Anda di halaman 1dari 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kepiting bakau merupakan salah satu komoditas di wilayah pesisir, Salah satu spesies

dari kepiting bakau adalah Scylla serrata, kepiting ini tersebar di perairan pantai yang di

tumbuhi manggrove dan perairan berlumpur. Kepiting bakau termasuk komoditas perikanan

wilayah pesisir yang sangat potensial di kembangkan di Indonesia karena mempunyai nilai

ekonomis yang tinggi di pasar dalam negeri maupun luar negeri seperti Jepang, Hongkong dan

Amerika Serikat. Salah satu produk dari budidaya kepiting bakau adalah kepiting soka atau

kepiting lunak. Budidaya kepiting soka sangat baik untuk di kembangkan, karena dapat

menaikkan harga jual bahkan dua kali lipat dari harga kepiting biasa.

Kepiting soka atau sering disebut dengan kepiting cangkang lunak. Lunaknya cangkang

kepiting ini disebabkan proses molting secara periodik dan hal ini biasanya di jumpai pada

hewan crustacea. Peristiwa ini di tandai dengan pergantian cangkang secara alami, yakni

cangkang yang lama yang keras akan terlepas berganti dengan cangkang baru tujuannya untuk

pertumbuhan. Sesaat setelah molting, cangkang kepiting yang baru masih dalam kondisi sangat

lunak dan secara perlahan akan mengeras kembali beberapa jam kemudian ketika terjadi

penyerapan air yang mengandung mineral.

Ada beberapa faktor yang mengontrol molting, yaitu faktor eksternal dari lingkungan

seperti cahaya, temperatur, dan ketersedian makanan. Selain itu, faktor internal juga sangat

berperan, seperti ukuran cangkang yang mengecil, sehingga membutuhkan cangkang yang

lebih luas. Kedua faktor ini akan mempengaruhi otak dan mestimulasi organ-Y untuk

menghasilkan hormon molting (Rusmiyati, 2011).

Anda mungkin juga menyukai