Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di era globalisasi ini,segala bidang kehidupan sedang mengalami perkembangan
bahkan kemajuan.Salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan.bidang pelayanan
kesehatan tidak hanya sarana dan prasarana yang mengalami kemajuan,tetapi juga
profesionalisme dari tenaga kesehatan.
Lingkungan kesehatan seperti rumah sakit,perawat akan berhadapan dengan klien
dan tenaga kesehatn lainnya.Oleh karena itu,Perawat harus terus meningkatkan
profesionalismenya,yaitu meningkatkan perilaku caring.Caring bukan semata-mata
perilaku. Caring adalah cara yang memiliki makna dan memotivasi tindakan. Caring
juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan
memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apa Pengertian ?
1.2.2. Bagaimana Perbedaan Caring dan Curing ?
1.2.3. Apa saja Konsep Caring menurut Beberapa Ahli Keperawatan ?
1.2.4. Apa saja Komponen Caring Menurut Beberapa Ahli Keperawatan ?
1.2.5. Apa saja Manfaat Caring ?
1.2.6. Apa saja Faktor-faktor Pembentuk Caring?
1.2.7. Bagaimana Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan ?
1.2.8. Bagaimana Proses Keperawatan Dalam Teori Caring ?
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahi apa Pengertian ?
1.3.2. Untuk mengetahui bagaimana Perbedaan Caring dan Curing ?
1.3.3. Untuk mengetahui apa saja Konsep Caring menurut Beberapa Ahli Keperawatan ?
1.3.4. Untuk mengetahui apa saja Komponen Caring Menurut Beberapa Ahli
Keperawatan?
1.3.5. Untuk mengetahui apa saja Manfaat Caring ?
1.3.6. Untuk mengetahui apa saja Faktor-faktor Pembentuk Caring?
1.3.7. Untuk mengetahui bagaimana Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan ?
1.3.8. Untuk mengetahui bagaimana Proses Keperawatan Dalam Teori Caring ?

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi
bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati
pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak
2

keperawatan (Potter & Perry, 2005). Selain itu, caring mempengaruhi cara berpikir
seseorang, perasaan dan perbuatan seseorang. Caring juga mempelajari berbagai macam
philosofi dan etis perspektif.
Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu
cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan
kepeduliannya kepada klien (Sartika & Nanda, 2011). Dalam keperawatan, caring
merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan.
Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang
berpikir, berperasaan dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain. Caring dalam
keperawatan dipelajari dari berbagai macam filosofi dan perspektif etik (Dwiyanti, 2010).
2.2. Perbedaan Caring dan Curing
Perawat memerlukan kemampuan khusus saat melayani orang atau pasien yang
sedang menderita sakit. Kemampuan khusus tersebut mencakup keterampilan intelektual,
teknikal, dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring. Caring merupakan
fenomena universal yang berhubungan dengan bagaimana seseorang berpikir,
berperasaan, dan bersikap terhadap orang lain. Dalam teori caring, human care
merupakan hal yang mendasar. Human care terdiri dari upaya untuk melindungi,
meningkatkan, dan menjaga atau mengabdikan rasa kemanusiaan dengan membantu
orang lain, mencari arti dalam sakit, penderitaan, dan keberadaannya serta membantu
orang lain untuk meningkatkan pengetahuan dan pengendalian. Di samping itu, Watson
dalam Theory of Human Care mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan
transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan
melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan
pasien untuk sembuh.
Dari sini kita tahu, caring bukan semata-mata perilaku. Sikap caring dalam
memberikan asuhan keperawatan, perawat menggunakan keahlian, kata-kata yang lemah
lembut, sentuhan, memberikan harapan, selalu berada di samping klien, dan bersikap
sebagai media pemberi asuhan. Caring dalam asuhan keperawatan merupakan bagian
dari bentuk kinerja perawat dalam merawat pasien. Perilaku caring perawat menjadi
jaminan apakah perawat bermutu atau tidak. Caring sebagai inti profesi keperawatan dan
fokus sentral dalam praktik keperawatan, bersifat universal dan terdiri dari perilaku3

perilaku khusus yang ditentukan oleh dan terjadi dalam konteks budaya. Di dalamnya
memiliki makna yang bersifat aktifitas, sikap (emosional) dan kehati-hatian.
Beberapa tokoh keperawatan seperti Watson (1979), Leininger (1984), Benner
(1989) menempatkan caring sebagai dasar dalam praktek keperawatan. Diperkirakan
bahwa sekitar pelayanan kesehatan merupakan caring sedangkan -nya merupakan
curing. Sebagai seorang perawat, kemampuan care dan cure harus dipadukan secara
seimbang sehingga menghasilkan asuhan keperawatan yang optimal untuk klien.
Curing sendiri memiliki pengertian yaitu upaya kesehatan dari kegiatan dokter
dalam prakteknya untuk mengobati pasien. Selain itu juga dapat dipahami bahwa curing
merupakan ilmu yang empirik, mengobati berdasarkan bukti/data dan mengobati dengan
patofisiologi yang bisa dipertanggungjawabkan.
Hall (1969) mengemukakan perpaduan kedua aspek tersebut. Menurutnya, care
merupakan komponen penting yang berasal dari naluri seorang ibu. Sedangkan cure
merupakan dasar dari ilmu patologi dan terapeutik. Dalam memberikan asuhan
keperawatan secara total kepada klien, maka kedua aspek ini harus dipadukan (Julia,
1995). Namun, tetap ada perbedaan yang jelas diantara keduanya. Dalam UU no. 23
tahun 1992 menyebutkan bahwa penyembuh penyakit dilaksanakan oleh tenaga dokter
dan perawat melalui kegiatan pengobatan dan/ atau keperawatan berdasarkan ilmu
keperawatan. Dari situ terlihat bahwa antara caring dan curing terdapat perbedaan.
Caring merupakan tugas primer perawat dan curing adalah tugas sekundernya. Begitu
pula curing, curing merupakan tugas primer dokter dan caring sebagai tugas
sekundernya.
Curing merupakan komponen dalam caring. Karena di dalam caring termasuk
salah satunya adanya kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk membantu
penyembuhan klien. Jadi, tetap mempunyai hubungan yang saling melengkapi.
Perbedaan antara caring dan curing dapat lebih jelas jika dilihat dari diagnosis,
intervensi, dan tujuannya. Di dalam caring terdapat diagnosis keperawatan yang
merupakan suatu kegiatan mengidentifikasi masalah dan penyebab berdasarkan
kebutuhan dan respon klien. Sedangkan di dalam curing terdapat diagnosis medis yaitu
suatu bentuk kinerja yang mengungkapkan penyakit yang diderita klien. Dengan kata lain
4

dapat disebut diagnosa penyakit. Dalam caring lebih dititik-beratkan pada kebutuhan dan
respon klien untuk ditanggapi dengan pemberian perawatan. Berbeda dengan curing lebih
memperhatikan penyakit yang diderita serta penanggulangannya.
Selain itu, dapat juga dilihat dari intervensinya. Intervensi keperawatan (caring)
yaitu membantu klien memenuhi masalah klien baik fisik, psikologis, sosial, dan spiritual
dengan tindakan keperawatan yang meliputi intervensi keperawatan, observasi,
pendidikan kesehatan, dan konseling. Sedangkan intervensi kedokteran (curing) lebih ke
melakukan tindakan pengobatan dengan obat (drug) dan tindakan operatif. Dari sini dapat
dipahami bahwa caring memperhatikan klien dari aspek fisik, psikologi, sosial, serta
spiritualnya sedangkan curing menekankan pada aspek kesehatan dan fisik kliennya.
Satu hal lagi yang dapat dipahami dari perbedaan caring dan curing yaitu dari
aspek tujuan. Tujuan dari perilaku caring, yaitu:
1. Membantu pelaksanaan rencana pengobatan atau terapi.
2. Membantu pasien/ klien beradaptasi dengan masalah kesehatan, mandiri memenuhi
kebutuhan dasarnya, mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatan, dan meningkatkan fungsi dari tubuh pasien.
Sedangkan tujuan dari kegiatan curing adalah menentukan dan menyingkirkan
penyebab penyakit atau mengubah problem penyakit dan penanganannya.
Dari berbagai penjelasan tersebut, dapat kita tarik kesimpulan bahwa caring lebih
kompleks daripada curing. Karena caring memberikan pelayanan yang menyangkut
seluruh kebutuhan pasien baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. Curing hanya
bagian dari caring. Sebagai seorang perawat, kita harus mampu membedakannya dan
melakukan caring dengan sebaik-baiknya. Kesejahteraan klien didapat dari totalitas kita
dalam melakukan caring. Caring tidak akan pernah lepas dari profesi keperawatan.
Karena caring merupakan esensi keperawatan itu sendi
2.3. Konsep Caring menurut Beberapa Ahli Keperawatan\
2.3.1. Teori Caring Menurut Watson
Caring merupakan sentral praktik keperawatan, tetapi hal ini lebih penting
dalam kekacauan lingkungan pelayanan kesehatan saat ini. Kebutuhan, tekanan,
5

batas waktu dalam waktu pelayanan kesehatan saat ini. Kebutuhan, tekanan, batas
waktu dalam lingkungan pelayanan kesehatan berada dalam ruang kecil praktik
caring yang membuat perawat dan profesi kesehatan klien (Watson, 2006 dalam
Potter dan Perry, 2006). Watson menjelaskan bahwa konsep dia didefinisikan
untuk membawa arti baru untuk paradigma keperawatan adalah berasal dari
pengalaman empiris klinis dilantik dikombinasikan dengan latar belakang filsafat
saya, intelektual dan experiental : dengan demikian pekerjaan awal saya muncul
dari nila sendiri-sendiri, keyakinan, dan persepsi tentang kepribadian, kehidupan,
kesehatan, dan persepsi tentang kepribadian, kehidupan, kesehatan, dan
penyembuhan ( Watson, 1997 dalam Tomey & Alligood, 2006).
Dalam pandangan keperawatan Jean Watson, manusia diyakini sebagai
person as a whole, as a fully functional integrated self. Jean Watson
mendefinisikan sehat sebagai kondisi yang utuh dan selaras antara badan, pikiran,
dan jiwa, ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara diri yang dipersepsikan
dan diri yang diwujudkan. Dari beberapa konsep sehat sakit di atas dapat
dikemukakan beberapa hal prinsip, antara lain:
1. Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya
multidimensional, yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara
faktor-faktor yang mempengaruhi.
2. Kondisi sehat dapat dicapai, karena adanya kemampuan seseorang untuk
beradaptasi terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.
Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang terhenti pada titik
tertentu, tetapi berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada
lingkungan yang dinamis.
Fokus keperawatan ditujukan pada promosi kesehatan dan penyembuhan
penyakit dan dibangun dari sepuluh faktor karatif, yang meliputi :
1. Pembentukan sistem humanistic dan altruistic
Nilai-niai humanistic dan altruistic dipelajari sejak awal kehidupan tetapi
dapat dipengaruhi dengan sangat oleh para pendidik perawat. Faktor ini dapat
6

didefinisikan sebagai kepuasan melalui pemberian dan perpanjangan dari


kesadaran diri.
2. Penanaman (melalui pendidikan) Faith-Hope
Merupakan hal yang sangat penting dalam caratif dan curatif. Perawat perlu
selalu memiliki berpikir positif sehingga dapat menularkan kepada klien yang
akan membantu meningkatkan kesembuhan dan kesejahteraan klien.
3. Pengembangan sensisitifitas atau kepekaan diri kepada orang lain Karena
pikiran dan emosi seseorang adalah jendela jiwa.
4. Pengembangan hubungan yang bersifat membantu dan saling percaya Sebuah
hubungan saling percaya digambarkan sebagai hubungan yang memfasilitasi
untuk penerimaan perasaan positif dan negatif yang termasuk dalam hal ini,
kejujuran, empati, kehangatan dan komunikasi efektif
5. Meningkatkan dan saling menerima pengungkapan ekspresi perasaan baik
ekpresi perasaan positif maupun negatif
6. Menggunakan metode ilmiah dan menyelesaikan masalah dan pengambilan
keputusan
7. Meningkatkan dan memfasilitasi proses belajar mengajar yang bersifat
interpersonal
8. Menciptakan lingkungan yang mendukung, melindungi dan meningkatkan
atau memperbaiki keadaan mental, sosial, kultural dan lingkungan spiritual
9. Membantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan antusias (kebutuhankebutuhan survival, fungsional, integratif dan grup)
10. Mengembangkan kekuatan faktor excistensial phenomenologic
Dalam praktik keperawatan caring ditujukan untuk perawatan kesehatan
yang holistik dalam meningkatkan kontrol, pengetahuan dan promosi
kesehatan (Tomey & Alligood, 2006).
Asumsi dasar teori watson terletak pada 7 asumsi dasar yang menjadi
kerangka kerja dalam pengembangan teori, yaitu:
1. Caring dapat dilakukan dan dipraktikan secara interpersonal.
2. Caring meliputi faktor-faktor karatif yang dihasilkan dari kepuasan terhadap
pemenuhan kebutuhan dasar manusia.

3. Caring yang efektif akan menigkatkan status kesehatan dan perkembangan


individu dan keluarga.
4. Respon caring adalah menerima seseorang tidak hanya sebagai seseorang
berdasarkan saat ini tetapi seperti apa dia mungkin akan menjadi dimasa
depannya.
5. Caring environment, menyediakan perkembangan potensi dan memberikan
keluasan memilih kegiatan yang terbaik bagi diri seseorang dalam waktu yang
telah ditentukan.
6. Caring bersifat healthogenic daripada sekedar curing. Praktek caring
mengitegrasikan pengetahuan biopisikal dan perilaku manusia untuk
meningkatkan kesehatan. Dan untuk membantu pasien yang sakit, dimana
caring melengkapi curing.
7. Caring merupakan inti dari keperawatan (Tomey & Alligood, 2006).
Nilai-nilai yang mendasari konsep caring menurut Jean Watson (1979, dalam
Tomey & Alligood, 2006) meliputi:
1. Konsep tentang manusia
Manusia merupakan suatu fungsi yang utuh dari diri yang terintegrasi
(ingin dirawat, dihormati, mendapatkan asuhan, dipahami dan dibantu)
Manusia pada dasarnya ingin merasa dimiliki oleh lingkungan sekitarnya
merasa dimiliki dan merasa menjadi bagian dari kelompok atau masyarakat,
dan merasa dicintai dan merasa mencintai.
2. Konsep tentang kesehatan
Kesehatan merupakan kuutuhan dan keharmonisan pikiran fungsi fisik
dan fungsi sosial. Menekankan pada fungsi pemeliharaan dan adaptasi untuk
meningkatkan fungsi dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Kesehatan
merupakan keadaan terbebas dari keadaan penyakit, dan Jean Watson
menekankan pada usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai hal tersebut.
3. Konsep tentang lingkungan

Berdasarkan teori Jean Watson, caring dan nursing merupakan


konstanta dalam setiap keadaan di masyarakat. Perilaku caring tidak
diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya, akan tetapi hal tersebut
diwariskan dengan pengaruh budaya sebagai strategi untuk melakukan
mekanisme koping terhadap lingkungan tertentu.
4. Konsep tentang keperawatan
Keperawatan berfokus pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit
dan caring ditujukan untuk klien baik dalam keadaan sakit maupun sehat
2.3.2. Dimensi Caring Menurut K.M.Swanson
Menurut Swanson (1991 dalam Monica, 2008) ada lima asumsi yang
mendasari konsep caring. 5 konsep tersebut adalah :
1. Maintaining belief
Maintaining belief adalah mempertahankan iman dalam kapasitas
orang lain, untuk mendapatkan melalui suatu peristiwa atau transisi dan
menghadapi masa depan dengan bermakna. Tujuannya adalah untuk
memungkinkan yang lain sehingga dalam batas-batas kehidupannya, ia
mampu menemukan makna dan mempertahankan sikap yang penuh harapan.
2. Knowing
Knowing adalah berjuang untuk memahami peristiwa seperti yang
memiliki makna dalam kehidupan yang lain. Mengetahui melibatkan untuk
menghindari asumsi tentang makna dari suatu peristiwa dengan yang
merawat, yang berpusat pada kebutuhan lain, melakukan kajian mendalam,
mencari petunjuk verbal dan nonverbal, dan mengikutsertakan dari keduanya.
3. Being with
Being with adalah secara emosional hadir untuk yang lain dengan
menyampaikan ketersediaan berkelanjutan, perasaan berbagi, dan pemantauan
yang peduli memberikan tidak membebani orang dirawat.
4. Doing for
9

Doing for adalah melakukan untuk yang lain apa yang dia akan
lakukan untuk diri sendiri jika hal itu mungkin. Melakukan untuk yang lain
berarti memberikan perawatan yang nyaman, protektif, dan antisipatif, serta
menjalankan tugasnya terampil dan kompeten sambil menjaga martabat orang
tersebut.
5. Enabling
Enabling adalah memfasilitasi bagian yang lain melalui transisi
kehidupan dan peristiwa asing dengan memberi informasi, menjelaskan,
mendukung, dengan fokus pada masalah yang relevan, berfikir melalui
masalah, dan menghasilkan alternatif, sehingga meningkatkan penyembuhan
pribadi klien, pertumbuhan, dan perawatan diri.
2.4. Komponen Caring Menurut Beberapa Ahli Keperawatan
2.4.1. Komponen Caring Menurut Simon Roach
Menurut Roach (1995 dalam Kozier, Barbara, et.al, 2007) ada lima
komponen caring. 5 komponen tersebut adalah:
1. Compassion (kasih sayang)
Compassion adalah kepekaan terhadap kesulitan dan kepedihan orang
lain dapat berupa membantu seseorang untuk tetap bertahan, memberikan
kesempatan untuk berbagi, dan memberi ruang bagi orang lain untuk berbagi
perasaan, serta memberikan dukungan secara penuh.
2. Competence (kemampuan)
Competence adalah memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan,
pengalaman, energi dan motivasi sebagai rasa tanggung jawab terhadap
profesi. Compassion tanpa competence akan terjadi kelalaian klinis,
sebaliknya competence tanpa compassion menghasilkan suatu tindakan.
3. Confidence (kepercayaan diri)
Confidence adalah suatu keadaan untuk memelihara hubungan antar
manusia dengan penuh percaya diri. Confidence dapat berupa ekpresi caring
yang meningkatkan kepercayaan tanpa mengabaikan kemampuan orang lain
untuk tumbuh dan menyampaikan kebenaran.
4. Concience (suara hati)
Perawat memiliki standar moral yang tumbuh dari sistem nilai
10

humanistik altruistik (peduli kesejahteraan orang lain) yang dianut dan


direfleksikan pada tingkah lakunya.
5. Commitment
Melakukan tugas secara konsekuen dan berkualitas terhadap tugas,
orang, karier yang dipilih.
2.4.2. Komponen Caring Menurut K. M. Swanson
Swanson (1991) dalam Middle Theory of Caring mendeskripsikan 5
proses caring menjadi lebih praktis, yaitu
1. Komponen Mempertahankan Keyakinan
mengaktualisasi diri untuk menolong orang lain, mampu menolong orang lain
dengan tulus, memberikan ketenangan kepada klien, dan memiliki sikap yang
positif
2. Komponen Pengetahuan
memberikan pemahaman klinis tentang kondisi dan situasi klien, melakukan
setiap tindakan berdasarkan aturan, dan menghindari terjadinya komplikasi.
3. Komponen Kebersamaan
hadir secara emosional dengan orang lain, mampu berbagi dengan klien secara
tulus, dan membangun kepercayaan dengan klien.
4. Komponen Tindakan yang Dilakukan
tindakan terapeutik seperti membuat nyaman, antisipasi bahaya, dan intervensi
yang kompeten.
5. Komponen Memungkinkan
memberikan informed consent pada setiap tindakan, memberikan respon yang
positif terhadap keluhan klien (Monica, 2008).
2.5. Manfaat Caring
Pemberian pelayanan keperawatan yang didasari oleh perilaku caring perawat
mampu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Penerapan

caring yang

diintegrasikan dengan pengetahuan biofisikal dan pengetahuan mengenai perilaku


manusia akan dapat meningkatkan kesehatan individu dan memfasilitasi pemberian
pelayanan kepada pasien. Watson (1979 dalam Tomey & Alligod, 2006) menambahkan
bahwa caring yang dilakukan dengan efektif dapat mendorong kesehatan dan
pertumbuhan individu.
11

Perilaku caring perawat tidak hanya mampu meningkatkan kepuasan klien,


namun juga dapat menghasilkan keuntungan bagi rumah sakit. Godkin dan Godkin
(2004) menyampaikan bahwa perilaku caring dapat mendatangkan manfaat finansial
bagi industri pelayanan kesehatan. Issel dan Khan (1998) menambahkan bahwa perilaku
caring staf kesehatan mempunyai nilai ekonomi bagi rumah sakit karena perilaku ini
berdampak bagi kepuasan pasien. Dengan demikian, secara jelas dapat diketahui bahwa
perilaku caring perawat dapat memberikan kemanfaatan bagi pelayanan kesehatan
karena dapat meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu serta meningkatakan
kepuasan pasien sehingga akan meningkatkan kunjungan pasien ke rumah sakit dan pada
akhirnya memberikan keuntungan finansial bagi rumah sakit.
2.6. Faktor-faktor Pembentuk Caring
Watson juga menekankan dalam sikap caring ini harus tercermin sepuluh faktor
caratif yang berasal dari perpaduan nilai-nilai humanistik dengan ilmu pengetahuan dasar
dalam memberikan asuhan. Oleh karena itu, perawat perlu mengembangkan filosofi
humanistik dan nilai serta seni yang kuat, faktor caratif membantu perawat untuk
menghargai manusia dari dimensi pekerjaan perawat, kehidupan, dan dari pengalaman
nyata berinteraksi dengan orang lain sehingga tercapai kepuasan dalam melayani dan
membantu klien. Dasar dalam praktek keperawatan menurut Watson (1979, dalam
Asmadi, 2008). Dibangun dari Sepuluh faktor caratif tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pembentukan faktor nilai humanistik dan altruistik.
Watson mengemukakan bahwa asuhan keperawatan didasarkan pada nilainilai kemanusiaan (humanistik) dan prilaku mementingkan kepentingan orang lain
diatas kepentingan sendiri (altruistik). Hal ini dapat dikembangkan melalui
pemahaman nilai yang ada pada diri seseorang, keyakinan, interaksi dan kultur serta
pengalaman pribadi. Hal ini perlu untuk mematangkan pribadi perawat agar dapat
bersikap altruistik terhadap orang lain.
2. Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope).
Faktor ini menjelaskan tentang peran perawat dalam mengembangkan
hubungan timbal balik perawat-klien yang efektif dan meningkatkan kesejahteraan
dengan membantu klien mengadopsi prilaku hidup sehat. Perawat mendorong
12

penerimaan klien terhadap pengobatan yang dilakukan kepadanya dan membantunya


memahami alternatif terapi yang diberikan, memberikan keyakinan akan adanya
kekuatan penyembuhan atau kekuatan spiritual dan penuh pengharapan. Dengan
mengembangkan hubungan perawat-klien yang efektif, perawat memfasilitasi
perasaan optimis, harapan dan rasa percaya.
3. Menanamkan sensitifitas terhadap diri sendiri dan orang lain.
Seorang perawat dituntut untuk mampu meningkatkan sensitifitas terhadap iri
pribadi dan orang lain, dengan memiliki sensitifitas/kepekaan terhadap diri sendiri,
maka perawat menjadi lebih apa adanya dan lebih lebih sensitif kepada orang lain dan
menjadi lebih tulus dalam memberikan bantuan kepada orang lain. Perawat juga perlu
memahami bahwa pikiran dan emosi seseorang merupakan jendela jiwanya.
4. Membina hubungan saling percaya dan saling membantu (helping-trust).
Pengembangan hubungan saling percaya antara perawat dan klien adalah
sangat krusial bagi transportal caring. Hubungan saling percaya akan meningkatkan
dan menerima ekspresi perasaan positif dan negative. Pengembangan hubungan
saling percaya menerapkan bentuk komunikasi untuk menjalin hubungan dalam
keperawatan. Ciri hubungan helping-trust adalah harmonis haruslah hubungan yang
dilakukan secara jujur dan terbuka, tidakdibuat-buat. Perawat menunjukkan sikap
empati dengan berusaha merasakan apa yang dirasakan oleh klien dan sikap hangat
dengan menerima orang lain secara positif.
5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif
Perasaan

mempengaruhi

pikiran

seseorang

hal

ini

perlu

menjadi

pertimbangan dalam memelihara hubungan. Oleh sebab itu, perawat harus menerima
perasaan orang lain serta memahami prilaku mereka dan juga perawat mendengarkan
segala keluhan klien.
6. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam pengambilan
keputusan.
Perawat menerapkan proses keperawatan secara sistematis, praktek yang
efektif adalah memecahkan masalah secara ilmiah dalam menyelenggarakan
pelayanan berfokus klien. Proses keperawatan seperti halnya proses penelitian yaitu
sistematis dan terstruktur, metode pemecahan masalah ilmiah merupakan metode
13

yang memberi control dan prediksi serta memungkinkan koreksi diri sendiri.
7. Meningkatkan proses belajar mengajar interpersonal.
Faktor ini merupakan konsep yang penting dalam keperawatan untuk
membedakan caring dan curing. Bagaimana perawat menciptakan situasi yang
nyaman dalam memberikan pendidikan kesehatan. Perawat memberi informasi
kepada klien, perawat menfasilitasi proses ini dengan memberikan pendidikan
kesehatan yang didesain supaya dapat memampukan klien memenuhi kebutuhan
pribadinya dan alternatif pengobatan lain, dalam hal ini, perawat harus
mampumemahami persepsi klien dan meredakan situasi yang menegangkan agar
proses belajar-mengajar ini berjalan lebih efektif.
8. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi,memperbaiki mental,
sosiokultural dan spiritual.
Perawat harus menyadari bahwa lingkungan internal dan eksternal
berpengaruh terhadap kesehatan dan kondisi penyakit klien. Konsep yang relevan
dengan lingkungan internal meliputi kepercayaan, sosial budaya, mental dan spiritual
klien. Lingkungan eksternal meliputi kenyamanan, privasi, keamanan, kebersihan,
dan lingkungan yang estetik. Melalui pengkajian perawat dapat menentukan penilaian
seseorang terhadap situasi dan dapat mengatasinya. Perawat dapat memberikan
dukungan situasional, membantu individu mengembangkan persepsi yang lebih
akurat dan memberikan informasi sehingga klien dapat mengatasi masalahnya.
9. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
Dalam membantu memenuhi kebutuhan dasar klien, perawat harus
melakukan dengan gembira. Hirarki kebutuhan dasar Watson hampir sama dengan
Maslow, yakni kebutuhan untuk bertahan hidup, fungsional, integrasi, untuk tumbuh
dan mencari bantuan ketika individu kesulitan memenuhi kebutuhan dasarnya.
10. Mengembangkan faktor kekuatan eksistensial-fenomologis.
Membantu seseorang untuk mengerti kehidupan dan kematian, keduanya
dapat membantu seseorang untuk menemukan kekuatan atau keberanian untuk
menghadapi kehidupan dan kematian.
2.7. Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan

14

Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi
bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan
perasaan cinta atau menyayangi. Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena
caring merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk
lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien. Dalam keperawatan, caring merupakan
bagian inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan (Sartika, 2010).
Tindakan caring bertujuan untuk memberikan asuhan fisik dan memperhatikan
emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien. Kemudian caring juga
menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat
senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan
klien sehingga bisa memberikan pelayanan kesehatan yang tepat.
Tiga aspek penting yang mendasari keharusan perawat untuk care terhadap orang lain.
Aspek ini adalah aspek kontrak, aspek etika, dan aspek spiritual dalam caring terhadap
orang lain yang sakit.

1. Aspek kontrak
Telah diketahui bahwa, sebagai profesional, kita berada di bawah kewajiban
kontrak untuk care. perawat memiliki tugas profesional untuk memberikan care.
Untuk itu, kita sebagai perawat yang profesional diharuskan untuk bersikap care
sebagai kontrak kerja kita.
2. Aspek etika
Pertanyaan etika adalah pertanyaan tentang apa yang benar atau salah,
bagaimana membuat keputusan yang tepat, bagaimana bertindak dalam situasi
tertentu. Jenis pertanyaan ini akan memengaruhi cara perawat memberikan asuhan.
Seorang perawat harus care karena hal itu merupakan suatu tindakan yang benar dan
sesuatu yang penting. Dengan care perawat dapat memberikan kebahagiaan bagi
orang lain.
3. Aspek spiritual
Di semua agama besar di dunia, ide untuk saling caring satu sama lain adalah
15

ide utama. Oleh karena itu, berarti bahwa perawat yang religious adalah orang yang
care, bukan karena dia seorang perawat tetapi lebih karena dia adalah anggota suatu
agama atau kepercayaan, perawat harus care terhadap klien.
Caring dalam praktik keperawatan dapat dilakukan dengan mengembangkan
hubungan saling percaya antara perawat dan klien. Pengembangan hubungan saling
percaya menerapkan bentuk komunikasi untuk menjalin hubungan dalam
keperawatan. Perawat bertindak dengan cara yang terbuka dan jujur. Empati berarti
perawat memahami apa yang dirasakan klien. Ramah berarti penerimaan positif
terhadap orang lain yang sering diekspresikan melalui bahasa tubuh, ucapan tekanan
suara, sikap terbuka, ekspresi wajah, dan lain-lain (Kozier & Erb, 1985 dalam
Nurachmah, 2001).
Perawat perlu mengenali kebutuhan komprehensif yaitu kebutuhan biofisik,
psikososial, psikofisikal dan interpersonal klien. Pemenuhan kebutuhan yang paling
mendasar perlu dicapai sebelum beralih ke tingkat yang selanjutnya.
Perawat

juga

harus

memberikan

informasi

kepada

klien.

Perawat

bertanggungjawab akan kesejahteraan dan kesehatan klien. Caring mempuyai


manfaat yang begitu besar dalam keperawatan dan seharusnya tercermin dalam setiap
interaksi perawat dengan klien, bukan dianggap sebagai sesuatu yang sulit
diwujudkan dengan alasan beban kerja yang tinggi, atau pengaturan manajemen
asuhan keperawatan ruangan yang kurang baik. Pelaksanaan caring akan
meningkatkan mutu asuhan keperawatan, memperbaiki image perawat di masyarakat
dan membuat profesi keperawatan memiliki tempat khusus di mata para pengguna
jasa pelayanan kesehatan.
2.8. Proses Keperawatan Dalam Teori Caring
Watson (1979 dalam Muchlisin & Ichsan, 2008) menekankan bahwa proses
keperawatan memiliki langkah-langkah yang sama dengan proses riset ilmiah, karena
kedua proses tersebut mencoba untuk menyelesaikan masalah dan menemukan solusi
yang terbaik. Lebih lanjut Watson menggambarkan kedua proses tersebut sebagai berikut:
1. Pengkajian
Meliputi

observasi,

identifikasi,

dan review

masalah;

menggunakan

pengetahuan dari literature yang dapat diterapkan, melibatkan pengetahuan


16

konseptual untuk pembentukan dan konseptualisasi kerangka kerja yang digunakan


untuk memandang dan mengkaji masalah danpengkajian juga meliputi pendefinisian
variabel yang akan diteliti dalam memecahkan masalah Watson
(1979 dalam Julia, 1995) menjelaskan kebutuhan yang harus dikaji oleh perawat
yaitu:
a. Lower order needs (biophysical needs) yaitu kebutuhan untuk tetap hidup
meliputi kebutuhan nutrisi, cairan, eliminasi, dan oksigenisasi.
b. Lower order needs (psychophysical needs) yaitu kebutuhan untuk berfungsi,
meliputi kebutuhan aktifitas, aman, nyaman, seksualitas.
c. Higher order needs (psychosocial needs), yaitu kebutuhan integritas yang
meliputi kebutuhan akan penghargaan dan beraffiliasi. \
d. Higher order needs (intrapersonalinterpersonal needs), yaitu kebutuhan untuk
aktualisasi diri.
2. Perencanaan:
Perencanaan membantu untuk menentukan bagaimana variable-variabel akan
diteliti atau diukur, meliputi suatu pendekatan konseptual atau desain untuk
memecahan masalah yang mengacu pada asuhan keperawatan serta meliputi
penentuan data apa yang akan dikumpulkan dan pada siapa dan bagaimana data akan
dikumpulkan.
3. Implementasi:
Merupakan tindakan langsung dan implementasi dari rencana serta meliputi
pengumpulan data.
4. Evaluasi
Merupakan metode dan proses untuk menganalisa data, juga untuk meneliti
efek dari intervensi berdasarkan data serta meliputi interpretasi hasil,

17

BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian,
perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan
kehendak keperawatan (Potter & Perry, 2005). Selain itu, caring mempengaruhi cara
berpikir seseorang, perasaan dan perbuatan seseorang. Caring juga mempelajari berbagai
macam philosofi dan etis perspektif.
Konsep Watson menjelaskan bahwa konsep dia didefinisikan untuk membawa
arti baru untuk paradigma keperawatan adalah berasal dari pengalaman empiris klinis
dilantik dikombinasikan dengan latar belakang filsafat saya, intelektual dan experiental :
dengan demikian pekerjaan awal saya muncul dari nila sendiri-sendiri, keyakinan, dan
persepsi tentang kepribadian, kehidupan, kesehatan, dan persepsi tentang kepribadian,
kehidupan, kesehatan, dan penyembuhan
18

Faktor-faktor Pembentuk Caring (1) Pembentukan faktor nilai humanistik dan


altruistik. (2)Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope). (3) Menanamkan
sensitifitas terhadap diri sendiri dan orang lain. (4) Membina hubungan saling percaya
dan saling membantu (helping-trust). (5) Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan
positif dan negatif (6) Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam
pengambilan

keputusan.

(7)

Menyediakan

lingkungan

yang

mendukung,

melindungi,memperbaiki mental, sosiokultural dan spiritual (8) Membantu dalam


pemenuhan kebutuhan dasar manusia. (9) Mengembangkan faktor kekuatan eksistensialfenomologis. (10) Meningkatkan proses belajar mengajar interpersonal.
3.2. Saran
Sikap caring harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari hari,agar perilaku
caring tumbuh secara alami dalam jiwa perawat.ketika menghadapi klien,perawat dengan
mudah memberikan asuhan keperawatan.Klien yang sakitkadang hanya butuh perhatian
dan empati dari seseorang yang merawatnya agar ia lebih semangat dalam menghadapi
penyakitnya.Oleh karena itu sebagai perawat disarankan agar benar benar faham
tentang perilaku caring ini.
DAFTAR PUSTAKA
Alligood, M.R. & Tomey, A.N. (2006). Nursing Theorist and their work. 6th Edition, ST.
Louis: Mosby Elsevier, Inc
Barbara, Kozier, 2008, Fundamental of Nursing, Seventh Edition, Vol.2, Jakarta: EGC.
Dwiyanti. (2010). Konsep Caring. Diakses tanggal 9 Oktober 2016.
http://staff.undip.ac.id/psikfk/meidiana/2010/06/04/konsep-caring/
Muchlisin, A & Ichsan, B. (September 2008). Aplikasi Model Konseptual Caring dari
Jean Watson dalam Asuhan Keperawatan. Berita Ilmu Keperawatan ISSN, 1979-2697,
Vol.1, 147-150
Nurachmah. 2001. Asuhan Keperawatan Bermutu di Rumah Sakit. Perhimpunan Rumah
Sakit

Seluruh

Indonesia

(PERSI).

Diakses

tanggal

Oktober

2016..

http://www.pdpersi.co.id
Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,Proses, dan
Praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata Komalasari,dkk.Jakarta:EGC.2005
Sartika, Nanda. (2011). Caring Dalam Keperawatan. Jakarta : Rineka Cipta

19

20

Anda mungkin juga menyukai