14030204057
14030204060
14030204083
Nur Fitria
14030204086
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat-Nya makalah kami
dapat terselesaikan . Laporan ini berisi penjelasan tentang kriminalitas dengan judul
<JUDUL>. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk,
maupun pedoman bagi pembaca.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai tindakan-tindakan yang melanggar hokum agama maupun
Negara dan konsekuensinya masing-masing. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,
saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Tim
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Kriminalitas berasal dari kata crimenyang artinya kejahatan, atau lebih jelasnya
sebuah tindakan yang melanggar hukum. Sedangkan pengertian tindak pidana adalah segala
tindakan yang disengaja atau tidak, telah terjadi atau baru percobaan, yang dapat merugikan
orang lain dalam hal badan, jiwa, harta benda, kehormatan, dan lainnya serta dapat diancam
hukuman penjara. Kejahatan tersebut didefinisikan kedalam beberapa pandangan. Antara
lain,secara yuridis, kejahatan merupakan suatu tindakan yang melanggar undang-undang atau
ketentuan yang berlaku dan diakui secara legal, sedangkan secara sosiologis kejahatan
merupakan suatu pola tingkah laku yang merugikan masyarakat atau korban dan suatu pola
tingkah laku yang mendapatkan reaksi sosial dari masyarakat yang berdampak negatif. Kasus
tindak pidana yang sering terjadi seperti pencurian, perampokan, perampasan atau
penjambretan, pembunuhan, perjudian, pemerkosaan, dan lain sebagainya. Beberapa peneliti
dari kampus-kampus di Indonesia telah melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kriminalitas yang terjadi.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah tugas akhir yang dapat diambil dari latar belakang diatas sebagai
berikut.
1. Apa motif pelaku tindak kejahatan dalam
BAB II
ISI
2.1. Pengertian kriminalitas
Kriminalitas berasal dari kata crimen yang berarti kejahatan. Berbagai sarjana telah
berusaha memberikan pengertian kejahatan secara yuridis berarti segala tingkah laku manusia
yang melanggar hukum dan dikenakan hukum pidana.. Ada beberapa pengertian kriminalitas
menurut beberapa ahli, diantaranya :
1. M. A. Elliat : Kejahatan adalah problem dalam masyarakat modern atau tingkah laku yang
gagal dan melanggar hukum dan dapat dijatuhi hukuman yang bisa berupa hukuman penjara,
hukuman mati, hukuman denda dan lain-lain.
2. Dr. J.E. Sahetapy dan B. Mardjono Reksodipuro : Kejahatan adalah setiap perbuatan
(termasuk kelalaian) yang dilarang oleh hukum publik untuk melindungi masyarakat dan
diberi sanksi berupa pidana oleh Negara. Perbuatan tersebut dihukum karena melanggar
norma-norma sosial masyarakat, yaitu adanya tingkah laku yang patut dari seorang warga
negaranya
3. Mr. W. A. Bonge : Kejahatan adalah perbuatan yang sangat antisosial yang memperoleh
tantangan dengan sadar dari Negara berupa pemberian penderitaan.
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan kriminalitas adalah suatu tindak kejahatan yang mendorong adanya sanksi
pidana, tindakan yang tidak terpuji, melanggar hukum dan norma-norma, seperti mengancam,
memeras, mencuri, menodong,merampok hingga membunuh.
2.2. Jenis-Jenis Kriminal
a. Penggolongan menurut Lomborso (dalam Santoso dkk, 2002).
1) Borwn criminal yaitu orang berdasarkan pada doktrin atavisme(adanya sifat hewani
yang diturunkan pada diri seseorang).
2) Insane criminal yaitu orang-orang yang tergolong ke dalam kelompok idiot, embisil
atau paranoid.
3) Occasional criminal atau criminaloid yaitu pelaku kejahatan berdasarkan
pengalaman yang terus-menerus sehingga mempengaruhi pribadinya.
4) Criminals of passion yaitu pelaku kejahatan yang melakukan tindakannya karena
marah, cinta atau karena kehormatan.
b. Penggolongan menurut Abrahamsen (dalam Sahetapi, 1992).
b. Sistim tingkah laku kejahatan, merupakan perilaku umum yang sama dalam jumlah
perorangan yang banyak dan menemukan proses sebab-sebab yang tak bisa diarahkan
dengan individu yang sama.
c. Hubungan partisipasi di dalam sistem ini yaitu penggunaan karakteristik
dari sistem tingkah laku.
d. Pencurian professional adalah unit genetik yang prinsipnya suatu hal bisa hidup kekal pada
dirinya pada kebudayaan dalam masyarakat.
dimana dianamika kepribadian normal beroperasi dalam diri penjahat, dan keempat mencoba
menghitung perbedaan individual antara tipe-tipe dan kelompok-kelompok kejahatan.
b. Faktor sense superioritas
Para penjahat adalah orang yang marah yang merasa suatu sensesuperioritas,
menyangka tidak bertanggung-jawab atas tindakan yangmereka ambil dan mempunyai harga
diri yang sangat melambung. Diamerasa ada suatu serangan terhadap harga dirinya.
b. Faktor Mental Disorder
Meskipun perkiraannya berbeda namun 20 hingga 60 % penghuni lembaga
pemasyarakatan mengalami suatu tipe mental disorder.
c. Delinquent dan conscience
Faktor-faktor terjadinya kriminalitas dihubungkan dari kriminalitasdelinquent dan
perilaku kriminal dengan suatu conscience (hati nurani) yang baik. Sehingga dia begitu
menguasai dan menimbulkan perasaan bersalah atau dia begitu lemah sehingga tidak dapat
mengontrol dorongan si individu dan bagi suatu kebutuhan harus dipenuhi segera.
d. Personality Traits
Kriminalitas merupakan bawaan yang diwariskan melalui gen-gen. Diamendapati satu
cabang keluarga yang disebut mother of criminals yang anggota keluarga itu 280 orang
fakir/miskin, 60 pencuri, 7 pembunuh, 40 orang menderita penyakit kelamin dan 50 orang
pelacur. Temuan itu mengidentifikasikan bahwa beberapa keluarga menghasilkan generasi
kriminal, mereka mentrasmisikan sifat bawaan sepanjang alur keturunan.
e. Moral Development
Orang
yang
sudah
biasa
menjadi
penjahat
umumnya
memiliki
mencari
jalan
alternatif
dengan
cara
membegal
untuk
kehidupan masyarakat.
b. Bagi korban
1) Menimbulkan beban psikologis bagi korban dan dapat menyebabkan adanya kerugian
materiil
2) Apabila disertai dengan kekerasan dapat merusak, melukai dan bahkan menghilangkan
nyawa korban
3) Menimbulkan rasa dendam dengan si pelaku
3. Langkah langkah meminimalisir dan pencegahan terhadap aksi pembegalan
Dengan maraknya tindakan pembegalan akhir-akhir ini, tentunya dibutuhkan langkah
penegakkan hukum sebagai cermin untuk meminimalisir terulangnya kejadian yang sama.
Perlu adanya kerja sama antara pihak kepolisian dan masyarakat. Sehingga dengan adanya
sinergitas yang dibangun, diharapkan jika suatu ketika terjadi tindakan pembegalan dapat
dengan sigap dapat digagalkan.
Pihak Kepolisian bertindak sebagai satuan keamanan. Tindakan nyata yang dilakukan
pihak kepolisian adalah dengan melakukan patroli selama 24 jam di berbagai tempat.
Masyarakat juga harus dapat menjaga stabilitas keamanan lingkungannya. Salah satu langkah
nyata yang bisa dilakukan adalah dengan jaga malam.
Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan oleh masyarakat sebagai bentuk antisipasi
terhadap tindakan pembegalan ketika akan berpergian :
a.
Usahakan jangan berpergian pada malam hari apalagi tengah malam, hal ini berpotensi
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. kriminalitas adalah suatu tindak kejahatan yang mendorong adanya sanksi pidana,
tindakan yang tidak terpuji, melanggar hukum dan norma-norma, seperti
mengancam, memeras, mencuri, menodong,merampok hingga membunuh.
2. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kriminalitas adalah faktor sosial,
faktor ekonomi dan faktor psikologis.
3. Contoh tindak kriminal yang sering terjadi di Indonesia adalah pembegalan
dimana hal tersebut memberikan dampak negatif baik bagi pelaku maupun
korban. Sehingga untuk mengantisipasi hal tersebut masyarakat diharapkan
waspada.
B. Saran
1. Hendaknya masyakarakat membangun sinergitas dengan pihak kepolisian untuk
menciptakan lingkungan yang aman.
2. Orang tua dan para pendidik harus membekali anak/peserta didik dengan
pendidikan moral mumpuni.
3. Masyarakat diharap tetap waspada terhadap aksi-aksi kriminalitas contohnya
pembegalan.
DAFTAR PUSTAKA
www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2008/Artikel_10503088.p
df
www.digilib.its.ac.id/analysis-of-factors-that-affecting-the-number-of-criminal-actsof-surabaya-27921.html
Http://duniabaca.com/inilah-kronologis-pelaku-begal-di-amuk-masa-dan-dibakarhabis.html