Anda di halaman 1dari 2

1.

PENCURIAN
Merdeka.com - Tu (52), seorang anggota TNI Angkatan Darat (AD) yang
masih aktif, diamankan petugas Serse Polres Jakarta Timur, setelah
melakukan pencurian di salah satu rumah di kawasan Pasar Rebo, Jakarta
Timur. Tu yang , ini otak pencurian yang dilakukan bersama 3 orang
rekannya.
Su (45), komplotan Tu mengatakan, anggota TNI berpangkat Kopral Kepala
itu merupakan otak kasus pencurian tersebut. Su mengenal Tu di Terminal
Rambutan. Su yang bekerja sebagai sopir angkutan itu diajak oleh Tu
untuk melakukan pencurian.
"Saya kenal Tu di Terminal Rambutan. Dia suka nongkrong di terminal. Tu
yang ngajak saya ikutan nyuri. Kalau gak mau saya diancam ditembak,"
ujar Su, di Mapolres Jakarta Timur, Senin (12/5).
Su menjelaskan, komplotannya ini telah melakukan aksi pencurian
sebanyak 4 kali di luar Jakarta. Dari 4 kali mencuri, dua di antara berhasil
membobol sebuah bengkel di kawasan Depok.
"Yang dua kali, dapat 40 liter oli dan 25 kaleng oli motor. Kita sasaran
bengkel dan tempat usaha. Hasilnya kami jual, kemarin dapat 800.000
ribu, saya dan teman saya dua orang dikasih 200 ribu sisanya buat Tu,"
jelasnya.
Sementara itu, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Timur
Ajun Komisaris Besar Didik Sugiarto mengatakan, komplotan pencurian
rumah kosong dan tempat usaha ini sebelumnya sudah menjadi target
operasi anggotanya. Sementara, tersangka Tu sudah diserahkan kepada
Denpom TNI untuk proses lebih lanjut.
"Untuk kepolisian, menangani terhadap mereka yang sipil. Untuk yang
oknum TNI diserahkan ke Denpom TNI," kata Didik.
Adapun barang bukti yang disita dari komplotan pencurian ini, petugas
mengamankan, sebuah senjata api rakitan milik anggota TNI dan
perkakas alat pembobol pagar dan pintu.
"Satu pucuk senjata api rakitan jenis revolver, dengan amunisi sebanyak
enam butir. Lalu dua bilah golok, dua buah linggis, satu gunting baja
berukuran besar, empat buah kunci L, satu pasang plat nomor polisi B
1766 TKN, dan satu mobil Suzuki APV," ungkapnya.

Atas perbuatannya, pasar tersangka diancam, Pasal 2 ayat 1 UndangUndang Darurat Nomor 12 tahun 1951, tentang kepemilikan senjata. Para
pelaku diancam pidana 10 tahun penjara.

2. KORUPSI
Merdeka.com - Mantan Sekretaris sekaligus Kepala Tata Usaha (KTU) RSUD Pandan,
Tapanuli Tengah (Tapteng), Jongga Hutapea, dituntut dengan hukuman 4 tahun penjara.
Dia didakwa terlibat dalam tindak pidana korupsi pada pengadaan alat kesehatan (alkes)
yang merugikan negara sekitar Rp 14 miliar pada 2012.
Sidang tuntutan terhadap Jongga digelar di Pengadilan Tipikor Medan, Rabu (10/9).
Selain hukuman penjara, Jaksa Penuntut Umum (JPU) juga meminta agar terdakwa
dihukum untuk membayar denda Rp 500 juta subsider 6 bulan kurungan.
Tuntutan itu disampaikan JPU karena Jongga dinilai bersalah melakukan perbuatan yang
diatur dan diancam dengan Pasal 3 UU No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU No 20 Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat (1)
ke-1 KUHPidana.
"Meminta majelis hakim yang menyidangkan perkara ini menyatakan terdakwa Jongga
Hutapea terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi
secara bersama-sama," kata JPU di hadapan majelis hakim yang diketuai Parlindungan
Sinaga.
Seusai mendengar tuntutan JPU, majelis hakim menunda persidangan. Sidang akan
dilanjutkan Rabu (17/9) dengan agenda pembelaan (pledoi) dari terdakwa.
Dalam perkara dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan di RSUD Pandan, Tapanuli
Tengah, Jongga bersama dr Ricardo, eks Direktur RSUD Pandan, dan Ridwan Winata
disangka telah melakukan penggelembungan anggaran. Proyek ini mendapat dana sekitar
Rp 26,8 miliar dari Bantuan Daerah Bawahan (BDB) Provinsi Sumut pada 2012. Akibat
penggelembungan yang terjadi, negara dirugikan sekitar Rp 14 miliar.

Anda mungkin juga menyukai