Anda di halaman 1dari 4

REPLEKSI PRESENTASI

BERPIKIR KRITIS
Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Desain Sistem Pembelajaran

Oleh:

Solihin: 3005161032

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2016
1

A. PENGERTIAN

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru memiliki posisi yang menentukan


keberhasilan pembelajaran, karena fungsi utama guru adalah merancang, mengelola
dan mengevaluasi pembelajaran (Gagne, 1989). Ausubel (1963) menyatakan bahwa
guru bertugas mengalihkan seperangkat pengetahuan yang terorganisasi sehingga
pengetahuan tersebut menjadi bagian dari sistem pengetahuan siswa. Guru
mempunyai kedudukan yang sangat strategis dan menentukan dalam kegiatan belajar
mengajar. Kedudukannya strategis karena guru menentukan kedalaman dan keluasan
materi subjek dan bersifat menentukan karena gurulah yang memilah dan memilih
materi subjek yang akan disajikan kepada siswa. Salah satu faktor yang
mempengaruhi guru dalam memperluas dan memperdalam materi subjek adalah
rancangan pembelajaran yang dibuat atau dipilihnya. Melalui kondisi ini, proses
pembelajaran yang efektif, efisien, menarik dan hasil pembelajaran yang bermutu
tinggi akan dapat dicapai oleh setiap guru.
Agar terjadi pengkonstruksian pengetahuan secara bermakna, guru haruslah
melatih siswa agar berpikir secara kritis dalam menganalisis maupun dalam
memecahkan suatu permasalahan. Siswa yang berpikir kritis adalah siswa yang
mampu mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengkonstruksi argumen serta mampu
memecahkan masalah dengan tepat (Splitter, 1991).
Berpikir kritis adalah proses kepribadian seseorang dalam pemecahan masalah
dengan terarah, disiplin, terkontrol dan korektif. Menurut Screven dan Paul serta
Angelo (Filsaime, 2008: 56) memandang berpikir kritis sebagai proses disiplin cerdas
dari

konseptualisasi,

penerapan,

analisis,

sintesis

dan

evaluasi

aktif

dan

berketerampilan yang dikumpulkan dari, atau dihasilkan oleh observasi, pengalaman,


refleksi, penalaran, atau komunikasi sebagai sebuah penuntun menuju kepercayaan
dan aksi.
Terarah disini adalah fokus dalam masalah, tidak terlepas dan menganggkat
hal yang tidak terlibat pada masalah yang dihadapi. Disiplin maksudnya mampu
mengidentifikasi masalah mana yang diutamakan yang harus dilakukan dan
memecahkan masalah secara teratur dan sistematis seperti proses ilmiah, adapun
terkontrol korektif adalah mencari permasalahan yang menjadi penyebab dengan

menekan permasalahan, dan ini melingkupi proses pertama yakni terarah termasuk
mencari solusi dari hasil proses mencariatau menilai kesalahan yang terjadi.
Jiwa berpikir kritis akan terlihat ketika dalam proses pemecahan masalah
diawali dengan kriteria sebagai berikut:
1. Bertanya, dan apa, kenapa tujuannya.
2. Informasi yang spesifik untuk menjawab permasalahan
3. Kriteria yang standar dalam menetapkan jawaban atas pertanyaan
4. Menjelaskan dari solusi

Beberapa kriteria yang dapat kita jadikan standar dalam proses berpikir kritis
ini adalah kejelasan (clarity), tingkat akurasi (accuracy), tingkat kepresisian
(precision) relevansi (relevance), logika berpikir yang digunakan (logic), keluasan
sudut pandang (breadth), kedalaman berpikir (depth), kejujuran (honesty),
kelengkapan informasi (information) dan bagaimana implikasi dari solusi yang kita
kemukakan (implication).

B. Karakteristik dan Indikator Berfikir Kritis


Wade (1995) mengidentifikasi delapan karakteristik berpikir kritis, yakni meliputi:
1. Kegiatan merumuskan pertanyaan.
2. Membatasi permasalahan.
3. Menguji data-data.
4. Menganalisis berbagai pendapat dan bias.
5. Menghindari pertimbangan yang sangat emosional.
6. Menghindari penyederhanaan berlebihan.
7. Mempertimbangkan berbagai interpretasi.
8. Mentoleransi ambiguitas.
Karakteristik lain yang berhubungan dengan berpikir kritis, dijelaskan Beyer (1995:
12-15) secara lengkap dalam buku Critical Thinking, yaitu:
1. Watak
2. Kriteria
3. Argumen
4. Pertimbangan atau pemikiran
5. Sudut pandang (Point Of View)

6. Prosedur penerapan kriteria (Procedures For Applying Criteria)


Pada dasarnya keterampilan berpikir kritis (abilities) Ennis (Costa, 1985 : 54)
dikembangkan menjadi indikator-indikator keterampilan berpikir kritis yang terdiri
dari lima kelompok besar yaitu:
1. Memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification).
2. Membangun keterampilandasar (basic support).
3. Menyimpulkan (interference).
4. Memberikan penjelasan lebih lanjut (advanced clarification).
5. Mengatur strategi dan taktik (strategy and tactics).

Anda mungkin juga menyukai