Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Kuliah Kerja Nyata Universitas Tadulako (KKN Untad) sampai saat
ini mengalami perkembangan yang cukup dinamis dalam pengelolaan
dan pelaksanaannya. Model beserta varian KKN juga mengalami
perkembangan dari waktu ke waktu. Universitas Tadulako sebagaimana
dalam visinya pada tahun 2020 unggul dalam pengabdian pada
masyarakat

melalui

pengembangan

pendidikan

dan

penelitian,

senantiasa berusaha merespon perkembangan yang terjadi ditengah


masyarakat guna menempatkan diri dalam upaya pencapaian visi
tersebut dan menghindari terbentuknya universitas yang hanya berfungsi
sebagai menara gading.
KKN Untad merupakan wadah untuk dapat menyumbangkan
pengetahuan secara langsung kepada masyarakat secara melembaga.
Sebagai kegiatan kelompok yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu, KKN
diharapkan mampu untuk menangani masalah-masalah nyata yang
sifatnya majemuk secara terpadu dan interdisipliner. Kemajemukan
disiplin

ilmu

memungkinkan

yang

dimiliki

perguruan

dan

tinggi

dikembangkan
ini

akan

Untad

mengakar

di

sangat
tengah

masyarakat. Hal ini dapat diaplikasikan jika pengembangan misi Tri


Darma dilaksanakan dengan kemampuan profesional memposisikan diri
sebagai agen pembaharu.
KKN dalam penyelenggaraannya memerlukan landasan idiil yang
secara filosofis akar, memberikan gambaran serta pengertian yang utuh
tentang apa, bagaimana, serta untuk apa KKN diselenggarakan.
Landasan

idiil

secara filosofis

akan

memberikan

petunjuk

serta

mengendalikan pola pikir dan pola dalam setiap proses penyelenggaraan


KKN. Oleh karena itu KKN harus memiliki aspek-aspek yang bernilai
fundamental dan berwawasan filosofis, yakni

DESA TORO POSKO I

Page

1.

Keterpaduan Pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi


Artinya KKN merupakan suatu bentuk kegiatan yang memadukan
Dharma Pendidikan dan Pengajaran, serta Pengabdian pada
Masyarakat sekaligus dalam satu kegiatan.
Pendidikan dan pengajaran, KKN merupakan bagian integral dari
kurikulum pendidikan tinggi strata satu (S-1), tidak berdiri sendiri
dan tidak terpisahkan dari tujuan dan isi pendidikan tinggi,
pengikat dan perangkum semua isi kurikulum bahkan sebagai
penambah atau pun pelengkap isi kurikulum yang telah ada,
pengalaman

belajar

yang

menghubungkan

konsep-konsep

akademis dengan realita kehidupan masyarakat, pengetahuan


teori dapat diperkaya dengan pengalaman di lapangan, dan
mematangkan kepribadian mahasiswa dan menumbuhkan rasa
percaya diri dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
Penelitian,

dalam

menelaah/menganalisis,

ber-KKN
menarik

mahasiswa

mengamati,

kesimpulan,

merumuskan

permasalahan yang dihadapi, kemudian mengambil keputusan


sebgai langkah pemecahan dari berbagai alternatif yang ada dari
data kondisi dan situasi wilayah kerja dan kemampuannya.
Pengabdian pada masyarakat, mahasiswa dapat mengamalkan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) yang dikuasainya
secara ilmiah, melembaga dan langsung kepada masyarakat yang
akan menikmati manfaat IPTEKS tersebut.
2.

Pendekatan Interdisipliner dan Komprehensif.


KKN merupakan pengalaman ilmu yang menuntun mahasiswa
kepada pola pikir interdisiplin dan komprehensif. Pola pikir yang
dikembangkan melalui KKN dilandasi oleh kenyataan bahwa
hampir setiap masalah kehidupan dalam masyarakat selalu
mempunyai kaitan satu dengan yang lain, sehingga menjadi

DESA TORO POSKO I

Page

kompleks. Dengan demikian pendekatan monodisiplin menjadi


kurang efektif, sehingga usaha pemecahan masalah yang timbul
dalam kehidupan masyarakat dengan pendekatan interdisipliner
merupakan pengalaman belajar bagi mahasiswa. Oleh karena itu,
KKN harus diarahkan untuk selalu bertindak menggunakan
pendekatan interdisipliner terhadap permasalahan yang sudah,
sedang, atau akan datang. Dari sisi pendekatan tersebut KKN
mempunyai tujuan dan falsafah yang berbeda dengan PPL,
Praktek Umum (PU), atau Praktek Kerja Lapangan (PKL), dimana
mahasiswa selalu bertolak dari dan bergerak sebatas disiplin
ilmunya sekalipun hal itu bersifat ilmiah, namun cenderung bersifat
sempit.
3.

Lintas Sektoral
Hal ini sebagai respon terhadap setiap masalah yang ada dan di
dalam kehidupan masyarakat, bahwa setiap masalah tersebut
selalu mempunyai kaitan satu dengan lainnya. Oleh karena itu
penanganan masalah tidak akan tuntas bila dilakukan secara
sektoral, maka mahasiswa yang ber-KKN harus bekerjasama
dengan pejabat-pejabat atau lembaga-lembaga yang ada di lokasi
atau wilayah KKN.

4.

Dimensi Luar yang Pragmatis


Model ber-KKN bukan hanya ilmu yang telah dipelajari secara
formal di bangku kuliah, tetapi juga segala pengetahuan,
pengalaman dan intelegensia yang dimiliki oleh masing-masing
mahasiswa, dengan kata lain semua yang dikerjakan mahasiswa
melalui KKN harus berdimensi luas, namun relevan dengan upaya
memajukan

masyarakat

dan

secara

nyata

berguna

bagi

masyarakat.
5.

Keterlibatan Masyarakat Secara Aktif


Kegiatan mahasiswa ber-KKN pada hakekatnya membantu dan
memecahkan

masalah

pembangunan

agar

selanjutnya

masyarakat mampu memecahkan masalah-masalah tersebut


secara mandiri. Oleh karena itu, keterlibatan masyarakat secara
aktif sangat diperlukan. Kerjasama antara mahasiswa dan

DESA TORO POSKO I

Page

masyarakat harus terjalin dengan baik sejak proses pengumpulan


data dan informasi, analisis situasi, identifikasi dan rumusan
masalah, memilih alternatif pemecahan masalah, perumusan
program dan rencana kerja, serta pelaksanaan dan evaluasi hasil.
6.

Berkelanjutan dan Pengembangan


Semua kegiatan/program kerja yang dilaksanakan merupakan
program yang berkesinambungan dan bisa dilanjutkan oleh
masyarakat

bersama

pengembangan

oleh

pemerintah
siapa

saja

daerah
yang

maupun
berkaitan

untuk
dengan

pelaksanaan kegiatan/program yang dilakukan oleh mahasiswa.


7.

Bertumpu pada Sumber Daya Lokal


Agar tetap relevan terhadap sasaran dan tujuan yang ingin
dicapai, maka pemanfaatan sumber daya lokal yang dimiliki
sangat menunjang setiap kegiatan dan pelaksanaan program
KKN. Disamping itu dengan bertumpu pada sumberdaya lokal,
maka KKN tidak menjadi beban bagi masyarakat dan dapat lebih
memudahkan pelaksanaan setiap kegiatan KKN.
Selaras dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan

teknologi yang secara tidak langsung telah menyebabkan kompetisi


menuju kearah yang lebih baik, sehingga dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara tentunya setiap warga selalu bercita-cita agar dapat maju
dan berkembang dalam pembangunan disegala hal baik itu berupa fisik
maupun non fisik dan secara materil ataupun non materil..
Adapun salah satu faktor penentu daripada keberhasilan guna
menuju kearah yang lebih baik tersebut adalah peningkatan dan
pemerataan sumber daya manusia, karena manusia merupakan subyek
dan sekaligus menjadi sasaran daripada kegiatan pembangunan dan
pengembangan itu sendiri.
Dilihat dari segi akademika, KKN merupakan mata kuliah yang
bersifat wajib diikuti oleh setiap mahasiswa yang sudah mencukupi
daripada kredit pointnya. Sedangkan dalam peningkatan mutu pendidikan

DESA TORO POSKO I

Page

itu dapat didefinisikan bahwa KKN dinyatakan suatu pengabdian kepada


masyarakat dengan tidak merugikan masyarkat itu sendiri yang dilakukan
secara profesional maupun integral. Bisa juga dikatakan bahwa KKN
adalah salah satu bentuk pendidikan dan cara memberikan pengalaman
belajar secara langsung

kepada mahasiswa untuk hidup di tengah-

tengah masyarakat di luar kampus dan secara langsung mengidentifikasi


serta menangani masalah-masalah pembangunan yang dihadapi.
Kegiatan KKN memberikan manfaat bagi masyarakat apabila
pengembangan misi Tri Darma Perguruan Tinggi dilakoni secara
profesional oleh setiap individu atau kelompok dari setiap unsur civitas
akademikanya dengan kemampuan profesional memposisikan diri
sebagai

agent

of

change.

Mahasiswa

KKN

harus

mampu

mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dikuasai


secara teori maupun praktek, bertindak dan bersikap untuk siap
memberdayakan masyarakat. Adapun peran yang harus ditampilkan oleh
mahasiswa adalah :
a. Pemberi informasi; sebagai orang terpelajar, mahasiswa memiliki
sentuhan media yang relatif cukup tinggi sehingga memiliki informasi
yang dapat disampaikan kepada masyarakat, berupa ide-ide baru
bernuansa pemberdayaan.
b. Pemberi

motivasi, mahasiswa memiliki posisi yang jauh leboh

menguntungkan untuk memperoleh kepercayaan masyarakat agar


mau melaksanakan suatu program atau kegiatan. Mahasiswa tinggal
bersama-sama masyarakat sehingga dapat mengetahui berbagai
aspek kehidupan masyarakat, kebutuhan dan aspirasi masyarakat
sehingga mudah untuk digerakkan.
c. Perlancar proses difusi inovasi, dalam proses ini setiap anggota
masyarakat yang menjadi sasaran akan mengalami suatu keadaan
yang hasil akhirnya ialah menerima atau menolak inovasi.
d. Penghubung antara sistem, berbagai program instansi pemerintah
terhadap masyarakat yang tidak dapat diakses oleh masyarakat

DESA TORO POSKO I

Page

sehingga diperlukan peran mahasiswa sebagai penghubung antar


masyarakat dengan pemerintah.
Peran tersebut tidaklah ringan mengingat berbagai faktor telah
mengakibatkan nilai-nilai luhur yang diemban mahasiswa KKN kini
tergerus dengan model KKN yang konvensional monoton, selain itu
ketidakprofesionalan mahasiswa dalam melaksanakan KKN juga menjadi
faktor penyebabnya, belum lagi arus perubahan yang begitu pesat yang
kini terjadi ditengah-tengah masyarakat.
Fakta lapangan menunjukkan bahwa model KKN konvensional
dan monoton yang telah dilakukan oleh mahasiswa KKN di lapangan
membuat reaksi dari masyarakat dan pemerintah setempat untuk
perlunya melakukan varian baru di dalam pengelolaan KKN agar
masyarakat dan pemerintah dapat merasakan manfaat dan entry point
pelaksanaan KKN.
Model

KKN

yang

selama

ini

tanpa

keberlanjutan

dan

berkesinambungan membuat masyarakat dan aparat pemerintah hampir


mengalami kejenuhan kalau tidak mau dikatakan resisten terhadap
mahasiswa KKN.

Olehnya

itu

dituntut

keseriusan

dan

keprofesionalan

dan

menyiapkan mahasiswa dalam melakukan kegiatan KKN, P2WKKN


sebagai lembaga yang mengelolah KKN Untad kini telah berusaha
mengembangkan berbagai model KKN sebagai jawaban akan persoalan
tersebut, saat ini P2WKKN dengan kerjasama Yayasan Damandiri dan
pemerintah daerah mengembangkan KKN Pos Pemberdayaan Keluarga
(KKN Posdaya) sebagai persoalan di atas.
Penyelenggaraan KKN (Kuliah Kerja Nyata) dimaksudkan untuk
membantu masyarakat demi meningkatkan usaha-usaha produktif dan
proaktif dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang tersedia

DESA TORO POSKO I

Page

secara arif serta sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan


akademik mahasiswa dalam menemukan masalah dan memecahkan
masalah yang dituangkan di dalam program sesuai dengan disiplin ilmu
yang dimiliki oleh masing-masing mahasiswa.
KKN Tematik Posdaya merupakan model KKN yang bertujuan
membentuk, membina dan mengembangkan Posdaya sebagai terobosan
baru dalam pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan potensi
SDM dan SDA lokal dalam upaya tercapainya tingkat kesejahteraan
masyarakat.
Kegiatan

KKN

Tematik

Posdaya

dilakukan

secara

ilmiah,

sistematis dan berkesinambungan dengan menempatkan penduduk dan


keluarga

sebagai

titik

sentrum

pembangunan.

KKN

Posdaya

mengarahkan masyarakat yang mandiri dalam rangka terciptanya


keluarga dan masyarakat sejahtera.
Dari sudut masyarakat penerima, KKN posdaya membantu
membentuk,

mengisi

dan

mengembankan

Lembaga

Posdaya

di

desa/kelurahan secara sistematis. Posdaya yang dibentuk merupakan


wadah bagi keluarga dan masyarakat untuk bersama-sama mengatasi
permasalahan yang dihadapi dalam bidang kewirausahaan, pendidikan
dan pelatihan keterampilan, KB dan kesehatan, serta lingkungan yang
sekaligus merupakan upaya memperbaiki kualitas sumber daya manusia
yang

diukur

dengan Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) atau

pencapaian tujuan Millenium Development Goals (MDGs). (Pedoman


Pelaksanaan KKN Posdaya, 2007)
Masyarakat Desa Toro sebagai desa yang menjadi sasaran kami,
memiliki tingkat kepekaan yang cukup tinggi dalam hal ataupun berbagai
kegiatan dan memiliki berbagai komponen-komponen yang terdiri dari
keluarga,

ekonomi,

pemerintah,

agama,

pendidikan,

dan

lapisan

masyarakat.

DESA TORO POSKO I

Page

Dilihat dari Kondisi masyarakatnya, Desa Toro adalah salah satu


desa yang ada di kecamatan Kulawi, kabupaten Sigi. Desa Toro sendiri
merupakan desa yang telah lama berkembang, adapun sumber daya
alam atau potensi yang ada di desa cukup banyak yang dapat
dikembangkan mulai dari hasil pertanian, perkebunan, perikanan dan
bahkan hasil hutannya pun cukup melimpah. Tak hanya itu budaya dan
kesenian yang ada didesa ini sangat beragam.
1.2

Rumusan Masalah
Sesuai hasil observasi dan Lokakarya yang telah kami lakukan,
kami mahasiswa KKN Untad angkatan 66 telah menemukan beberapa
permasalahan

yang

telah

kami

saring

sesuai

dengan

prioritas

permasalahannya. Adapun permasalahan yang kami dapat di Desa Toro


terbagi atas dua, yaitu permasalahan Profesi dan Integral
Program-program Profesi :
-

Profesi Ilmu Komunikasi ( FISIP )


Meliputi :

Profil Desa dan pendataan Kepala Keluarga

Profesi Hukum ( Fakultas Hukum )


Meliputi :

Penyuluhan Sertifikat Tanah dan bahaya Narkoba HIV/AIDS

Profesi Ekonomi ( FEKON )


Meliputi :

Penyuluhan tentang Manajemen Kewirausahaan

Profesi Ilmu Administrasi Negara ( FISIP )

Pembenahan dan Sosialisasi Administrasi negara

Program-program Integral antara lain :

Pengenal Desa Wisata Adat yang belum ada.

Pembuatan Vamplet pengenal

Desa Toro Sebagai desa wisata Adat

Hutan Lindung sebagi Tempat Trackking

Pemanfaatan potensi Lokal SDA desa

Pengolahan biji coklat menjadi minuman,coklat Bubuk,pasta coklat

DESA TORO POSKO I

Page

Tidak Adanya Pekarangan Yang seragam

Pengindahan Pekarangan

Minimnya prestasi belajar siswa-siswi sekolah

Pengolahan Ubi menjadi Tepung

Bimbingan belajar

Minimnya kegiatan-kegiatan olahraga


Pertandingan olahraga:

Sepak bola

Sepak takraw

Volly ball

Domino

Minimnya pengetahuan tentang komputer oleh Masyarakat

1.3

Pelatihan dasar hardware & software komputer

Maksud dan tujuan


Selain menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi, Laporan ini
dimaksudkan pula untuk membantu pemerintah dalam melihat berbagai
permasalahan yang telah kami dapatkan serta mencari alternatif dalam
pemecahan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan di
wilayah Kecamatan Kulawi khususnya Desa Toro
Adapun maksud penulisan laporan ini adalah :
1.

Memperdalam

pengertian

terhadap

cara

berpikir

secara

profesional dan bekerja sama interdisipliner.


2.

Memperdalam

pengertian

dan

penghayatan

terhadap

pemanfaatan ilmu yang dimiliki oleh tiap mahasiswa.


3.

Membantu masyarakat dalam meningkatkan usaha usaha


produktif dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang tersedia.

4.

Memberi penghayatan dan pengertian terhadap berbagai masalah


yang dihadapi.

Adapun tujuan dari penyusunan laporan ini adalah :


1. Memberikan pengalaman belajar tentang pembangunan masyarakat,
dan pengalaman Kuliah Kerja Nyata secara profesional sesuai
dengan disiplin ilmu yang dimiliki oleh masing masing mahasiswa.

DESA TORO POSKO I

Page

2. Untuk lebih mnedewasakan mahasiswa dan membiasakan untuk


bekerja secara profesional dan bekerja sama dengan mahasiswa
yang berprofesi lain yang berlatar belakang ilmu yang berbeda.
3. Meningkatkan

kinerja

masyarakat

dalam

memberdayagunakan

potensi sumber daya yang dimiliki tanpa mengganggu keseimbangan


lingkungan hidup.
4. Memberikan motivasi dan wawasan bagi masyarakat khususnya
generasi muda agar dapat berperan aktif di dalam setiap proses
pembangunan.
5. Dapat menjadi sumber informasi, sebagai bahan pertimbangan bagi
semua pihak baik mahasiswa, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
desa (LPMD), Pemerintah Kecamatan, khususnya Pemerintah
Kecamatan Kulawi.
6. Sebagai upaya koreksi terhadap pemerintah untuk lebih proaktif
memberdayakan, partisipatif, swasta dan lembaga masyarakat
lainnya untuk lebih mendukung pelaksanaan pembangunan nasional
7. Memberikan masukan terhadap pemerintah, swasta dan masyarakat
dalam gerak pelaksanaan pembangunan di Kecamatan Kulawi
khususnya Desa Ngata Toro.
8. Lebih mendekatkan Universitas Tadulako dengan masyarakat.

DESA TORO POSKO I

Page

BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI KKN

2.1

SEJARAH SINGKAT DESA


Alkisah pada musim panen dahulu kala, anak-anak desa malino suka

bermain gasing-gasingan bersama tiap sore hari hari. Mereka bermain setelah
bekerja membantu orang tua di kebun. Disuatu ketika ditengah keramaian anakanak desa, datanglah seorang anak yang aneh. Mereka tidak menyadari kalau
anak aneh itu adalah mahluk halus dari negeri Bunian. Anak aneh itu tidak
menggunakan gasing dari kayu seperti yang lainnya. Gasingnya terbuat dari
emas. Anak-anak desapun heran, mereka tidak mengetahui dari mana asal anak
aneh itu. Mereka tidak mengetehui kemana perginya ketika selesai bermain.
Kejadian ini anak-anak desa perhatikan beberapa hari. Anak aneh datang dan
pergi secara tiba-tiba. Setelah berhari-hari anak-anak desa berani untuk
menceritakan kejadian itu kepada orang tua mereka. Para orang tua pun ingin
membuktikan perkataan anak-anaknya. Sehingga pada suatu ketika, para orang
tua mengikuti anak-anaknya saat bermain gasing. Saat menyaksikan ramainya
permainan, para orang tuapun juga melihat anak aneh itu. Hal ini membuat para
orang tua percaya akan percaya cerita ana-anak mereka. Kemudian, dari mulutkemulut cerita tentang anak aneh itu tersebar keseluruh masyarakat. Cerita ini
membuat heboh masyarakat malino. Oleh karena itu masyarakat malinopun
mengadakan musyawarah besar. Musyawarah tersebut berakhir dengan
keputusan untuk membunuh anak aneh itu dan mengambil gasing emasnya.
Ketika sore hari berikutnya anak aneh itu kembali untuk bermain gasing bersama
anak-anak desa. Ternyata keputusan musyawarah tersebut benar-benar
dilaksanakan oleh masyarakat malino. Seketika para orang tua menangkap anak
aneh itu dan merampas gasing emasnya. Setelah ditangkap, tanpa ampun anak
aneh itu mereka bunuh. Masih pada hari yang sama, saat menjelang matahari
sore terbenam mahluk halus dari negeri Bunian tidak lain yaitu orang tua anak
aneh itu datang ke malino. Mereka mendapati anaknya sudah tidak bernyawa
sehingga para halus itupun sangat murka terhadap masyarakat malino. Sesaat
kemudian datanglah tangan-tangan terbang yang bersenjatakan parang menuju
kerumunan masyarakat malino. Ternyata tangan-tangan terbang itu adalah para

DESA TORO POSKO I

Page

mahluk halus hanya menampakan tangan dan senjatanya. Para mahluk halus itu
menuntut balas atas pembunuhan yang dilakukan masyarakat malino terhadap
seorang anak dari bangsa mereka. Maka terjadi pertumpahan dara besarbesaran. Hampir seluruh masyarakat malino menjadi korban balas dendam
mahluk halus. Ditengah-tengah berjatuhnya korban ada beberapa orang dari
masyarakat malino berhasil melarikan diri. Walau bagai telur yang telah di ujung
tanduk, namun merekapun selamat dari maut. Masyarakat malino yang berhasil
melarikan diri terbagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok lari kearah timur,
dan kelompok lainnya lari kearah barat. Desa malinopun menjadi desa mati yang
mengerikan. Kedua kelompok yang telah berhasil menyelamatkan diripun
terpisah semakin jauh. Masing-masing kelompok melakukan perjalanan yang
sangat panjang. Tinggal berpindah-pindah dari satu tempat ketempat lainnya,
dan mengalami berbagai peristiwa. Bertahun-tahun lamanya, regenerasi telah
terjadi. Kedua kelompok yang selamat telah memiliki anak dan cucu. Setelah
hidup dan berpindah-pindah, keturunan orang malino yang lari kearah timur
menemukan suatu lembah yang mereka jadikan tempat untuk tinggal menetap.
Lembah itu dikelilingi bukit dan dialiri oleh sungai. Begitu pula keturunan yang lari
kearah barat mereka juga memutuskan untuk menetap disuatu tempat. Tak
disangka-sangka tempat menetap mereka hanya bersebrangan sungai dengan
tempat menetap keturunan orang malino yang lari kearah timur. Kedua kelompok
ini masih tidak saling untuk mengetahui satu sama lain karena rentang waktu
yang sangat panjang. Pada suatu ketika, kedua kelompok ini saling bertemu.
Keduanya bertemu saat berburu hewan dihutan. Keduanya berkenalan satu
sama lain, sambil menunggu hewan buruan mereka bercerita dan bercanda.
Topik cerita merekapun menjurus tentang silsila keturunan dan sejarah hidup.
Mereka terkejut saat tahu mereka sama-sama keturunan orang malino. Karena
telah mengetahui keduanya adalah sama-sama keturunan orang malino, mereka
memutuskan untuk bersatu kembali. Mereka menyatukan wilayah kekuasaan
tempat tinggal mereka yang hanya berseberangan sungai. Wilayah itupun
mereka namakan Toro atau yang biasanya mereka sebut Ngata Toro. Toro dalam
bahasa kulawi berarti SISA sedangakan Ngata berarti KAMPUNG. Mereka
menamakannya tersebut karena ingin mengenang bahwa mereka adalah sisasisa orang malino. Mereka adalah sisa-sisa orang malino yang bertahan hidup

DESA TORO POSKO I

Page

dalam penyerangan mahluk-mahluk halus dahulu kala. Keturunan orang malino


pun hidup menetap di Toro hingga saat ini.
Pada tahun 1999 masyarakat Toro melakukan Pemetaan Partisipatif dan
mendokumentasikan nilai-nilai kearifan tradisional yang masih relevan dan
sesuai dengan prinsip-prinsip konservasi di zaman modern dalam mengelola dan
menjaga sumber daya alam di wilayah keadatannya (Huaka). Pada tahun 2000,
tepatnya pada tanggal 16 Juli oleh pihak Balai Taman Nasional Lore Lindu yang
saat itu dikepalai oleh Ir. Banjar Yulianto Laban,MM telah di tandatangani MoU
antara

Masyarakat

Toro

dengan

Pihak

Pemerintah

(BTNLL).

Akhirnya

stigmanisasi orang Toro sebagai pencuri hasil hutan tidak lagi terdengar karena
peran

pengelolaan

kawasan

menjadi

tanggung

jawab

masyarakat

dan

pemerintah. Kini masyarakat Toro dapat mengakses sumber daya alam yang ada
di wilayahnya untuk keberlanjutan hidupnya hingga beranak cucu, dengan tetap
mempertahankan nilai-nilai kearifan yang dimilikinya.

2.2

KONDISI GEOGRAFIS
Secara geografis Desa Toro merupakan desa terakhir yang berada di jalan

trans kulawi. Desa Toro memiliki 7 Dusun. Berikut batas-batas wilayah Desa
Toro;
- Sebelah utara berbatasan dengan desa Langko Kec. Lindu.
- Sebelah selatan berbatasan dengan Marena dan desa Lawua Kec.
Kulawi
Selatan.
- Sebelah barat berbatasan dengan desa Sungku.
- Sebelah timur berbatasan dengan desa Katu Kab. Poso

2.3

KONDISI DEMOGRAFIS
Hingga tahun 2010 jumlah penduduk Desa Toro telah mencapai 2.414 Jiwa

dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 593. Dari jumlah tersebut kepadatan
penduduk Desa Toro berdasarkan luas wilayah 22.950 Ha, adalah 82 Km2.
Distribusi Penduduk Desa Toro
No

DESA TORO POSKO I

Uraian

Jumlah

Page

Luas Desa

22.950 Ha

Jumlah Penduduk

2.414 Jiwa

Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)

Agama:

82 Km2
2.112
2
350
-

Kristen Protestan
Kristen Katolik
Islam
Hindu
Budha
Pekerjaan

1.420
12
1
12
-

Petani
Pegawai Negeri Sipil
TNI/Polri
Pedagang/ wiraswasta
Jasa/ lain-lain
Sumber : Profil Desa Tahun 2010
SARANA & PRASARANA UMUM

Sarana dan prasarana yang ada di Desa Toro dapat dikatakan masih kurang
memadai. Hal ini dikarenakan kurangnya sentuhan pemerintah. Selain itu faktor
penghambat

pembangunan

yaitu

akses

jalan

menuju

desa

sangat

memprihatinkan.
Adapun sarana dan prasarana umum yang ada di Desa Toro meliputi :
No

Bidang

Sarana dan Prasarana

Jumlah

pendidikan

PAUD
Sekolah Dasar

3 Unit
3 Unit

Kesehatan

Polindes
Pustu

1 Unit
1 Unit

Peribadatan

Mesjid
Mushola
Gereja

1 Unit
1 Unit
8 Unit

Sosial

Lobo (Rumah Adat)


PKBM (pusat kegiatan

belajar

5 Unit
1 Unit

masyarakat)

DESA TORO POSKO I

Page

Olah Raga

Lapangan Voli
Lapangan Takraw
Lapangan Sepak Bola

2 Unit
3 Unit
1 Unit

Sumber : Profil Desa Tahun 2010

2.4
a)

KONDISI SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI


Sistem Kekerabatan
Masyarakat Toro menyebut dirinya sebagai komunitas adat Masyarakat Adat

karena kehidupan keseharian mereka diwarnai dengan adat istiadat sebagai


moto yang dikenal Maroho Ada, Manimpu Ngata yang berarti adat yang kuat
maka desanya aman, damai, teratur, dan harmonis.
Dalam melaksanakan acara perkawinan, kematian, bangun rumah, dsb,
selalu dilakukan dengan upacara adat. Bagi masyarakat pendatang yang
menetap di Desa Toro, sesuai dengan kesepakatan Lembaga Adat, kepada
mereka diberi ruang untuk melakukan adat istiadat dari daerah asalnya. Hal ini
dimaksudkan agar keragaman budaya Nusantara dapat mewarnai kehidupan
sosial Masyarakat Desa Toro. Beberapa Etnis/suku bangsa yang mendiami
wilayah Desa Toro yaitu etnis Kulawi, etnis Moma, etnis Rampi, etnis Toraja, etnis
Minahasa, etnis Behoa, etnis Bali, etnis Kaili, etnis Poso, dan etnis Mori.
b) Daur Hidup
1. Sistem Religi
Pada umumnya masyarakat desa Toro adalah masyarakat yang
menganut kepercayaan monoteisme, yang berarti percaya adanya satu
Tuhan. Penduduk desa Toro sebagian menganut agama Islam dan
sebagian lagi beragama Kristen Protestan maupun Katolik. Toleransi
kehidupan beragama antar golongan masyarakat tersebut sangat terjaga,
sehingga tercipta kondisi kerukunan beragama masyarakat yang harmonis
dan tanpa pembedaan golongan.
2. Bahasa Kemasyarakatan
Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Toro
adalah bahasa Kulawi dialek Moma, dan sebagian menggunakan bahasa
Rampi.
3. Hiburan dan Kesenian
Jenis kesenian yang ada di desa toro adalah:
a. Rego, merupakan perpaduan antara seni suara dan seni tari yang
biasanya dipakai dalam pesta perkawinan atau acara syukur di
kalangan bangsawan, termasuk penyambutan tamu kehormatan.

DESA TORO POSKO I

Page

b.

Inolu, merupakan perpaduan antara seni suara dan seni tari yang
digunakan untuk penyambutan para tadulako atau pasukan

c.

perang yang baru pulang dari peperangan.


Tulali Bola, merupakan alat musik yang dimainkan di kala duka
atau seseorang yang sedang mengenang masa lampau. Karena

d.
e.
f.

itu alat ini sering di pakai sebagai ungkapan ratapan.


Notantau, merupakan nyanyian menolak bala atau penjajah.
Nokarek, merupakan nyanyian setelah panen.
Dulua, merupakan tarian yang berasal dari etnik Rampi, tetapi
berkembang di Toro dan menjadi aset budaya dalam menyambut

g.

tamu kehormatan Desa.


Dero, merupakan tarian yang berasal dari kabupaten Poso, tetapi
telah berkembang dan menjadi salah satu budaya paling populer
saat ini, terutama dikalangan muda-mudi.

4.

Keadaan Ekonomi Masyarakat


Kurang lebih 95% penduduk Desa Toro bermata pencaharian sebagai

petani. Sektor pertanian yang dominan adalah tanaman pangan sawah padi.
Pada umumnya wilayah Desa Toro adalah perbukitan dan dari 22.950 Ha
total luas desa, 665 Ha adalah areal persawahan masyarakat, 1.500 Ha
areal perkebunan, dan 18.360 Ha merupakan areal hutan, yang dibagi dalam
beberapa zona tradisional antara lain Wana Ngkiki (Zona Inti), Wana (Zona
Rimba), dan Oma (Zona Pemanfaatan).
Zona inti dan zona rimba adalah tempat untuk mengambil hasil hutan
non kayu berupa Damar dan Gaharu. Sedangkan zona pemanfaatan adalah
tempat mengambil rotan. Dahulu masyarakat Toro mengambil hasil hutan
non kayu untuk menunjang perekonomiannya, namun saat ini kegiatan
tersebut hilang dengan sendirinya karena kurang menguntungkan dibanding
dengan bertani dan berkebun. Dari kegiatan berkebun masyarakat Toro
mendapat keuntungan karena harga kakao dan tanaman hortikultura dewasa
ini cukup memberi keuntungan pada petani.
Luas Tanaman Pertanian di Desa Toro
No
1.

Jenis Tanaman
Cengkeh

DESA TORO POSKO I

Luas (Ha)
35

Page

2.

Kakao

1.050

3.

Kopi

15

4.

Vanili

0,2

5.

Kelapa

0,5

6.

Nila

0,2

7.

Enau

0,5

Sumber : Profil Desa Tahun 2010


5.

Struktur Organisasi Pemerintah Desa


Berdasarkan ketentuan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yang

ditindak lanjuti dengan PP Nomor 72 Tahun 2005, pemerintahan desa terdiri


dari Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa.

Pembagian administratif

Dalam wilayah DesaToro dibagi atas 7 dusun, yang merupakan bagian


wilayah kerja pemerintahan desa dan ditetapkan dengan peraturan desa.

Pemerintahan Desa Toro

DesaToro memiliki pemerintahan sendiri. Pemerintahan Desa terdiri atas


Pemerintah Desa (yang meliputi Kepala Desa dan Perangkat Desa) dan
Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

Kepala Desa

Kepala Desa merupakan pimpinan penyelenggaraan pemerintahan desa


berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan
Desa (BPD). Masa jabatan Kepala Desa adalah 6 tahun, dan dapat
diperpanjang lagi untuk satu kali masa jabatan. Kepala Desa juga memiliki
wewenang menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan

DESA TORO POSKO I

Page

bersama BPD.Saat ini, jabatan Kepala Desa di Toro di Pegang Oleh Bapak
Mulyanto Lagimpu.

Perangkat Desa

Perangkat Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan


tugas dan wewenangnya. Salah satu perangkat desa adalah Sekretaris
Desa, yang diisi dari Pegawai Negeri Sipil. Sekretaris Desa diangkat oleh
Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota atas nama Bupati/Walikota.

Badan Permusyawaratan Desa


Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan lembaga

perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Anggota


BPD

adalah

wakil

dari

penduduk

desa

bersangkutan berdasarkan

keterwakilan wilayah. Anggota BPD terdiri dari Ketua Rukun Warga,


pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka
masyarakat lainnya. Masa jabatan anggota BPD adalah 6 tahun dan dapat
diangkat/diusulkan kembali untuk 1 kali masa jabatan berikutnya. Pimpinan
dan Anggota BPD tidak diperbolehkan merangkap jabatan sebagai Kepala
Desa dan Perangkat Desa. BPD berfungsi menetapkan Peraturan Desa
bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

Keuangan desa
Penyelenggaraan urusan pemerintahan desa yang menjadi

kewenangan desa didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa


(APB Desa), bantuan pemerintah dan bantuan pemerintah daerah.
Penyelenggaraan urusan pemerintah daerah yang diselenggarakan oleh
pemerintah desa didanai dari APBD. Penyelenggaraan urusan pemerintah
yang diselenggarakan oleh pemerintah desa.

DESA TORO POSKO I

Page

APB Desa terdiri atas bagian Pendapatan Desa, Belanja Desa dan
Pembiayaan.

Rancangan

APB

Desa

dibahas

dalam

musyawarah

perencanaan pembangunan desa. Kepala Desa bersama BPD menetapkan


APB Desa setiap tahun dengan Peraturan Desa.

Lembaga Kemasyarakatan

Di Desa Toro telah dibentuk lembaga kemasyarakatan, yakni lembaga


yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan
mitra pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat. Lembaga
kemasyarakatan ditetapkan dengan Peraturan Desa. Salah satu fungsi
lembaga kemasyarakatan adalah sebagai penampungan dan penyaluran
aspirasi masyarakat dalam pembangunan. Hubungan kerja antara lembaga
kemasyarakatan dengan Pemerintahan Desa bersifat kemitraan, konsultatif
dan koordinatif.
1. Pemerintah Desa
Sebagaimana tertuang dalam pasal 11 PP Nomor 72 tahun 2005
pemerintah desa terdiri dari kepala desa dan perangkat desa. Perangkat
desa sebagai maksud di atas terdiri dari sekretaris desa dan perangkat desa
lainnya. Perangkat desa lainnya terdiri atas sekretariat desa, pelaksana
lahan lapangan dan unsur kewilayahan. Selanjutnya susunan organisasi dan
tata kerja pemerintahan desa ditetapkan denagn peraturan desa.

a.
Perangkat Desa Toro Terdiri dari:
1.Kepala Desa
2.Sekretaris Desa
3.Kaur Umum
4.Kaur Pembangunan
5.Kaur Keuangan (Bendahara Desa)
6.Kaur Kesra
7.Kaur Pemerintahan
8.Kadus I (Bola)

DESA TORO POSKO I

: Mulyanto D. Lagimpu
: Agi Ruata
: Evenhar T.
: Said Talao
:Ahmad Yani
: Rahman P.
: Robi Lagimpu
: Sarudin Y.

Page

9.Kadus II
10. Kadus III
11. Kadus IV
12. Kadus V
13. Kadus VI
14. Kadus VII

: Feri H.
: Yohan B.
:Metro B.
: Calvin P.
: Belsasar S.
: Wilson N.

a. Struktur Organisasi Desa Toro


KEPALA
DESA
BPD
BPD
Sekdes

Kaur
Kesra

Kepala
Kepala
Dusun
Dusun II

Kepala
Kepala
Dusun
Dusun II
II

Kaur
Pemerintahan

Kepala
Kepala
Dusun
Dusun III
III

Kepala
Dusun
IV

Kaur
Umum

Kepala
Dusun
V

Kaur
Keuangan

Kaur
Pembangunan

Kepala
Dusun
VI

Kepala
Dusun
VII

2. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)


BPD berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa
yang merupakan wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan
wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat. BPD
berfungsi menetapkan peraturan desa bersama kepala desa, menampung
dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

DESA TORO POSKO I

Page

Hubungan kepemerintahan yang dijalankan ialah hubungan


kemitraan diantar unsur pemerintah desa dan BPD termasuk didalamnya
peran aktif lembaga pemberdayaan masyarakat desa serta peran serta
masyarakat.
Susunan Kepengurusan Badan Permusyawaratan (BPD) Desa Toro:
1.
2.
3.

Ketua
Sekretaris
Ketua Komisi A
Anggota

:
:
:
:

4.

Ketua Komisi B
Anggota

:
:

5.

Ketua Komisi C
Anggota

:
:

Yosep Tokena
Krispus Pelea
Tahir Tarento
Adri Yasso
Bramwel T.
Yorim Riwi
Mery Lahigi
Matius Umba
Viktor Para
Priskila L.
Djati Tandu

Dalam menjalankan roda pemerintahan desa, kepala desa,


masyarakat bersama perangkatnya dan lembaga swadaya masyarakat
melaksanakan
memberikan

tugasnya
pelayanan

masing-masing
pada

masyarakat

sesuai

tupoksinya

seoptimal

mungkin

untuk
dan

transparansi sehingga terciptanya pemerintahan yang bersih dan berwibawa.


Sehingga kedepan terwujudnya masyarakat yang makmur, sejahtera, aman,
sehat lahir dan batin serta mempunyai sumber daya manusia yang memiliki
IMTAQ (Iman dan Taqwa) serta IPTEK (Ilmu Pengetauan dan Teknologi)
yang tepat guna, tepat sasaran, atas dasar azasdan manfaat baik untuk
makhluk, alam dan tumbuh-tumbuhan sehingga Desa Toro dapat terbebas
dari predikat desa tertinggal.

DESA TORO POSKO I

Page

BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM KERJA KKN
3.1

STRATEGI DAN PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN


Selama berlangsungnya proses kegiatan KKN yang lebih kurang
memakan waktu 2 bulan, kami Mahasiswa menerapkan beberapa
Strategi dan Pendekatan yang di gunakan dalam mencapai tujuan dan
mensukseskan pelaksanaan program di Desa Toro tempat kami berKKN,
yaitu :
OBSERVASI
Melalui

Observasi

kami

membagi

tim

dalam

rangka

memperkenalkan diri kepada Masyarakat sekaligus mencari informasi


tentang situasi dan kondisi yang terjadi di desa pada saat ini, teknisnya
kami melaksanakan kegiatan observasi tersebut dengan seluruh anggota
tim dengan pertimbangan terbekali dengan masing-masing bidang ahli
yang

mana tim door

to door masuk ke rumah-rumah warga. Dalam

observasi ini menggunakan teknik pendekatan PRA yaitu melibatkan


partisipasi

masyarakat yang memungkinkan masyarakat desa bisa

berbagi dalam rangka membuat perencanaan dan tindakan, dari diskusi


tersebut kami meminta pada salah satu tokoh masyarakat untuk
membuat pemetaan desa Toro sehingga dari pemetaan ini di dapatkan
beberapa masalah yang ada di desa tersebut, Observasi kami
laksanakan dalam waktu satu minggu yang mana terbagi, yaitu 5 hari
pendekatan observasi lapangan (door to door), satu hari persiapan untuk
melaksanakan Lokakarya Desa,satu hari pelaksanaan Lokakarya Desa.
Lokakarya desa kami laksanakan di Rumah adat Bantaya desa Toro pada
hari Senin 11 Maret 2013 dan di Dalam pelaksanaan Lokakarya Desa
tersebut, kami mengundang warga Desa Toro dari tiap-tiap dusunnya
(I,II,III,IV,V,VI dan VII), aparat desa, ibu-ibu PKK, tokoh masyarakat, tokoh
pemuda, tokoh pendidik serta Kepala dan Tokoh-Tokoh Adat yang ada di
Desa tersebut.
Pelaksanaan Lokakarya Desa
Pembagian tugas dalam Lokakarya desa adalah sebaga berikut :

DESA TORO POSKO I

Page

Fasilitator
Pencatat Proses
Pengamat

: Rahmat Hidayat (Kordes)


: Irfan Yustaman
: Dirga Januar A
Sukmawati

Dalam

Devi Kumalasari Dj
pelaksanaan Lokakarya

desa

ini

Kami

dengan

memperkenalkan Universitas Tadulako dan proyek KKN P-INTEGRAL


yaitu Kuliah kerja nyata profesi dan integral yang mana program profesi
adalah program yang

berhubungan dengan profesi mahasiswa,

sedangkan program integral adalah program yang tidak ada kaitannya


dengan profesi atau dengan kata lain bersifat general atau umum.
Kemudian kami menyampaikan maksud dan tujuan lokakarya
desa yaitu, untuk mengumpulkan permasalahan yang ada di desa dan
kemudian

akan

dijadikan

program

kerja

mahasiswa.

Kemudian

dilanjutkan dengan presentasi masalah yang kami dapat berdasarkan


hasil Observasi selama kurang lebih 7 hari serta menerima masukan
masalah baru yang di ajukan warga pada saat Lokakarya desa tersebut.
Dari permasalahan yang muncul kami menyusun masalah
tersebut berdasarkan skala prioritas serta kemampuan yang ada dengan
persetujuan dari mereka.

Untuk mengatasi masalah tersebut kami

membagi kelompok diskusi, untuk membicarakan siapa yang bekerja dan


bertanggung jawab serta bagaimana sumber dana dari program yang
kami angkat berdasarkan skala prioritas. Dari hasil diskusi tersebut kami
memprogramkan 13 permasalahan yaitu 4 program profesi dan 7
program integral. Setelah semuanya selesai kami membacakan kembali
hasil yang telah disepakati dalam lokakarya desa tersebut.
Agenda setelah itu kami mempresentasikan dan membentuk
program POSDAYA yaitu organisasi/lembaga desa/kelurahan yang
bekerja secara sistematis. POSDAYA yang dibentuk merupakan wadah
bagi

keluarga

dan

masyarakat

untuk

bersama-sama

mengatasi

permasalahan yang biasa dihadapi dalam bidang kewirausahaan,


pendidikan, dan pelatihan keterampilan, KB dan Kesehatan, serta
lingkungan yang sekaligus merupakan upaya memperbaiki kualitas
sumber daya manusia yang diukur dengan indeks pembangunan manusia

DESA TORO POSKO I

Page

(IPM) atau pencapaian tujuan Millenium Development Goals (MDGs).


Berdasarkan referensi buku panduan pelaksanaan KKN profesi Integral
tematik Posdaya, kami dan masyarakat sepakat untuk membentuk
POSDAYA dengan cara pengalihan atau dual job dari PKK desa.
Sehingga Struktur POSDAYA tersebut di isi dengan struktur-struktur dari
lembaga PKK dan tokoh-tokoh masyarakat.
Dalam melaksanakan kegiatan ini Peserta KKN Profesi Integral
Tematik Posdaya melihat berbagai pihak, dengan membangun jaringan
dengan dinas-dinas yang terkait di tingkat Kecamatan dan Propinsi antara
lain Dinas Pertanian, Badan Ketahanan Pangan, Lembaga Bantuan
Hukum, dan Badan Narkotika Nasional yang membantu memadukan
dukungan program atau membantu pembinaan, memberikan fasilitas,
serta ikut membantu dalam menyediakan sumber daya yang digunakan
untuk kegiatan operasional Posdaya.
3.2

FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT


Dalam pelaksanaan program kerja, tentunya terdapan faktor-faktor
yang mempengaruhi program kerja tersebut,di antaranya terdapat faktor
pendukung dan penghambat yang kami temukan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada table dibawah ini:
1. Pembentukkan Posdaya, yakni program pos pemberdayaan keluarga
merupakan program yang wajib dilaksanakan di setiap posko mahasiswa
KKN.program ini adalah program nasional di seluruh wilayah universitas
indonesia karena banyaknya keluarga yang hanya menggantungkan
kehidupannya pada kepala keluarga atau sebaliknya.dengan program ini
semua keluarga di tuntut aktif untuk melakukan usaha-usaha yang dapat
di berdayakan dengan mempunyai struktur di bidang masing-masing di
antaranya pendidikan,kesehatan,dan lain-lain sesuai kebutuhan di desa
tersebut.

untuk

melengkapi

laporan

akhir

kelompok

kita

perlu

melampirkan SK Posdaya. Sesuai dengan Tema KKN yang baru


ditetapkan beberapa angkatan sebelumnya, posdaya haruslah berdiri di
masing-masing tempat pelaksanaan program KKN. Adapun faktor
pendukung dalam program ini yaitu adanya lembaga yang aktif di Desa
Toro, serta dukungan dari masyarakat setempat.

DESA TORO POSKO I

Page

2. Bakti Sosial, program ini merupakan program yang di bentuk dari hasil
musyawarah dengan beberapa tokoh-tokoh masyarakat karena dari bakti
sosial ini mereka dapat bergotong royong untuk bekerja tanpa melihat
pangkat dan jabatan. Adapun faktor pendukung dari program ini yaitu,
adanya dukungan masyarakat dan perangkat desa dan masyarakatmasyarakat di desa Toro. Namun program ini juga memiliki faktor-faktor
yang menghambat yaitu kurangnya alat kerja dan cuaca yang terkadang
kurang mendukung sehingga menghambat pekerjaan-pekerjaan yang
akan di kerjakan.
3. Bimbingan Belajar, program ini merupakan program bimbingan untuk
siswa-siswi anak-anak SD dan SMP di desa Toro,karena banyaknya
anak-anak yang belum tau membaca dan masih buta huruf.selain itu
kurangnya perhatian orang tua dalam membimbing anaknya belajar
membaca dan menulis karna kesibukan orang tua bekerja di kebun dan di
sawah.adapun faktor pendukung dari program ini yaitu dukungan dari
guru-guru yang mengajar di sekolah dan kepala dusun yang bisa
mengarahkan

anak-anak

untuk

ikut

dalam

bimbinga

belajar

tersebut.selain faktor pendukung dalam program ini terdapat juga faktor


penghambat,yaitu kurangnya minat siswa-siswi untuk ikut bimbingan
belajar karena anak-anak di desa toro sudah terbiasa bermain setelah
pulang sekolah hingga petang.
4. Pelatihan komputer,program ini merupakan program dimana agar
masyarakat mempunyai dasar dalam mengoprasikan komputer,dan
masyarakat

tidak

kaku

dalam

mengoprasikan

komputer

atau

Laptop.adapun faktor pendukung dari program ini yaitu fasilitas yang ada
di

posko

KKN

yakni

Laptop

milik

Mahasiswa.selain

faktor

pendukung,terdapat juga faktor penghambat dari program ini yaitu


fasilitas yang tidak memadai karena tidak seimbangnya antara pengguna
dan fasilitas yang ada.
5. Penyeluhan Narkoba & HIV/AIDS dan prosedur pengurusan Sertifikat
Tanah,program ini merupakan

program penting dan yang di tunggu-

tunggu oleh perangkat desa karena banyaknya masalah-masalah tanah


yang terjadi di desa Toro itu sendiri dan banyaknya pemuda desa toro
yang tidak mengetahui bentuk dan pengaruh-pengaruh dari bahaya
narkoba & HIV/AIDS.adapun faktor pendukung dari program ini yaitu

DESA TORO POSKO I

Page

antusiasme

dari

pemerintah

dan

aparat

desa,kepala-kepala

dusun,masyarakat,dan pemuda-pemuda desa Toro.


6. Pembuatan tepung Dari ubi,program ini merupakan program dari
teknologi tepat guna (TTG)yang dapat di aplikasikan di POS DAYA
setelah mengetahui cara pembuatannya.program ini berawal dari
banyaknya ubi yang hanya terbuang rugi di desa Toro dan hanya menjadi
pakan ternak khususnya babi.maka dari itu kami mahasiswa mengambil
inisyatif untuk membuat program ini.adapun faktor pendukung dari
program ini yaitu banyaknya bahan baku yang sudah tersedia dan
berlimpah

di

desa

Toro

dan

memperaktekannya.
7. Pembuatan minuman,pasta

antusiasme
coklat,dan

ibu-ibu
bubuk

PKK
coklat

dalam
dari

kakao,program ini juga sama halnya dengan pembuatan tepung dari ubi
karena penghasilan dari masyarakat pada umum sawah dan kebun.hasil
kebun itu salah satunya adalah kakao maka masyarakat antusias dalam
mengikuti sosialisasi program ini.adapun faktor pendukungnya yaitu
banyaknya bahan baku yang tersedia di desa toro.
8. Sosialisasi mejemen usaha,program ini merupakan program yang
saling berhubungan dengan pembuatan minuman,pasta coklat,dan bubuk
coklat dari kakao dan pembuatan tepung dari ubi karena dari sosialisasi
tersebut dapat di buat industri kecil-kecilan dengan merek dagang dari
masyarakat itu sendiri.sehingga tidak perlu untuk membeli kebutuhan itu
di sualayan dan pasar yang begitu jauh dari desa Toro.
9. Pendataan
ekonomi,sosial
budaya,ilmu
pengetahuan

dan

teknologi,merupakan program dari kerja sama antara BALITBANGDA


dan Universitas Tadulako untuk mendata potensi-potensi yang ada di
seluruh desa Toro.bahkan seluruh mahasiswa yang melakukan Kuliah
Kerja Nyata(KKN) di kecamatan Kulawi melakukan hal yang sama untuk
mengetahui potensi apa saja yang ada di desa Toro dan kecamatan
Kulawi.selain potensi-potensi yang ada di desa Toro,pendataan ini juga
berfungsi untuk mengetahui berapa banyak kepala keluarga yang ada di
desa tersebut adapun faktor pendukung dari pendataan ini masyarakat
bersedia

memberikan

data

yang

sebenar-benarnya.selain

faktor

pendukung,ada pula faktor penghambat,yakni Cuaca yang kurang


mendukung pendataan karna hujan,masyarakat yang sibuk dengan

DESA TORO POSKO I

Page

pekerjaan yakni pergi berkebun dan ke sawah dalam waktu yang cukup
lama dari pagi hari hingga sore,bahkan terkadang mereka memilih untuk
tinggal sejanak di kebun mereka selama berhari-hari,dan terkadang pula
kami menemukan masyarakat yang masih buta huruf dan tidak terlalu
mahir berbahasa indonesia.selain itu adanya masyarakat tidak mau untuk
di data.
10. Kegiatan ekstra, kegiatan ini merupakan program hiburan untuk
masyarakat di desa Toro agar terjalin silaturrahmi antara dusun satu dan
yang lainya.silaturrahmi ini di Lakukan melalui kegiatan olahraga dan ada
4(empat) item yang di pertandingkan yaitu Bola mini,Sepak Takraw,Volly
Putra-putri,dan domino.ada pun faktor pendukung dari kegiatan ini yaitu
masyarakatan

yang

antusias,karena

sudah

tahun

tidak

ada

pertandingan di desa Toro.dengan adanya kegiatan KKN ini maka


olahraga ini sepenuhnya di dukung semua masyarakat melalui kerja bakti
untuk Lapangan yang di gunakan dalam pertandingan ini dan
masyarakatpun bersedia mengawasi dan menjaga keamanan bersama
dengan membentuk panitia dan keamanan kegiatan ekstra.adapun faktor
penghambat dari kegiatan ini yaitu kurangnya perlengkapan yang ada
untuk di gunakan bertanding,lapangan yang tidak di perhatikan oleh
masyarakat

sehingga

harus

bekerja

bakti

untuk

mempersiapkan

lapangan.selain itu cuaca yang kurang mendukung tentuya menghambat


pertandingan yang ada.namun adapun faktor penghambat inti yaitu dana
yang minim sehingga masyarakat dan mahasiswa KKN harus bekerja dan
berfikir

bagaimana

cara

mempersiapkan

dana

tersebut

untuk

menjalankan program ekstra ini.


BAB IV
PENUTUP
4.1.

Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil kegiatan pelaksanaan KKN-PI selama
kurang lebih 2 bulan, kami menarik beberapa kesimpulan diantaranya :

Pendekatan pendekatan terhadap masyarakat sangat penting


dilakukan karena akan mempermudah jalanya kegiatan program kerja
yang akan dilaksanakan. Pendekatan- pendekatan yang dilakukan

DESA TORO POSKO I

Page

antara lain pendekatan terhadap kelompok, pendekatan individu,


maupun pendekatan terhadap masyarakat luas, hal ini dilakukan
untuk membangun hubungan mahasiswa KKN dengan masyarakat
agar terjalin hubungan emosional antara mahasiswa KKN dengan
masyarakat setempat dan ternyata semua itu terealisasi dengan
diterimanya mahasiswa dengan baik ditengah tengah masyarakat.

Dalam

program

kerja,tentunya

membutuhkan

persiapan

yang

baik.Persiapan yang baik berarti setengah pekerjaan selesai. Artinya


didalam

melaksanakan

kegiatan,

kita

harus

benar

benar

mempersiapkan segala sesuatunya dengan terencana dan teratur


sehingga memudahkan kita dalam melaksanakannya.

Keantusiasan

masyarakat

sangat

berpengaruh

dalam

proses

pelaksanaan kegiatan mahasiswa karena tanpa bantuan dan


partisipasi dari masyarakat, kegiatan kegiatan tersebut tidak akan
berjalan lancar sesuai dengan target yang telah ditentukan.

Sarana dan prasarana yang ada sangat mempengaruhi proses


pelaksanaan kegiatan karena tanpa adanya sarana dan prasarana
tersebut kegiatan pasti akan terhambat. Misalnya dalam pelaksanaan
kegiatan keterampilan Komputer, dimana masih minimnya perangkat
komputer yang tersedia di Desa dan juga pasokan listrik yang tidak
memadai sehingga menghambat pelaksanaan kegiatan pelatihan
keterampilan Komputer tersebut.

Mahasiswa KKN sebagai Fasilitator sangat berperan penting dalam


mengembangkan SDM masyarakat desa sehingga mereka bisa
menggali potensi SDA yang belum dimanfaatkan secara maksimal.

Kerjasama merupakan kunci sukses dalam melaksanakan

semua

kegiatan kegiatan yang telah diprogramkan, baik kerjasama antar


Mahasiswa dengan Mahasiswa, Mahasiswa dengan masyarakat,
serta masyarakat dengan instansi-instansi pemerintah terkait.

4.2.

Saran Tindak

DESA TORO POSKO I

Page

a. Untuk Universitas Tadulako harapan kami bahwa Universitas Tadulako


mampu menciptakan tenaga/akademis yang handal di lapangan karena
apa yang kami temukan di lapangan terkadang tidak sesuai dengan teori
yang digeluti di Universitas.
b. Untuk Pemerintah Desa setempat agar bisa memperhatikan kondisi
masyarakatnya baik dari segi sosial, budaya, ekonomi, dan pendidikan
agar masyarakat bisa memberdayakan diri sendiri melalui perhatian dari
pemerintah desa.
c. Untuk masyarakat Desa Toro khususnya para orang tua agar supaya
dapat berperan aktif dalam lingkungan keluarga terutama pada anak .
Ciptakanlah suasana yang hangat di dalamnya antara orang tua dan
anak dan berikanlah bimbingan dan motivasi dalam belajar agar anakanak mau dan mampu menempuh pendidikan dari dasar hingga di
perguruan tinggi nanti .
d. Untuk Pemerintah Kecematan Kulawi, agar lebih memperhatikan
Mahasiswa KKN yang ditempatkan di desa desa yang ada di
Kecamatan Kulawi. Karena Mahasiswa memprogramkan kegiatan yang
dibutuhkan dan diinginkan oleh masyarakat desa dimana Mahasiswa
ditempatkan sebagai fasilitator untuk memenuhi dan menyelesaikan
masalah-masalah di desa dari segi profesi maupun integral Mahasiswa,
dan merupakan Program bawaan Mahasiswa dari Kampus maupun di
Luar program bawaan.

DESA TORO POSKO I

Page

LAMPIRAN-LAMPIRAN
DESA TORO POSKO I

Page

LOKAKARYA DESA

BIMBINGAN BELAJAR

DESA TORO POSKO I

Page

DESA TORO POSKO I

Page

TEKNOLOGI TEPAT GUNA

DESA TORO POSKO I

Page

PENYULUHAN NARKOBA DAN PROSEDUR


KEPENGURUSAN SERTIFIKAT TANAH

DESA TORO POSKO I

Page

DESA TORO POSKO I

Page

EKSTRA

DESA TORO POSKO I

Page

DESA TORO POSKO I

Page

PETA DESA TORO KEC.


KULAWI

DESA TORO POSKO I

Page

Anda mungkin juga menyukai