Kedua katup semilunar terdiri dari 3 daun katup. Adanya katup semilunar
memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri
pulmonalis atau aorta selama sistol ventrikel, dan mencegah aliran balik ke
ventrikel sewaktu diastole ventrikel.
Arteri Koroner
Arteri koroner adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik. Sirkulasi
koroner terdiri dari: arteri koroner kanan dan arteri koroner kiri. Arteri
koroner bermuara di sebelah atas daun katup aorta yang disebut sinus
valsava.
Vena Jantung
Distribusi vena koroner sesungguhnya paralel dengan distribusi arteri
koroner. Sistem vena jantung terdiri dari 3 bagian: vena tebesian, vena
kardiaka anterior, sinus koronaria.
PEMBULUH DARAH
1.
2.
Arteri
3.
RUANG JANTUNG
Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu dua ruang yang berdinding tipis disebut
atrium (serambi), dan 2 ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel (bilik).
1.
Atrium
2.
1.
Atrium kiri menerima darah yang kaya akan oksigen dari paru
melalui 4 buah vena pulmonalis. Kemudian darah dialirkan ke
ventrikel kiri.
Antara kedua atrium dipisahkan oleh sekat yang disebut septum atrium.
1.
Ventrikel
2.
3.
Katup Atrioventrikuler
Lingkaran sirkulasi jantung dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu
sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal. Namun demikian terdapat juga
sirkulasi koroner yang juga berperan sangat penting bagi sirkulasi jantung.
Sirkulasi Sistemik
Merupakan katup yang terletak diantara atrium dan ventrikel.. katup antara
atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah daun katup disebut
katup trikuspidalis. Sedangkan katup yang terletak diantara atrium kiri dan
ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup disebut katup bikuspidalis
atau katup mitral.
1.
2.
3.
4.
1.
Katup Semilunar
5.
Sirkulasi Pulmonal
1.
2.
3.
4.
5.
Sirkulasi Koroner
Efisiensi jantung sebagi pompa tergantung dari nutrisi dan oksigenasi yang
cukup pada otot jantung itu sendiri. Sirkulasi koroner meliputi seluruh
permukaan jantung dan membawa oksigen untk miokardium melalui
cabang-cabang intramiokardial yang kecil-kecil.
Aliran darah koroner meningkat pada:
Depolarisasi
Repolarisasi
Peningkatan aktifitas
Jantung berdenyut
1.
Mid Diastole
1.
Rumus:
DP
R
: aliran
: perbedaan tekanan
: resistensi
Resistensi
Resistensi/tahanan adalah hambatan terhadap aliran darah terhadap suatu
pembuluh yang tidak dapat diukur secara langsung. Resistensi dipengaruhi
oleh dua faktor yaitu: diameter pembuluh darah (terutama arteriol) dan
viskositas (kekentalan) darah. Peningkatan diameter pembuluh darah
Sistole Lanjut
Diastole Awal
Q : DP
R
Q
Sistole Awal
Diastole Lanjut
Kontraktilitas
Frekuensi jantung
Curah Jantung
Curah jantung merupakan faktor utama yang harus diperhitungkan dalam
sirkulasi, karena curah jantung mempunyai peranan penting dalam
transportasi darah yang memasok berbagai nutrisi. Curah jantung adalah
jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel selama satu menit. Nilai
normal pada orang dewasa adalah 5 L/mnt.
1.
2.
3.
1.
1.
A.
Kontrol Kimia
Selain CO2 dan O2, sejumlah kimia darah juga membantu regulasi tekanan
darah melalui refleks kemoreseptor yang akan dibawa ke pusat vasomotor.
Beban Akhir
Kontraktilitas
Sistem Saraf
LETAK JANTUNG
B.
STRUKTUR JANTUNG
1.
2.
Pada bagian permukaan inferior sebagian besar adalh ventrikel kiri dan
sebagian besar ventrikel kanan. Batas kanan jantung di bentuk oleh vena
kava superior dan antrium kanan, sedangkan batas kii jantung dibatasi oleh
dinding lateral ventrikel kiri. Basis jantung dibentuk oleh atrium kiri dan
sebagian atrium kanan yang berada di iga kedua. Selaput yang membungkus
jantung disebut perikardium, yang terdiri dari 2 lapisan:
Perikardium fibrosa, yaitu lapisan luar yang melekat pada tulang dada,
diafragma, dan pleura.
Perikardium serosa, yaitu lapisan dalam dari perikardium terdiri dari lapisan
parietalis; melekat pada perikardium fibrosa dan lapisan viseralis yang
melekat pada jantung yang juga disebut pikardium.
Diantara kedua lapisan tersebut terdapat rongga yang disebut rongga
prikardium yang berisi sedikit cairan pelumas atau yang disebut cairan
perikardium kurang lebih 10-30 ml yang berguna untuk mengurangi gesgkan
yang timbul akibat gerak jantung. Perikardium juga berfungsi sebagai barier
terhadap infeksi dari paru dan mediastinum.
C.
1.
2.
a.
b.
RUANG JANTUNG
Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu 2 ruang yang berdinding tipis disebut
atrium ( serambi) dan 2 ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel (bilik).
Atrium
Atirum hanya berfungsi sebagai pompa primer yang meningkatkan
efektifitas ventrikel sebagai pompa kira-kira 30%. Dalam keadaan normal
jantung mempunyai kemampuan memompa lebih dari 300%-500% darah
yang dibutuhkan oleh tubuh. Atrium kanan befungsi sebagai penampung
darah yang rendah oksigen dari seluruh tubuh melalui vena kava superior
dan inferior dan dari jantung melalui koronarius. Tekanan di atrium kanan 26 mmHg dengan saturasi oksigen 75%. Kemudian darah dipompakan ke
ventrikel kanan dan selanjutnya ke paru. Atrium kiri menerima darah yang
kaya oksigen dari kedua paru melalui empat buah vena pulmonali.
Ventrikel
Permukaan dalam ventrikel memperlihatkan alur-alur otot yang disebut
trabekula. Beberapa alur tampak menonjol, yang disebut muskulus papilaris.
Ujung muskulus papilaris dihubungkan dengan tepi daun katub
atrioventrikuler oleh serat-serat yang disebut korda tendinea.
Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paruparu melalui arteri pulmonalis. Tebal dinding kanan biasanya 0,5 cm dan
tekanan sistoliknya 15-30 mmHg dan diastolik 0-5 mmHg dengn saturasi
oksigen 75%.
Ventrikel kiri menerima darah adri atrium kiri dan dipompakan ke seluruh
tubuh melalui aorta. Tebal dari dinding ventrikel kiri kira-kiara 1,5 cm.
Tekanan sistolik ventrikel kiri normalnya adalah 120 mmHg dan
diastoliknya 0-10 mmHg. Saturasi oksigen sebesar 95-98%.
D.
E.
1.
a.
b.
-
Miokardium
Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria. Arteri
koronaria kiri bercabang menjadi desenden anterior dan tiga arteri
sirkumflkes. Arteri koronaria kanan memberikan darah untuk sinotrial node,
ventrikel kanan dan permukaan diafragma ventrikel kanan. Vrna koronaria
mengembalikan darah kesinus kemudian bersirkulasi langsung ke dalam
paru-paru.
3.
Endokardium
Dinding dalam atrium diliputi oleh membran yang mengkilat dan terdiri dari
jaringan endotel atau selaput lendir yang licin kecuali aurikula dan bagian
depan sinus vena kava. Dibagian ini terdapat bundelan otot paralel yang
berjalan ke depan Krista, ke arah bawah krista terminalis terdapat sebuah
lipatan endokardium yang menonjol dan dikenal sebagai valvula veana kava
inferior yang berjalan di depan muara vena kava inverior menuju ke sebelah
tepi dan disebut vosa ovalis. Diantara atrium kanan dan ventrikel kanan
terdapat hubungan melalui orifisium artikulare.
II.
a.
b.
Katup semilunar
Katup semilunar memisahkan ventrikel dengan arteri yang berhubungan,
katup pulmonal terletak pada arteri pulmonalis, memisahkan pembuluh ini
dari ventrikel kanan. Katup aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
Kedua katup semilunar ini mempunyai bntuk yang sama, terdiri
dari tiga daun katup yang simetris disertai penonjolan menyerupai corong
yang dikaitkan dengan sebuah cincin serabut. Adanya katup semilunar ini
memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri
pulmonalis atau aorta selama sistole ventrikel dan mencegah aliran balik
waktu diastole ventrikel.
Pembukaan katup terjadi pada waktu masing-masin ventrikel
berkontraksi, dimana tekanan ventrikel lebih tinggi daripada tekanan
didalam pembuluh arteri.
2.
KATUP-KATUP JANTUNG
Terdiri dari empat katup yang berfungsi untuk mengatur sirkulasi darah.
Setiap katub merespon terhadap perubahan tekanan. Katup dikelompokkan
dalam 2 jenis yaitu katup atrioventrikular dan katup semilunar.
Katup atrioventrikular
Letaknya antara atrium dan vetrikel, maka disebut katup antrioventrikular.
Katup yang terletak diantara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai
tiga buah daun katup, disebut katup trikuspid. Sedangkan katup yang
letaknya diantara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua daun katup
disebut katup mitral. Katup atrioventrikular memungkinkan draah mengalir
dari masing-masing atrium ke ventrikel pada fase diastolik ventrikel dan
mencegah alirn balik pada saat sistol ventrikel (kontraksi)
LAPISAN JANTUNG
KJB A Sianotik
KJB A Sianotik adalah penyakit jantung bawaan yang tidak disertai dengan
warna kebiruan pada mukosa tubuh. Yang termasuk dalam KJB A sianotik
adalah:
1. Ventrikel Septal Defect (VSD), yaitu adanya defect atau celah antara
ventrikel kiri dan ventrikel kanan.
2. Atrial Septal Defect (ASD), yaitu adanya defect atau celah antara kiri dan
kanan.
3.
Patent Duktus Arteriosus (PDA), yaitu adanya defect atau celah pada ductus
arteriosus ysng sehrusnya telah menutup pada usia 3 hari setelah lahir.
4.
Stenosis Aorta (SA), yaitu adanya penyempitan pada katup aorta yang dapt
diakibatkan oleh penebalan katup.
5.
1.
2.
KJB Sianotik
KJB Sianotik adalah penyakit jantung bawaan yang disertai dengan warna
kebiruan pada mukosa tubuh. Menurut Walter (1994), sianosis adalah warna
kebiru-biruan yang timbul pada kulit karena Hb tak jenuh dalam darah
adalah rendah dan sering sukar untuk ditentukan kuantitasnya secara klinis.
Warna sianotik pada mukosa tubuh tersebut hendaknya dibedakan dengan
warna kepucatan pada tubuh anak yang mungkin terjadi karena beberapa
faktor, seperti pigmentasi dan sumber cahaya. Beberapa macam PJB sianotik
di antaranya adalah:
Tentraloggi of Fallot (TF), yaitu kelainan jantung yang timbul sejak bayi
dengan gejala sianosis kerana terdapat kelainan, yaitu VSD, stenosis
pulmonal, hipertrofi, ventrikel kanan, dan overiding aorta.
Transposisi Artero Besar (TAB) atau Transposition of the Great Arteries
(TGA), yaitu kelainan yang terjadi karena pemindahan letak aorta dan arteri
pulmonalis, sehingga aorta keluar dari ventrikel kanan dan arteri pulmonalis
dari ventrikel kiri.
KJB pada anak, terutama yang sianotik dapat mengakibatkan kegawatan
apabila tidak ditangani secara benar, seperti gagal jantung dan serangan
sianosis (sianotic spell).
1.
Batasan
Etiologi
3.
Patofisiologi
4.
Bentuk Klinis
5.
Komplikasi
6.
Prognosis
dalam ventrikel menurun tajam dari 100 mmHg samapi mendekati nol, jauh
di bawah tekanan atrium, katup A-V membuka dan siklus jantung dimulai
kembali (Ethel, 2003: 234-235).
3. Bunyi jantung
a. Bunyi jantung secara tradisional digambarkan sebagai lup-dup dan dapat
didengar melalui stetoskop. Lup mengacu pada saat katup A-V menutup
dan dup mengacu pada saat katup semilunar menutup.
b. Bunyi ketiga atau keempat disebabkan vibrasi yang terjadi pada dinding
jantung saat darah mengalir dengan cepat ke dalam ventrikel, dan dapat
didengar jika bunyi jantung diperkuat melalui mikrofon.
c. Murmur adalah kelainan bunyi jantung atau bunyi jantung tidak wajar
yang berkaitan dengan turbulensi aliran darah. Bunyi ini muncul karena
defek pada katup seperti penyempitan (stenosis) yang menghambat aliran
darah ke depan, atau katup yang tidak sesuai yang memungkinkan aliran
balik darah (Ethel, 2003: 235).
4. Frekuensi jantung
a. Frekuensi jantung normal berkisar antara 60 samapi 100 denyut per menit,
dengan rata-rata denyutan 75 kali per menit. Dengan kecepatan seperti itu,
siklus jantung berlangsung selama 0,8 detik: sistole 0,5 detik, dan diastole
0,3 detik.
b. Takikardia adalah peningkatan frekuensi jantung sampai melebihi 100
denyut per menit.
c. Bradikardia ditujukan untuk frekuensi jantung yang kurang dari 60 denyut
per menit (Ethel, 2003: 235).
5. Pengaturan frekuensi jantung
a. Impuls eferen menjalar ke jantung melalui saraf simpatis dan parasimpatis
susunan saraf otonom.
(1) Pusat refleks kardioakselerator adalah sekelompok neuron dalam
medulla oblongata.
(a) Efek impuls neuron ini adalah untuk meningkatkan frekuensi jantung.
Impuls ini menjalar melalui serabut simpatis dalam saraf jantung menuju
jantung.
(b) Ujung serabut saraf mensekresi neropineprin, yang meningkatkan
frekuensi pengeluaran impuls dari nodus S-A, mengurangi waktu hantaran
melalui nodus A-V dan sistem Purkinje, dan meningkatkan eksitabilitas
keseluruhan jantung.
(2) Pusat refleks kardioinhibitor juga terdapat dalam medulla oblongata.
(a) efek impuls dari neuron ini adalah untuk mengurangi frekuensi jantung.
Impuls ini menjalar melalui serabut parasimpatis dalam saraf vagus.
(b) ujung serabut saraf mensekresi asetilkolin, yang mengurangi frekuensi
pengeluaran impuls dari nodus S-A dan memperpanjang waktu hantaran
melalui nodus V-A.
(3) Frekuensi jantung dalam kurun waktu tertentu ditentukan melalui
keseimbangan impuls akselerator dan inhibitor dari saraf simpatis dan
parasimpatis.
b. Impuls aferen (sensorik) yang menuju pusat kendali jantung berasal dari
reseptor, yang terletak di berbagai bagian dalam sistem kardiovaskular.
(1) Presoreseptor dalam arteri karotis dan aorta sensitive terhadap perubahan
tekanan darah.
(a) peningkatan tekanan darah akan mengakibatkan suatu refleks yang
memperlambat frekuensi jantung.
(b) penurunan tekanan darah akan mengakibatkan suatu refleks yang
menstimulasi frekuensi jantung yang menjalar melalui pusat medular.
(2) Proreseptor dalam vena cava sensitif terhadap penurunan tekanan darah.
Jika tekanan darah menurun, akan terjadi suatu refleks peningkatan
frekuensi jantung untuk mempertahankan tekanan darah.
c. Pengaruh lain pada frekuensi jantung
(1) frekuensi jantung dipengaruhi oleh stimulasi pada hampir semua saraf
kutan, seperti reseptor untuk nyeri, panas, dingin, dan sentuhan, atau oleh
input emosional dari sistem saraf pusat.
(2) fungsi jantung normal bergantung pada keseimbangan elektrolit seperti
kalsium, kalium, dan natrium yang mempengaruhi frekuensi jantung jika
kadarnya meningkat atau berkurang (Ethel, 2003: 235-236).
6. Curah Jantung
a. Definisi
Curah jantung adalah volume darah yang dikeluarkan oleh kedua ventrikel
per menit. Curah jantung terkadang disebut volume jantung per menit.
Volumenya kurang lebih 5 L per menit pada laki-laki berukuran rata-rata dan
kurang 20 % pada perempuan.
b. Perhitungan curah jantung
Curah jantung = frekuensi jantung x isi sekuncup
c. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi curah jantung
(1) aktivitas berat memperbesar curah jantung sampai 25 L per menit, pada
atlit yang sedang berlatih mencapai 35 L per menit. Cadangan jantung
adalah kemampuan jantung untuk memperbesar curahnya.
gelombang denyut mungkin cukup besar untuk dapat diraba atau bahkan
didengar oleh individu yang bersangkutan (palpasi, deg-degan). Apabila
katup aorta inkompeten (insufisiensi aorta), denyut sangat kuat, dan gaya
ejeksi sistolik mungkin cukup untuk menyebabkan kepala mengangguk
setiap kali jantung berdenyut. Denyut pada insfusiensi aorta disebut denyut
collapsing, Corrigan, atau palu-air (water-kammer). Palu-air adalah sebuah
tabung kaca yang terisi air separuh dan merupakan mainan popular pada
abad ke-19. Apabila mainan tersebut dipegang dan kemudian dibalik, akan
terdengar suara ketukan yang singkat dan keras.
Takik dikrotik, suatu osolasi kecil pada fase menurun gelombang denyut
yang disebabkan oleh getaran saat katup aorta menutup, tampak apabila
gelombang gelombang tekanan direkam tetapi tidak teraba di pergelangan
tangan. Juga terdapat takik dikrotik pada kurva tekanan arteri pulmonalis
yang ditimbulkan oleh penutupan katup pulmonaris (Ganong, 2002:542545).
B. MACAM- MACAM PENYAKIT CARDIOVASKULER
C. PENYAKIT HIPERTENSI
1. Definisi Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah
di dalam arteri yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa
oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan.
Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana
tekanan yang
abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap
stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal dan
merupakan penyebab utama gagal jantung kronis.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. angka yang lebih
tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih
rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik).
Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik,
misalnya 120/80 mmhg. Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat
duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmhg atau lebih, atau tekanan
diastolik mencapai 90 mmhg atau lebih, atau keduanya. Pada tekanan darah
tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmhg atau
lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmhg dan tekanan diastolik
masih dalam kisaran normal. hipertensi ini sering ditemukan pada usia
lanjut.
Hypertensi adalah meningkatnya tekanan darah baik tekanan sistolik dan
diastolic serta merupakan suatu factor terjadinya kompilikasi penyakitt
kardiovaskuler ( Soekarsohardi,1999 )
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolic diatas
standar dihubungkan dengan usia ( Gede Yasmin,1993 )
Dari definisi definisi diatas dapat disimpulkan bahwa :
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolic
diatas normal sesuai umur dan merupakan salah satu factor resiko terjadinya
kompilkasi penyakit kardiovaskuler.
2. Penyebab Hiprtensi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibedakan menjadi dua bagian:
Hipertensi essensial/primer. Jenis hipertensi yang penyebabnya masih belum
dapat diketahui. Sekitar 90% penderita hipertensi menderita jenis hipertensi
ini. Oleh karena itu, penelitian dan pengobatan lebih banyak ditujukan bagi
penderita hipertensi essensial ini.
Hipertensi sekunder. Jenis hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui,
antara lain kelainan pada pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid,
atau penyakit kelenjar adrenal.
Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu
tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin
(adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin).
Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga),
stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi
pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung
menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres
telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:
1. Penyakit Ginjal
Stenosis arteri renalis
Pielonefritis
Glomerulonefritis
Tumor-tumor ginjal
Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
2. Kelainan Hormonal
Hiperaldosteronisme
Sindroma Cushing
Feokromositoma
3. Obat-obatan
Pil KB
Kortikosteroid
Siklosporin
Eritropoietin
Kokain
Penyalahgunaan alkohol
Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
4. Penyebab Lainnya
Koartasio aorta
Preeklamsi pada kehamilan
Porfiria intermiten akut
Keracunan timbal akut.
3. Tanda dan Gejala Hipertensi
Hipertensi diduga dapat berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih
serius dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Seringkali hipertensi
disebut sebagai silent killer karena dua hal, yaitu:
Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki
gejala khusus. Gejala ringan seperti pusing, gelisah, mimisan, dan sakit
kepala biasanya jarang berhubungan langsung dengan hipertensi. Hipertensi
dapat diketahui dengan mengukur tekanan darah secara teratur.
Penderita hipertensi, apabila tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai
risiko besar untuk meninggal karena komplikasi kardiovaskular seperti
stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala;
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan
dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya
tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung,
pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada
penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang
normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala
berikut:
sakit kepala
jantung berdebar- debar
kelelahan
mual
muntah
sesak nafas
sering buang air kecil terutama di malam hari
telinga berdenging
gelisah
pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan
bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut
ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
4. Proses Perjalanan Penyakit
5. Penatalaksanaan Medis
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah modifikasi gaya hidup. Faktor
kardiovaskuler yang bisa dicegah sebaiknya dihindari, misalnya dengan
tidak merokok, mengurangi berat badan bila obesitas, rutin berolahraga,
mengontrol kadar lemak dan gula darah serta mengurangi penggunaan
garam.
Khusus untuk konsumsi garam, hendaknya pasien tidak pantang garam sama
sekali, karena ternyata pantang garam akan mengurangi nafsu makan dan
membuat badan menjadi lemas. Jadi cukup dengan mengurangi porsi garam
saja.
Penggunaan obat anti hipertensi terbaru dari golongan Angiotensin II
Receptor Blocker (ARB), semisal telmisartan dan irbesartan, juga perlu
dipertimbangkan untuk menangani kasus hipertensi. Sangat baik terutama
bila dikombinasikan dengan golongan diuretik (Hct).
Penelitian di Switzerland (2006) menunjukkan bahwa penggunaan irbesartan
mampu meningkatkan usia harapan hidup, mengurangi angka kejadian gagal
ginjal dan menghemat biaya pengobatan.
Target penurunan tekanan darah yaitu di bawah 140/90 untuk pasien tanpa
komplikasi dan dibawah 130/80 untuk pasien yang menderita diabetes atau
kelainan ginjal.
6. Komplikasi Penyakit Hipertensi
Hipertensi dengan Diabetes
Untuk pasien dengan diabetes, obat anti hipertensi yang dianjurkan adalah
ACE-Inhibitor (misalnya captopril atau enalapril). Prof.DR.dr.H.Ahmad H
Asdie,SpPD-KEMD juga menambahkan bahwa pasien diabetes sebaiknya
juga menerima dengan ikhlas apa yang terjadi pada dirinya, karena ternyata
faktor hormon stress juga berpengaruh dalam pengendalian tekanan dan gula
darah.
10