Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS

ODS KATARAK SENILIS IMATUR

OLEH :
Faridatun Hasanah
H1A 011 021

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITRAAN KLINIK MADYA


BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MATARAM
2016

BAB I
PENDAHULUAN

Katarak adalah penyakit gangguan penglihatan yang dicirikan oleh adanya penebalan
lensa secara gradual dan progresif. Katarak merupakan salah satu penyebab utama kebutaan
didunia saat ini. Hal ini, sangat disayangkan karena sebenarnya katarak memiliki morbiditas
visual yang bersifat reversibel. Sehingga, deteksi dini, monitor ketat, dan intervensi
pembedahan harus tercakup dalama tata laksana katarak senilis.
Istilah katarak berasal dari kata Yunani yaitu cataractos, berarti air yang mengalir
dengan cepat. Saat air bergerak turbulen, maka air yang awalnya jernih akan menjadi berbuih.
Banyak orang tidak waspada terhadap katarak karena perubahan penglihatan terjadi secara
perlahan. Katarak merupakan salah satu penyebab utama kebutaan di dunia saat ini. Data
dariWorld Health Organisation (WHO), saat ini ada sekitar 135 juta penduduk dunia yang
memiliki penglihatan lemah dan 45 juta orang menderita kebutaan di seluruh dunia.
Berdasarkan jumlah tersebut, 90 % diantaranya berada di negara berkembang dan
sepertiganya berada di Asia Tenggara. Penduduk Indonesia yang berada dalam kebutaan
sebanyak 1,5 % atau sekitar tiga juta orang dan jumlah ini menjadikan Indonesia menempati
urutan pertama di Asia atau urutan ketiga penduduk dengan kebutaan terbanyak di dunia.
Jumlah penderita katarak selalu bertambah 210.000 orang per tahun, 16 % diantaranya
diderita penduduk usia produktif.
Penelitian mengidentifikasikan adanya katarak pada sekitar 10 % orang Amerika
Serikat, dan prevalensi ini meningkat sampai sekitar 50 % untuk mereka yang berusia antara
65 dan 74 tahun dansampai sekitar 70% untuk mereka yang berusia lebih dari 75 tahun.
Banyak ahli memperkirakan bahwa disabilitas visual terkait katarak terjadi pada lebih dari 8
juta kunjungan per tahunnya di Amerika Serikat. Angka ini cenderung meningkat
saat proporsi masyarakat berusia lebih dari 60 tahun meningkat. Pasien dengan katarak
mengeluh penglihatan seperti berasap dan tajam penglihatan yang menurun secara progresif.
Saat seseorang menderita katarak, maka akan muncul gangguan dalam beraktivitas
sehari-hari, seperti kesulitan saat mengendarai mobil pada malam hari, kesulitan dalam
membaca, berpartisipasi dalamkegiatan olah raga dan kegiatan lain yang membutuhkan
penglihatan yang jernih.

BAB II
LAPORAN KASUS

1. Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Agama
Suku
Alamat
Tanggal Pemeriksaan

: Ny. M
: 65 tahun
: Perempuan
: Pedagang
: Islam
: Mbojo
: Sape, Bima
: 19 April 2016

2. Anamnesis
A. Keluhan Utama:
Penglihatan kabur pada kedua mata terutama mata kiri
B. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke Poliklinik Mata RSUP NTB dengan keluhan penglihatan kabur
pada kedua mata terutama mata kiri yang dirasakan sejak 2 tahun yang lalu. Pasien
mengeluh pandangannya seperti tertutupi kabut asap. Keluhan dirasakan semakin
memberat, awalnya pasien agak kesulitan untuk melihat jauh, lama kelamaan pasien
merasa melihat banyangan putih menutupi matanya sehingga penglihatan dekat juga
terganggu, keluhan mata merah (-), air mata berlebih (-), kotoran mata berlebih (-),
silau (-).
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien menyangkal adanya riwayat trauma pada mata, infeksi lain pada mata
sebelumnya dan pasien tidak memiliki riwayat kencing manis maupun hipertensi.
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal adanya keluhan serupa di dalam keluarga.
E. Riwayat Pribadi dan Sosial
Pasien merupakan seorang pedagang. Kebiasan merokok dan konsumsi alkohol,
riwayat terkena radiasi maupun riwayat konsumsi steroid disangkal pasien.
F. Riwayat Alergi
2

Pasien menyangkal memiliki alergi terhadap obat dan makanan.


G. Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah mendapat pengobatan untuk keluhannya. Pasien hanya
memeriksakan diri ke tempat optik dan menggunakan kacamata.
3. Pemeriksaan Fisik
A. Status Generalis
Keadaan Umum
Kesadaran/GCS

: Baik
: Compos mentis / E4V5M6

B. Pemeriksaan Tanda Vital


Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 86 kali/menit
Frekuensi Napas
: 20 kali/menit
Suhu

: 36,3 0C

C. Status Lokalis
No
1.
2.
3.

Pemeriksaan
Visus
Pinhole
Posisi Bola Mata
Pergerakan Bola Mata

Mata Kanan
6/40
Tidak maju
Orthotropia
Baik ke segala
arah,
jangkauan
penuh, nyeri
(-)

Mata Kiri
1/300
Tidak maju
Orthotropia
Baik ke segala
arah,
jangkauan
penuh, nyeri
(-)

4.

Palpebra

(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
+ 10 mm
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)

(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
+ 10 mm
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)

Superior

5.

Palpebra
Inferior

6.
7.

Fisura Palpebra
Konjungtiva
Palpebra

8.

Superior
Konjungtiva
Palbebra
Inferior

Edema
Hiperemi
Pseudoptosis
Entropion
Ektropion
Edema
Hiperemi
Entropion
Ektropion
Hiperemi
Cobble stone
Sikatrik
Benda Asing
Hiperemi
Cobble stone
Sikatrik
Benda Asing

9.

Konjungtiva
Bulbi

10.

Kornea

11.

Bilik
Depan

12.

Injeksi
Konjungtiva
dan Siliar
Pendarahan
Massa
Edema
Bentuk
Ukuran
Kejernihan
Permukaan
Sikatrik
Benda Asing
Massa
Mata Kedalaman
Hifema

Iris

13.

Pupil

14.

Lensa

15.
16.

TIO
Funduskopi

(-)

(-)

(-)
(-)
(-)
Cembung
+ 10 mm
Jernih
Licin
(-)
(-)
(-)
Kesan dalam
(-)

(-)
(-)
(-)
Cembung
+ 10 mm
Jernih
Licin
(-)
(-)
(-)
Kesan dalam
(-)

Hipopion
Warna

(-)
Coklat

(-)
Coklat

Bentuk

Bulat
dan
regular
Bulat
(+)
(+)
Keruh
(Leukokoria)
(+)
Kesan normal
Positif

Bulat
dan
regular
Bulat
(+)
(+)
Keruh
(Leukokoria)
(+)
Kesan normal
Positif

Bentuk
RCL
RCTL
Kejernihan
Iris Shadow
Palpasi
Refleks
fundus

4. Foto Mata Pasien

Gambar 1. OD post pemberian


midriatikum

Gambar 2. OS post pemberian


midriatikum

BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISA KASUS

A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan data medis pasien diatas, ditemukan beberapa permasalahan. Adapun
permasalahan medis yang terdapat pada pasien adalah:
SUBJECTIVE
Penglihatan kedua mata terutama mata kiri kabur seperti melihat kabut asap
OBJECTIVE
Pemeriksaan status lokalis pada mata kanan dan kiri didapatkan :
Visus OD 6/40 dan visus OS 1/300
Tidak tampak adanya pembengkakan palpebra superior maupun inferior
Tidak tampak hiperemia pada konjungtiva palpebra superior, inferior maupun

konjungtiva bulbi
Kornea jernih
Bilik mata kesan dalam tidak ada hifema maupun hypopion
Bentuk pupil reguler
Tampak leukokoria pada kedua mata dengan iris shadow (+)
Tekanan intraorbita kesan normal
Funduscopy refleks fundus positif (orange )

B. Analisa Kasus
Penglihatan kabur seperti tertutup kabut asap
Keluhan utama pasien yakni penglihatan kabur seperti tertutup kabut asap
yang merupakan gejala khas yang ditemukan pada katarak. Pada katarak, pasien
mengeluhkan penglihatan seperti berasap dan tajam penglihatan menurun secara
progresif disebabkan oleh kekeruhan yang terjadi pada lensa. Kekeruhan ini
menyebabkan lensa tidak transparan sehingga pupil akan berwarna putih atau abuabu. Pada mata akan tampak kekeruhan lensa dalam bermacam-macam bentuk dan
tingkat. Kekeruhan ini juga dapat ditemukan pada berbagai lokalisasi di lensa seperti
korteks dan nukleus. Katarak berdasarkan waktu terjadinya dibagi menjadi katarak
kongenital yang ada saat lahir, katarak juvenil yang berkembang saat usia kurang dari
10 tahun dan katarak senil yang terjadi saat usia lebih dari 50 tahun.
Penurunan penglihatan perlahan dengan mata tenang dapat juga ditemukan
pada glaukoma dan retinopati. Diagnosis glaukoma dapat disingkirkan karena pada
pasien sudah terlihat gambaran khas katarak dan tidak ditemukan adanya tanda-tanda
glaukoma seperti gangguan lapang pandang, peningkatan TIO dan BMD yang
dangkal. Sedangkan untuk diagnosis retinopati belum sepenuhnya dapat disingkirkan
pada pasien ini meskipun tidak terdapat riwayat hipertensi dan DM, dimana pada
pemeriksaan visus didapatkan VOS 1/300 namun lensa belum seluruhnya mengalami
kekeruhan. Pada pasien ini, kemungkinan diagnosis adalah katarak senil, yaitu
katarak yang berkembang saat usia lebih dari 50 tahun. Diagnosis ini ditunjang
dengan pemeriksaan lensa mata yang berubah menjadi tidak jernih.
Tampak leukokoria pada kedua mata dengan iris shadow (+)
Lensa yang keruh (leukokoria) yang merupakan gambaran khas pada katarak
khususnya katarak senil disebabkan oleh proses degeneratif pada lensa berupa
nukleus yang mengeras yang berkaitan dengan usia pasien dan terutama terjadi pada
usia lebih dari 60 tahun. Lensa katarak memiliki ciri berupa edema lensa, perubahan
protein, peningkatan proliferasi dan kerusakan kontinuitas normal serat-serat lensa.
Secara umum, edema lensa bervariasi sesuai stadium perkembangan katarak.
Pembentukan katarak secara kimiawi ditandai oleh penurunan penyerapan oksigen
dan mula-mula terjadi peningkatan kandungan air diikuti oleh dehidrasi.
Pada pasien ini, ditemukan kekeruhan lensa pada kedua mata dengan derajat
yang berbeda, dimana lensa mata kiri lebih keruh dibanding mata kanan. Namun
pada kedua mata kekeruhan belum mengenai seluruh bagian lensa sehingga pada
8

pemeriksaan masih didapatkan bayangan iris (iris shadow) positif dan pada pada
funduskopi masih terdapat refleks fundus.
C. Assessment
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, tanda dan gejala yang terdapat pada
pasien mengarahkan pada ODS Katarak Senilis Imatur. Diagnosa ini dipilih karena pada
pasien ditemukan lensa keruh (leukokoria) yang dirasakan pasien sejak 2 tahun terakhir.
Diagnosis Kerja:
- ODS Katarak Senilis Imatur
D. Planning
a. Usulan Pemeriksaan Lanjutan
- Pemeriksaan slit lamp
Pemeriksaan slit lamp dilakukan untuk menilai jenis morfologi katarak, yang
-

dapat digunakan untuk keperluan rencana operasi dan prognosis pasien.


Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mengevaluasi kemungkinan
kelainan sistemik ataupun metabolik dan untuk keperluan operasi.

b. Tatalaksana
- Operasi katarak OS dengan SICS
E. KIE
- Pasien diberikan informasi mengenai penyakit yang dialami oleh pasien mengenai
-

penyebab dan komplikasinya.


Pasien diberikan informasi bahwa penyakit ini tidak dapat disembuhkan dengan obat,
satu-satunya jalan melalui jalur operasi dengan harapan penglihatan dapat lebih baik
meskipun tidak akan bisa normal kembali, dan mencegah terjadinya gangguan

penglihatan lebih lanjut.


Pasien diinformasikan bahwa setelah operasi ada kemungkinan penglihatannya tidak

dapat kembali seperti normal.


Pasien diinformasikan bahwa setelah operasi tetap harus kontrol ke poli mata sesuai
dengan jadwal yang ditetapkan untuk mencegah komplikasi yang dapat terjadi setelah
operasi.

F. Prognosis
Prognosis pada pasien ini, meliputi :
Prognosis penglihatan (ad functionam)
Prognosis penglihatan pasien dubia ad malam.
Prognosis nyawa (ad vitam)
Prognosis nyawa pasien ad bonam.

10

BAB IV
RINGKASAN AKHIR
Pasien seorang perempuan, usia 65 tahun, datang dengan keluhan penglihatan kabur
yang dirasakan sejak 2 tahun yang lalu. Pasien mengeluh pandangannya seperti tertutupi
kabut asap. Pada pemeriksaan fisik, visus OD 6/40 OS 1/300. Pada pemeriksaan status
lokalis, kedua mata ditemukan kornea jernih, bilik mata depan dalam bentuk pupil reguler,
lensa keruh dan iris shadow (+).
Pasien didiagnosis ODS katarak senilis imatur. Rencana pemeriksaan tambahan
adalah pemeriksaan slit lamp dan laboratorium untuk persiapan operasi. Rencana tatalaksana
adalah operasi katarak pada mata kiri. Prognosis visus pasien adalah dubia ad malam.

11

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas S & Yulianti. 2014. Ilmu Penyakit Mata. Edisi kelima. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia: Jakarta.
2. Perdami.2006. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum & Mahasiswa Kedokteran.
Perdami
3. Vaughan & Asbury dkk. 2010. Oftalmologi Umum, Jakarta: EGC.

12

Anda mungkin juga menyukai