Anda di halaman 1dari 11

MY FULBRIGHT SCHOLARSHIP JOURNEY (FROM A

TO Z)
May 29, 2015 by Rudi Hartono in America, By Application Process, By Level of Study,By
Region, General Application, Graduate, Uncategorized
Assalamualaikum Wr.Wb,
Dear para pejuang beasiswa Fulbright,
A FULBRIGHTER FOR LIFE!
Hi semuanya, saya ingin berbagi cerita perjalanan saya dalam meraih beasiswa bergengsi
Fulbright untuk studi di Amerika. Saya termotivasi menulis cerita ini karena banyak yang
menanyakan melalui inbox saya. Saya juga merasa ada kewajiban moral untuk bisa
meneruskan cerita sukses ini kepada teman-teman yang mempunyai mimpi yang sama
dengan saya, belajar di Amerika dengan beasiswa. Mudah-mudahan informasi nya berguna
bagi teman-teman yang berencana melamar beasiswa Fulbright, khusus nya untuk tingkat
masters degree.
Beasiswa Fulbright adalah beasiswa yang prestigious dan fully funded dari awal aplikasi
(Interview hingga selesai study). Fulbright merupakan competitive and merit-based
scholarship dan Fulbright didanai oleh the United States Department of State. Di Indonesia,
beasiswa Fulbright dikelola oleh The American-Indonesian Exchange Foundation
(AMINEF). Tujuan dari program Fulbright Indonesia adalah untuk meningkatkan mutual
understanding and cooperation between the people of the United States and Indonesia
through educational and cultural exchange. Program Fulbright sudah sangat dikenal luas
secara internasional, lebih dari 155 negara berpartisipasi dalam program Fulbright. Informasi
lanjut mengenai aplikasi, persyaratan dan jenis-jenis program (ada 17 jenis program) lainnya
silahkan mengunjungi website berikut ini www.aminef.or.id. Dan like facebook page nya:
AMINEF/Fulbright Indonesia.
Saya adalah alumni dari S1 FKIP Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Sriwijaya,
Palembang Sumatera Selatan di tahun 2009. Mimpi untuk bisa ke luar negeri di mulai sejak
masih semester awal, terinspirasi dari keren nya dosen-dosen saya yang alumni dari luar
negeri. Profil belakang buku panduan mahasiswa baru itu yang membuka mata saya dan
mulai bercita-cita menjadi dosen dan ingin sekali menempuh study di luar negeri. Saya

berpikir saya harus belajar diluar negeri di negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai
mother tongue mereka, English-speaking countries, seperti US, UK, Canada, Australia atau
New Zealand. Saya juga percaya belajar suatu bahasa dimana bahasa itu digunakan
merupakan salah satu cara paling efektif belajar bahasa.
Pada semester awal hingga pertengahan saya berusaha untuk belajar dengan baik agar bisa
meraih nilai yang baik. Alhamdulillah, saya berhasil mempertahankan nilai IPK yang tinggi
setiap semesternya. Pada waktu semester 5 saya mencoba melamar beasiswa untuk short
course di Amerika. Kali pertama saya mencoba saya gagal, lalu saya mencoba lagi melamar.
Di tahun 2007 saya mendapatkan beasiswa IELSP dari IIEF, Indonesian English Language
Study Program, 2-month intensive English and American culture course di University of
California Santa Cruz (UCSC). Program ini yang memberikan impact yang begitu besar pada
minat saya dalam bidang TESOL (Teaching English as Second Language) dan linguistics.
Dan dari program itulah saya semakin tertarik belajar mengenai pengajaran Bahasa Inggris,
dan mulai bermimpi untuk bisa menguasai ilmunya. Dan dari program inilah juga, saya
bertekad untuk bisa kembali ke Amerika untuk menempuh gelar master. Sejak saat itu saya
mulai aktif mencari beasiswa. Berbagai beasiswa saya coba apply, tidak hanya Amerika tapi
juga Australia dan New Zealand. Namun ternyata mendapatkan beasiswa tidak segampang
yang saya kira, saya harus banyak mencari informasi tentang beasiswa tersebut dan program
study yang akan diambil, serta meningkatkan kualitas diri dan kompetensi. Lebih tepatnya
memantaskan diri untuk bisa layak menjadi penerima beasiswa bergengsi tersebut. Saya
memang menargetkan Fulbright yang menjadi top priority pilihan saya. Dan saya tahu
konsekuensinya, saya harus kerja extra untuk setiap aplikasi nya.
Beasiswa gagal? Saya pernah mencoba melamar beasiswa Fulbright, ADS (Australia
Awards), Chevening, PRESTASI, New Zealand ASEAN Awards, BPPLN DIKTI, beasiswa
Unggulan, dll.(untuk yg 2 terkhir ini saya setengah jalan aplikasi nya) panjang deh ceritanya.
Makasih ya atas surat/email yg bilang your application is UNSUCCESSFUL! kegagalan
sungguh membuat jadi semakin penasaran. Apa sih maunya beasiswa ini? Gagal, Ah itu
biasa, saya sudah kebal dengan kegagalan, tapi saya yakin tidak terpilih oleh beasiswa
ditentukan oleh banyak faktor. Setiap pelamar pasti punya kelebihan masing2, masalahnya
pemberi beasiswa punya kuota masing2, dan biasanya tidak banyak, sedangkan pelamar nya
banyak. Siapa yg gak mau beasiswa? Saya mencoba Fulbright 4 X. Yes, empat kali. Setelah
lulus S1 pada Desember 2009, di tahun 2010, saya memberanikan diri melamar Fulbright.
Ternyata, saya dipanggil untuk wawancara, namun saya tidak berhasil menuju tahap berikut
nya. Saya sedih, tapi juga introspeksi diri dan belajar lebih banyak lagi mengenai Fulbright
dan dunia perburuan beasiswa pada umumnya. Saya memperbaiki aplikasi saya, terutama
study objective, menambah prestasi dan pengalaman saya. Saya terus melamar di tahun 2011,

2012 (2 tahun ini gak diundang untuk wawancara) Sakitnya tuh disini! Heeee, dan 2013
tahun terakhir saya dimana saya merasa sudah hampir mau menyerah. Saya yakin siapa yang
bersungguh-sungguh akan berhasil, Man jadda wajada. Alhamdulillah di tahun 2013 saya di
panggil wawancara dan lulus sampai proses akhir. Beginilah proses yang panjang itu, satu
tahun proses sampai akhir nya bisa berada disini, di Amerika. Berikut akan saya jabarkan
prosesnya step by step. Selamat membaca.
1.

Aplikasi

Persyaratan umum dan khusus serta kelengkapan dokumen bisa dilihat di website AMINEF.
Lengkapi saja semua yg diminta tanpa kurang satu dokumen pun, harus detail ya. Apa saja
yang dibutuhkan? Aplikasi yang sudah diisi, Study objective (1 halaman), fotokopi hasil
TOEFL atau IELTS, KTP atau paspor, surat rekomendasi dari atasan sekarang dan dosen
terdahulu, ijasah, dan transkrip yang diterjemahkan ke Bahasa Inggris. Kirim ke AMINEF
sebelum deadline tanggal 15 April. Keep in mind, informasi ini mungkin berubah silahkan
lihat website Aminef dan kirim email ke Aminef untuk pertanyaan yang tidak ada
jawabannya di website. Di application form, kita mengisi informasi mengenai program apa
yang dilamar, GPA, TOEFL, dan awards/honors, professional history, social involvement,
research projects completed, Articles/Books/Unpublished, Papers/Thesis/Dissertation,
traveled or lived outside. Ikuti saja petunjuk pengisian dengan membaca secara cermat dan
teliti.
Saya dulu, waktu masih kuliah sudah download ini dan sudah mulai mengusahakan apa yg
harus saya capai untuk bisa memenuhi kualifikasi ini. Saya sering mengikuti kompetisi,
terlibat dalam kegiatan sosial, menulis paper, dan mengikuti program misalnya pertukaran
kepemudaan. Semua saya lakukan agar aplikasi saya menonjol dibanding aplikan lainnya
karena saya pikir Fulbright memiliki kriteria yang sangat ketat baik secara akademik dan non
akademik. Kalau tidak percaya coba lihat alumni-alumninya yang hebat-hebat. Selain
prestasi akademik, untuk teman-teman yang masih di S1 saya ingin menekankan pentingnya
kegiatan berorganisasi, baik di dalam atau diluar kampus dan berbagai kegiatan
kemahasiwaan atau kepemudaan atau apa saja baik yg berkenaan atau tidak berkenaan secara
langsung dengan bidang study. Kalau cuma syarat IPK 3.0 dan TOEFL 550 saya pikir masih
banyak yg bisa mencapai syarat ini. Maka kita harus memberikan lebih dari apa yang orang
lain bisa berikan. Memenuhi syarat bukan menjadi jaminan untuk dapat dipilih oleh pemberi
beasiswa, ada banyak faktor yang mungkin kita tidak ketahui. Apapun itu lakukan yang
terbaik, perjuangkan dan yakinkan pemeri beasiswa kenapa kita layak menjadi penerima
beasiswa melalui aplikasi yang kita kirimkan.

Dokumen yang paling penting adalah STUDY OBJECTIVE (SO). Untuk menulis SO ini
yang pasti anda harus sudah jelas mau ambil program study apa. Anda juga harus sudah
mengecek program studi ini di website universitas di Amerika. Coba cek di beberapa, 3- 5
universitas. Perlu waktu yg cukup untuk menulis study objective yang baik, saya perlu
berbulan-bulan mengerjakan yg satu ini, dengan mengumpulkan ide-ide terbaik, mereview contoh-contoh essay yg baik dan kontak dengan penerima beasiswa sebelumnya. SO
hanya 1 halaman. Saya memiliki beberapa versi SO yang saya buat, yang akhirnya saya coba
jadikan satu dengan memilih ide-ide terbaik untuk dimasukkan kedalam SO. Dalam menulis
STUDY OBJECTIVE bisa menggunakan guideline ini: Pertama, jelaskan apa bidang
studimu. Jelaskan jurusan dan area spesialisasi secara detail. Kedua, berikan tiga alasan
utama mengapa ingin studi di area tersebut. Masukan contoh-contoh dari pendidikan atau
pelatihan sebelumnya. Ketiga, jelaskan keinginanmu di masa depan, dan bagaimana rencana
studimu dapat membantu meraih keinginan itu. Pastikan SO yang anda buat menjawab 3
pertanyaan tersebut. Selain itu, kalau belum yakin dari segi bahasa dan konten silahkan minta
bantuan orang lain yang lebih knowledgeable atau native speaker. Kalau semua dokumen
sudah siap, dikirim sebelum deadline ya. Sebelum saya mengirim aplikasi saya ke Aminef,
saya minta didoakan sama ibu saya tercinta. Saya bilang Ini aplikasi terkhir saya mohon
doanya Bu Saya sudah capek mengejar mimpi. Ibu saya tahu betul perjuangan anaknya
dalam meraih beasiswa ini. Kalau sudah dikirim, berdoalah pada Allah SWT.
2. Interview
Tahap selanjutnya jika anda terpilih, anda akan diundang untuk interview. Alhamdulillah saya
dipanggil interview. Oh ya rajin- rajin cek email ya kalau sudah melamar beasiswa. Jadwal
interview saya waktu itu, Rabu, 10 Juli 10, 2013. Saya menerima email undangan interview 2
minggu sebelumnya. Saya mempersiapkan diri dengan baik dan bertekad tidak mau gagal
lagi kali ini. Wawancara dilaksanakan di Jakarta, dan tiket pesawat ditanggung pihak Aminef
plus diberikan uang pengganti akomodasi.
Interview berlangsung selama 30 menit dan bersifat Q&A dengan panelists. Saya
diwawancarai oleh 3 orang, 2 orang Indonesia (dosen dan alumni Fulbright) dan 1 orang
Amerika, satu dari mereka adalah ahli dibidangnya kita. Yang pasti pewawancara adalah binational committee dari pihak Aminef dan Amerika. Saya membuat interview guideline versi
saya sendiri, dan pertanyaan-pertanyan beserta jawaban yang saya antisipasi akan ditanyakan.
Saya sudah siapkan sepanjang 6 halaman. Saya mereview kembali SO dan application forms
yg saya kirimkan ke aminef sebelumnya. Saya membaca banyak blog dan informasi
mengenai tips wawancara Fulbright. Saya mereview dan kontak pihak universitas di US
untuk lebih memantapkan pilihan program study saya. Pertanyaan yang masih saya ingat:

Mengapa Amerika? Bagaimana menghadapi culture shock dan homesick? Dan saya disuruh
menceritakan salah satu artikel yg pernah saya tulis. Overall, semua pertnyaan related
to aplikasi kita. Oh ya sebelumnya, terlepas dr proses Fulbright yang saya jalani, saya sudah
pernah melamar ke universitas langsung di US. Dan mendapatkan Letter of Aceptance di
tahun 2013 dari Indiana University of Pennsylvania. Hal ini tidak menjadi persayaratan yg
diminta Fulbright. Dengan proses Fulbright pelamar tidak diwajibkan harus mendapatkan
LoA dari kampus di US. Karena aplikasi ke universitas akan dilakukan oleh pihak Aminef
nantinya. So, dont worry guys.
3. Pengumuman
Alhamdulillah August 29, 2013 email yang saya terima berbunyi: Dear Mr. Hartono,
Congratulations! I am extremely pleased to inform you that you have been officially
nominated as a principal candidate for a Fulbright scholarship to pursue study for a Masters
degree in the United States commencing with the Fall 2014 academic term. Alhamdulillah,
Langsung sujud syukur, dan kasih tahu ibu dan nangis. Sedih bercampur senang lah
pokoknya, sungguh Allah maha baik.
Selanjutnya, beberapa hari kedepan email- pun berdatangan untuk kelengkapan berkas-berkas
lainnya. Kita akan diminta mendaftar di Fulbright portal secara online dan kirim beberapa
dokumen tambahan seperti Writing Sample, tambahan rekomendasi (3 yg diminta), dan Study
Objective dan Personal Statement yang diperbaiki. Selain itu, kita menerima email tentang
informasi detil Fulbright grant itu sendiri. Dan kita juga diberi tahu untuk mempersiapkan diri
untuk standardized tests TOEFL iBT dan GRE atau GMAT.
4. TOEFL iBT dan GRE/GMAT
TOEFL iBT dan GRE or GMAT merupakan required tests yang diminta universitas sebagai
syarat admission dan score yg diminta beragam tergantung universitas yang dituju. Sebagai
patokan minimum 80 untuk IBT score dan GRE ada beberapa universitas yg meminta score
minimum, ada juga yang meminta GRE score tanpa minimum score. Anda harus merujuk ke
university website untuk requirement admission ini. Untuk tes ini anda harus
mempersiapkannya dengan matang dan jauh-jauh hari ya. Saya sendiri sebelumnya saya
cukup familiar dengan tes ini, karena ketika saya mulai bermimpi ingin studi di Amerika,
saya tahu apa saja persyaratan yang harus saya penuhi. Saya sudah memiliki beberapa buku
dan software program iBT practices test (Listening, Reading, Writing, and Speaking) dari
beberapa penerbit seperti ETS, Barrons dan Longman. Saya belajar setiap malam minimal 2
jam untuk menghadapi tes ini, ya independent study, babat habis seluruh practice test, dan

tidak ada salahnya mengulangi soal practice hingga beberapa kali. Kalau TOEFL paperbased (PBT) skor nya berkisar 310 to 677, TOEFL iBT skor nya berkisar antara 0 to 120.
Biasanya 80-100 adalah skor minimum untuk admission tingkat master di universitas di US.
Namun beberapa bidang tertentu misalnya Linguistics, Literature programs and PhD study,
skor minimum pun beragam dan lebih tinggi misalnya 100. Silakan cek masing-masing
universitas dan untuk mengetahui iBT score yang diperlukan. Info lebih lanjut mengenai tes
TOEFL iBT ini silahkan berkunjung ke website ini www.toefl.org.
Saya ambil tes iBT 29 September dan 1 Oct GRE 2013, kedua tes ini, tiket dan akomodasi
ditanggung oleh AMINEF. GRE (Graduate Record Examination) minimum scores sangat
beragam tergantung universitas yang dituju. GRE, sejenis TPA namun versi English nya,
meliputi 3 komponen yaitu verbal, quantitative dan analytical writing. GRE juga ada GRE
subject untuk beberapa jurusan tertentu. Oh ya, Business and finance-related study butuh
GMAT. Jangan anggap remeh kedua tes ini karena akan sangat berpengaruh terhadap
beasiswa dan untuk diterima dikampus di Amerika anda walaupun anda adalah Principal
candidate.
Oh ya, kalau tidak salah pada tahap ini juga ada perintah untuk membuat paspor bagi yang
belum punya dan tes kesehatan (medical checkup). Untuk paspor silahkan berurusan dengan
kantor imigrasi di kota anda. Untuk medical check-up, tunggu perintah dari aminef melalui email, ada form dari Aminef yang harus di bawa untuk diisi oleh dokter.
5. Submission Plan
Pada tahap ini kita diminta untuk memilih 4 universitas di Amerika Serikat yang akan kita
tuju. Proses pendaftaran sendiri dilakukan oleh IIE, kita hanya perlu melakukan pilihan
universitas dan melengkapi persyaratan yang diminta. Kampus nya boleh dimana saja
termasuk Ivy League kampus asal kampus tersebut menawarkan program study yang ada
inginkan. Proses ini berlangsung di bulan Desember hingga January, waktu itu deadline
kampus saya rata-rata January 15. Setelah mengirimkan 4 universitas pilihan dengan
membuat ranking universitas 1-4, IIE akan memberikan rekomendasi mana universitas yang
cocok untuk kita. 4 universitas pilihan saya waktu itu adalah: Indiana University
Pennsylvania (IUP), University of Texas at Arlington, Southern Illinois University,
Carbondale and Arizona State Univ, 3 pilihan saya dan 1 rekomndasi dari IIE. Universitas
yang saya pilih tentunya berdasarkan program yang ditawarkan, mata kuliahnya, kurikulum,
tuition nya, dan requirementnya. Saya akui memang memilih universitas akan banyak
memakan waktu jika kita masih belum pilihan dari awal, karena ada ribuan colleges dan
universities di Amerika. Ada baiknya melihat daftar kampus Fulbright grantee tahun-tahun

sebelumnya jika anda belum mempunyai kampus pilihan, di website Aminef ada peta
penyebaran dimana saja Fulbrighters belajar yang bisa dijadikan referensi. At least kita bisa
menghubungi dan bertanya pada mereka. Atau anda juga bisa menghubungi PERMIAS yang
ada di universitas-universitas di Amerika.
Jawaban dari universitas bervariasi. Jadi harus sabar. Pada bulan April saya menerima kabar
dr IIE tentang penerimaaan saya di IUP Indiana University Pennsylvania untuk MA TESOL
program. Lalu saya dapat kabar bahwa saya tidak diterima di Arizona State University. Dan
saya masih ingin menunggu kabar dari 2 kampus lainnya, Southern Illinois University dan
University of Texas, Arlington namun waktu terus berjalan dan saya pikir dalam minggu yg
sama, akhirnya saya putuskan untuk mengambil IUP, yang memang top priority kampus yg
saya pilih. Dan memang sebelumnya juga ada Fulbrighter 2011, Mbak Rini Susanti M.A. dari
kota saya yg pernah study di IUP juga. Saya banyak bertanya dan berkonsultasi dengan beliau
juga. Saran saya untuk menyegerakan pilihan kampus ini mengingat semakin cepat kita
memutuskan kampus mana yang dipilih, semakin cepat pula proses lainnya berlanjut. Dengan
begitu semakin jelas mengenai tahapan selanjutnya misalnya pre academic atau gateway dan
bisa mengikuti PDO, sehingga anda juga sudah bisa mencari housing dan mempersiapkan
hal-hal lainnya.
6. PDO (Pre-Departure Orientation)
Pre-Departure Orientation AMINEF 2014 diperuntukkan para grantee yang akan berangkat
ke US dan tentunya mereka yang sudah diterima di kampus di Amerika. PDO biasanya
berlangsung pada bulan Mei, PDO 2014 bertempat di Ayodya Resort Nusa Dua, Bali. Seingat
saya, ada sekitar 120 Fulbright grantee yang diundang termasuk program-program lain
Fulbright yaitu Fulbright master and PhD Presidential, master and PhD DIKTI, FLTA, dan
American grantees yang research di Indonesia dan ETA (English teaching assistant). Oh ya,
pada PDO ini grantee mendapatkan backpack, t-shirt Fulbright dan uang saku dari Aminef.
Baik banget ya Aminef. Heeee. Pada waktu itu PDO dibuka secara langsung oleh Director
AMINEF Interim William Tuchrello dan ada juga remark dari Dr. Anies Baswedan, alumni
Fulbright dan juga Rector of Paramadina University yang memberikan sambutannya dan
berbagi kisah Fulbright nya. Berbagai sesi dari Institute of International Education (IIE) yang
meliputi Fulbright grant benefits: Terms of Appointment Policies and Benefits Health
Insurance Renewal of Grant Fulbright Enrichment, Opportunities Employment and Academic
Training, Visa Procedures and Immigration Issues. Dan PDO ini juga bertujuan membekali
para grantee dengan berbagai informasi mengenai kehidupan di Amerika seperti dalam hal
Accommodation, Money and Expenses, Geography, Shopping, Eating, Media, dan
Transportation/Travel. Selain itu juga ada sesi mengenai Dos and Donts selama berada di

Amerika dan tips mengatasi Culture Shock. Acara ini ditutup dengan dinner dan karokean
bareng dari para grantee dalam group masing-masing.
7. Visa Application and Interview
Untuk urusan visa, tentunya sebelumnya kita sudah diminta mengumpulkan foto untuk visa
Amerika. Kalau ragu bawa saja contoh yg diberikan Aminef melalui email sebelum anda ke
foto studio. Ikuti saja petunjuk yang ada di email. Aminef selalu memiliki guideline yang
jelas untuk setiap step nya, so just read the instructions carefully. Kita akan menerima email
untuk mengisi Aplikasi Visa Elektronik Non-Immigrant (DS-160) secara online dan
membawa halaman konfirmasi jadwal wawancara; satu foto terbaru, paspor yang berlaku dan
paspor lama, dan semua dokumen dokumen yang diperlukan pada saat wawancara visa di
kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta. Secara umum AMINEF yang arrange visa kita
walaupun wawancara tetap kita yang harus hadir dan tidak bisa diwakilkan, ketika sudah
selesai akan diambil di kantor Aminef ketika akan berangkat ke US.
8. Departure
Keberangkatan masing-masing grantee berbeda. Sungguh itu proses yang begitu panjang,
lebih dari 1 tahun. Aplikasi tutup April 15 2013, dan serangkaian tahap selanjutnya yang
harus dilalui, hingga tahun April 2014 Saya masih di Indonesia, haaaaaa. Banyak yg nanya.
Kapan berangkat? Kapan berangkat? Kok masih di Indonesia? Mau jawab apa ya bingung
juga. Saya jawab aja Doakan saja, lagi proses
July 17, 2014 adalah hari yang bersejarah karena hari itu saya berangkat menuju Amerika.
Alhamdulillah,horeeee! Saya berangkat dari Palembang 16 July, satu hari stay di Jakarta dan
main ke Aminef buat briefing keberangkatan. Semua Aminef sudah persiapkan: tiket, uang
saku, prosedur keberangkatan

dll. Ready to depart lah

pokoknya. Walaupun ini

keberangkatan saya yang kedua kalinya ke Amerika, tetep aja nervous, karena lama nya
waktu perjalanan dan perginya sendirian. Hari keberangkatan saya, kebetulan masih di bulan
puasa, waktu itu saya puasa tapi ditengah jalan dan ketika sampai sudah tidak jelas lagi puasa
saya karena perbedaan waktu. Heeeee Rute perjalanan panjang itu sebagai berikut:
JAKARTA HONG KONG-SEATTLE-DETROIT-NORTHWEST ARKANSAS.
9. Pre-academic Training
Salah satu keuntungan beasiswa Fulbright adalah adanya program pre-academic training,
berupa intensive English course yg berlangsung di US yang lamanya berkisar 3-12 minggu

tergantung dari kemampuan yang grantee miliki. Kandidat akan ditempatkan di universitas
yang berbeda dari universitas dimana grantee akan menempuh study master atau PhD nya.
Dalam hal ini IIE memberikan kesempatan bagi grantee untuk ikut Pre-academic English
(summer program) sebelum kita mulai kuliah. Ini saya kasih kutipan dikit dari Terms of
Appointment nya saya mengenai kegiatan pre academic ini, The intensive graduate
orientation program will be designed to provide the International Fulbright grantees with not
only the language skills necessary to make a smooth transition into their graduate studies at
American universities, but with a clear understanding of the expectations and the cultural
norms of academia in US Graduate schools
Saya ditempatkan di University of Arkansas, di Fayettville selama 1 bulan. Kita banyak
belajar mengenai American culture/(crosscultural Understanding) dan mengambil beberapa
courses seperti academic writing, academic speaking skills, computer skills and library
research bersama 25 internasional Fulbrighters yang berasal dari: Afganistan, Russia,
Ukraine, Lesotho, Cost Rica, Colombia, Panama, China, and Paraguay, etc. Menarik sekali
bisa berinteraksi dengan mereka dengan aksen bahasa Inggris yang berbeda-beda.
Selama program ini kita gak perlu mikirin living expenses karena kita dapat stipend,
accommodations juga disediain semua udah dibayarin oleh IIE, kita juga dapet buku-buku
dan at the end of the program dapet travel allowance juga. Asyik yah?Haaaa
Di SILC (Spring International Language Center) http://www.uark.edu/silc . Arkansas sendiri
begitu kental dengan WILLIAM J FULBRIGHT karena beliau sendiri berasal dari Arkansas,
dan patung nya pun ada di depan gedung Old Main, tempat kita belajar sehari-harinya.
Kegiatan

pre

academic

seperti

apa

saja? Classroom

instruction,workshops,

dan lectures dimulai pukul 8:30-3:00 dari Senin sampai Jumat. Weekendnya waktu jalan-jalan
seperti, trip ke Tahlequah Cherookeee, Oklahoma. Kita juga ke rumah Bill Clinton dan istri,
Hillary Clinton. Dan kunjungan ke sekolah East Little Rock High school. Orang-orang yg
terlibat selama proses akademik kita adalah: Direktur SILC Leyah Bergman-Lanier, Ph.D.,
Maggie, Gwen and Wayne (guru kita), Jimmy Bowie, Mas Wawan alumni Fulbright Master
dan lagi ambil PhD in literature di Univ. of Arkansas. Orang Indonesia lainnya seperti
Keluarga Pak Teddy & Kekeu , Mas Suhartono & Wiwit, dan Mas Reza. Selama satu bulan
ini kita diharapkan dapat meningkatakn kemampuan bahasa Inggris kita dengan berinterkasi
dengan mahasiswa internasional lainnya. Untuk lunch dan dinner, kita mendapatkan student
card untuk makan di Roberta Fulbright Dining Hall. Kebetulan saya tiba di bulan puasa, jadi
hari keberangkatan (peginya puasa, tapi udah di pesawat udah gak keruan lagi waktu nya,
krena zona waktu yg berbeda) dan hari pertama tiba (masih jet lag, dan penyesuaian tubuh

dan cuaca) alhasil saya gak puasa.Heeee Ampun ya Allah. Di akhir program ada farewell
party dimana kita akan menerima certificate of completion. Baru 1 bulan bersama-sama terus
kita harus pisah dan berangkat menuju universitas masing-masing, dan state yg berbeda-beda.
Saya sendiri menuju ke Indiana Univ of Pennsylvania, di Pennsylvania.
10. Menuju ke Universitas
Hari pertama di Indiana, PA. 16 August 2014 untuk memulai 1st semester MA TESOL
program. Saya ambil 3 mata kuliah ini dengan bobot total 9 credits. Saya mengambil
program TESOL yang hanya ada 12 orang (5 mahasiswa internasional dan 6 mahasiswa
Amerika). Program ini telah mengenalkan saya pada dunia pengajaran Bahasa Inggris lebih
mendalam. Melalui program ini saya banyak belajar mengenai teori, praktik dan isu global
dalam pengajaran Bahasa Inggris melalui mata kuliah yang diambil seperti TESOL
Methodology, Materials Development, Language and globalization, second language
literacy, instructional technology dan Research in TESOL and Applied Linguistics. Untuk
meningkatkan kemampuan akademik dan professionalitas saya sebagai seorang dosen, saya
berusaha belajar untuk berpartisipasi di dunia akademik dengan melakukan professional
development. Untuk itu, setiap tulisan yang saya hasilkan dari tiap mata kuliah nya saya coba
presentasikan di sebuah konferensi, dimulai dari ruang lingkup kampus misalnya saya akan
mempresentasikan tulisan dari tugas kuliah di English Graduate Organization (EGO)
conference, 28 Maret 2015 ini dan Graduate Scholar Forum pada April 8, 2015 yang
diselenggarakan oleh Indiana University of Pennsylvania. Dan nantinya saya berharap bisa
mempublikasikannya di jurnal ilmiah.
Website yang berguna:
http://www.aminef.or.id/
https://www.facebook.com/fulbright
https://www.facebook.com/FulbrightIndonesia.AMINEF
http://eca.state.gov/fulbright
http://www.foreign.fulbrightonline.org/
PRESENTASI INFORMASI BEASISWA FULBRIGHT 2014 (ada part 1- part 8)

https://www.youtube.com/watch?v=74OJ7q9_vqk&feature=youtu.be
Saya ucapkan terima kasih kepada:
Allah SWT atas nikmat yang diberikan-Nya
Orang tua dan keluarga besar saya, serta istri saya Ida Jayanti, S.E yang setia menemani kisah
manis perburuan beasiswa Fulbright ini.
AMINEF/FULBRIGHT INDONESIA atas beasiswa Fulbright yang diberikan
Prof. Diemroh Ihsan, M.A., Ph.D, Fulbright Grantee 1988, Guru Besar FKIP Universitas
Sriwijaya atas kebaikan beliau dalam menuliskan surat rekomendasi setiap aplikasi saya.
Terima kasih telah menginspirasi dan memotivasi saya untuk meneruskan cita-cita saya untuk
bisa menjadi seperti beliau.
Umar Abdullah, M.Ed., Ph.D. Fulbright Grantee 2010 PhD Presidential di Ohio State Univ
atas waktu pendapat dan saran-saran beliau.
Rini Susanti, S.Pd. M.A. Fulbright Grantee 2011 di Indiana Unic of Pennsylvania yang telah
berbagi pengalaman dan memberikan jawaban dan solusi terbaiknya.
Suci Dwijayanti, Fulbright grantee 2011 atas semua jawaban dari pertanyaan saya yg sangat
detail dan demanding. Trm kasih Mbak Suci dan saya Doakan smg cepat kelar kuliah PhD
nya di Jepang.
Jagat Priyarani, S.T. Fulbright Grantee 2014 di Illinoi University Urbana Champagne. Ini
teman seperjuangan dari awal banget, dan dia juga teman bareng ke US pada tahun 2008
IELSP program. Terima kasih waktu dan diskusi nya tiap ketemu selalu membahas beasiswa
Fulbright. Alhamdulillah bisa sama-sama lulus.

Anda mungkin juga menyukai