Anda di halaman 1dari 3

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Indera Peraba
Indera merupakan suatu alat yang digunakan oleh manusia untuk mendapatkan
informasi berupa rangsangan dari lingkungan sekitarnya. Kulit merupakan salah
satu alat indera yang berfungsi sebagai indera peraba karena memiliki reseptor
khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit dan tekanan. Indera peraba ini
termasuk dalam kelompok mekanoreseptor.
B. Kulit
Untuk merasakan rabaan, tekanan, panas, dingin dan nyeri, indra yang
digunakan adalah kulit. Saraf yang menuju kulit adalah saraf kutaneus. Saraf ini
mencapai daerah bagian epidermis dari kulit.Saraf sensoris yang berada pada kulit
merupakan saraf telanjang, artinya saraf yang tidak bermielin. Reseptor pada kulit
bentuknya bermacam-macam sesuai dengan fungsinya.
Saraf sensoris banyak terdapat pada kulit sehingga kulit tersebut juga
sebagai reseptor (penerima rangsang). Dalam kulit terdapat ujung-ujung saraf
untuk menerima rangsangan. Ujung-ujung saraf tersebut memiliki fungsi masingmasing.

Kulit adalah Indra peraba yang sederhana. Kepekaan peraba pada manusia
dipengaruhi oleh banyak sedikitnya serabut-serabut saraf yang ada menyusunnya.
Semakin banyak saraf pada kulit tertentu maka semakin peka terhadap rangsang
begitu sebaliknya jika semakin sedikit saraf pada kulit maka kulit tersebut
semakin kurang peka terhadap rangsang. Dalam mengnali dan menanggapi
rangsang kulit memiliki beberapa macam reseptor.Klasifikasi reseptor antara lain:
1) Berdasarkan sumber rangsangan

a. Ekteroreseptor, terletak pada permukaan tubuh dan berespons terhadap


rangsangan eksterna atau luar.
b. Proprioreseptor, berespons terhadap perubahan posisi dan pergerakan
terutama berhubungan dengan sistem muskuloskeletal.
c. Interoreseptor, terletak pada visera/ alat dalam dan pembuluh darah.
2) Berdasarkan morfologi
a. Badan terakhir yang bebas/ terbuka (tanpa kapsul) yang tak berhubungan
dengan tipe sel lainnya.
b. Badan akhir yang berkapsul (korpuskular) yang mengandung unsur bukan
saraf di samping saraf badan akhir saraf.
Fungsi kulit diantaranya:
1. Monoreseptor, yang berkaitan dengan indera peraba, tekanan gerakan,
kinestesi.
2. Thermoreseptor, yang berkaitan dengan penginderaan yang mendeteksi panas
dan dingin.
3. Reseptor nyeri, berkaitan dengan mekanisme proyektif bagi kulit.
4. Kemoreseptor, yang mendeteksi rasa asam basah dan garam.
C. Rasa Nyeri/Sakit Pada Kulit
Secara umum nyeri atau sakit dapat didefinisikan sebagai suatu rasa yang
tidak nyaman baik ringan maupun berat. Nyeri dapat dibedakan nyeri akut dan
nyeri kronis (Priharjo dalam Istichomah, 2007). Nyeri juga merupakan
mekanisme protektif bagi tubuh, yang timbul bila jaringan rusak dan
menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri tersebut.
Nyeri merupakan pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan
yang dihubungkan dengan kerusakan jaringan yang telah atau akan terjadi yang
digambarkan dengan kata-kata kerusakan jaringan ( Torrance dalam Istichomah,
2007). Jenis nyeri yang muncul mendadak atau nyeri yang terus menerus dalam
jangka waktu lama, dapat dalam bentuk ringan atau hebat.
D. Kompres dingin adalah memberi rasa dingin pada daerah setempat dengan
menggunakan kain yang dicelupkan pada air biasa atau air es sehingga memberi
efek rasa dingin pada daerah tersebut. Tujuan diberikan kompres dingin adalah
menghilangkan rasa nyeri akibat odema atau truma, mencegah kongesti kepala,
memperlambat denyutan jantung, mempersempit pembuluh darah dan mengurangi
arus darah local. Tempat yang diberikan kompres dingin tergantung lokasinya.
Pemberian kompres hangat dan dingin diberikan untuk mendukung tubuh terhadap
proses yang melibatkan perbaikan dan penyembuhan jaringan (Istichomah, 2007).

Menurut Kozier dalam Kartika (2003), bahwa nyeri merupakan keadaan


tertinggi dari ketidaknyamanan sensasi yang sangat bersifat subyektif sehingga
tidak dapat disamakan dengan orang lain. Meskipun setiap individu mendapatkan
stimulus nyeri yang sama tetapi reaksi yang ditimbulkan oleh setiap individu
berbeda. Mekanisme penurunan nyeri dengan pemberian kompres dingin
berdasarkan atas "Teori Endorphins. Endhorpin merupakan zat penghilang rasa
nyeri yang diproduksi oleh tubuh. Semakin tinggi kadar endorphin seseorang,
semakin ringan rasa nyeri yang dirasakan. Produksi endorphin dapat ditingkatkan
melalui stimulasi kulit. Stimulasi kulit meliputi massase, penekanan jari-jari dan
pemberian kompres hangat atau dingin. (Arthur dalam Kartika, 2003). Stimulasi
kulit dengan pemberian kompres dingin ini merangsang serabut saraf berdiameter
luas dan lebih cepat mengahantar impuls (serabut A-delta) yang banyak terdapat
di kulit yang mengakibatkan pintu gerbang spinal cord menutup, sehingga impuls
nyeri tidak dapat memasuki spinal cord dan tidak dapat diteruskan ke kortek
serebri untuk diintepretasikan sebagai nyeri (Guyton dalam Kartika 2007).
E. Mekanisme Terjadinya Nyeri
Mekanisme nyeri secara sederhana dimulai dari transduksi stimuli akibat
kerusakan jaringan dalam saraf sensorik menjadi aktivitas listrik kemudian
ditransmisikan melalui serabut saraf bermielin A delta dan saraf tidak bermielin C
ke kornu dorsalis medula spinalis, talamus, dan korteks serebri. Impuls listrik
tersebut dipersepsikan dan didiskriminasikan sebagai kualitas dan kuantitas nyeri
setelah mengalami modulasi sepanjang saraf perifer dan disusun saraf pusat.
Rangsangan yang dapat membangkitkan nyeri dapat berupa rangsangan mekanik,
suhu (panas atau dingin) dan agen kimiawi yang dilepaskan karena
trauma/inflamasi.

Anda mungkin juga menyukai