Anda di halaman 1dari 23

Uji Kualitatif Protein dan Asam Amino

Asam amino merupakan unit pembangun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida pada setiap
ujungnya. Protein tersusun dari atom C, H, O, dan N, serta kadang-kadang P dan S. Dari keseluruhan
asam amino yang terdapat di alam hanya 20 asam amino yang yang biasa dijumpai pada protein.

Gambar 1. Struktur molekul asam amino


Dari struktur umumnya, asam amino mempunyai dua gugus pada tiap molekulnya, yaitu gugus amino
dan gugus karboksil, yang digambarkan sebagai struktur ion dipolar. Gugus amino dan gugus karboksil
pada asam amino menunjukkan sifat-sifat spesifiknya. Karena asam amino mengandung kedua gugus
tersebut, senyawa ini akan memberikan reaksi kimia yang yang mencirikan gugus-gugusnya. Sebagai
contoh adalah reaksi asetilasi dan esterifikasi. Asam amino juga bersifat amfoter, yaitu dapat bersifat
sebagai asam dan memberikan proton kepada basa kuat, atau dapat bersifat sebagai basa dan
menerima proton dari basa kuat.
Semua asam amino yang ditemukan pada protein mempunyai ciri yang sama, gugus karboksil dan
amino diikat pada atom karbon yang sama. Masing-masing berbeda satu dengan yang lain pada gugus
R-nya, yang bervariasi dalam struktur, ukuran, muatan listrik, dan kelarutan dalam air. Beberapa asam
amino mempunyai reaksi yang spesifik yang melibatkan gugus R-nya.
Melalui reaksi hidrolisis protein telah didapatkan 20 macam asam amino yang dibagi berdasarkan
gugus R-nya, berikut dijabarkan penggolongan tersebut : asam amino non-polar dengan gugus R yang
hidrofobik, antara lain Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin, Prolin, Fenilalanin, Triptofan dan Metionin.
Golongan kedua yaitu asam amino polar tanpa muatan pada gugus R yang beranggotakan Lisin, Serin,
Treonin, Sistein, Tirosin, Asparagin dan Glutamin. Golongan ketiga yaitu asam amino yang bermuatan
positif pada gugus R dan golongan keempat yaitu asam amino yang bermuatan negatif pada gugus R.
Dari ke-20 asam amino yang ada, dijumpai delapan macam asam amino esensial yaitu valin, leusin,

Isoleusin, metionin, Fenilalanin, Triptofan, Treonin, dan Lisin. Asam amino essensial ini tidak bisa
disintesis sendiri oleh tubuh manusia sehingga harus didapatkan dari luar seperti makanan dan zat
nutrisi lainnya.
Tujuan Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari beberapa reaksi uji terhadap asam amino dan protein.
Bahan dan Alat
Alat-alat yang digunakan adalah tabung reaksi, gelas piala, pipet tetes, pipet Mohr, kertas saring,
corong, dan penangas air. Sementara bahan-bahan yang digunakan adalah albumin, gelatin, kasain,
pepton, fenol, pereaksi millon, pereaksi Hopkins cole, pereaksi biuret, ninhidrin, H2SO4, NaOH, HNO3,
CuSO4, HgCl2, AgNO3, (NH4)2SO4, HCl, Pb-asetat, etanol, asam asetat, dan buffer asetat pH 4,7.
Prosedur Percobaan
Uji Millon. Sebanyak 5 tetes pereaksi Millon ditambahkan ke dalam 3 mL larutan protein, dipanaskan.
Uji dilakukan terhadap larutan albumin 2%, gelatin 2%, kasein 2%, pepton 2%, dan fenol 2%.
Uji Hopkins-Cole. Sebanyak 2 mL larutan protein dicampur dengan pereaksi Hopkins-Cole dalam
tabung reaksi. Ditambahkan 3 mL H2SO4 pekat melalui dinding tabung sehingga membentuk lapisan
dari cairan. Didiamkan, setelah beberapa detik akan terbentuk cincin violet (ungu) pada pertemuan
kedua lapisan cairan, apabila positif mengandung triptofan. Uji dilakukan terhadap larutan albumin 2%,
gelatin 2%, kasein 2%, dan pepton 2%.
Uji Ninhidrin. Sebanyak 0.5 mL larutan ninhidrin 0.1% ditambahkan ke dalam 3 mL larutan protein.
Dipanaskan selama 10 menit, diamati perubahan warna yang terjadi. Uji dilakukan terhadap larutan
albumin 0.02%, gelatin 0.02%, kasein 0.02%, dan pepton 0.02%.
Uji belerang. Sebanyak 2 mL larutan protein ditambah 5 mL NaOH 10%, dipanaskan selama 5 menit.
Kemudian ditambah 2 tetes larutan Pb-asetat 5%, pemanasan dilanjutkan, diamati warna yang terjadi.
Uji dilakukan terhadap larutan albumin 0.02%, gelatin 0.02%, kasein 0.02%, dan pepton 0.02%.
Uji Xanthoproteat. Sebanyak 2 mL larutan protein ditambahkan 1 mL HNO3 pekat, dicampur, kemudian
dipanaskan, diamati timbulnya warna kuning tua. Didinginkan, ditambahkan tetes demi tetes larutan

NaOH pekat sampai larutan menjadi basa. Diamati perubahan yang terjadi. Uji dilakukan terhadap
larutan albumin 2%, gelatin 2%, kasein 2%, pepton 2%, dan fenol 2%.
Uji Biuret. Sebanyak 3 mL larutan protein ditambah 1 mL NaOH 10% dan dikocok. Ditambahkan 1-3
tetes larutan CuSO4 0.1%. Diamati timbulnya warna.
Pada pengendapan protein oleh logam, oleh garam, oleh alkohol, uji koagulasi dan denaturasi protein.
Kedalam 3 ml albumin ditambahkan 5 tetes larutan HgCl2 2%, percobaan diulangi dengan larutan Pbasetat 5%, dan AgNO3 5%. Sepuluh ml larutan protein dijenuhkan dengan amonium sulfat yang
ditambahkan sedikit demi sedikit, kemudian diaduk hingga mencapai titik jenuh dan disaring. Lalu diuji
kelarutann-nya dengan ditambahkan air, untuk endapan diuji dengan pereaksi Millon dan filtrat dengan
pereaksi biuret. Ditambahkan 2 tetes asam asetat 1 M ke dalam tabung yang berisi 5 ml larutan
protein, kemudian tabung tersebut diletakkan dalam air mendidih selama 5 menit. Lalu diambil endapan
dengan batang pengaduk, untuk endapan diuji kelarutannya dengan air , sementara endapan dengan
pereaksi Millon. Disiapkan 3 tabung reaksi, tabung pertama diisi campuran sebagai berikut ; 5 ml
larutan albumin, 1 ml HCl 0,1 M dan 6 ml etanol 95%. Ke dalam tabung kedua dimasukkan5 ml larutan
albumin, 1 ml NaOH 0,1 M dan 6 ml etanol 95%. Ke dalam tabung ketiga 5 ml larutan albumin, 1 ml
buffer asetat ph 4,7 dan 6 ml etanol 95%.
Pada percobaan denaturasi protein siapkan 3 tabung reaksi, tabung reaksi pertama diisi 9 ml larutan
albumin dan 1ml HCl 0,1 M, tabung reaksi kedua 9 ml larutan albumin dan 1 ml NaOH 0,1 M dan
kedalam tabung reaksi ketiga ditambahkan hanya 1 ml buffer asetat pH 4,7.
Data dan Hasil Pengamatan
Tabel 1. berbagai uji kualitatif pada beberapa larutan protein

Keterangan:
(-) = uji negative
(+) = uji positf (Millon: larutan berwarna merah, terbentuk garam merkuri dari tirosin yang ternitrasi;
Hopkins-Cole: terbentuk cincin violet, adanya triptofan; Ninhidrin: terbentuk warna biru, khusus untuk
prolin dan hidroksiprolin berwarna kuning; Belerang: terbentuk garam PbS berwarna hitam;
Xanthoproteat: terbentuk warna kuning tua, adanya gugus benzena; dan Biuret: terbentuk warna
violet).
Tabel 2. Pengaruh penambahan logam berat pada albumin

Keterangan: (+) = terbentuk endapan


Tabel 3. Pengendapan protein oleh garam (NH4)2SO4

Tabel 4. Uji Koagulasi pada protein

Tabel 5. Pengendapan protein oleh alkohol

Keterangan:

tabung I berisi 5 ml albumin, 1 ml HCl 0,1 M dan 6 ml etanol 95 %

tabung II berisi 5 ml albumin, 1 ml NaOH 0,1 M dan 6 ml etanol 95%

tabung III berisi 5 ml albumin, 1 ml buffer asetat pH 4,7 dan 6 ml etanol 95%

(+): Terbentuk endapan

(-): Tidak terbentuk endapan

Tabel 6. Denaturasi protein oleh penambahan berbagai senyawa

Keterangan:

tabung I berisi 9 ml albumin, 1 ml HCl 0,1 M


tabung II berisi 9 ml albumin, 1 ml NaOH 0,1 M
tabung III berisi 1 ml buffer asetat pH 4,7
(+): Terbentuk endapan
(-): Tidak terbentuk endapan

Pembahasan
Pada berbagai uji kualitatif yang dilakukan terhadap beberapa macam protein, semuanya mengacu
pada reaksi yang terjadi antara pereaksi dan komponen protein, yaitu asam amino tentunya. Beberapa
asam amino mempunyai reaksi yang spesifik pada gugus R-nya, sehingga dari reaksi tersebut dapat
diketahui komponen asam amino suatu protein.
Prinsip dari uji millon adalah pembentukan garam merkuri dari tirosin yang ternitrasi. Tirosin merupakan
asam amino yang mempunyai molekul fenol pada gugus R-nya, yang akan mem-bentuk garam merkuri
dengan pereaksi millon. Dari hasil per-cobaan, diketahui bahwa protein albumin dan kasein
mengandung Tirosin sebagai salah asam amino penyusunnya, sedangkan gelatin dan pepton tidak.

Fenol dalam hal ini di-gunakan sebagai bahan percobaan karena Tirosin memiliki molekul fenol pada
gugus R-nya. Di sini, uji terhadap fenol negatif, walaupun secara teori tidak. Alasan yang mungkin
untuk hal ini adalah kesalahan praktikan dalam bekerja.
Pada uji Hopkins cole, uji positif ditunjukkan oleh albumin, gelatin, kasein, dan pepton, dengan
ditunjukkan oleh adanya cincin berwarna ungu. Uji ini spesifik untuk protein yang mengandung
Triptofan. Triptofan akan berkondensasi dengan aldehid bila ada asam kuaat sehngga membentuk
cincin berwarna ungu.
Protein yang mengandng sedikitnya satu gugus karboksil dan gugus asam amino bebas akan bereaksi
dengan ninhidrin membentuk persenyawaan berwarna. Uji ini bersifat umum untuk semua asam amino,
dan menjadi dasar penentuan kuantitatif asam amino. Pada uji ini, hanya kasein yang menunjukkan uji
negatif terhadap ninhidrin. Hal ini disebabkan karena pada kasein tidak mengandung sedikitnya satu
gugus karboksil dan amino yang terbuka.
Sistein dan Metionin merupakan asam amino yang mengandung atom S pada molekulnya.. Reaksi Pbasetat dengan asam-asam amino tersebut akan membentuk endapan berwarna kelabu, yaitu garam
PbS. Penambahan NaOH dalam hal ini adalah untuk mendenaturasikan protein sehingga ikatan yang
menghubungkan atom S dapat terputus oleh Pb-asetat membentuk PbS. Dari semua bahan yang diuji,
hanya albumin yang membentuk endapan PbS, sehingga dapat disimpulkan albumin mengandung
Sistein ataupun Metionin.
Inti benzena dapat ternitrasi oleh asam nitrat pekat menghasilkan turunan nitrobenzena. Fenilalanin,
Tirosin, dan Triptofan yang mengandung inti benzena pada molekulnya juga mengalami reaksi dengan
HNO3 pekat. Untuk perbandingan, dapat ditunjukkan oleh fenol yang bereaksi membentuk
nitrobenzena. Hasil uji menunjukkan bahwa dari semua bahan, hanya kasein yang tidak mengandung
asam amino yang mempunyai inti benzena pada molekulnya. Tetapi hal ini patut dipertanyakan, karena
dari data-data yang diperoleh pada uji millon dan uji Hopkins cole, kasein mengandung tirosin dan
triptofan. Salah satu alasan yang mungkin adalah karena kesalahan kerja praktikan dalam mengamati
warna yang terbentuk selama reaksi.
Pada uji biuret, semua protein yang diujikan memberikan hasil positif. Biuret bereaksi dengan
membentuk senyawa kompleks Cu dengan gugus -CO dan -NH pada asam amino dalam protein.
Fenol tidak bereaksi dengan biuret karena tidak mempunyai gugus -CO dan -NH pada molekulnya.

Protein yang tercampur oleh senyawa logam berat akan terdenaturasi. Hal ini terjadi pada
albumin yang terkoagulasi setelah ditambahkan AgNO3 dan Pb-asetat. Senyawa-senyawa logam
tersebut akan memutuskan jembatan garam dan berikatan dengan protein membentuk
endapan logam proteinat. Protein juga mengendap bila terdapat garam-garam anorganik dengan
konsentrasi yang tinggi dalam larutan protein. Berbeda dengan logam berat, garam-garam anorganik
mengendapkan protein karena kemampuan ion garam terhidrasi sehingga berkompetisi dengan protein
untuk mengikat air. Pada percobaan, endapan yang direaksikan dengan pereaksi millon memberikan
warna merah muda, dan filtrat yang direaksikan dengan biuret berwarna biru muda. Hal ini berarti ada
sebagian protein yang mengendap setelah ditambahkan garam.
Pada uji koagulasi, endapan albumin yang terjadi setelah penambahan asam asetat, bila direaksikan
dengan pereaksi millon memberikan hasil positif. Hal ini menunjukkan bahwa endapan tersebut masih
bersifat sebagai protein, hanya saja telah terjadi perrubahan struktur tersier ataupun kwartener,
sehingga protein tersebut mengendap. Perubahan struktur tesier albumin ini tidak dapat diubah
kembali ke bentuk semula, ini bisa dilihat dari tidak larutnya endapan albumin itu dalam air.
Pada uji pengendapan oleh alkohol, hanya tabung-tabung yang mengandung asam (ber-pH rendah)
yang menunjukkan pengendapan protein. Pada protein, ujung C asam amino yang terbuka dapat
bereaksi dengan alkohol dalam suasana asam membentuk senyawa protein ester. Pembentukan ester
ini

ditunjukkan

oleh

adanya

endapan

yang

terbentuk.

Protein akan terdenaturasi atau mengendap bila berada pada titik isolistriknya, yaitu pH dimana jumlah
muatan positif sama dengan jumlah muatan negatifnya. Pada uji denaturasi, protein yang dilarutkan
dalam buffer asetat pH 4,7 menunjukkan adanya endapan. Protein yang dilarutkan dalam HCl maupun
NaOH, keduanya tidak menunjukkan adanya pengendapan, namun setelah ditambahkan buffer asetat
dengan volume berlebih, protein pun mengendap hal ini menunjukkan bahwa protein albumin
mengendap pada titik isolistriknya, yaitu sekitar pH 4,7.
Kesimpulan
Protein dan asam amino memberikan reaksi yang bersifat khas, bukan hanya bagi gugus amino dan
gugus karboksil bebas, tetapi juga bagi gugus R yang terkandung di dalamnya. Protein dapat bereaksi
dengan pereaksi-pereaksi lain seperti juga asam amino yang menjadi penyusunnya. Protein dapat
mengendap atau terdenaturasi oleh logam berat, garam-garam anorganik, rusaknya struktur tersier dan
kwartener, serta karena berada pada titik isolistriknya.

Karbohidrat pada Uji Kualitatif


Karbohidrat merupakan polihidroksi aldehida atau keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa
ini bila dihidrolisa. Secara umum terdapat tiga macam karbohidrat berdasarkan hasil hidrolisisnya, yaitu
monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Oligosakarida adalah rantai pendek unit monosakarida
yang terdiri dari 2 sampai 10 unit monosakarida yang digabung bersama-sama oleh ikatan kovalen dan
biasanya bersifat larut dalam air. Polisakarida adalah polimer monosakarida yang terdiri dari ratusan
atau ribuan monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan 1,4-a-glikosida (a=alfa)
Didalam dunia hayati, kita dapat mengenal berbagai jenis karbohidrat, baik yang berfunsi sebagai
pembangun struktur maupun yang berperan funsional dalam proses metabolisme. Berbagai uji telah
dikembangkan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif terhadap keberadaan karbohidrat, mulai dari
yang membedakan jenis-jenis karbohidrat dari yang lain sampai pada yang mampu membedakan jenisjenis karbohidrat secara spesifik. Uji reaksi tersebut meliputi uji Molisch, Barfoed, Benedict, Selliwanof
dan uji Iod.
Kedudukan karbohidrat sangatlah penting pada manusia dan hewan tingkat tinggi lainnya, yaitu
sebagai sumber kalori. Karbohidrat juga mempunyai fungsi biologi lainnya yang tak kalah penting bagi
beberapa makhluk hidup tingkat rendah, ragi misalnya, mengubah karbohidrat (glukosa) menjadi
alkohol dan karbon dioksida untuk menghasilkan energi
C6H12O6 > 2C2H5OH + 2CO2 + energi
Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk mengamati struktur beberapa karbohidrat melalui sifat reaksinya dengan
beberapa reagen uji
Alat dan bahan
Alat-alat yang digunakan adalah tabung reaksi, pipet mohr, pipet volumetrik, pipet tetes, penangas air,
sentrifuse, spektrofotometer, tabung fermentasi,dan gelas ukur.
Bahan-bahan yang digunakan adalah peraksi molish, asam sulfat, larutan glukosa, 1%, frutosa1%,
sukrosa 1%, laktosa 1%, maltosa 1%, pati 1%, preasi Benedict preaksi barfoed, preaksi selliwanof, ragi
roti, fosfomolibdat, larutan iod encer, gum arab, tpung agar-agar, tepung aren, tepung beras, larutan
Na-wolframat 10%, larutan TCA, 10%, etanol absolute, etanol 95%, kristal NaCl, etil eter, larutan NaCl

0,2 M, larutan K2HPO4, larutan kurpritartrat, larutan fosfomolibdat, larutan standard glukosa 0,1 dan
0,2 mg/ml, enzim amylase, larutan glikogen, HCl, dan akuades.
Prosedur percobaan
Pada uji molisch, sebanyak 5ml larutan yang di uji (glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, maltosa, dan
pati) di masukkan ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 2 tetes pereaksi molish , dicampur rata,
kemudian ditambahkan 3 ml asam sulfat pekat secara perlahan-lahan melalui dinding tabung, warna
violet (ungu) kemerah-merahan pada batas kedua cairan menunjukkan reaksi positif, sedangkan warna
hijau menunjukan reaksi negatif.
Untuk uji Benedict, sebanyak 5 ml reaksi Benedict dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
ditambahkan 8 tetes larutan bahan yang diuji dicampur rata dan dididihkan selama 5 menit, biarkan
sampai dingin kemudian diamati perubahan warnanya, jika terbentuk warna hijau, kuning atau endapan
merah bata berarti positif.
Pada uji barfoed, sebanyak 1 ml pereaksi dan bahan percobaan dimasukkan ke dalam tabung reaksi
kemudian dipanaskan dalam air mendidih selama 3 menit dan didinginkan, setelah itu masukkan 1 ml
fosfomoliubdat , kocok dan amati warna yang tejadi, jika terbentuk warna biru setelah penambahan
fosfomolibdat, maka reaksi positif.
Pada uji fermentasi, 20 ml larutan bahan percobaan dan 2gram ragi roti digerus sampai terbentuk
suspensi yang homogen , kemudian suspensi diisikan ke dalam tabung fermentasi sampai bagian kaki
tertutup dan terisi penuh oleh cairan. Selanjutnya dimasukkan ke dalam fermentor pada suhu 370C,
kemudian diamati setiap selang 20 menit sebanyak 3 kali pengamatan. Pada pengamatan terakhir,
ruang gas pada kaki tabung diukur panjangnya.
Untuk uji salliwanof, 5 ml peraksi dan beberapa tetes bahan percobaan dimasukkan ke dalam sebuah
tabung reaksi, lalu dididihkan selama 30 detik, kemudian diamati warna yang terjadi.
Pada uji osazon, ke dalam tabung reaksi di masukkan campuran fenil hidrazon Na-asetat kering lalu
ditambahkan 5 ml larutan percobaan, dikocok dan dipanaskan dalam penangas air selama 30 menit,
kemudian

dinginkan

dan

diperiksa

endapan

yang

terbentuk

di

bawah

mikroskop.

Pada uji iod, pada papan uji diteteskan bahan yang akan diuji, kemudian ditambahkan dengan satu
tetes iodium encer, dan dicampur merata.

Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil uji molisch beberapa jenis karbohidrat

Tabel 2. Hasil uji benedict

Tabel 3. Hasil uji barfoed

Tabel 4. Hasil uji fermentasi

Tabel 5. Hasil uji selliwanof

Tabel 6. Hasil uji osazon

Tabel 7. Hasil uji iod

Pembahasan
Pada uji molisch, hasil uji menunjukkan bahwa semua bahan yang diuji adalah karbohidrat. Pereaksi
molisch membentuk cincin yaitu pada larutan glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, maltosa, dan pati
menghasilkan cincin berwarna ungu hal ini menunjukkan bahwa uji molish sangat spesifik untuk membuktikan adanya golongan monosakarida, disakarida dan polisakaida pada larutan karbohidrat.

Pada uji benedict, hasil uji positif ditunjukkan oleh fruktosa, glukosa, maltosa, dan laktosa, sedangkan
untuk karbohidrat jenis sukrosa dan pati menunjukkan hasil negatif. Sekalipun aldosa atau ketosa
berada dalam bentuk sikliknya, namun bentuk ini berada dalam kesetimbangannya dengan sejumlah
kecil aldehida atau keton rantai terbuka, sehingga gugus aldehida atau keton ini dapat mereduksi
berbagai macam reduktor, oleh karena itu, karbohidrat yang menunjukkan hasil reaksi positif
dinamakan gula pereduksi. Pada sukrosa, walaupun tersusun oleh glukosa dan fruktosa, namun atom
karbon anomerik keduanya saling terikat, sehingga pada setiap unit monosakarida tidak lagi terdapat
gugus aldehida atau keton yang dapat bermutarotasi menjadi rantai terbuka, hal ini menyebabkan
sukrosa tak dapat mereduksi pereaksi benedict. Pada pati, sekalipun terdapat glukosa rantai terbuka
pada ujung rantai polimer, namun konsentrasinya sangatlah kecil, sehingga warna hasil reaksi tidak
tampak oleh penglihatan.
Dalam asam, polisakarida atau disakarida akan terhidrolisis parsial menjadi sebagian kecil
monomernya. Hal inilah yang menjadi dasar untuk membedakan antara polisakarida, disakarida, dan
monosakarida. Monomer gula dalam hal ini bereaksi dengan fosfomolibdat membentuk senyawa
berwarna biru. Dibanding dengan monosakarida, polisakarida yang terhidrolisis oleh asam mempunyai
kadar monosakarida yang lebih kecil, sehingga intensitas warna biru yang dihasilkan lebih kecil
dibandingkan dengan larutan monosakarida. Pada tabel 3. terlihat bahwa monosakarida menunjukkan
kereaktifan yang lebih besar daripada disakarida maupun polisakarida. Hal tersebut diatas
menunjukkan bahwa uji barfoed digunakan untuk membedakan reaktifita antara monosakarida,
disakarida, dan polisakarida.
Pada uji fermentasi, gas CO2 yang dihasilkan ragi lebih cepat terjadi pada monosakarida, khususnya
glukosa. Hal ini menunjukkan bahwa monosakarida lebih reaktif dari disakarida ataupun polisakarida.
Selain itu, Pati dan disakarida lainnya merupakan molekul yang relatif lebih besar dibandingkan dengan
monosakarida sehingga kemampuan ragi untuk mencerna , mengubah pati tersebut menjadi etil
alkohol dan karbon dioksida lebih banyak memerlukan energi dan waktu yang lebih lama.
Pembentukan 4-hidroksimetil furfural ini terjadi pada reaksi antara fruktosa, sukrosa, laktosa dan pati
yang mendasari uji selliwanof ini. Fruktosa merupakan ketosa, dan sukrosa terbentuk atas glukosa dan
fruktosa, sehingga reaksi dengan pereaksi selliwanof menghasilkan senyawa berwarna jingga. Reaksi
ini mestinya tidak terjadi pada pati dan laktosa, karena pati tersusun dari unit-unit glukosa yang
dihubungkan oleh ikatan 1,4-a-glikosida, sedangkan laktosa tersusun darigalaktosa dan glukosa yang
keduanya merupakan aldosa. Salah satu alasan yang menyebabkan terjadinya reaksi antara pereaksi
selliwanof dengan pati dan laktosa adalah terkontaminasinya kedua karbohidrat ini oleh ketosa.

Pembentukkan osazon pada uji osazon terlihat dengan adanya endapan yang terjadi. Endapan ini
spesifik bagi setiap jenis karbohidrat, baik monosakarida, oligosakarida, maupun polisakarida. Gambar
1. (data hilang) menunjuk-kan bentuk endapan yang spesifik bagi berbagai macam karbohidrat. Dari
hasil pecobaan, dapat dinyatakan bahwa uji osazon digunakan untuk mengidentifikasi monosakarida ,
disakarida, dan sebagian polisakarida. Dari hasil peng-amatan dibawah mikroskop, didapatkan gambar
penampang yang berbeda-beda, hal ini karena masing-masing bahan memiliki rantai hidrokarbon yang
berbeda-beda pula, ada yang rantai hidrokarbonya lurus dan ada pula yang bercabang.
Pada uji iod, terlihat pada tabel.7 hanya pati lah yang menunjukkan reaksi positif bila direaksikan
dengan iodium. Hal ini disebabkan karena dalam larutan pati, terdapat unit-unit glukosa yang
membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk
ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul iodium yang dapat masuk ke dalam
spiralnya, sehingga menyebabkan warna biru tua pada kompleks ter-sebut.
Kesimpulan
Uji molisch digunakan untuk menentukan karbohidrat secara umum, uji benedict digunakan untuk
menentukan gula pereduksi dalam karbohidrat. Uji barfoed digunakan untuk mengidentifikasi antara
monoskarida, disakarida, dan polisakarida. Uji selliwanof digunakan untuk menentukan karbohidrat
jenis ketosa. Uji fermentasi yang menggunakan ragi dapat mencerna dan merubah karbohidrat menjadi
etil alkohol dan gas karbondioksida. Uji osazon digunakan untuk mengamati perbedaan yang spesifik
bagi tiap karbohidrat melalui penampang endapan yang dihasilkannya. Pada uji iod, hanya pati lah
yang dapat membentuk senyawa kompleks berwarna biru dengan iodium.
Kandungan Nutrisi Buah-Buahan Tentang Vitamin
Vitamin yang dapat disimpan tubuh kita dalam jumlah banyak, yakni:
-

Vitamin A, D, E dan B12 dapat disimpan dalam tubuh dalam jangka waktu yang cukup lama.

Simpanan ini melindungi tubuh dari kekurangan jangka pendek. Vitamin D, diperoleh dari sinar surya
yang mengenai kulit tubuh pada musim panas yang menyediakan pasokannya pada musim dingin.

Tubuh dapat mengatur penyimpanan ini namun bila kita mengkonsumsi produk hewani bahkan dalam
tingkat moderat sekalipun akan terjadi kelebihan vitamin A, dan juga tidak akan menyebabkan
kelebihan vitamin D dari sinar surya.

Pada negara berkembang, kekurangan lemak pelarut vitamin A, D, E, (dan K, yang disimpan sedikit
sekali dalam tubuh) lebih disebabkan oleh pola pemilihan makanan yang buruk, dan kekurangan
vitamin D lebih disebabkan oleh jarang keluar rumah untuk mendapatkan sinar surya.

Sebagian orang sangat beresiko karena tubuh mereka sulit menyerap lemak, karena penyakit atau
efek samping dari obat-obatan, seperti obat penurun kolesterol atau penggunaan rutin laksatif.

Karena dibiarkan dalam udara terbuka dalam jangka waktu lama, dan suhu tinggi selama pemasakan,
sebagian vitamin A dan vitamin E dalam makanan hilang.

Lemak yang melarutkan vitamin tidak perlu berasal dari makanan berkadar lemak tinggi, ada banyak
makanan ber-kadar lemak rendah yang baik untuk melarutkan vitamin.

Vitamin yang hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit oleh tubuh kita

Vitamin B kompleks dan vitamin C dan K disimpan sedikt sekali oleh tubuh, jadi masukan setiap hari
adalah penting, meskipun tubuh dapat memproduksi vitamin K sebanyak mungkin jika memang
dibutuhkan.

Kontak dengan air dapat mencuci vitamin ini dari makanan, misalnya dalam proses pengalengan,
peren-daman atau ketika dimasak dengan air dalam jumlah besar.

Penggilingan makanan, ekspos udara dan sinar dari permukaan yang terkelupas, dan pemanasan
yang lama adalah penyebab utama kehilangan vitamin ini.

Resiko defisiensi (kekurangan) vitamin ini jauh lebih tinggi bagi orang yang mengandalkan makanan
yang diproses atau dimasak lama/ berlebihan. Pola pemilihan makanan yang buruk dan beberapa jenis
obat-obatan juga menyebabkan hal ini.

Saat menderita penyakit atau stress, tubuh kita dapat memperoleh keuntungan dengan tingkat
konsumsi yang tinggi atas vitamin yang sedikit kita simpan ini.

Karena vitamin-vitamin B mempunyai berbagai fungsi yang saling terkait, pengkonsumsian supplemen
ber-implikasi pada pengkonsumsian semua jenis vitamin-vitamin B kompleks tersebut.
Mineral

Ada sekitar 15 mineral yang diketahui esensial (penting,vital) bagi kesehatan manusia, sebagian
mineral lainnya masih dalam penyelidikan.

Kuantitas eksak/pasti dari mineral yang kita butuhkan tidak mudah didefinisikan, sebab kuantitas dari
hampir semua mineral yang kita serap sangat bervariasi, ter-gantung pada jenis makanan yang kita
makan.

Kita kurang efisien menyerap beberapa mineral dari makanan berkadar serat tinggi-khususnya jika
makanan tersebut juga mengandung asam fitik (phytic acid). Hal ini tidak berarti kita harus menghindari
serat tapi kita harus menghindari makanan yang seratnya berlebihan.

Beberapa mineral dapat berbahaya bahkan dalam jumlah yang sedikit saja lebihnya. Misalnya besi,
nampaknya lebih baik dalam jumlah yang rendah daripada jumah tinggi, sebab jumlah besi yang tinggi
beresiko pada kativitas pro-oksidan, yang akan merangsang pembentukan radikal bebas.

Kuantitas sebuah jenis mineral yang tinggi akan mengurangi kemampuan tubuh dalam menyerap
kuantitas mineral lainnya. Memperoleh mineral dari makanan, daripada dari supplemen yang berkadar
tinggi, dapat mencegah hal ini.

Kandungan mineral dalam makanan alami menurun, hal ini disebabkan oleh hilangnya mineral dari
lapisan tanah secara bertahap karena peternakan berlebihan, hal ini dapat diperbaiki bila tinja yang
bermineral tinggi (sebagai akibat konsumsi tumbuhan/ rumput yang menyerap mineral di lapisan tanah
tersebut) ditambahkan ke lapisan atas tanah tersebut.

Kebutuhan mineral ekstra ini tidak dibutuhkan bagi pertanian/ perkebunan (yang tidak dicampur
dengan usaha peternakan) yang menguntungkan kesehatan kita sehingga tidak perlu ada tambahan
biaya bagi petani untuk mengatasi berkurangnya mineral ini.

Mineral esensial dari makanan, hilang selama penggilingan makanan untuk membuat tepung beras
putih, tepung gandum putih dan gula pasir. Kalsium, besi dan vitamin B ditambahkan kembali ke dalam
sereal (tepung beras/ tepung gandum) tersebut untuk memenuhi kebutuhan nutrisi minimum dan di beri
label enriched (diperkaya) atau added (ditambahkan) vitamin dan mineral agar laku dijual.

Kebutuhan mineral kita meningkat karena mineral beracun memasuki tubuh kita (dan hal ini sulit kita
cegah) melalui makanan yang tercemar, udara yang tercemar, dan air yang tercemar sehingga kita
membutuhkan mineral dalam kuantitas secukupnya untuk melindungi diri kita.

Antioksidan
- Oksigen adalah basis kehidupan semua tumbuhan dan hewan. Oksigen adalah nutrisi yang sangat
kita butuhkan, dibutuhkan oleh setiap sel, tanpa oksigen kita tidak dapat melepaskan energi dari
makanan dimana energi itulah yang menggerakkan seluruh proses tubuh.
- Oksigen secara kimia sangat reaktif dan sangat berbahaya. dalam reaksi biokimia normal, oksigen
dapat menjadi sangat tidak stabil dan mampu mengoksidasi molekul tetangga, mengarah pada
kerusakan sel, yang memicu kanker, radang, kerusakan pembuluh nadi dan penuaan.
- Dikenal sebagai free oxidising radicals (oksidasi radikal bebas), limbah tubuh ini perlu dilumpuhkan
untuk mencegah bahaya.
- Free radicals (radikal bebas) dihasilkan melalui semua proses pembakaran termasuk merokok,
pembakaran bahan bakar minyak, radiasi, mengeringkan atau memanggang makanan, dan proses
(pembakaran) tubuh yang normal.
- Bahan kimia yang mampu melumpuhkan radikal bebas disebut antioksidan. Pemain utamanya adalah
vitamin A, C dan E serta beta karoten (beta-carotene), pendahulu (pre-cursor) vitamin A yang
ditemukan dalam buah-buahan dan sayur-sayuran.
- Bioflavonoid anto sianadin, piknogenol dan beratus-ratus antioksidan lain, secara literatur, menjadi
penyeimbang antara kehidupan dan kematian.

Antioksidan

dalam

kaitannya

dengan

kesehatan

dan

penyakit

- Pola makan rendah kalori dan tinggi antioksidan adalah cara terbaik memperlambat proses penuaan.
- Resiko kematian secara substansial berkurang untuk mereka yang tinggi tingkat antioksidan dalam
darah

atau

untuk

mereka

yang

tinggi

masukan

pola

makan

sehatnya.

- Tingkat vitamin A dan vitamin E yang rendah dikaitkan dengan penyakit Alzheimer.
- Kaum jompo dengan tingkat vitamin C yang rendah di dalam darah mereka lebih beresiko terkena
katarak dibandingkan dengan mereka yang mempunyai tingkat vitamin C tinggi.
- Vitamin E yang rendah dalam darah melipatgandakan resiko terkena katarak.

- Tingkat vitamin A yang rendah terkait dengan orang yang mengidap kanker paru-paru.
- Sebuah pasokan tinggi beta karoten dari buah-buahan mentah dan sayur-sayuran mentah
mengurangi

resiko

kanker

paru-paru

bagi

pria

dan

wanita

bukan

perokok.

- Antioksidan membantu meningkatkan sistem imunitas (kekebalan tubuh) dan meningkatkan resistensi
(daya tangkal) terhadap infeksi.
- Antioksidan terbukti mengurangi gejala AIDS, dan kadang memulihkan kondisi tubuh darinya.
- Antioksidan meningkatkan kesuburan, mengurangi radang sendi dan berperan penting dalam
memulihkan

berbagai

kondisi

temasuk

pilek

dan

gejala

kelelahan

kronis.

- Keseimbangan antara pasokan radikal bebas yang berbahaya dan masukan antioksidan pelindung
dapat membebaskan kita dari berbagai penyakit.
- Masalah kesehatan dapat dikenali ketika gejala dini mulai terlihat seperti infeksi berulangkali, sulit
mengatasi infeksi, mudah memar, penyembuhan luka luar yang lambat,kulit yang makin tipis atau
terlalu

banyak

kerutan

untuk

orang

seumur

anda.

- Cara terbaik untuk menentukan status antioksidan adalah melakukan uji darah untuk menentukan
profil antioksidan secara biokimiawi.
- Uji darah ini akan mengukur tingkat beta karoten, vitamin C dan E dalam darah dan menentukan
seberapa baik sistem antioksidan berfungsi.
Antioksidan makanan terbaik
- Setiap tahun semakin banyak antioksidan yang ditemukan dari alam, termasuk substansi yang
terkandung dalam berry, anggur, dan tomat.
- Vitamin A, C dan E dan pendahulu vitamin A, beta karoten adalah vitamin antioksidan esensial yang
utama.
- Beta karoten ditemukan dalam sayuran berwarna merah /orange/kuning dan buah-buahan yang
dimakan mentah, panas, dan merusak beta karoten dengan cepat.
- Vitamin E ditemukan dalam kacang-kacangan dan biji-bijian dan minyak dari kacang-kacangan/ bijibijian.

- Semangka juga sangat mengagumkan. Buahnya tinggi beta karoten dan vitamin C, sedangkan bijinya
tinggi vitamin E dan mineral antioksidan yaitu seng dan selenium.
- Keberadaan antioksidan non esensial ditemukan pada hampir semua jenis buah-buahan dan sayursayuran.
- Antosianidin dan proantosianidin secara khusus dan berlimpah terkandung dalam berry dan anggur,
yang dikenal reputasinya dalam melawan encok dan beberapa tipe radang sendi.
-

Bioflavonoid

(biofalvonoids)

mempunyai

banyak

peranan

yang

menguntungkan.

- Bioflavonoid bertindak sebagai oksidan potensial.


- Bioflavonoid mengikat logam-logam beracun dan mengeluarkannya dari tubuh. mereka mempunyai
dampak sinergis atas vitamin C, manstabilkan vitamin C dalam organ tubuh manusia.
- Bioflavonoid memiliki bakteriostatik (bacteriostatic) dan/ atau efek antibiotik, yang bermanfaat bagi
anti infeksi.
- Bioflavonoid adalah anti-karsinogen
-

Bioflavonoid diterapkan untuk penyembuhan kerapuhan pembuluh darah kapiler, gusi berdarah,
varises (varicose beins), haemoroid, memar-memar, terkilir dan, thrombosis. Bioflavonoid juga meliputi
rutin dan hesperidin, ditemukan khusunya dalam berbagai varietas buah jeruk (citrus fruit). Sumber
Bioflavonoid: varietas buah jeruk, berry, cherry, anggur pepaya, melon kantalo, prem (plums), dan
tomat.

Kumarin (Coumarins) dna asam klorogenik substansi ini mencegah formasi (pembentukan)
penyebab kanker. nitrosamin (nitrosamines). dan ditemukan dalam berbagai varietas buah-buahan dan
sayur-sayuran. Sumber: tomat, nanas, dan strawberry.

Asam Elagik (Ellagic acid) menetralkan karsinogen sebelum karisinogen merusak DNA. Sumber:
strawberry, anggur dan raspberry.

Pitoestrogen (Phytoestrogens) berperan sebagai pelindung dengan mengikat kelebihan estrogen


(baik estrogen yang dibuat tubuh, ataupun estrogen yang ber-asal dari lingkungan melalui pestisida,
plastik dan sumber estrogen lain seperti bahan kimai), menjadi sejenis protein dalam darah. Aksi ini

mengurangi jumlah estrogen yang tersedia dalam jaringan tubuh yang peka terhadap estrogen.
Sumber: berbagai varietas buah jeruk (citrus fruits).
-

Zat gizi/ nutrien peningkat imunitas (Immune boosting nutrients)

Kekuatan imunitas (=kekebalan tubuh) secara menyeluruh tergantung pada pasokan vitamin dan
mineral yang optimal.

Defisiensi (kekurangan) vitaminA, B1, B2, B6, B12, asam folik (folic acid), C, dan E mengurangi
imunitas, sebagaimana halnya kekurangan besi, seng, magnesium dan selenium.

Vitamin B1, B2, dan B5 mempunyai dampak peningkatan imunitas yang lebih lembut/ ringan
disbanding-kan dengan vitamin B6.

Produksi antibodi, yang sangat penting untuk setiap infeksi, tergantung pada B6, yang berfungsi
sebagai sel T (T-cell).

B12 dan asam folik (folic acid) dibutuhkan untuk produksi sel-sel imunitas baru dalam tempo
singkat untuk menghadapi sel-sel musuh.

Imunitas dapat ditingkatkan dengan sangat efektif dengan kombinasi nutrien.

Selenium, besi, mangan, tembaga dan seng dikaitkan dengan antioksidasi dan telah terbukti
mempengaruhi daya imunitas secara positif. Yang paling penting adalah selenium dan seng.
VITAMIN DAN MINERAL SEBAGAI ZAT ANTI KANKER
Vitamin dan mineral adalah zat gizi yang mutlak dibutuhkan oleh tubuh kita. Zat gizi ini harus
didatangkan dari makanan & minuman kita karena secara umum tidak dapat dibuat oleh tubuh kita.
Berbagai uji menunjukkan manfaat vitamin & mineral bagi kesehatan tubuh kita termasuk untuk
meredam timbulnya kanker.
Betakaroten, vitamin C, vitamin E dan selenium dikenal sebagai zat antioksidan yang dapat
merangsang sistem imun tubuh untuk melawan radikal bebas yang membentuk karsinogen (substansi
yang dapat menimbulkan kanker), ter-masuk menghalangi rusaknya sel normal lainnya. Pada binatang
percobaan terbukti bahwa zat antioksidan tersebut dapat menghambat kerusakan kromoson, tahap
promosi tumor, transformasi sel dan rangsangan terbentuknya kanker secara kimia atau radiasi.

Vitamin Anti Kanker


Vitamin A (beta karotin). Sebuah studi yang mengawasi 8.000 laki-laki selama 5 tahun,
memperlihatkan mereka yang mengkonsumsi rendah -karotin memiliki resiko terbesar terkena kanker
paru. Studi lainnya terhadap 2.000 laki-laki, memperlihatkan perokok yang mengkonsumsi rendah karotin mempunyai resiko beberapa kali lebih tinggi terkena kanker paru dibanding perokok dengan
tingkat konsumsi -karotin yang tinggi. Studi-studi lain memperlihatkan efek anti kanker -karotin pada
beragam kanker seperti pada kandung kemih, larynk, esofagus (kerongkongan), perut, kolon/rektum,
dan prostat. Studi yang menggunakan kultur sel memperlihatkan keganasan sel kanker dapat dihambat
dengan pemberian provitamin A pada kultur sel yang dikenai radiasi/bahan kimia/virus pemicu kanker.
Vitamin C (asam askorbat). Beberapa studi menyarankan bahwa kejadian kanker lambung yang
sering tercatat di Jepang mungkin terkait dengan diet tinggi substansi penyebab kanker dan kurangnya
vitamin C. Asam askorbat dapat mencegah berbagai substansi penyebab kanker, terutama
nitrosamine, di dalam tubuh. Vitamin C, sesung-guhnya, sekarang ditambahkan pada beberapa
makanan seperti pada produk olahan daging untuk mencegah pem-bentukan nitrosamine bahkan
sebelum ia memasuki tubuh kita. Vitamin ini juga digunakan untuk meredam kejadian kanker lainnya
seperti kanker darah (leukimia), kanker esofagus, kanker cervik (mulut rahim), dll.
Vitamin D (cholecalciferol). Suplemen vitamin D dalam bentuk aktifnya (1,25-hidroksi) dapat
menghambat peng-gandaan sel kanker. Studi di University of California, San Diego (1985),
memperlihatkan bahwa kekurangan vitamin D dan kalsium berperan terhadap terjadinya kanker
colorectal. Bentuk aktif vitamin dalam tabung percobaan mempunyai sifat antikanker, menghambat
pertumbuhan sel leukimia, sel kanker payudara, sel melanoma berat, sel limfoma, sel kanker kolon.
Pada tikus juga dapat meng-hambat senyawa kimia penyebab kanker.
Vitamin E (dl-alpha tocopherol). Vitamin E meningkatkan kemampuan Selenium dalam menghambat
kanker payu-dara pada hewan percobaan. Pada manusia, vitamin E dapat menghambat kondisi awal
kanker payudara. Seperti halnya pada beta karotin, kekurangan vitamin E berkaitan erat dengan
tingginya resiko kanker paru. Pada hewan (hamster), yang tidak diberi vitamin E dan dipaparkan zat
karsinogenik (zat penyebab kanker) dalam tubuhnya berkembang kanker, berbeda dengan yang diberi
vitamin E. Vitamin E melindungi efek samping merugikan akibat terapi radiasi dan kurangi toksisitas
akibat kemoterapi pada hewan percobaan.
Vitamin K (phyto menadione). Vitamin K mampu meng-hambat beragam tumor pada manusia secara
in vitro (didalam tabung percobaan). Jenis tumor meliputi payu-dara, kolon, perut, ginjal dan paru.

Vitamin B2 (riboflavin). Kekurangan vitamin B2 dihubung-kan dengan kanker esofagus di beberapa


daerah di dunia. Sebuah studi menandai bahwa suplementasi vitamin B2 meng-urangi jumlah sel-sel
yang kemungkinan merupakan sel-sel prakanker di dalam esofagus.
Vitamin B3 (niasin). Niasin yang sengaja ditambahkan, dilaporkan juga dapat mencegah kanker.
Vitamin ini biasanya diberikan pula pada penderita kanker yang sedang menjalani kemoterapi, untuk
mengurangi efek toksis (peracunan) dari kemoterapi itu sendiri. Vitamin ini juga digunakan untuk
mendetoksifikasi polutan, alkohol dan narkotika. Vitamin B6 (pyridoxine). Vitamin B6 telah ditemukan
dapat menghambat pertumbuhan sejumlah sel-sel kanker dari jenis yang berbeda di laboratorium.
Tikus yang diberi vitamin B6 (dalam bentuk pyridoxal) dan kemudian diinjeksi dengan sel-sel melanoma
memiliki lebih dari dua kali lipat pengurangan pertumbuhan tumor dibandingkan dengan tikus yang
tidak mendapatkan vitamin ini.
Asam Folat (Folic Acid). Menurut beberapa penelitian, wanita penderita kanker serviks (mulut rahim)
kadar asam folat dalam darahnya rendah. Dengan suplementasi asam folat, perubahan abnormal selsel mulut rahim (cervical dysplasis), yang dapat menyebabkan kanker mulut rahim dapat dicegah.
Vitamin B12 (cyanocobalamin). Vitamin ini melindungi dari kanker, terutama kanker yang dipicu oleh
merokok. Untuk menguji hipotesa ini, para peneliti mempelajari 73 pria yang merokok satu bungkus
sehari selama paling sedikit 20 tahun. Semua memiliki perubahan pra-kanker yang potensial dalam
jaringan bronchialnya, tapi tidak ada satupun yang sudah berkembang menjadi kanker. Mereka
kemudian dibagi menjadi 2 kelompok, satu kelompok menerima 10 mg asam folat dan 500 g vitamin
B12 tiap hari, kelompok lainnya menerima plasebo (pil bohongan). Hanya setelah 4 bulan, efek dari
kombinasi asam folat dan vitamin B12 mulai terlihat nyata. Kelompok yang menerima vitamin secara
signifikan memiliki lebih sedikit sel-sel yang diklasifikasikan sebagai potensial pra-kanker.
Mineral Anti Kanker
Kalsium (Ca). Sebagai salah satu golongan mineral yang berperan dalam proses perkembangbiakan
(proliferasi) sel pada lapisan mukosa kolon manusia, karena masuknya kalsium yang cukup tinggi
dapat mengurangi resiko terkena kanker kolon. Studi selama 19 tahun pada pria kulit putih di
Chichago, dan juga studi epidemiologi di 4 daerah di Skandinavia menunjukkan bahwa kekurangan
vitamin D dan kalsium pada diet mereka berkaitan erat dengan terjadinya kanker kolon. Mereka yang
mengkonsumsi susu 1 gelas/hari mempunyai resiko terkena kanker tersebut 3x lipat dibanding
mereka yang mengkonsumsi susu 4 gelas/hari. Mereka yang berasal dari keluarga dengan kanker

kolon, diberikan suplementasi kalsium 1250 mg/hari, setelah 2-3 bulan suplementasi, ketidaknormalan
pembelahan selnya berkurang hingga ke kondisi normal.
Magnesium (Mg). Penelitian yang pernah dilakukan pada hewan percobaan menunjukkan,
kekurangan magnesium (Mg) pada diet hewan percobaan dapat meningkatkan perkembangan
terjadinya kanker tenggorokan dan kanker kulit luar.
Seng (Zn). Para ahli meyakini bahwa seng memberikan perlindungan dalam melawan penyakit kanker
prostat. Pasien dengan kanker esofagus (tenggorokan), bronco-genik, dan prostat memiliki kadar seng
yang sangat rendah. Kekurangan seng pada tikus berkaitan erat dengan peningkatan jumlah senyawa
kimia pemicu kanker esofagus dan laporan lain menyebutkan penambahan seng pada hamster dan
tikus dalam dietnya menghambat senyawa kimia pemicu kanker. Tubuh dengan sistem kekebalan yang
sehat (antara lain ditandai dengan asupan seng yang cukup) tidak diragukan lagi mampu melindungi
dari serangan kanker. Seng juga memiliki sifat antagonis (menghambat) dengan cadmium, logam berat
yang dapat menimbulkan kanker.
Selenium (Se). Sebagai antioksidan yang Melawan radikal bebas penyebab kerusakan sel pemicu
terjadinya kanker, jaringan dan penyakit degeneratif. Pada tabung percobaan menghambat
pertumbuhan sel kanker dan efisiensi perbaikan DNA akibat kanker.
Molybdenum (Mb). Penelitian menunjukkan bahwa suplementasi molybdenum pada tikus dapat
melindungi tikus dari senyawa kimia penyebab kanker. Penelitian epidemiologis juga menunjukkan
bahwa penduduk Lian Xian, Honan, Cina Utara banyak yang menderita kanker esofagus (tertinggi
didunia), karena tanah mereka miskin molybdenum. Dalam tanaman, Molybdenum dapat men-cegah
nitrat (yang merupakan nutrisi bagi tanaman) berubah menjadi nitrosamin (substansi penyebab
kanker).
Kalium (K). Dokter Max Gerson, ahli terapi alternatif kanker mengemukakan bahwa diet rendah kalium
tinggi natrium membuat sel sakit. Sel sakit tidak dapat menghasilkan sejumlah energi penting yang
dibutuhkan tubuh dan mengakibatkan banyak kesakitan termasuk kanker.
Silica (Si). Peneliti bernama F. Goldstein menemukan rendahnya kasus kematian akibat kanker di
sebuah kota kecil di Jerman (Daun County) terkait dengan adanya asupan silica yang diperoleh dari
sumber mata air di kota tersebut yang mengandung silica sebesar 80 mg/L.

Dapatkan manfaat vitamin & mineral didalam Daily Vita Plus dan Mega Minerals Plus. Bentuknya yang
cair alami, mudah diserap, lengkap dan seimbang menjamin tersedianya kebutuhan akan zat gizi
penting tersebut.

Anda mungkin juga menyukai