Anda di halaman 1dari 1

Kepiting bakau (Scylla serrata) merupakan komoditas akuakultur, kepiting soka atau

sering di sebut kepiting lunak merupakan produk dari budidaya kepiting bakau yang
permintaan baik lokal maupun ekspor belum dapat di penuhi. Besarnya prospek
pengembangan budidaya kepiting soka, maka perlu dilakukan budidaya secara kontinew dan
berkelanjutan.
Praktek Kerja Lapang dilaksanakan pada tanggal 15 Juni sampai 15 Juli 2015 di
gampong Blang Kecamatan Meuraxa Banda Aceh. Tujuan Praktek Kerja Lapang ini adalah
untuk mengetahui teknik budidaya kepiting soka, sarana dan prasaran yang digunakan dan
permasalahannya yang terjadi di lapangan.
Metode yang digunakan selama Praktek Kerja Lapang yaitu metode survei, sedangkan
pengumpulang data dengan cara observasi, wawancara dengan teknisi dan studi literatur.
Tahapan budidaya kepiting soka dimulai dengan persiapan alat dan bahan, persiapan
wadah dan rakit, seleksi benih kepiting, pemotongan kaki kepiting, pemeliharaan dan panen.
Budidaya kepiting soka dilakukan dengan metode popaye. Kepiting di pelihara dalam crab
box yang diletakkan di atas rakit yang berukuran panjang 35 m lebar 150 cmdengan kapasitas
800 crab box. Bibit kepiting yang digunakan berukuran 100 gram per ekor dengan jumlah
242 ekor. Pakan yang diberikan berupa ikan rucah diberikan 2 hari sekali. Kualitas air pada
budidaya kepiting soka meliputi: suhu, pH, dan salinitas yang diukur setiap pagi dan sore
hari. Selama pembenihan suhu berkisar antara 26-30oC, salinitas 29-30 ppt, dan pH 7,3-8.

Anda mungkin juga menyukai