Anda di halaman 1dari 7

Learning Objective

1. jelaskan epidemic, andemic, pandemic?

Epidemic : Kenaikkan kejadian suatu penyakit yang berlangsung cepat dan


dalam jumlah insidens yang di perkirakan.Contohnya : Filariasis
jenis epidemic yang di kenal:
-

Common sours(exposure) epidemics,karena adanya satu sumber


penularan.
- Propagated(progressive)epidemic,karena adanya banyak sumber penularan
akibat person to person transmission.
Penyakit yang umum terjadi pada laju yang konstan namun cukup tinggi pada
suatu populasi disebut sebagai endemic
Pandemi adalah Penyakit yang berjangkit menjalar ke beberapa Negara atau
seluruh benua

Sumber : Rajab, W.2009. Buku Ajar Epidemiologi. Jakarta : EGC)


2. hubungan TB dan diare?
TBC dapat melibatkan bagian dari saluran pencernaan dan merupakan
situs keenam yang paling sering keterlibatan paru. Kedua insiden dan
keparahan TB abdominal diperkirakan meningkat dengan meningkatnya
kejadian infeksi HIV. Bakteri tuberkulosis mencapai saluran pencernaan
melalui penyebaran hematogen, menelan dahak yang terinfeksi, atau
penyebaran langsung dari kelenjar getah bening yang berdekatan terinfeksi
dan tuba tubeThe didalilkan mekanisme yang basil tubercule mencapai
saluran pencernaan adalah: (i) penyebaran hematogen dari fokus paru primer
di masa kecil, dengan reaktivasi kemudian; (Ii) konsumsi basil di dahak dari
fokus paru aktif; (Iii) penyebaran langsung dari organ yang berdekatan; dan
(iv) dan melalui saluran limfe dari terinfeksi nodes.The situs yang paling
umum dari keterlibatan adalah wilayah ileosekal, mungkin karena stasis
fisiologis meningkat, tingkat peningkatan penyerapan cairan dan elektrolit,
aktivitas pencernaan minimal dan berlimpahnya jaringan limfoid di ini situs.
Telah terbukti bahwa sel-sel M terkait dengan patch Peyer dapat
menfagositosis BCG bacillis. TB abdominal adalah penyakit dominan dari

orang dewasa muda. Dua-pertiga dari pasien 21-40 thn dan kejadian seks
sama, meskipun beberapa penelitian India telah menyarankan
predominance12 perempuan sedikit. Spektrum penyakit pada anak-anak
berbeda dengan orang dewasa, di antaranya peritoneal perekat dan getah
bening keterlibatan nodal lebih umum daripada disease15 gastrointestinal.
Presentasi klinis tuberkulosis abdominal dapat akut, kronis atau akut pada
kronis. Kebanyakan pasien memiliki gejala konstitusional demam (40-70%),
nyeri (80-95%), diare (11-20%), sembelit, sembelit dan diare, penurunan berat
badan (40-90%), anoreksia dan malaise.
Sumber: Sharma &Batia. 2004. Review Article : Abdominal Tuberculosis.
Indian J Med. Pp 305-315.
3. bagaimana aktivitas skrining penyakit tropis oleh pemerintah?
Untuk mengendalikan penyakit menular maka strategi yang dilakukan,
melalui:
a. Perluasan cakupan akses masyarakat (termasuk skrining cepat bila ada
dugaan potensi meningkatnya kejadian penyakit menular seperti Mass
Blood Survey untuk malaria) dalam memperoleh pelayanan kesehatan
terkait penyakit menular terutama di daerah-daerah yang berada di
perbatasan, kepulauan dan terpencil untuk menjamin upaya memutus
mata rantai penularan.
b. Untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan penanggulangan
penyakitmenular, dibutuhkan strategi innovativedengan memberikan
otoritas pada petugas kesehatan masyarakat (Public Health Officers),
terutama hak akses pengamatan faktor risiko dan penyakit dan
penentuan langkah penanggulangannya.
c. Mendorong
keterlibatan
masyarakat
dalam
membantu
upayapengendalian
penyakit
melalui
community
base
surveillanceberbasis masyarakat untuk melakukan pengamatan
terhadap hal-hal yang dapat menyebabkan masalah kesehatan dan
melaporkannnya kepada petugas kesehatan agar dapat dilakukan
respon dini sehingga permasalahan kesehatan tidak terjadi.
d. Meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dalam pengendalian
penyakit menular seperti tenaga epidemiologi, sanitasi dan
laboratorium.
e. Peningkatan peran daerah khususnya kabupaten/kota yang menjadi
daerah pintu masuk negara dalam mendukung implementasi

pelaksanaan International Health Regulation(IHR) untuk upaya cegah


tangkal terhadap masuk dan keluarnya penyakit yang berpotensi
menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat.
f. Menjamin ketersediaan obat dan vaksin serta alat diagnostik cepat
untuk pengendalian penyakit menular secara cepat.
Untuk penyakit tidak menular maka perlu melakukan deteksi dini secara proaktif mengunjungi masyarakat karena penderita tidak tahu kalau dirinya
menderita penyakit tidak menular terutama pada para pekerja. Di samping itu
perlu mendorong kabupaten/kota yang memiliki kebijakan PHBS untuk
menerapkan kawasan bebas asap rokok agar mampu membatasi ruang gerak
para perokok.
Meningkatnya kesehatan lingkungan, strateginya adalah:
a. Penyusunan regulasi daerah dalam bentuk peraturan Gubernur,
Walikota/Bupati yang dapat menggerakkan sektor lain di daerah untuk
berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan penyehatan lingkungan
seperti peningkatan ketersediaan sanitasi dan air minum layak serta
tatanan kawasan sehat.
b. Meningkatkan pemanfaatan teknologi tepat guna sesuai dengan
kemampuan dan kondisi permasalahan kesehatan lingkungan di
masing-masing daerah.
c. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam wirausaha sanitasi.
d. Penguatan POKJA Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL)
melalui pertemuan jejaring AMPL, Pembagian peran SKPD dalam
mendukung peningkatan akses air minum dan sanitasi.
e.
Peningkatan
peran
Puskesmas
dalam
pencapaian
kecamatan/kabupaten Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
minimal satu Puskesmas memiliki satu Desa SBS.
f. Meningkatkan peran daerah potensial yang melaksanakan strategi
adaptasi dampak kesehatan akibat perubahan iklim.
Sumber : www.depkes.go.id
4. apa yang dimaksud dengan penyakit tropis ? apa saja top ten penyakit tropis di
Indonesia dan sebutkan masing-masing gejala dan agen penyebabnya!
Jawab : penyakit Tropis adalah penyakit yang lazim terjadi di daerah tropis dan
subtropis. Istilah ini juga sering mengacu pada penyakit yang berkembang

di wilayah panas berkondisi lembab, seperti malaria, demam berdarah dan


kusta.
10 penyakit tropis teratas
1. TB :
Agen Penyebab: Micobacterium Tuberculosis
Gejala : demam, batuk produktif atau non produktif bisa disertai darah
atau tidak, sesak nafas, dan nyeri dada
2. difteri
Agen Penyebab : Corynebacterium Dyphteriae
Gejala : demam yang tidak tinggi, sekitar 38 derajat celcius.
Kerongkongan sakit dan suara parau, perasaan tidak enak, mual, muntah ,
lesu, sakit kepa;a, rinorea, berlendir , kadang-kadang bercampur darah.
3. Demam tifoid
Agen penyebab : Salmonella Typhi dan Salmonella Paratyphi
Gejala :
Minggu Pertama :demam, nyeri kepala pusing, nyeri otot, anoreksia,
mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak diperut batuk
epistaksis. Sifat demam adalah meningkat perlahan-lahan dan teruttama
pada sore hingga malam hari.
Minggu kedua : demam, bradikardi relative, lidah yang berselaput,
hepatomegali, splenomegali, meteroismus, gangguan mental berupa
somnolen, stupor, koma, delirium, atau psikosis. Roseolae jarang
ditemukan pada orng Indonesia.
4. Lepra
Agen Penyebab : M. Leprae
Gejala :

Mati rasa. Tidak bisa merasakan perubahan suhu hingga kehilangan


sensasi sentuhan dan rasa sakit pada kulit.
Pembesaran pembuluh darah, biasanya di sekitar siku dan lutut.
Perubahan bentuk atau kelainan pada wajah.
Hidung tersumbat atau terjadi mimisan.
Muncul luka tapi tidak terasa sakit.
Kerusakan mata. Mata menjadi kering dan jarang mengedip biasanya
dirasakan sebelum muncul tukak berukuran besar.
Lemah otot atau kelumpuhan.

5. DBD
Penyebab: virus Dengue
Gejala : dapat bersifat asimtomatik atau berupa demam yang tidak khas .
pada umumnya pasien mengalami fase demam 2-7 hari , yang diikuti
oleh fase kritis selama 2-3 hari. Pada waktu fase ini pasien sudah tidak
demam, akan tetapi mempunyai resiko untuk mencapai renjatan jika
tidak mendapat pengobatan yang adekuat.
6. Campak
Agen Penyebab : virus morbilli
Gejala : Panas,batuk,pilek.
- Timbulnya Kopliks spot pada mucosa buccalis (tanda yg khas)
- Timbul bercak-bercak merah(eritema) diseluruh
darikepala sampai kaki.Biasanya menyerang anak-anak

badan,mulai

7. Hepatitis
Agen Penyebab : virus hepatitis
Gejala
:
lemas,nafsu
makan
hilang(anorexia),
perut,demam ,warna kuning pada kulit,mata dan air seni.
8. Filariasis .
Agen Penyebab : Wucheria bancrofti dan brugia malayi

mual,sakit

Gejala : manifestasi dini penyakit ini adalah peradangan, sedangkan bila


sudah lanjut akan menimbulkan gejala obstruktif
9. varisella
Agen Penyebab : varicella zoster virus
Gejala : prodromal berupa panas yang tidak begitu tinggi,sakit
kepala,lelah kemudian diikuti munculnya gejala dikulit berupa
eritema,macula,papula dan vesikel dan akhirnya crusta.
10. malaria
Agen Penyebab : Plasmodium vivax : malaria tertian
Plasmodium falciparum : malaria tropika
Plasmodium malariae
Plasmodium Ovale
Gejala : demam periodic, anemia, dan splenomegali. Keluhan prodromal
dapat terjadi sebelum terjadinya demam berupa kelesuan, malaise, skait
kepala, sakit belakang, merasa dingin di punggung, nyeri sendi dan
tulang, demam ringan, anoreksia, perut tak enak, diare ringan dan
kadang-kadang dingin.gejala klasik yaitu terjadinya trias malariae
secara berurutan yaitu periode dingin, periode panas, dan periode
berkeringat.
Sumber : Sudoyo, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta :
Interna Publishing
5. bagaimana distribusi dan epidemiologi top ten penyakit tropis di Indonesia?
Jawaban : Dalam ilmu kesehatan istilah penyakit tropis (tropical medicine)
dinisbatkan pada wilayah-wilayah beriklim panas seputar garis khatulistiwa. Istilah
ini diperkenalkan para peneliti kesehatan dari Barat (Eropa dan Amerika) yang
keadaan wilayahnya jauh berbeda dengan Indonesia. Penyakit tropis sebenarnya
memiliki konotasi yang negatif yang berhubungan dengan cara hidup yang tidak
sehat, hygiene yang buruk, dan penyakit yang menular.

Dalam perkembangan penelitian kesehatan, didapatkan fakta bahwa


penyakit tropis bukanlah penyakit yang aneh dan mengerikan seperti yang
disangka oleh kebanyakan orang sebelumnya. Bahkan beberapa jenis penyakit
tropis mungkin saja terjadi di daerah yang beriklim sedang, hanya berbeda pada
frekuensi penderitanya saja. Perbedaan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
iklim, demografi, sosial-ekonomi dan faktor genetik. Menurut Dr dr Umar Zein,
ada beberapa macam penyakit tropis yang sudah dikenal sejak masa penjajahan
Belanda, ratusan tahun lalu seperti penyakit cacar, polio, frambusia (puru),
malaria, kolera, tuberkulosis, kusta dan elefantiasis (kaki gajah). Kategori penyakit
tropis lainnya adalah malaria, demam berdarah, tifus, sepsis, hepatitis, dan TBC.
Namun, meski telah diteliti selama ratusan tahun, penyakit- penyakit tropis ini
masih saja ditemui dan berkembang di kelompok masyarakat tertentu seperti, di
Indonesia. Berbagai penelitian yang mengeluarkan dana yang tergolong besar yang
dilakukan untuk mencari cara penanggulangan dan pemberantasan penyakit tropis
ini masih belum juga menunjukkan hasil yang memuaskan karena penyakitpenyakit ini berhubungan erat dengan pola hidup masyarakat itu sendiri
Penyebab infeksi tropis adalah lingkungan fisik, kondisi sosial, ekonomi,
budaya, dan perubahan biologis dari vektor penyakit. Penyakit tropis erat
kaitannya dengan kesehatan lingkungan yang sering tidak diperhitungkan dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat
(Sumber : www.depkes.go.id )

Anda mungkin juga menyukai