Anda di halaman 1dari 5

Hari demi hari pun berlalu.

Persiapan untuk menyambut MTQ Nasional


yang ke XXVI dimulai. Waktu itu memang bersamaan dengan kegiatan acara
MOS untuk adik adik kelasku yang baru masuk dan resmi menjadi warga
madratsah. Kami seluruh siswa-siswi MAN 2 yang telah mendaftar untuk ikut
pembukaan MTQ Nasional tidak bisa latihan sebelum acara MOS tersebut ditutup
. Jadi, kami memulai latihan pada hari Rabu yang merupakan hari penutupan
kegiatan MOS untuk adik-adik kelasku. Aku dan teman-teman menunggu waktu
latihan persiapan MTQ di sekolah. Sembari menunggu sebenarnya beberapa
temanku yang lain mengajak untuk pergi makan-makan , tetapi aku, Aisyah, dan
Hawa tetap berada di sekolah, karena ingin mengirit pengeluaran.
Lebih dari satu jam aku dan teman-teman menunggu Pak Jo dan pelatihpelatih lainnya datang. Sebelumnya aku, Aisyah, dan Hawa melaksanakan solat
Zuhur di aula bawah, karena pada waktu itu musholla belum bisa ditempati atau
masih dalam proses renovasi. Setelah selesai solat pun, kami masih menunggu
datangnya para pelatih dan juga dari siswa-siswi MAN 1 karena informasi dari
Pak Jo jumlah yang akan bernyanyi saat pembukan MTQ nanti berjumlah 500
orang, jadi 250 dari MAN 2 dan 250-nya lagi dari MAN 1.
Menunggu memang membosankan, apalagi tidak ada makanan maupun
game yang menemani. Aku dan teman=teman lainnya duduk di sudut
perpustakaan MAN 2, tak disangka lamanya kami menunggu membuat Aisyah
sudah menguam beberapa kali.Hawa tertidur dalam pangkuannya sendiri,
sedangkan aku sudah beberapa kali merobek robek dedaunan yang gugur dan
mengorek orek tanah dengan lidi.
Tak lama kemudian akhirnya orang-orang yang ditunggu pun datang, membuat
aku dan teman-teman harus memberhentikan aktivitas yang tidak penting
tersebut dan mulai bersiap-siap untuk latihan vokal. Sebenarnya ini firts time aku
ikut latihan vokal. Sebelumnya pak Jo sudah memberikan kami fotocopy-an lirik
lagu yang akan dinyanyikan besok, sebenarnya bukan lagu melainkan beberapa
kumpulan solawat. Pak Jo dan teman-temannya datang ke sekolah dengan
membawa alat-alat untuk paduan suara seperti mikrofon, pengeras suara, dan
keyboard sekaligus keyboardisnya. Tak lupa juga ada 2 orang penyanyi gambus
ikut dalam latihan . Sebelum dimulai pak Jo menyuruh kami berkumpul di
lapangan tengah dan berbaris rapi. Aku dan teman-teman berbaris paling depan
diantara yang lainnya.
Pak Jo : " sebelumnya bapak mau kenalin dulu orang - orang yang di depan
kalian. Orang orang ini yang akan menemani kita dlam sesi latihan ini. Nah...
bapak yang mirip orang turki ini yang akan memainkan keyboard, beliau ini
keyboardis terkenal di lombok bahkan sampai pelosok pelosoknya sekaligus tau
beliau ( pak Jo bercanda). Bapak yang satu ini juga guru vokal tetapi lebih ahli
dalam bernyanyi gambus ( sambil menunjuk bapak yang sudah memiliki uban) .
Terakhir pak Jo menunjuk 2 penyanyi gambus yang masih muda muda. Yang
menarik perhatian kami adalah wajah dari kakak kakak penyanyi gambus. Wajah
mereka cantik dan tampan membuat kami semua tertegun dan bersemangat.
Kakak itu bernama kak Amel dan kak Ayat. Saat diperkenalkan oleh pak Jo kakak

kakak tersebut tersipu malu. Hal ini memuncak ketika salah satu temanku
nyeletuk.
Ririn : iiih gantengnya kak Ayat.
Fatim : eee siapa tau wak bedoe senina' Rin. Waspada
Rin . Beketuan juluq.
Ririn : aok ndeh.
Fatim : iiih dasar pecinta om om sejati ( dengan nada becanda)
Kami semua terpingkal pingkal mendengar ocehan Fatim dan Ririn. Tiba tiba Ririn
mulai nekad.
Ririn : pak pire umur side kance wah side merariq ? ( dengan nada ingin
bercanda)
Semua kami tertawa terpingkal pingkal, pak Jo dan teman temannya juga ikut
tertawa. Sedangkan untuk pak Ayat, ia menggeleng gelengkan kepalanya. Tetapi
kak Ayat tidak menjawab , melainkan pak Jo yang menjawab pertanyaan konyol
dari Ririn.
Pak Jo : kak ayat ini adalah guru agama di mts 3 mataram . Beliau ini adalah
mantan alumni Man 2 juga.
Kami smua menjawab ooooo.
Pak Jo lalu melanjutkan perkataannya.
Pak Jo : sebenarnya.... ( sambil memperlambat jawabannya) kak Ayat itu sudah
menikah dan akan baru memiliki anak kembar.
Semua siswi baik itu dari Man 1 maupun Man 2 tampak kecewa. Terlebih Ririn .
Ririn : ee.. wah bedoe senina' . Endek kum mele wah.
Fatim : gawek wak Rin.
Dari sudut lain siswa Man juga ikut bertanya. Kalau kak Imel statusnya apa ? Pak
Jo kembali tertawa melihat tingkah kami dan menjawab pertanyaan kami.
Pak Jo : kalau kak Imel ini belum menikah dan masih mahasiswi di IAIN Mataram.
Ia pernah menjuarai banyak perlombaan penyanyi gambus dan pernah
menjuarai lomba Tilawatil Qur'an sampai tingkat Nasional.
Kami semua pun bertepuk tangan. Dan lucunya semua siswa yang ikut dalam
latihan bernyanyi mengucapkan Alhamdulillah sambil tertawa bahagia.
Sudah lama kami bercanda. Akhirnya, kami memulai latihannya supaya tidak
menhabiskan banyak waktu. Kami latihan menyamakan suara dan latihan
menyelaraskan antara musik dengan suara vokal. Saat kami mendengar suara

kak Imel dan kak Ayat kami tertegun , karena suara mereka berdua sangat indah
dan merdu.
Hawa : Masya Allah... suaranya bikin merinding.
Maryam : pengen punya suara kaya begitu.
Sedangkan temanku Fatim, Ririn ,Aulia, dan Wiya memperhatikan yang lain lain.
Mereka malah memperhatikan cara bernyanyi kak Ayat . Mereka memperhatikan
sambil tertawa terbahak bahak.
Maryam : sebenarnya apa yang kalian tertawakan?
Fatim : coba kamu lihat kak Ayat kalau lagi nyanyi!
Aku pun melihat yang diperintahkan Fatim. Setelah saya mengetahui saya malah
juga ikut tertawa. Temanku yang lain seperti Aisyah dan Hawa juga ikut
penasaran sehingga mereka berdua ikut bertanya kepadaku.
Hawa : Maryam apa sih yang dibilang sama Fatim penasaran saya sampai
sampai kamu juga ikut tertawa.
Aisyah : ia jangan disembunyi sembunyikan. Penasaran saya juga.
Maryam : coba lihat kak Ayat tapi pas lsgi nyanyi aja!
Aisyah dan Hawa : yayaya.
Setelah mereka melihat , mereka juga ikut tertawa .
Aisyah : ooh karena itu. Iii anak anak ini jeli aja penglihatannya.
Ternya kami tertawakan kak Ayat karena kalau dia benyanyi pasti dagunya
bergetar dan sesuatu dibawah dagunya naik turun. Setelah selesai bercanda
kami kembali berlatih dengan serius.
Kami latihan berulang kali hingga semuanya baik. Sedangkan untuk gerakannya
akan berlatih dilain hari. Setelah semuanya kompak, pak Jo akan merekam suara
kami karena bapak yang memainkan keyboard tidak dapat selalu menemani sesi
latihan kami. Setelah jam menunjukkan pukul 3 WITA, kami semua bubar untuk
pulang ke rumah masing masing. Sebelum itu pak Jo menghimbau kami agar
semua besok latihan dengan personil lengkap yaitu 250 dari Man 2 dan 250 nya
lagi dari Man 1.
Hari ke dua latihan pun berlangsung. Sama seperti hari pertama yaitu masih
latihan vokal dan pelarasan antara suara dan tempo musik. Hanya saja pak yang
memegang keyboard tidak datang karena ada urusan lain. Namun , latihan tetap
berjalam lancar karena masih terdapat rekaman hasil latihan pertama. Kami
latihan waktu jam sekolah karena belum ada kegiatan belajar mengajar. Man 2
merupakan salah satu tempat dilaksanakannya ajang MTQN, yaitu cabang Sarhil
Qur'an. Jadi, para guru Man 2 juga sibuk mempersiapkan ajang tersebut. Saat
kami latihan banyak sekali yang ikut menyaksikan, mungkin itu yang

menyebabkan banyak yang juga ingin ikut dalam pembukaan MTQN. Kami
latihan sebanyak 7 kali tetapi tidak secara rutin. Terkadang latihan dilakukan di
MAN 2 , terkadang pula di jalanan udayana agar kita terbisa dengan suasana
yang ramai. Kami latihan pagi ,siang ,sore ,bahkan terkadang malam. Kami
lakukan itu dengan penuh semangat tanpa kenal lelah. Kami latihan pagi di Man
2 sedangkan siang hingga sore menjelang waktu Maghrib kami lakukan di
sampaing bank BI jalanan Udayana. Sedangkan malam kami gunakan untuk
geladi kotor, sehari sebelum acara pembukaan MTQN.
Setelah kami melakukan sesi latihan yang begitu panjang dan melahkan.
Akhirnya waktunya sudah sangat dekat. Sebelumnya kami melakukan geladi
resik di Man 2 pada pagi hari Sabtu. Sedangkan pembukaan MTQN dilaksanakan
pada malam Ahad. Pada saat latihan tak disangka yang latihan lebih dari 500
anak yakni melebihi kuota yang diperintahkan. Saya dan teman teman saya
berpikir kayaknya ada siswa siswi yang sebenarnya tidak pernah ikut latihan
malah ikut saat hari dibagikan kartu masuk Islamic Center. Seperti yang telah
diumumkan oleh pak Jo bahwa tidak akan bisa masuk ke Islamic Center kalau
tidak ada tanda pengenal atau kartu masuk. Sehingga banyak sekali yang
mengincar kartu itu. Waktu latihan pun terasa berbeda saat pagi itu. Rasanya
semakin sempit beda seperti biasanya. Pak Jo pun bingung kok makin
bertambah. Sedangkan pak Jo tidak mengetahui siapa yang hanya numpang
masuk atau yang benar benar ikut dalam latihan rutin.
Setelah latihan geladi resik selesai, yang dimulai dari jam 8 sampai jam 11 tetapi
diselingi dengan waktu istirahat. Nah waktu istirahat itu kami gunakan untuk
sarapan , karena dari tadi saya dan teman teman belum sarapan. Jadi, kami
sangat lapar. Kami sarapan di kantin. Ternyara saat kami sarapan , kartu masuk
dibagikan ke anak anak yang ikut latihan geladi resik. Kami pun cepat cepat
menhabiskan sarapan kami dan berlari sekencang kencangnya ke lapangan
tengah. Karena kami takut jika tidak kebagian kartu masuk tersebut. Ternyata
benar saya dan teman teman tidak kebagian kartu masuk. Kami sangat kecewa
karena kami yang latihan dari awal hingga akhir dari pagi hingga malam tetapi
kami malah tidak mendapatkan kartu yang menjadi penentu kita bisa masuk
dalam acara MTQN atau tidak. Sedangkan keluargaku sudah sangat ingin
melihatku tampil di televisi walaupun hanya di TVRI. sedangkan aku yang sangat
ingin bertemu dengan para pejabat harus berhenti berharap. Kami sangat sedih
dan terduduk lemas di pojokan lapangan tengah Man 2. Kami sudah
melaporkannya di pak Jo tetapi pak Jo tidak tau menau soal pembagian kartu
yang sebenarnya sudah tertulis nama kami di atasnya. Ternyata yang
membagikannya adalah seorang ibu yang membentuk koreografi kami saat
latihan. Salah satu temanku yang sudah mendapat kartu yang sebenRnya bukan
namanya yang tertulis para kartu tersebut mengatakan bahwa ibu itu
membagikan kartu dengan tidak tertib alias menyuruh mengambil sendiri tidak
dibagikan sesuai pemiliknya. Jadi, banyak sembarang orang yang
mengambilnya terlebih orang yang notabene tidak pernah ikut latihan malah
bisa masuk pada acara MTQN . Mungkin mereka juga ingin bisa masuk walaupun
tidak memikirkan temannya yang sudah capek berlatih.

Akhirnya pak Jo harus memutar otak agar anak anak yang sebenarnya ikut
latihan bisa ikut tampil. Karena pak Jo yang dipercaya gubernur untuk mengatur
penyambutan tersebut, jika anak anak yang tidak pernah ikut latihan lebih
banyak yang ada takutnya gerakan yang dilakukan tidak kompak dan suaranya
tidak akan sebesar anak anak yang hafal liriknya.
Setelah kami diskusikan dengan pak Jo, kami memutuskan untuk membohongi
pengawas demi kebaikan bersama. Sebenarnya pak Jo ingin meminta kembali
kartu itu tetapi tidak diizinkan. Pak Jo meminta kami menscan semua kartu dan
menuliskan dengan nama kami. Ternyata rata rata yang tidak mendapat bagian
kartu adalah yang rajin latihan yaitu berjumlah 70 orang, 40 diantaranya putri
dan sisanya putra. Kami pun agak sedikit lega dan tenang walaupun masih was
was kareana belum tentu bisa jadi dalam waktu singkat sebab kami harus datang
jam 5 sore sedangkan waktu itu sudah menunjukkan pukul setengah 3 siang. Pak
Jo meyakinkan kami bahwa pasti kami akan tetap tampil sesuai rencana. Kami
diperintahkan untuk pulang terlebih dahulu dan tetap datang jam 5 sore nanti.
Kumpul di SMP 15 Mataram, di sana akan dibagikan kartunya.
Sampai di rumah aku takut menceritakannya pada orang tuaku dan adik kakakku
yang sudah tidak sabar menyaksikan aku tampil di layar televisi. Tapi aku tetap
berpikir positif bahwa saya akan tetap tampil di sana dan bertemu dengan para
orang penting di Indonesia. Setelah menunjukkan pukul setengah 5 sore aku
berangkat dengan diantar menggunakan motor oleh bibiku. Aku mengenakan
baju serba putih yang diperintahkan pak Jo. Sesampainya di sana aku
menemukan teman temanku yang senasib dengan diriku yaitu belum ada
kepastian apakah dpat masuk atau bahkan sebaliknya, karena penjagaannya
sangat ketat yaitu dijaga oleh Paspampres, TNI, Satpol PP , dan Polisi.
Aku duduk bersama teman temanku yang sama denganku untuk menunggu
kartu masuk palsu itu. Sampai menunjukkan pukul setengah 6 belum ada datang
kartu penentu itu. Kami sangat gelisah karena hampir malam. Tiba tiba Ririn
teman kami yang ditugasi oleh pak Jo untuk menscan kartu itu datang muka
kami yang awalnya pucat kini cerah seketika. Akhirnya aku dapat masuk dan
bertemu orang orang yang awalnya hanya dapat melihatnya di televsi .
Sebelum kami tampil , kami melaksanakan solat Maghrib terlebih dahulu. Lalu
menuju ke tempat acara dengan berjejer rapi . Tidak lama kami menunggu ,
datangkah para pejabar seperti Dedi Mizuwar, Rano Karno, Lukman Hakim
Menteri Agama , Gubernur NTB, bahkan akhirnya aku bertemu dengan orang
nomor 1 di Indonesia yakni Bapak Joko Widodo, aku tidak pernah membayangkan
bisa bersalaman dengan orang orang tersebut, bagaikan mimpi yang. Saat itu
aku berdo'a, semoga aku dapat seperti mereka yaitu menjadi orang penting dan
sukses di negeri ini. Aaamiiin.

Anda mungkin juga menyukai