Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di era globalisasi ini,segala bidang kehidupan sedang mengalami perkembangan
bahkan kemajuan.Salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan.bidang pelayanan
kesehatan tidak hanya sarana dan prasarana yang mengalami kemajuan,tetapi juga
profesionalisme dari tenaga kesehatan.
Lingkungan kesehatan seperti rumah sakit,perawat akan berhadapan dengan klien
dan tenaga kesehatn lainnya.Oleh karena itu,Perawat harus terus meningkatkan
profesionalismenya,yaitu meningkatkan perilaku caring.Caring bukan semata-mata
perilaku. Caring adalah cara yang memiliki makna dan memotivasi tindakan. Caring
juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan
memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apa Pengertian ?
1.2.2. Bagaimana Perbedaan Caring dan Curing ?
1.2.3. Apa saja Konsep Caring menurut Beberapa Ahli Keperawatan ?
1.2.4. Apa saja Komponen Caring Menurut Beberapa Ahli Keperawatan ?
1.2.5. Apa saja Manfaat Caring ?
1.2.6. Apa saja Faktor-faktor Pembentuk Caring?
1.2.7. Bagaimana Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan ?
1.2.8. Bagaimana Proses Keperawatan Dalam Teori Caring ?
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahi apa Pengertian ?
1.3.2. Untuk mengetahui bagaimana Perbedaan Caring dan Curing ?
1.3.3. Untuk mengetahui apa saja Konsep Caring menurut Beberapa Ahli Keperawatan ?
1.3.4. Untuk mengetahui apa saja Komponen Caring Menurut Beberapa Ahli
Keperawatan?
1.3.5. Untuk mengetahui apa saja Manfaat Caring ?
1.3.6. Untuk mengetahui apa saja Faktor-faktor Pembentuk Caring?
1.3.7. Untuk mengetahui bagaimana Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan ?
1.3.8. Untuk mengetahui bagaimana Proses Keperawatan Dalam Teori Caring ?
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi
bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati
pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak
2
keperawatan (Potter & Perry, 2005). Selain itu, caring mempengaruhi cara berpikir
seseorang, perasaan dan perbuatan seseorang. Caring juga mempelajari berbagai macam
philosofi dan etis perspektif.
Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu
cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan
kepeduliannya kepada klien (Sartika & Nanda, 2011). Dalam keperawatan, caring
merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan.
Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang
berpikir, berperasaan dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain. Caring dalam
keperawatan dipelajari dari berbagai macam filosofi dan perspektif etik (Dwiyanti, 2010).
2.2. Perbedaan Caring dan Curing
Perawat memerlukan kemampuan khusus saat melayani orang atau pasien yang
sedang menderita sakit. Kemampuan khusus tersebut mencakup keterampilan intelektual,
teknikal, dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring. Caring merupakan
fenomena universal yang berhubungan dengan bagaimana seseorang berpikir,
berperasaan, dan bersikap terhadap orang lain. Dalam teori caring, human care
merupakan hal yang mendasar. Human care terdiri dari upaya untuk melindungi,
meningkatkan, dan menjaga atau mengabdikan rasa kemanusiaan dengan membantu
orang lain, mencari arti dalam sakit, penderitaan, dan keberadaannya serta membantu
orang lain untuk meningkatkan pengetahuan dan pengendalian. Di samping itu, Watson
dalam Theory of Human Care mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan
transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan
melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan
pasien untuk sembuh.
Dari sini kita tahu, caring bukan semata-mata perilaku. Sikap caring dalam
memberikan asuhan keperawatan, perawat menggunakan keahlian, kata-kata yang lemah
lembut, sentuhan, memberikan harapan, selalu berada di samping klien, dan bersikap
sebagai media pemberi asuhan. Caring dalam asuhan keperawatan merupakan bagian
dari bentuk kinerja perawat dalam merawat pasien. Perilaku caring perawat menjadi
jaminan apakah perawat bermutu atau tidak. Caring sebagai inti profesi keperawatan dan
fokus sentral dalam praktik keperawatan, bersifat universal dan terdiri dari perilaku3
perilaku khusus yang ditentukan oleh dan terjadi dalam konteks budaya. Di dalamnya
memiliki makna yang bersifat aktifitas, sikap (emosional) dan kehati-hatian.
Beberapa tokoh keperawatan seperti Watson (1979), Leininger (1984), Benner
(1989) menempatkan caring sebagai dasar dalam praktek keperawatan. Diperkirakan
bahwa sekitar pelayanan kesehatan merupakan caring sedangkan -nya merupakan
curing. Sebagai seorang perawat, kemampuan care dan cure harus dipadukan secara
seimbang sehingga menghasilkan asuhan keperawatan yang optimal untuk klien.
Curing sendiri memiliki pengertian yaitu upaya kesehatan dari kegiatan dokter
dalam prakteknya untuk mengobati pasien. Selain itu juga dapat dipahami bahwa curing
merupakan ilmu yang empirik, mengobati berdasarkan bukti/data dan mengobati dengan
patofisiologi yang bisa dipertanggungjawabkan.
Hall (1969) mengemukakan perpaduan kedua aspek tersebut. Menurutnya, care
merupakan komponen penting yang berasal dari naluri seorang ibu. Sedangkan cure
merupakan dasar dari ilmu patologi dan terapeutik. Dalam memberikan asuhan
keperawatan secara total kepada klien, maka kedua aspek ini harus dipadukan (Julia,
1995). Namun, tetap ada perbedaan yang jelas diantara keduanya. Dalam UU no. 23
tahun 1992 menyebutkan bahwa penyembuh penyakit dilaksanakan oleh tenaga dokter
dan perawat melalui kegiatan pengobatan dan/ atau keperawatan berdasarkan ilmu
keperawatan. Dari situ terlihat bahwa antara caring dan curing terdapat perbedaan.
Caring merupakan tugas primer perawat dan curing adalah tugas sekundernya. Begitu
pula curing, curing merupakan tugas primer dokter dan caring sebagai tugas
sekundernya.
Curing merupakan komponen dalam caring. Karena di dalam caring termasuk
salah satunya adanya kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk membantu
penyembuhan klien. Jadi, tetap mempunyai hubungan yang saling melengkapi.
Perbedaan antara caring dan curing dapat lebih jelas jika dilihat dari diagnosis,
intervensi, dan tujuannya. Di dalam caring terdapat diagnosis keperawatan yang
merupakan suatu kegiatan mengidentifikasi masalah dan penyebab berdasarkan
kebutuhan dan respon klien. Sedangkan di dalam curing terdapat diagnosis medis yaitu
suatu bentuk kinerja yang mengungkapkan penyakit yang diderita klien. Dengan kata lain
4
dapat disebut diagnosa penyakit. Dalam caring lebih dititik-beratkan pada kebutuhan dan
respon klien untuk ditanggapi dengan pemberian perawatan. Berbeda dengan curing lebih
memperhatikan penyakit yang diderita serta penanggulangannya.
Selain itu, dapat juga dilihat dari intervensinya. Intervensi keperawatan (caring)
yaitu membantu klien memenuhi masalah klien baik fisik, psikologis, sosial, dan spiritual
dengan tindakan keperawatan yang meliputi intervensi keperawatan, observasi,
pendidikan kesehatan, dan konseling. Sedangkan intervensi kedokteran (curing) lebih ke
melakukan tindakan pengobatan dengan obat (drug) dan tindakan operatif. Dari sini dapat
dipahami bahwa caring memperhatikan klien dari aspek fisik, psikologi, sosial, serta
spiritualnya sedangkan curing menekankan pada aspek kesehatan dan fisik kliennya.
Satu hal lagi yang dapat dipahami dari perbedaan caring dan curing yaitu dari
aspek tujuan. Tujuan dari perilaku caring, yaitu:
1. Membantu pelaksanaan rencana pengobatan atau terapi.
2. Membantu pasien/ klien beradaptasi dengan masalah kesehatan, mandiri memenuhi
kebutuhan dasarnya, mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatan, dan meningkatkan fungsi dari tubuh pasien.
Sedangkan tujuan dari kegiatan curing adalah menentukan dan menyingkirkan
penyebab penyakit atau mengubah problem penyakit dan penanganannya.
Dari berbagai penjelasan tersebut, dapat kita tarik kesimpulan bahwa caring lebih
kompleks daripada curing. Karena caring memberikan pelayanan yang menyangkut
seluruh kebutuhan pasien baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. Curing hanya
bagian dari caring. Sebagai seorang perawat, kita harus mampu membedakannya dan
melakukan caring dengan sebaik-baiknya. Kesejahteraan klien didapat dari totalitas kita
dalam melakukan caring. Caring tidak akan pernah lepas dari profesi keperawatan.
Karena caring merupakan esensi keperawatan itu sendi
2.3. Konsep Caring menurut Beberapa Ahli Keperawatan\
2.3.1. Teori Caring Menurut Watson
Caring merupakan sentral praktik keperawatan, tetapi hal ini lebih penting
dalam kekacauan lingkungan pelayanan kesehatan saat ini. Kebutuhan, tekanan,
5
batas waktu dalam waktu pelayanan kesehatan saat ini. Kebutuhan, tekanan, batas
waktu dalam lingkungan pelayanan kesehatan berada dalam ruang kecil praktik
caring yang membuat perawat dan profesi kesehatan klien (Watson, 2006 dalam
Potter dan Perry, 2006). Watson menjelaskan bahwa konsep dia didefinisikan
untuk membawa arti baru untuk paradigma keperawatan adalah berasal dari
pengalaman empiris klinis dilantik dikombinasikan dengan latar belakang filsafat
saya, intelektual dan experiental : dengan demikian pekerjaan awal saya muncul
dari nila sendiri-sendiri, keyakinan, dan persepsi tentang kepribadian, kehidupan,
kesehatan, dan persepsi tentang kepribadian, kehidupan, kesehatan, dan
penyembuhan ( Watson, 1997 dalam Tomey & Alligood, 2006).
Dalam pandangan keperawatan Jean Watson, manusia diyakini sebagai
person as a whole, as a fully functional integrated self. Jean Watson
mendefinisikan sehat sebagai kondisi yang utuh dan selaras antara badan, pikiran,
dan jiwa, ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara diri yang dipersepsikan
dan diri yang diwujudkan. Dari beberapa konsep sehat sakit di atas dapat
dikemukakan beberapa hal prinsip, antara lain:
1. Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya
multidimensional, yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara
faktor-faktor yang mempengaruhi.
2. Kondisi sehat dapat dicapai, karena adanya kemampuan seseorang untuk
beradaptasi terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.
Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang terhenti pada titik
tertentu, tetapi berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada
lingkungan yang dinamis.
Fokus keperawatan ditujukan pada promosi kesehatan dan penyembuhan
penyakit dan dibangun dari sepuluh faktor karatif, yang meliputi :
1. Pembentukan sistem humanistic dan altruistic
Nilai-niai humanistic dan altruistic dipelajari sejak awal kehidupan tetapi
dapat dipengaruhi dengan sangat oleh para pendidik perawat. Faktor ini dapat
6
Doing for adalah melakukan untuk yang lain apa yang dia akan
lakukan untuk diri sendiri jika hal itu mungkin. Melakukan untuk yang lain
berarti memberikan perawatan yang nyaman, protektif, dan antisipatif, serta
menjalankan tugasnya terampil dan kompeten sambil menjaga martabat orang
tersebut.
5. Enabling
Enabling adalah memfasilitasi bagian yang lain melalui transisi
kehidupan dan peristiwa asing dengan memberi informasi, menjelaskan,
mendukung, dengan fokus pada masalah yang relevan, berfikir melalui
masalah, dan menghasilkan alternatif, sehingga meningkatkan penyembuhan
pribadi klien, pertumbuhan, dan perawatan diri.
2.4. Komponen Caring Menurut Beberapa Ahli Keperawatan
2.4.1. Komponen Caring Menurut Simon Roach
Menurut Roach (1995 dalam Kozier, Barbara, et.al, 2007) ada lima
komponen caring. 5 komponen tersebut adalah:
1. Compassion (kasih sayang)
Compassion adalah kepekaan terhadap kesulitan dan kepedihan orang
lain dapat berupa membantu seseorang untuk tetap bertahan, memberikan
kesempatan untuk berbagi, dan memberi ruang bagi orang lain untuk berbagi
perasaan, serta memberikan dukungan secara penuh.
2. Competence (kemampuan)
Competence adalah memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan,
pengalaman, energi dan motivasi sebagai rasa tanggung jawab terhadap
profesi. Compassion tanpa competence akan terjadi kelalaian klinis,
sebaliknya competence tanpa compassion menghasilkan suatu tindakan.
3. Confidence (kepercayaan diri)
Confidence adalah suatu keadaan untuk memelihara hubungan antar
manusia dengan penuh percaya diri. Confidence dapat berupa ekpresi caring
yang meningkatkan kepercayaan tanpa mengabaikan kemampuan orang lain
untuk tumbuh dan menyampaikan kebenaran.
4. Concience (suara hati)
Perawat memiliki standar moral yang tumbuh dari sistem nilai
10
caring yang
mempengaruhi
pikiran
seseorang
hal
ini
perlu
menjadi
pertimbangan dalam memelihara hubungan. Oleh sebab itu, perawat harus menerima
perasaan orang lain serta memahami prilaku mereka dan juga perawat mendengarkan
segala keluhan klien.
6. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam pengambilan
keputusan.
Perawat menerapkan proses keperawatan secara sistematis, praktek yang
efektif adalah memecahkan masalah secara ilmiah dalam menyelenggarakan
pelayanan berfokus klien. Proses keperawatan seperti halnya proses penelitian yaitu
sistematis dan terstruktur, metode pemecahan masalah ilmiah merupakan metode
13
yang memberi control dan prediksi serta memungkinkan koreksi diri sendiri.
7. Meningkatkan proses belajar mengajar interpersonal.
Faktor ini merupakan konsep yang penting dalam keperawatan untuk
membedakan caring dan curing. Bagaimana perawat menciptakan situasi yang
nyaman dalam memberikan pendidikan kesehatan. Perawat memberi informasi
kepada klien, perawat menfasilitasi proses ini dengan memberikan pendidikan
kesehatan yang didesain supaya dapat memampukan klien memenuhi kebutuhan
pribadinya dan alternatif pengobatan lain, dalam hal ini, perawat harus
mampumemahami persepsi klien dan meredakan situasi yang menegangkan agar
proses belajar-mengajar ini berjalan lebih efektif.
8. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi,memperbaiki mental,
sosiokultural dan spiritual.
Perawat harus menyadari bahwa lingkungan internal dan eksternal
berpengaruh terhadap kesehatan dan kondisi penyakit klien. Konsep yang relevan
dengan lingkungan internal meliputi kepercayaan, sosial budaya, mental dan spiritual
klien. Lingkungan eksternal meliputi kenyamanan, privasi, keamanan, kebersihan,
dan lingkungan yang estetik. Melalui pengkajian perawat dapat menentukan penilaian
seseorang terhadap situasi dan dapat mengatasinya. Perawat dapat memberikan
dukungan situasional, membantu individu mengembangkan persepsi yang lebih
akurat dan memberikan informasi sehingga klien dapat mengatasi masalahnya.
9. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
Dalam membantu memenuhi kebutuhan dasar klien, perawat harus
melakukan dengan gembira. Hirarki kebutuhan dasar Watson hampir sama dengan
Maslow, yakni kebutuhan untuk bertahan hidup, fungsional, integrasi, untuk tumbuh
dan mencari bantuan ketika individu kesulitan memenuhi kebutuhan dasarnya.
10. Mengembangkan faktor kekuatan eksistensial-fenomologis.
Membantu seseorang untuk mengerti kehidupan dan kematian, keduanya
dapat membantu seseorang untuk menemukan kekuatan atau keberanian untuk
menghadapi kehidupan dan kematian.
2.7. Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan
14
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi
bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan
perasaan cinta atau menyayangi. Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena
caring merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk
lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien. Dalam keperawatan, caring merupakan
bagian inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan (Sartika, 2010).
Tindakan caring bertujuan untuk memberikan asuhan fisik dan memperhatikan
emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien. Kemudian caring juga
menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat
senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan
klien sehingga bisa memberikan pelayanan kesehatan yang tepat.
Tiga aspek penting yang mendasari keharusan perawat untuk care terhadap orang lain.
Aspek ini adalah aspek kontrak, aspek etika, dan aspek spiritual dalam caring terhadap
orang lain yang sakit.
1. Aspek kontrak
Telah diketahui bahwa, sebagai profesional, kita berada di bawah kewajiban
kontrak untuk care. perawat memiliki tugas profesional untuk memberikan care.
Untuk itu, kita sebagai perawat yang profesional diharuskan untuk bersikap care
sebagai kontrak kerja kita.
2. Aspek etika
Pertanyaan etika adalah pertanyaan tentang apa yang benar atau salah,
bagaimana membuat keputusan yang tepat, bagaimana bertindak dalam situasi
tertentu. Jenis pertanyaan ini akan memengaruhi cara perawat memberikan asuhan.
Seorang perawat harus care karena hal itu merupakan suatu tindakan yang benar dan
sesuatu yang penting. Dengan care perawat dapat memberikan kebahagiaan bagi
orang lain.
3. Aspek spiritual
Di semua agama besar di dunia, ide untuk saling caring satu sama lain adalah
15
ide utama. Oleh karena itu, berarti bahwa perawat yang religious adalah orang yang
care, bukan karena dia seorang perawat tetapi lebih karena dia adalah anggota suatu
agama atau kepercayaan, perawat harus care terhadap klien.
Caring dalam praktik keperawatan dapat dilakukan dengan mengembangkan
hubungan saling percaya antara perawat dan klien. Pengembangan hubungan saling
percaya menerapkan bentuk komunikasi untuk menjalin hubungan dalam
keperawatan. Perawat bertindak dengan cara yang terbuka dan jujur. Empati berarti
perawat memahami apa yang dirasakan klien. Ramah berarti penerimaan positif
terhadap orang lain yang sering diekspresikan melalui bahasa tubuh, ucapan tekanan
suara, sikap terbuka, ekspresi wajah, dan lain-lain (Kozier & Erb, 1985 dalam
Nurachmah, 2001).
Perawat perlu mengenali kebutuhan komprehensif yaitu kebutuhan biofisik,
psikososial, psikofisikal dan interpersonal klien. Pemenuhan kebutuhan yang paling
mendasar perlu dicapai sebelum beralih ke tingkat yang selanjutnya.
Perawat
juga
harus
memberikan
informasi
kepada
klien.
Perawat
observasi,
identifikasi,
dan review
masalah;
menggunakan
17
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian,
perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan
kehendak keperawatan (Potter & Perry, 2005). Selain itu, caring mempengaruhi cara
berpikir seseorang, perasaan dan perbuatan seseorang. Caring juga mempelajari berbagai
macam philosofi dan etis perspektif.
Konsep Watson menjelaskan bahwa konsep dia didefinisikan untuk membawa
arti baru untuk paradigma keperawatan adalah berasal dari pengalaman empiris klinis
dilantik dikombinasikan dengan latar belakang filsafat saya, intelektual dan experiental :
dengan demikian pekerjaan awal saya muncul dari nila sendiri-sendiri, keyakinan, dan
persepsi tentang kepribadian, kehidupan, kesehatan, dan persepsi tentang kepribadian,
kehidupan, kesehatan, dan penyembuhan
18
keputusan.
(7)
Menyediakan
lingkungan
yang
mendukung,
Seluruh
Indonesia
(PERSI).
Diakses
tanggal
Oktober
2016..
http://www.pdpersi.co.id
Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,Proses, dan
Praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata Komalasari,dkk.Jakarta:EGC.2005
Sartika, Nanda. (2011). Caring Dalam Keperawatan. Jakarta : Rineka Cipta
19
20