Anda di halaman 1dari 5

Listrik adalah suatu energy yang dihasilkan dari suatu pembangkit atau sumber.

Listrik tercipta
karena adanya muatan listrik atau arus listrik. Muatan listrik tersusun atas partikel-partikel yang
sangat kecil yang disebut atom. Atom terdiri atas partikel-partikel subatom yang tersusun atas
electron, proton, dan neutron dalam berbagai gabungan. Sebuah electron adalah muatan negative
listrik yang paling mendasar, dan ketika terjadi perpindahan electron dari positif ke negative
akan mengakibatkan interaksi antarpartikel yang kemudian muncul arus listrik (Gussow, Milton,
2002: 1-2).
Besaran listrik yang digunakan dalam percobaan ini yatiu tegangan listrik dan kuat arus listrik.
Arus listrik adalah aliran partikel bermuatan listrik positif yang bergerak dari potensial tinggi ke
potensial rendah. Jadi arus listrik sama dengan arah gerak muatan positif (proton) dan
berlawanan dengan arah gerak muatan negative (electron). Arus listrik dapat mengalir melalui
suatu penghantar (konduktor) disebabkan oleh perbedaan potensial listrik (perbedaan tegangan
listrik) kedua ujung konduktor. Maka kuat arus listrik adalah banyaknya muatan yang mengalir
dalam kawat penghantar tiap satuan waktu.
Tegangan listrik dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu tegangan DC dan tegangan
AC. Tegangan DC (direct current atau arus searah), dihasilkan oleh sumber tegangan DC,
misalnya generator DC, baterai, akumulator. Tegangan DC juga dapat diperoleh dari sumber
tegangan AC melalui rangkaian penyearah yang disebut rectifier atau adaptor. Arus dan tegangan
DC hanya mengalir dalam satu arah. Sedangkan tegangan AC (alternating current atau arus
bolak-balik). Tegangan AC dihasilkan oleh sumber tegangan AC, misalnya generator AC.
Tegangan listrik PLN merupakan tegangan AC. Pada tegangan AC, arus listrik mengalir berbalik
arah secara periodik. Listrik PLN atau generator AC yang beredar di Indonesia berfrekuensi 60
Hz. Untuk membedakan antara tegangan AC dan tegangan DC digunakan osiloskop. Osiloskop
akan menampilkan grafik mendatar untuk tegangan DC dan grafik sinusoidal untuk tegangan
AC.
Multimeter/Avometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur tegangan (Volt),
hambatan (Ohm), atau arus listrik (Ampere). Ada dua jenis multimeter, yaitu multimeter analog
dan multimeter digital. Multimeter analog atau biasa disebut multimeter jarum adalah alat
pengukur besaran listrik yang menggunakan tampilan dengan jarum yang bergerak ke rangerange yang kita ukur dengan probe. Multimeter ini tersedia dengan kemampuan untuk mengukur
hambatan, tegangan, dan arus. Multimeter analog tidak digunakan untuk mengukur secara detail
suatu besaran nilai komponen, tetapi kebanyakan hanya digunakan untuk baik atau jeleknya
komponen waktu pengukuran atau juga digunakan untuk memeriksa suatu rangkaian apakah
sudah tersambung dengan baik sesuai dengan rangkaian blok yang ada. Sedangkan multimeter
digital hampir sama fungsinya dengan multimeter analog tetapi multimeter digital merupakan
tampilan angka digital. Multimeter digital pembacaan pengukuran besaran listrik yang lebih
tepat jika dibanding dengan multimeter analog. Multimeter digital dikhususkan untuk mengukur

suatu besaran nilai tertentu dari sebuah komponen secara mendetail sesuai dengan besaran yang
diinginakan.
Plat logam adalah unsur kimia yang memiliki sifat kuat, keras, liat, dan merupakan penghantar
panas serta listrik yang baik. Sifat logam ini bisa dilihat melalui deret volta dengan catatan
semakin kanan semakin baik pula logam tersebut menghasilkan listrik (+) dan semakin ke kiri
semakin kurang baik logam tersebut dalam menghasilkan listrik.
Tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum) adalah tumbuhan dari keluarga
Solanaceae, tumbuhan asli Amerika Tengah dan Amerika Selatan, dari Meksiko sampai Peru.
Tomat merupakan tumbuhan siklus hidup singkat, dapat tumbuh setinggi satu sampai tiga meter.
Buah tomat saat ini merupakan salah satu komoditas hortikultura yang bernilai ekonomi tinggi
dan masih memerlukan penanganan serius, terutama dalam hal peningkatan hasilnya dan
kualitas buahnya. Apabila dilihat dari rata-rata produksinya, ternyata tomat di Indonesia masih
rendah. Rendahnya produksi tomat di Indonesia kemungkinan disebabkan varietas yang ditanam
tidak cocok, kultur teknis yang kurang baik atau pemberantasan hama dan penyakit yang kurang
efisien.
Syarat tumbuh tanaman tomat antara lain: dapat tumbuh di dataran tendah dan dataran tinggi,
waktu tanam yang baik dua bulan sebelum musim hujan berakhir (awal musim kemarau), tanah
gembur, kaya humus dan subur, drainase baik, dan tidak menggenang, pH sekitar 5-6, curah
hujan optimal 100 mm/hujan 220 mm/hujan, suhu udara optimum 10* - 20* C pada malam
hari, dan 20* - 30* C pada siang hari (IPB).
Tomat merupakan buah multiguna dan multifungsi yang dapat dibudidayakan di lahan dataran
rendah ataupun di lahan dataran tinggi. Tanaman ini berbentuk perdu, daunnya bercelah
menyisip, tersusun pada tangkai dan berwarna hijau. Bentuk buahnya bulat, pipih, atau bulat
lonjong. Warna buahnya mula-mula berwarna hijau dan sesudah masak akan berwarna merah.
Tomat memiliki kandungan lycopene yang berfungsi sebagai antioksidan dan juga terdapat
kalium dan potassium yang berpotensi untuk menghasilkan listrik (Tim Bina Karya Tani, 2009:
1). Dalam hal ini, tomat berfungsi sebagai elektrolit yang bisa menghasilkan energy listrik.
Sumber arus listrik dibedakan menjadi dua, yaitu sumber arus listrik bolak-balik (AC) dan
sumber arus listrik searah (DC). Sumber arus listrik AC dihasilkan oleh dynamo arus AC dan
generator. Ada beberapa macam sumber arus searah misalnya sel volta, elemen kering (baterai),
akumulator, solar sel, dan dinamo arus searah. Elemen volta, batu baterai, dan akumulator
merupakan sumber aruh searah yang dihasilkan oleh reaksi kimia. Oleh karena itu, elemen volta,
batu baterai, dan akumulator sering disebut elektrokimia. Dikatakan elektrokimia sebab alat
tersebut mengubah energy kimia menjadi energy listrik.
Elemen dibedakan menjadi dua, yaitu elemen primer dan elemen sekunder. Elemen primer
adalah elemen yang setelah habis muatannya tidak dapat diisi kembali. Contohnya elemen volta
dan batu baterai. Elemen sekunder adalah elemen yang setelah habis muatannya dapat diisi

kembali. Contohnya akumulator (aki). Pada elemen volta, batu baterai, dan akumulator terdapat
tiga bagian utama, yaitu:
a. Anode, elektroda positif yang memiliki potensial tinggi.
b. Katoda, elektroda negative yang memiliki potensial rendah.
c. Larutan elektrolit, cairan yang dapat menghantarkan arus listrik.
Berikut penjelasan untuk beberapa sumber listrik.
1. Elemen kering
Elemen kering disebut juga baterai. Elemen kering pertama kali dibuat oleh Leclance.
Bagian utama elemen kering adalah:
a. Kutub positif (anoda) terbuat dari batang karbon (C)
b. Kutub negative (katoda) terbuat dari seng (Zn)
c. Larutan elektrolit terbuat dari ammonium klorida (NH4Cl)
d. Dispolarisator terbuat dari mangan dioksida (MnO2).
Pada baterai terjadi reaksi sebagai berikut.

Pada larutan elektrolit terjadi reaksi


Zn + 2NH4Cl Zn2+ + 2Cl + 2NH3 + H2 (ditangkap dispolarisasi)
Pada dispolarisator terjadi reaksi
H2 + 2MnO2 Mn2O3 + H2O
2. Akumulator
Akumulator sering disebut aki. Elektroda aki baik anoda dan katoda terbuat dari timbal
(Cu) berpori. Bagian utama akumulator yaitu
a. Kutub positif (anoda) terbuat dari timbal dioksida (PbO2)
b. Kutub negative (katoda) terbuat dari timbal murni (Pb).
c. Larutan elektrolit terbuat dari asam sulfat (H2SO4) dengan kepekatan 30%.
3. Elemen Volta
Elemen volta dikembangkan pertama kali oleh fisikawan Italia bernama Allesandro
Volta (1790 1800) dengan menggunakan sebuah bejana yang diisi larutan asam sulfat
(H2SO4) dan dua logam tembaga (Cu) dan seng (Zn). Bagian utama elemen volta yaitu:
a. Kutub positif (anoda) terbuat dari tembaga (Cu).
b. Kutub negative (katoda) terbuat dari seng (Zn).
c. Larutan elektrolit terbuat dari asam sulfat (H2SO4).
Lempeng tembaga memiliki potensial tinggi, sedangkan lempeng seng memiliki
potensial rendah. Jika kedua lempeng logam itu dihubungkan melalui lampu, lampu akan
menyala. Hal ini membuktikan adanya arus listrik yang mengalir pada lampu. Ketika
lampu menyala, larutan elektrolit akan bereaksi dengan logam tembaga maupun dengan
logam seng sehingga menghasilkan sejumlah electron yang mengalir dari seng menuju
tembaga. Elemen volta termasuk elemen sekunder. Adapun reaksi kimia pada elemen
volta adalah sebagai berikut.
a. Pada larutan elektrolit terjadi reaksi
H2SO4 2H + SO24b. Pada kutub positif terjadi reaksi
Cu + 2H+ polarisasi H2
c. Pada kutub negative terjadi reaksi
Zn + SO4 ZnSO4 + 2eReaksi kimia pada elemen volta akan menghasilkan gelembung-gelembung gas hidrogen
(H2). Gas hidrogen tidak dapat bereaksi dengan tembaga, sehingga gas hidrogen hanya

menempel dan menutupi lempeng tembaga yang bersifat isolator listrik. Hal ini
menyebabkan terhalangnya aliran electron dari seng menuju tembaga maupun arus listrik
dari tembaga menuju seng. Peristiwa tertutupnya lempeng tembaga oleh gelembunggelembung gas hidrogen disebut polarisasi. Adanya polarisasi gas hidrogen pada
lempeng tembaga menyebabkan elemen volta mampu mengalirkan arus listrik hanya
sebentar. Agar arus terus menerus berlangsung, maka setiap gelembung yang muncul
harus langsung dihilangkan. Tegangan yang dihasilkan setiap elemen volta sekitar 1,1
volt. Penggunaan larutan elektrolit yang berupa cairan merupakan kelemahan elemen
volta karena dapat membasahi peralatan lainnya.

Gussow, M. (2002). Dasar-dasar Teknik Listrik. Jakarta: Erlangga.


Tim Bina Karya Tani. (2009). Pedoman Bertanam Tomat. Bandung: Yrama Widya.
Belen Septian. 2012. Pemanfaatan Tomat sebagai Sumber Energi Listrik Alternatif.

Anda mungkin juga menyukai