Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Bar
Chart of Audit (Action) Plan.
Tujuan dibuatnya makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar Auditing.
Makalah ini membahas secara sederhana mengenai Fraud yang pembahasannya meliputi Bar
Chart of Audit (Action) Plan, Merencanakan Audit, Melaksanakan Audit, dan Menyelesaikan
Audit
Akhir kata penulis sampaikan terimakasih kepada pembaca atas perhatiannya terhadap
makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri penulis sendiri serta
pembaca pada umumnya. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis mohon kritik, saran dan masukan yang bersifat membangun demi
kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.

Bandung, 30 Maret 2017


Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................1
1.2.1 Apa Bar Chart of Audit (Action) Plan .......................................................1
1.2.2 Bagaimanakah proses merencanakan audit................................................1
1.2.3 Bagaimanakah proses melaksanakan audit.................................................1
1.2.3 Bagaimanakah proses menyelesaikan audit................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................1
1.3.1 Memahami Bar Chart of Audit (Action) Plan ............................................1
1.3.2 Memahami proses merencanakan audit......................................................1
1.3.3 Memahami proses melaksanakan audit......................................................1
1.3.3 Memahami proses menyelesaikan audit.....................................................1
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................................2
1.4.1 Manfaat Teoritis..........................................................................................2
1.4.2 Manfaat Praktis...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
2.1 Bar Chart of Audit (Action) Plan.....................................................................3
2.2 Merencanakan Audit .......................................................................................4
2.3 Melaksanakan Audit ........................................................................................7
2.3 Menyelesaikan Audit ......................................................................................9
BAB III Penutup.......................................................................................................12
3.1 Simpulan........................................................................................................12
3.2 Saran..............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................13

2
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Perencanaan audit merupakan bagian penting dari audit yang dilaksanakan pada awal
prose audit untuk memastikan bahwa perhatian yang sesuai diarahkan pada area yang
penting, masalah yang mungkin terjadi diidentifikasi, audit diselesaikan sescepatnya dan
dikordinasikan dengan baik. Perencanna audit merupakan pengembangan strategi umum dan
pendekatan yang terperinci, waktu dan lingkup audit yang akan dilaksanakan. Auditor
merencanakan audit secara efektif dan efisien.
Bar Chart of Audit (Action) Plan merupakan panduan khusus yang harus diikuti
dalam melaksanakan audit. Rencana ini akan membantu auditor memperoleh bukti yang
sesuai dengan situasi, membantu menjaga biaya audit pada tingkatan yang stabil, dan juga
membantu menghindari kesalahpahaman dengan klien.

1. 2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa Bar Chart of Audit (Action) Plan.

1.2.2 Bagaimanakah proses merencanakan audit.

1.2.3 Bagaimanakah proses melaksanakan audit.

1.2.4 Bagaimanakah proses menyelesaikan audit.

1. 3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Memahami bentuk Bar Chart of Audit (Action) Plan.

1.3.2 Memahami proses merencanakan audit.

1.3.2 Memahami proses melaksanakan audit.

1.3.2 Memahami proses menyelesaikan audit.

1
1. 4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penulisan ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi tambahan bagi yang
membutuhkan khususnya bagi mahasiswa akuntansi untuk mengembangkan keilmuan
dibidang Auditing.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penulisan ini diharapkan dapat memudahkan pembaca untuk memahami


sedikit ilmu mengenai Bar Chart of Audit (Action) Plan dan memotivasi pembaca supaya
berkeinginan untuk mendalami ilmu Auditing.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bar Chart of Audit (Action) Plan

Bar Chart of Audit (Action) Plan merupakan panduan khusus yang harus diikuti
dalam melaksanakan audit. Rencana ini akan membantu auditor memperoleh bukti yang
sesuai dengan situasi, membantu menjaga biaya audit pada tingkatan yang stabil, dan juga
membantu menghindari kesalahpahaman dengan klien.
Bar Chart of Audit (Action) Plan mengamanatkan 5W dan 1H:

What are the audit objectives?

Where will the audit be done? (i.e. scope)

When will the audit(s) occur? (how long?)

Who are the auditors?

How will the audit be done?

Manfaat dari Bar Chart of Audit (Action) Plan:

3
Membantu auditor dalam mengumpulkan bukti yang kompeten.
Menjaga kestabilan biaya audit.
Menghindari kesalahpahaman dengan klien.
Memastikan masalah potensial terdeteksi.
Membantu mengetahui ruang lingkup program audit.

2.2 Merencanakan Audit


Mereview Kontrak Audit
Langkah pertama dalam proses menerima/melanjutkan klien adalah menilai
kemampuan KAP melaksanakan penugasan dan risiko terkait.

Contoh pertanyaan yang dipertimbangkan:

Penugasan audit Apa sifat dan lingkup audit?


Kerangka akuntansi dan pelaporan apa yang akan digunakan?
Bagaimana/untuk apa laporan auditor dan laporan keuangan
digunakan?
Apa tenggat waktu untuk penyelesaian audit?

Apakah KAP mempunyai Apakah KAP mempunyai cukup orang dengan kompetensi dan
kompetensi, sumber daya, kemampuan memadai?
dan waktu yang Apakah orang yang dipilih mempunyai :
diperlukan ? Pengetahuan yang relevan mengenai industri atau masalah audit
Pengalaman yang relevan mengenai persyaratan pelaporan dan
ketentuan perundang-undangan?
Kemampuan menyergap keterampilan dan pengetahuan secara
efektif?
Apakah tenaga ahli, jika dibutuhkan, tersedia?

Apakah KAP independen ? Apakah ada orang yang mampu melaksanakan reviu kendali
mutu?
Apakah KAP, mengingat waktu yang tersedia untuk klien lain,
dapat menyelesaikan penugasan dalam tenggat waktu ?
Apakah KAP dan anggota tim dapat memenuhi kewajiban etika
dan independensi?

Apakah risiko penugasan untuk penugasan baru, apakah KAP berkomunikasi dengan
dapat diterima (acceptable) auditor terdahulu untuk mengetahui apakah ada alas an untuk
? tidak menerima penugasan?
Seberapa kompeten senior management dan staf di entitas?
Apa tone at the top dan sasaran entitas
Apakah ada pemeriksaan/investigasi yang menarik perhatian
masa dan media?
Apakah entitas dalam tingkat kesehatan keuangan yang baik?

4
Apakah entitas bisa membayarprofessional fees kepada KAP?

Apakah klien dapat Apakah ada pembatasan lingkup, seerti tenggat waktu yang
dipercaya ? tidak realistis atau tidak bias memperoleh bukti audit yang
diperlukan?
Apakah ada indikasi entitas terlibat pencucian uang atau
kegiatan pidana lainnya ?
Bagaimana reputasi identitas dan bisnis berkenaan
dengan related parties?

Mereview Laporan Audit Tahun Sebelumnya

Bila laporan keuangan tahun sebelumnya telah diaudit oleh auditor independen lain,
auditor tahun berjalan dapat memperoleh keyakinan mengenai saldo awal dengan cara me-
review kertas kerja auditor pendahulu. Disamping itu, ia juga harus mempertimbangkan
kompetensi dan independensi profesional auditor pendahulu. Jika laporan auditor tahun
sebelumnya berisi pendapat selain pendapat wajar tanpa pengecualian, maka auditor tahun
berjalan harus memperhatikan bidang yang relevan yang dikecualikan dalam audit tahun
berjalan. Misalnya jika auditor sebelumnya melakukan pengecualian atas akun persediaan
yang tidak bisa dilakukan penghitungan fisik maka auditor pengganti harus memperhatikan
apakah dalam tahun berjalan prosedur tersebut juga tidak bisa diterapkan serta bagaimana
pengaruhnya terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan yang akan diauditnya.

Selain me-review kertas kerja auditor pendahulu, auditor pengganti juga harus
melakukan komunikasi dengan auditor sebelumnya sesuai dengan pengaturan dalam SA
Seksi 315 (PSA No. 16) Komunikasi antara Auditor Pendahulu dengan Auditor Pengganti.

Jika laporan keuangan tahun sebelumnya tidak diaudit atau jika auditor tidak dapat
memperoleh keyakinan dengan me-review kertas kerja auditor pendahulu, ia harus
memperoleh bukti audit kompeten yang cukup untuk mendukung asersi yang terkandung
dalam saldo awal, sepanjang saldo-saldo tersebut berdampak terhadap laporan keuangan
tahun berjalan.

Misalnya : untuk memperoleh keyakinan atas saldo awal Piutang, maka auditor bisa
melakukan pengiriman konfirmasi ataupun melakukan pemeriksaan terhadap bukti-bukti
penerimaan kas dari hasil penagihan piutang tersebut. Demikian juga untuk saldo awal
Hutang dapat diyakini kewajarannya dengan memeriksa ke bukti-bukti pembayarannya.

Untuk aktiva tetap, jika sekiranya auditor tahun berjalan tidak bisa memperoleh
keyakinan memadai dari hasil review kertas kerja auditor sebelumnya atau jika laporan
keuangan tahun sebelumnya tidak di audit, maka harus dilakukan pemeriksaan ke bukti-bukti
pendukung perolehan aktiva tetap tahun-tahun sebelumnya, terutama untuk nilai perolehan
yang material.

Jika setelah melaksanakan prosedur pemeriksaan yang diperlukan, auditor tidak dapat
memperoleh keyakinan memadai serta bukti audit kompeten yang cukup berkenaan dengan

5
saldo awal, maka ia harus memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau menyatakan
tidak memberikan pendapat, karena adanya batasan atas lingkup auditnya.

Jika kebijakan akuntansi tahun berjalan tidak diterapkan secara konsisten dalam
hubungannya dengan saldo awal dan jika perubahan tersebut tidak dipertanggungjawabkan
dan diungkapkan sebagaimana mestinya serta dampaknya material, maka dalam hal ini
auditor harus memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar.

Membentuk Tim Audit dan Briefing


Tim audit terdiri dari :
Seorang partner yang akan bertanggung jawab terhadap penyelesaian keseluruhan
perikatan audit.
Satu atau lebih manajer yang akan mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan
program audit.
Staf asisten yang melaksanakan berbagai prosedur audit yang diperlukan dalam
pelaksanaan program audit.

Untuk seluruh perikatan audit, partner harus mendiskusikan dengan tim audit tentang
batas salah saji material perusahaan. Diskusi ini harus menitikberatkan pada batas salah saji
material perusahaan yang disebabkan oleh fraud.
Diskusi ini akan memberikan pemahaman kepada tim audit tterhadap potensi
terjadinya salah saji material dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh error dan fraud
dalam audit yang ditugaskan untuk masing-masing anggota tim dan bagaimana hasil prosedur
audit yang mereka jalankan mempengaruhi aspek audit lainnya.
Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk meberikan penjelasan singkat kepada tim
audit mengenai kesadaran atas risiko fraud yang dihadapi dalam perikatan dan prosedur yang
harus dilakukan tim audit untuk menghadapi fraud termasuk untuk memahami rencana
manajemen dalam mengatasi fraud, penilaian manajemen dan prosedur audit untuk
menemukan fraud dalam perusahaan.

Kick off Meeting


Tujuan kick off meeting adalah untuk:

Melakukan konfirmasi persetujuan dengan seluruh pihak terhadap rencana audit


Pengenalan tim audit
Pemastian seluruh aktivitas audit yang direncanakan dapat dilaksanakan

Kick off meeting hendaknya dilaksanakan dengan manajemen auditee dan jika perlu
orang-orang yang bertanggung jawab dengan fungsi dan proses yang diaudit. Selama
meeting, peluang untuk bertanya hendaknya disediakan.

Derajat detail hendaknya konsisten dengan fimiliaritas auditee dengan proses audit.
Dalam organisasi tertentu, seperti internal audit di organisasi kecil, kpening meeting dapat

6
dengan sederhana mencakup komunikasi audit yang hendak dilaksanakan dan menjelaskan
proses audit.

Untuk situasi audit lainnya, meeting dapat dilakukan dengan formal dan catatan
kehadiran harus disimpan. Meeting hendaknya dihelat oleh ketua tim audit, dan hal-hal
berikut harus dipertimbangkan:

Pengenalan partisipan, mencakup observer dan pemandu, serta perannya


Konfirmasi tujuan audit, ruang lingkup, dan kriteria
Konfirmasi rencana audit dan segala pengaturan lain yang relevan dengan
auditee, seperti tanggal dan waktu closing meeting, segala meeting interim
antara tim audit dengan manajemen, dan segala perubahan yang terjadi
belakangan
Presentasi metode yang digunakan untuk melaksanakan audit, mencakup
pemberitahuan pada auditee bahwa bukti audit akan didasarkan pada sampel
dari informasi yang tersedia
Pengenalan metode untuk mengelola resiko terhadap organisasi yang
dimungkinkan terjadi oleh kehadiran tim audit
Konfirmasi jalur komunikasi formal antara tim audit dan auditee
Konfirmasi bahasa yang digunakan selama proses audit
Konfirmasi bahwa selama audit, auditee akan selalu mendapatkan informasi
pada progess audit
Konfirmasi bahwa sumber daya dan fasilitas yang dibutuhkan oleh tim audit
tersedia
Konfirmasi aspek terkait kerahasiaan dan keamanan informasi
Konfirmasi prosedur kesehatan, keamanan, tanggap darurat dan keamanan untuk
tim audit
Informasi metode pelaporan temuan audit dan pemeringkatannya jika ada
Informasi tentang kondisi jika audit dihentikan
Informasi tentang closing meeting
Informasi tentang kesepakatan temuan selama proses audit
Informasi tentang segala sistem untuk umpan balik dari auditee pada temuan dan
kesimpulan audit, mencakup komplain atau banding.

2.3 Melaksanakan Audit


Auditor melakukan berbagai macam pengujian yang secara garis besar dapat dibagi menjadi
tiga golongan sebagai berikut.

1. Pengujian analitik

Pengujian analitik dilakukan oleh auditor pada tahap awal proses auditnya dengan
cara mempelajari perbandingan dan hubungan antara data yang satu dengan data yang lain.
Pada awal proses audit, pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam
memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif.
Sebelum seorang auditor melaksanakan audit secara rinci dan mendalam terhadap objek

7
audit, auditor harus memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai perusahaan yang
diaudit. Untuk itu, analisi ratio, analisis laba bruto, analisis terhadap laporan keungan
perbandingan merupakan cara yang umumnya ditempuh oleh auditor untuk mendapatkan
gambaran menyeluruh dan secara garis besar mengenai keadaan keungan dan hasil usaha
klien.

2. Pengujian pengendalian

Pengujian pengendalian merupakan prosedur audit yang dirancang untuk


memverifikasi efektivitas pengendalian intern klien. Pengujian pengendalian terutama
ditujukan untuk mendapat informasi mengenai:

Frekunsi pelaksanaan aktivitas pengendalian yang ditetapkan,

Mutu pelaksanaan aktivitas pengendalian tersebut

Karyawan yang melaksanakan aktivitas pengendalian tersebut.

3. Pengujian substantif

Pengujian substantif merupakan prosedur audit yang dirancang untuk menemukan


kemungkinan kesalahan moneter yang secara langsung mempengaruhi kewajaran penyajian
laporan keuangan. Kesalahan moneter yang terdapat dalam informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan kemungkinan terjadi karena dalam:

Penerapan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia

Tidak diterapkannya prinsip akuntasni bertrima umum di Indonesia.

Ketidakkonsistenan dalam penerapan prinsip akuntasi berterima umum di Indonesia.

Perhitungan.

Pekerjaan penyajian penggolangan dan peringkasan informasi.

Pencatuman pengungkapan unsur tertnetu dalam laporan keuangan.

Prosedur pengujian substantif meliputi:

1. Verifikasi atas ketepatann saldo kas dan sekdul kas.

2. Penerapan prosedur analitis.

3. Perhitungan kas yang disimpan dalam entitas.

4. Melaksanakan pengujian pisah batas kas.

5. Konfirmasi saldo simpanan pinjaman di bank.

6. Konfirmasi perjanjian atau kontrak lain dengan bank.

8
7. Melakukan pemindaian (sacnning) penelaahan, atau pembeuatan rekonsiliasi bank.

8. Menghimpun dan menggunakan laporan pisah batas bank.

9. Melakukan pengujian pisah batas penerimaan kas.

10. Membandingkan penyajian laporan keuangan dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.

2.4 Menyelesaikan Audit


Pelaporan
Bagian akhir dari proses audit adalah pelaporan hasil audit. Isi laporan audit terikat
pada format yang telah diterapkan oleh IAI. Laporan audit merupakan media yang dipakai
oleh auditor dalam berkomunikasi dengan masyarakat lingkungannya. Dalam laporan
tersebut auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keungan auditnya.
Pendapat auditor tersebut disajikan dalam suatu laporan tertulis yang umumnya berupa
laporan audit baku. Auditor harus menunggu untuk menentukan laporan audit untuk di audit
hingga seluruh bukti diakumulasi dan dievaluasi. Hal tersebut dilakukan karena laporan audit
merupakan satu-satunya yang dilihat oleh sebagian besar pengguna dari keseluruhan proses
audit dan konsekuensi dari penerbitan laporan audit yang tidak benar sangat besar. Laporan
audit baku terdiri dari tiga paragraf:

1. Paragraf pengantar

Paragraf pengantar dicantumkan sebagai paragraf perteman laporan audit baku.


Terdapat tiga fakta yang diungkapkan oleh auditor dalam paragraf pengantar yaitu: tipe jasa
yang diberikan oleh auditor, objek yang diaudit, serta pengungkapan tanggungjawab
manajemen atas laporan keungan dan tanggungjawab auditor atas pendapat yang diberikan
atas laporan keungan berdasarkan hasil auditnya.

2. Parangraf lingkup

Paragraf lingkup berisi pernyataan ringkas mengenai lingkup audit yang dilaksanakan
oleh auditor.

3. Paragraf pendapat

Paragraf pendapat berisi pernyataan ringkas mengenai pendapat.

Laporan memuat kesimpulan audit tentang elemen-elemen atas tujuan audit dan
rekomendasi yang diberikan untuk memperbaiki berbagai kekurangan yang terjadi serta
rencana tindak lanjut dalam mengaplikasikan rekomendasi tersebut. Implementasi tindak
lanjut atas rekomendasi yang diberikan auditor merupakan bentuk komitmen manajemen
dalam meningkatkan proses dan kinerja perusahaan atas beberapa kelemahan/kekurangan
yang masih terjadi. Auditor tidak memiliki kewenangan memaksa dan menuntut manajemen
untuk melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan, tetapi lebih
menempatkan diri sebagai supervisor atas rencana, pelaksanaan, dan pengendalian tindak

9
lanjut yang dilakukan. Rekomendasi seharusnya merupakan hasil diskusi dan rumusan
bersama antara manajemen dan auditor, dan juga harus menyajikan analisis dan manfaat yang
diperoleh perusahaan jika rekomendasi tersebut dilaksanakan, serta kerugian yang mungkin
terjadi jika rekomendasi tidak dilaksanakan karena tidak ada tindakan perbaikan yang
dilakukan perusahaan.

Berkomunikasi dengan Komite Audit dan Manajemen

Pembahasan Tentang Kecurangan dan Tindakan Ilegal

PSA 32 (SA 316) dan PSA 31 (SA 317) mensyaratkan auditor untuk menyampaikan
seluruh kecurangan dan tindakan illegal kepada komite audit dan kelompok lain yang
sejenis, meskipun tidak material. Tujuannya adalah untuk membantu komite audit dalam
melakukan tugas pengawasan atas laporan keuangan.

Pembahasan Tentang Kurangnya Pengendalian Internal

Auditor harus menyampaikan perihal kurangnya pengendalian internal dan kelemahan


material dalam desain atas pengoperasian pengendalian internal secara tertulis kepada
pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. Untuk perusahaan yang lebih besar, hal
tersebut disampaikan kepada komite audit dan dalam perusahaan yang lebih kecl, dapat
dilakukan kepada pemilik perusahaan atau manajemen senior.

Pembahasan Hal Lainnya Kepada Komite Audit

PSA 48 (SA 380) mensyaratkan auditor untuk menyampaikan informasi tambahan


yang diperoleh selama audit kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola,
biasanya adalah komite audit. Tujuan dari penyampaian ini adalah agar komite audit dan
pihak lain yang bertanggung jawab atas tata kelola mengetahui tentang informasi penting
dan relevan mengenai proses laporan keuangan dan memberikan kesempatan kepada
komite audit untuk membahas hal-hal penting dengan auditor.

Surat Manajemen (Management Letter)

Surat manajemen ditujukan untuk menginformasikan kepada klien mengenai


rekomendasi KAP guna meningkatkan bisnis klien. Rekomendasi biasanya berfokus pada
efisiensi pengoperasian perusahaan. Kombinasi antara pengalaman auditor dalam
berbagai area bisnis dan melalui pemahaman yang diperoleh dalam melakukan audit
membuat auditor dapat memberikan pengarahan kepada managemen.

Surat manajemen berbeda dengan surat yang melaporkan kurangnya pengendalian


internal. Surat manajemen diperlukan karena adanya kekurangan signifikan atau
kelemahan penting atas pengendalian internal dan harus mengikuti format yang diberikan
dan dikirimkan sesuai dengan persyaratan standar audit. Surat manajemen merupakan
suatu opsi dan ditujukan untuk membantu klien dalam mengoperasikan bisnisnya lebih
efektif.

10
Penemuan Fakta Setelah Tanggal Neraca

Audit dikatakan selesai ketika auditor menerbitkan laporan audit dan


menyelesaikannya seluruh pembahasan dengan manajemen dan komite audit. Terkadang
auditor menemukan bahwa setelah audit laporan keuangan diterbitkan terjadi salah saji
material dalam laporan keuangan. Pada saat terdapat penemuan fakta setelah penerbitan
laporan audit terjadi, auditor berkewajiban untuk memastikan bahwa pengguna laporan
keuangan mendapatkan informasi atas salah saji tersebut. Jika auditor mengetahui salah saji
sebelum pelaporan audit diterbitkan, maka auditor akan memaksa manajemen untuk
melakukan koreksi salah saji atau menerbitkan laporan audit yang berbeda.

Jika auditor menemukan bahwa terdapat kekeliruan dalam laporan keuangan setelah
diterbitkan, maka tindakan yang paling tepat adalah meminta klien untuk menerbitkan revisi
laporan keuangan yang memasukkan penjelasan atas alasannya. Jika periode setelah tanggal
neraca atas laporan keuangan sudah selesai sebelum revisi diterbitkan, maka diperbolehkan
mengungkapkan salah saji tersebut dalam laporan periode setelah tanggal neraca. Jika hal
tersebut penting, maka klien harus melaporkan kepada Bapepam-LK dan regulator lainnya
atas salah saji laporan keuangan tersebut.

Jika klien menolak mengungkapkan salah saji ke dalam laporan, maka auditor harus
menginformasikan kepada dewan dierksi dan harus mengingatkan kepada regulator agar
membatasi klien karena laporan keuangan tidak lagi disajikan wajar dan jika memungkinkan,
menyampaikan kepada semua pihak pengguna laporan keuangan. Jika saham perusahaan
dijual kepada publik, maka auditor dapat meminta Bapepam-LK dan pihak pasar modal untuk
mengingatkan para pemegang saham mengenai hal tersebut.

Tanggung jawab auditor atas telaah kejadian setelah tanggal neraca berakhir pada
tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan. Auditor tidak bertanggung jawab untuk mencari
fakta-fakta, tetapi jika mereka menemukan bahwa laporan keuangan tidak dinyatakan dengan
wajar, maka mereka harus melakukan tindakan koreksi.

11
12
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Simpulan
. Bar Chart of Audit (Action) Plan merupakan panduan khusus yang harus diikuti
dalam melaksanakan audit. Rencana ini akan membantu auditor memperoleh bukti yang
sesuai dengan situasi, membantu menjaga biaya audit pada tingkatan yang stabil, dan juga
membantu menghindari kesalahpahaman dengan klien.

Manfaat dari Bar Chart of Audit (Action) Plan:

Membantu auditor dalam mengumpulkan bukti yang kompeten.


Menjaga kestabilan biaya audit.
Menghindari kesalahpahaman dengan klien.
Memastikan masalah potensial terdeteksi.
Membantu mengetahui ruang lingkup program audit.

3.2 Saran
Para penuntut ilmu akuntansi disarankan untuk memahami dan menguasai
ilmu auditing terutama Bar Chart of Audit (Action) Plan yang penting di dalam
perencanaan audit.

13
DAFTAR PUSTAKA

Tuanakotta, Theodorus M. 2016. Audit Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat


https://en.wikipedia.org/wiki/Audit_plan
https://www.onepager.com/solutions/consulting/annual_audit_project_plan.html
http://auditme-post.blogspot.co.id/2010/07/audit-tahun-pertama-bagaimana.html
https://datakata.wordpress.com/2014/12/26/tahapan-audit-atas-laporan-keluangan/
https://ariesadhar.com/2013/04/11/pedoman-audit-sistem-manajemen-pelaksanaan-aktivitas-
audit/
https://ikarosalia.wordpress.com/2012/06/04/menyelesaikan-audit/

14

Anda mungkin juga menyukai