan dengan ukuran


sampel holder

Berupa spektra IR

ditempatkan dalam gelas kimia berisi

pelarut etanol dingin


dikeringkan
ditempatkan dalam sampel holder
Hasil spektra
diukur spektra IR

Hasil
dibandingkan dengan film
yang diberi perlakuan

Sampel plastik

Guntingan 2

Pelarut etanol yang digunakan


120 mL

digunting dengan
ukuran 3x3cm

Sampel dipanaskan 1 jam

Sampel dikeringkan selama 5


menit

Sampel disesuaikan dengan ukuran


sampel holder

Berupa spektra IR

ditempatkan dalam gelas kimia berisi


pelarut etanol
dipanaskan dan diaduk dengan
magnetic stirrer selama 1 jam
dikeringkan
ditempatkan dalam sampel holder

diukur spektra IR
Hasil spektra

Hasil
dibandingkan dengan film yang tanpa
perlakuan

Anda mungkin juga menyukai