Anda di halaman 1dari 3

Dalam memutuskan pengujian substantive atas transaksi, auditor sering kali

menggunakan beberapa prosedur bagi setiap audit tanpa memandang situasinya,


sementara yang lainnya tergantung pada kelayakan pengendalian dan hasil
pengujian pengendalian. Menentukan prosedur pengujian substantive atas transaksi
penjualan yang tepat relative sulit karena sangat bervariasi tergantung pada
situasinya. Perhatikan bahwa beberapa prosedur audit memenuhi lebih dari satu
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.
Mencatat Penjualan yang Terjadi
Untuk tujuan ini, auditor memperhatikan tiga jenis salah saji yang mungkin terjadi:
1. Penjualan dimasukkan dalam jurnal sementara pengiriman tidak pernah
dilakukan.
2. Penjualan dicatat lebih dari satu kali.
3. Pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif dan dicatat sebagai penjualan.
Dua jenis salah saji pertama dapat disebabkan oleh kesalahan atau kecurangan,
sementara jenis yang terakhir selau disebabkan oleh kecurangan. Konsekuensi
potensial dari ketiga jaenis alah saji tersebut sangatlah besar karena akan
menimbulkan lebih saji (overstatement) aktiva dan laba.
Melebihsajikan penjualan secara tidak sengaja umumnya lebih mudah
ditemukan ketimbang yang disebabkan oleh kecurangan. Salah saji yang tidak
disengaja sering kali ditemukan auditor pada akhir tahun melalui prosedur
konfirmasi. Untuk menemukan lebih saji yang disebabkan oleh kecurangan mungkin
dibutuhkan pengujian substantif.
Sifat dari pengujian substantive yang dilakukan berbeda tergantung pada
sifat salah saji yang potensial sebagai berikut:
Penjualan Dicatat Sementara Pengiriman Tidak Pernah Dilakukan. Auditor
dapat memvouching ayat jurnal tertentu dalam jurnal penjualan ke salinan
pegeriman dan dokumen pendukung lainnya yang terkait untuk memastikan bahwa
penjualan tersebut benar-benar terjadi. Jika auditor merasa khawatir dengan
kemungkinan adanya salinan dokumen pengiriman fiktif, dia harus menelusuri
jumlahnya ke catatan persedian perpetual untuk menguji apakah persediaan telah
berkurang.
Penjualan Dicatat Lebih Dari Satu Kali. Penjualan duplikat dapat ditentukan
dengan mereview secara numeris daftar transaksi penjualan yang dicatat untuk
melihat apakah ada nomor yang sama atau duplikat. Auditor juga dapat menguji
pembatalan dokumen pengiriman yang tepat. Pembatalan yang tepat dapat
menurunkan kemungkinan bahwa dokumen pengiriman akan digunakan untuk
mencatat penjualan lainnya.

Pengiriman Dilakukan kepada Pelanggan Fiktif. Biasanya jenis kecurangan ini


hanya akan terjadi jika orang yang mencatat penjualan juga mengotorisasi
pengiriman. Pengendalian internal yang lemah akan sulit mendeteksi pengiriman
fiktif ini. Untuk menguji apakah ada pelanggan fiktif, auditor dapat menelusuri
informasi tentang pelanggan pada faktur penjualan ke file induk pelanggan.
Transaksi Penjualan yang Ada Telah Dicatat
Dalam banyak audit, tidak ada pengujian substantive atas transaksi yang
dilakukan unutk tujuan kelengkapan menyangkut lebih saji aktiva dan laba
mendapat perhatian yang lebih besar dalam audit transaksi penjualan ketimbang
yang menyangkut kurang saji. Jika pengendaliannya tidak memadai, maka jika klien
tidak melakukan penelusuran internal yang independedn dari dokumen pengiriman
ke jurnal penjualan, pengujian substantive mungkin akan diperlukan.
Arah Pengujian
Auditor harus memahami perbedaan antara menelusuri dari dokumen
sumber ke jurnal dan memvouching dari jurnal kembali ke dokumen sumber.
Pengujian yang pertama adalah untuk transaksi yang dihilangkan (tujuan
kelengkapan); sementara yang kedua adalah untuk transaksi yang tidak ada (tujuan
keterjadian).
Untuk menguji keterjadian, auditor dapat mengawalinya dengan memilih
sampel nomor faktur dari jurnal dan memvouchingnya ke salinan faktur penjualan,
dokumen pengiriman, dan pesanan pelanggan. Dalam menguji tujuan kelengkapan,
biasanya auditor memulai dengan memilih sampel dokumen pengiriman dan
menelusurinya ke salinan faktur penjualan serta jurnal penjualan sebagai pengujian
penghilangan.
Penjualan Dicatat dengan Akurat.
Pencatatan yang akurat atas transaksi penjualan harus memperhatikan hal-hal
berikut:

Mengirimkan jumlah barang yang dipesan


Menagih dengan akurat sebesar jumlah yang dikirim
Mencatat dengan akurat jumlah yang ditagih dalam catatan akuntansi

Biasanya auditor melakukan pengujian substantive atas transaksi pada setiap


audit untuk memastikan bahwa ketiga aspek tersebut telah dilakukan dengan benar
dengan
menghitung kembali informasi dalam catatan akuntansi
dan
membandingkan informasi pada dokumen yang berbeda.
Transaksi Penjualan Dimasukkan dengan Benar dalam File Induk dan
Diikhtisarkan dengan Benar. Pencantuman semua transaki penjualan dengan

benar ke dalam file induk piutan usaha merupakan hal yang penting karena
keakuratan catatan tersebut akan mempengaruhi kemampuan klien untuk menagih
piutang yang beredar. Demikian juga, jurnal penjualan harus dijumlahkan dan
diposting dengan benar ke buku besar umum agar pelaporan keuangan menjadi
tepat. Pada sebagian besar penugasan, auditor melakukan beberapa uji keakuratan
klerikal, seperti memfooting jurnal dan menelusuri total serta rinciannya ke buku
besar umum dan file induk jurnal dan menelusuri total serta rinciannya ke buku
besar umum dan file induk untuk mengecek apakah ada kesalahan atau kecurangan
ketika memroses transaksi penjualan. Sejauh mana pengujian semacam itu
diperlukan akan ditentukan oleh kualitas pengendalian internal.
Penjualan yang Dicatat Diklasifikasikan Dengan Benar. Meskipun hal ini tidak
begitu mengganggu dalam penjulan ketimbang dalam beberapa siklus transaksu
lainnya, auditor masih harus memperhatikan apakah transaksi telah dibebankan
kea kun buku besar umum yang benar. Dalam kasus penjualan tunai dan kredit,
karyawan perusahaan tidak boleh mendebet piutang usaha untuk penjualan tunai
dan begitu juga sebaliknya. Meraka juga tidak boleh salah mengklasifikasikan
penjualan.
Penjualan Dicatat Pada Tanggal yang Benar. Penjualan harus ditagih dan
dicatat segera setelah pengiriman dilakukan untuk mencegah penghilangan
transaksi yang tidak disengaja dari cattan dan untuk memastikan bahwa penjulan
telah dicatat pada periode yang tepat. Transaksi yang dicatat tepat waktu juga kecil
kemungkinannya mengandung salah saji. Ketika auditor melakukan prosedur
pengujian substantive atas transaksi untuk keakuratan, mereka sering kali
membandingkan tanggalpada bill of lading tertentu atau dokumen pengiriman
lainnya dengan tanggal pada salina faktur penjulan terkait, jurnal oenjualan, dan
file induk piutang usaha. Perbedaan yang signifikan menunjukkan masalah pisah
batas (cutoff) yang potensial.

Anda mungkin juga menyukai