Anda di halaman 1dari 5

Nama

: Dinda Huwaidaa Azhari

NIM

: 3111414010

Rombel

: 5C (Ilmu Sejarah)

Sekitar Perjanjian Salatiga 1757 M


(Terpecahnya menjadi Kasunanan Surakarta dan Praja Mangkunegaran)
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan peristiwa Perjanjian Salatiga terjadi?
2. Apa yang melatar belakangi pemberontakan-pemberontakan di Mataram
sehingga terjadi Perjanjian Salatiga ?
3. Bagaimana kondisi Mataram setelah terjadi perjanjian Salatiga?
B. Sinopsis
Berbagai konflik terjadi di Bumi Mataram, terutama terkait dengan perebutan
kekuasaan. Dalam konflik tersebut terdapat kubu Kompeni (VOC), pihak Mataram
(Sunan Pakubuwono III), kelompok Pangeran Mangkubumi, dan kelompok Raden
Mas Said. Selama lebih dari 50 tahun pemberontakan dan perang terjadi, baik dengan
sistem koalisi maupun independensi. Akhir konflik tersebut kemudian menghasilkan
Perjanjian Giyanti di tahun 1755 dan Perjanjian Salatiga di tahun 1757.
Perundingan Giyanti pada tanggal 22-23 September 1754 dilakukan oleh
VOC, Sunan Pakubuwono III, dan Pangeran Mangkubumi. Di dalam perundingan
tersebut, Raden Mas Said tidak diikutkan karena dianggap telah mengkhianati
Mangkubumi. Perundingan tersebut kemudian ditandatangani pada tanggal 13
februari 1755. Isi dari perjanjian tersebut adalah bahwa wilayah Mataram terbagi
menjadi dua, yaitu di sebelah timur (sekarang Surakarta) dikuasai oleh Sunan
Pakubuwono III, kemudian di sebelah barat (sekarang Yogyakarta) dikuasai oleh
Pangeran Mangkubumi yang kemudian berganti gelar menjadi Sultan
Hamengkubuwono I. Selain itu, di dalam perjanjian tersebut dikatakan bahwa adanya
kerja sama antara rakyat di kedua pihak yang berada di bawah kekuasaan Kompeni.
Posisi kelompok pendukung Raden Mas Said terancam semenjak munculnya
Perjanjian Giyanti, karena ketiga kubu yang berlawanan dengannya telah bersatu.
Namun hal tersebut tidak membuat gentar pasukan R.M Said untuk gencar
memberontak kepada Belanda. Pihak kompeni pun berpikir kritis tentang bagaimana
cara agar berdamai dengan R.M Said. Munculah ide untuk membujuk PB III agar

berdialog dengan R.M Said, ternyata dari pihak PB III pun memang sudah berencana
untuk berdamai dengan sepupunya tersebut. Setelah melalui bujukan dan rasa sayang
kekeluargaan, akhirnya R.M Said dapat bergabung dengan PB III. Hal tersebut
kemudian menghasilkan perundingan di Salatiga pada tahun 1757. Perundingan
tersebut akhirnya menghasilkan bahwa Raden Mas Said diangkat menjadi Pangeran
Miji, yang mempunyai wilayah seluas 4000 karya, pangeran berhak memakai segala
atribut raja. Kemudian didirikanlah Pura Mangkunegaran, dan Raden Mas Said diberi
gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Hamengkunegoro (KGPAA
Mangkunegara I). Sejak saat itulah Mataram terbagi menjadi 3 wilayah yaitu
Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, dan Mangkunegaran.
C. Peristiwa Perjanjian Salatiga
Awal dari terjadinya perjanjian Salatiga adalah ketika terjalinnya hubungan
keluarga kembali dari Sunan Pakubuwono III dan Raden Mas Said yang merupakan
saudara sepupu. Pihak kompeni pun sebenarnya ikut andil dalam mengusulkan hal
tersebut kepada PB III, karena mereka sudah kewalahan dalam menghadapi
pemberontakan yang dilakukan R.M Said. Setelah R.M Said berhasil dibujuk untuk
tinggal di Surakarta, Hartingh pun mengundang PB III dan R.M Said untuk
mengadakan perundingan di Salatiga.
Perjanjian Salatiga merupakan sebuah kesepakatan yang diperoleh dari
perundingan atas VOC, R.M Said, Kasunanan dan Kasultanan. Perundingan ini
dilakukan di kota Salatiga, pada tanggal 16-17 maret 1757. Di hari pertama, tidak
ditemukan kesepakatan antara mereka. Dalam sumber Babad Tutur dikatakan bahwa
di hari pertama ini, R.M Said hanya meminta daerah nya sendiri yang pernah
diberikan oleh PB III yaitu Laroh, Matesih, Gunung Kidul, Kaduwang, dan Tanah di
Sukowati. Namun ternyata Hartingh tidak setuju jika daerah Sukowati sebelah barat
diambil juga oleh R.M Said. Selain itu, dalam perundingan Hartingh banyak memuji
HB I dan menyindir R.M Said, ia pun tersulut emosinya. Karena kondisi sudah tidak
aman, Sunan mengajak R.M Said untuk meninggalkan pertemuan1. Namun, dalam
sumber catatan laporan dari Hartingh, dikatakan bahwa di hari pertama ini R.M said
tidak menyampaikan tuntutan, ia terlihat sangat gelisah sehingga harus meminum satu
gelas air. Hingga pada malam harinya, Sunan membujuk R.M Said untuk
1 Fananie, Zainuddin. 2000. Restruksturisasi Budaya Jawa. Surakarta: UMS
Press, halaman 103-104

menyampaikan tuntutannya. Akan tetapi pada hari berikutnya pun ia tidak juga mau
mengajukan tuntutan, kecuali jika PB memintanya2.
Pada 17 maret 1757 M, disepakatilah perjanjian penetapan wilayah kekuasaan
Raden Mas Said. Isi perjanjian tersebut adalah : (1) R.M Said diangkat menjadi
Pangeran Miji (Pangeran istimewa), yang mana berhak menggunakan atribut raja,
serta mendapatkan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara. (2) ia
berhak atas tanah seluas 4000 karya dengan status precario3. (3) Mas Said harus
tinggal di Surakarta dan pada hari pisowanan yakni senin dan kamis, ia harus hadir
dan menerima perintah Sunan. Setalah perjanjian Salatiga ini, maka di Jawa Tengah
terdapat 3 kekuatan politik yaitu Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, dan
Mangkunegaran.
D. Latar Belakang Perpecahan di Bumi Mataram
Bukan hal ihwal yang aneh lagi ketika sebuah kerajaan mengalami berbagai
masalah terutama kaitannya dengan perebutan kekuasaan. Semenjak masa
pemerintahan Amangkurat I di Plered, Mataram sudah mengalami pergolakan yang
panjang. Tidak berbeda dengan keadaan di Mataram ketika dipindahkan ke Kartasuro
dan diperintah oleh Amangkurat II. Begitu pula saat terjadi dua raja di tubuh
Mataram, yaitu Amangkurat III dan Pakubuwono I. Hal tersebut semakin memanas
ketika VOC ikut andil di dalam perpecahan Mataram.
Selama perpecahan Amangkurat III dan Pakubuwono I terjadi 3 kali perang
besar, yang dinamakan Perang Suksesi Jawa. Perang Suksesi Jawa I di tahun 17041708. Perang Suksesi Jawa II di tahun 1719-1723. Perang Suksesi Jawa III
berlangsung selama 3 tahun dan menggunakan taktik gerilya.
Di tahun 1755 terjadi sebuah kesepakatan yang dinamakan Perjanjian Giyanti.
Perjanjian ini awalnya merupakan sebuah perundingan pribadi dari Sunan
Mangkubumi dan Hartingh (wakil VOC), yang mana Mangkubumi menginginkan
Mataram terbagi menjadi 2. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya perjanjian
tersebut disepakati oleh VOC, Mangkubumi dan Pakubuwono III. Dengan hasil
bahwa Mataram terbagi menjadi 2 wilayah politik yaitu Kasultanan Yogyakarta
dengan pemimpin Mangkubumi yang bergelar Hamengkubuwono I, dan Kasunanan
Surakarta yang dipimpin oleh Pakubuwono III. Dengan perjanjian itu pula terlihat
bahwa 2 kerajaan bersekutu dengan VOC.
2 Vincent J.H Hauben, dalam Wasino. 2014. Modernisasi Di Jantung Budaya
Jawa. Jakarta : Kompas Gramedia, halaman 24
3 Loc.cit

Setelah perjanjian Giyanti, Belanda masih memiliki satu musuh yaitu Raden
Mas Said. Ia tak gentar terus melawan Belanda yang telah semena-mena menjajah
Mataram. Raden Mas Said gencar melakukan pemberontakan dengan Belanda, dan
selama pemberontakan tersebut Belanda selalu mengalami kewalahan. Hal ini lah
yang membuat Hartingh akhirnya melakukan perundingan kepada Pakubuwono III
untuk membujuk Raden Mas Said agar berdamai.
Jika dilihat dari lama nya perjuangan para pemimpin kita, dapat kita
simpulkan berbagai sebab perpecahan terjadi. Yang pertama, karena rasa
ketidakpercayaan dari para Pangeran terhadap Raja, hal ini terjadi saat masa
Amangkurat I. Yang kedua, yaitu karena rasa ketidakinginan dijajah oleh Belanda
yang mana Belanda bertindak semena-mena megendalikan Raja. Yang ketiga,
meningkatkan eksistensi dimata rakyat, sebagai keturunan Mataram yang handal.
Yang keempat, rasa ingin memimpin dan memiliki kekuasaan penuh di Bumi
Mataram.
E. Kondisi Mataram setelah terjadinya Perjanjian Salatiga
Perjanjian Salatiga membuat 3 kekuatan politik yang nyata di bawah
kepemimpinan Hamengkubuwono, Pakubuwono, dan Mangkunegaran. Sedangkan
ada pula pihak VOC yang secara tidak langsung mempengaruhi pemerintahan di
ketiga wilayah tersebut. Setelah perjanjian tersebut pun kondisi politik tidak terlalu
memanas karena masing-masing sibuk dengan urusan intra kerajaannya.
Bagi pihak Belanda, munculnya Mangkunegaran dianggap sebagai kutub
kekuatan politik ketiga yang berfungsi sebagai penyeimbang kekuasaan. Sedangkan
bagi Mas Said, sebenarnya hal ini merupakan kegagalan dirinya yang memiliki citacita menjadi Raja yang menguasai seluruh tanah jawa. Namun akhirnya ia berpikiran
bahwa Perjanjian Salatiga ini akan menjadi tonggak nya dalam membangun kembali
Mataram seperti trahnya kembali. Sedangkan bagi Susuhunan dan Kasultanan hal
tersebut tidak masalah karena bagaimanapun mangkunegaran merupakan bagian dari
keluarga, dan toh statusnya masih di bawah Kasunanan.
Setelah Sunan Pakubuwono III wafat pada tahun 1788, beliau digantikan oleh
Sunan PB IV yang piawai dalam berpolitik. Ia memberikan gelar Pangeran
Mangkubumi kepada saudaranya. Hal ini membuat Sultan Hamengkubuwono
kebakaran jenggot karena merasa gelarnya dahulu tersebut berlaku selama hidupnya.
Namun Sunan tetap pada pendiriannya, hal ini sempat menimbulkan ketegangan
kembali, ditambah dengan tuntutan Mangkunegara I kepada yang menagih janji

kepada VOC yang menjanjikan bahwa jika Pangeran Mangkubumi wafat maka
Mangkunegara I berhak menduduki tahta Kasultanan Yogyakarta.
Pertikaian tersebut berhasil tidak menimbulkan peperangan. Tuntutan
Mangkunegara akhirnya digantikan dengan 4000 real upeti yang diberikan VOC
kepada Mangkunegaran agar tidak terjadi pemberontakan kembali, karena diketahui
bahwa Mangkunegaran mempunyai pasukan kaveleri dan artileri yang handal. Babak
selanjutnya dalam politik Mataram kemudian dilanjutkan oleh pewaris kedua dari
masing-masing kerajaan.
F. Daftar Pustaka
Satyo Hendriatmo, Anton. 2006. Giyanti 1755. Tangerang : Cahaya Sahabat
Kresna, Ardian. 2011. Sejarah Panjang Mataram. Yogyakarta : Diva Press
Winarti, Sri. 2004. Sekilas Sejarah Keraton Surakarta. Surakarta : Cendrwasih
Wasino. 2014. Modernisasi Di Jantung Budaya Jawa. Jakarta : Kompas Gramedia
Fananie, Zainuddin. 2000. Restruktrurisasi Budaya Jawa Perspektif KGPAA MN I.
Surakarta : Muhammadiyah University Press

Anda mungkin juga menyukai